sediaan, karena basis gel HPMC yang digunakan memiliki kisaran pH 5-8 maka pH 6 tidak akan merusak mendegradasi komponen-komponen yang digunakan.
Berdasarkan tabel VI diketahui bahwa pH sediaan yang terbentuk pada keempat formula adalah 6. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa
sediaan aman dan sesuai dengan pH kulit sehingga sediaan gel tidak akan menimbulkan iritasi ketika diaplikasikan ke tangan apabila dilihat dari sudut
pandang nilai pH.
E. Uji Sifat Fisik Gel Hand Sanitizer
Uji sifat fisik stabilitas gel dilakukan untuk mengetahui apakah gel hand sanitizer yang dibuat telah memenuhi syarat sediaan gel yang baik dan dapat
diterima masyarakat. Uji sifat fisik dan stabilitas yang dilakukan meliputi uji daya sebar, viskositas dan uji stabilitas. Uji sifat visik dan stabilitas dilakukan
menggunakan alat rheosys Merlin VR digunakan untuk uji viskositas dan stabilitas, kaca bundar berskala digunakan untuk uji daya sebar.
Segala jenis pengujian sifat fisik gel dilakukan 48 jam setelah pembuatan dan dilakukan dengan tiga kali replikasi. Hal ini dikarenakan sistem gel yang
dihasilkan masih belum stabil apabila diuji sesaat setelah pembuatan. Adanya faktor
– faktor pengganggu setelah pembuatan gel yang masih belum hilang seperti kecepatan pengadukan, kondisi pencampuran bahan dapat mengakibatkan
hasil yang bias pada pengujian. Pada uji stabilitas dilakukan 5 siklus freeze thaw untuk melihat kestabilan
sediaan dalam kondisi yang ekstrem. Siklus freeze thaw mulai dilakukan pada 48 jam setelah pembuatan diawali dengan freeze terlebih dahulu dilanjutkan dengan
thaw. Pengujian sifat fisik dilakukan setiap siklus thaw berakhir. Respon yang dibutuhkan sebagai data uji stabilitas freeze thaw adalah respon viskositas dan
daya sebar. Daya sebar yang diukur menggambarkan kemampuan menyebar formula
tersebut saat diaplikasikan pada permukaan kulit. Pengukuran daya sebar dilakukan sebanyak 1 kali untuk setiap formula yaitu pada saat 48 jam setelah gel
hand sanitizer dibuat. Cara pengukuran daya sebar adalah dengan cara menimbang satu gram gel diatas kaca bundar berskala, selanjutnya sediaan
ditimpa dengan kaca bundar lainnya dengan berat 125 gram ditunggu selama satu menit, kemudian diukur penyebarannya menggunakan penggaris dari empat
bagian. Profil daya sebar juga dapat menggambarkan viskositas masing masing formula. Daya sebar berkorelasi negatif dengan viskositas sediaan semipadat.
Dengan meningkatkan viskositas akan menurunkan daya sebar Garg et al, 2002. Viskositas menggambarkan tahanan dari suatu sediaan untuk mengalir.
Semakin kental atau semakin besar nilai viskositasnya, maka semakin besar tahanannya Sinko, 2006. Pengukuran viskositas dilakukan sebanyak satu kali
yaitu 48 jam setelah gel hand sanitizer dibuat. Pengukuran dilakukan menggunakan alat Rheosys Merlin VR.
Tabel XI. Hasil Pengukuran Sifat Fisik Gel Hand Sanitizer Formula
Daya sebar cm Viskositas Pa.S
1 9,54
0,14493 a
6,18 0,54831
b 7,62
0,30024 ab
5,48 0,70291
Pada penelitian ini dibuat empat formula dengan metode desain faktorial. Konsentrasi HPMC dan propilen glikol merupakan dua faktor yang
dikombinasikan pada dua level yang berbeda sehingga menghasilkan empat formula yang diberi notasi 1, a, b, ab dengan a merupakan simbol untuk
HPMC dan b merupakan simbol untuk gliserin. Uji sifat fisik gel dilakukan pada tiap formula yang kemudian diolah dengan metode desain faktorial sehingga
diperoleh data seperti berikut :
1. Daya sebar
Daya sebar gel hand sanitizer merupakan salah satu respon yang penting didalam penentuan formula optimal sediaan hand sanitizer. Hasil uji daya sebar
yang didapatkan pada percobaan ini kemudian diolah menggunakan program
desain faktorial dan didapatkan data sebagai berikut : Tabel XII. Pengaruh a,b dan ab Terhadap Daya Sebar
Faktor Persen Kontribusi
HPMC 77,00
Gliserin 17,43
Interaksi HPMC-Gliserin 3,87
Pure error 1,70
Pada tabel XII. dapat dilihat bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap penentuan nilai daya sebar adalah HPMC karena berkontribusi sebesar
77,00 terhadap respon daya sebar yang dihasilkan, gliserin memiliki pengaruh sebesar 17,43 dan interaksi antara HPMC dan gliserin berpengaruh sebesar
3,87 terhadap respon daya sebar. Pada data ini terdapat pengaruh kesalahan sebesar 1,70 hal ini dikarenakan ketidak linearan antara konsentrasi dengan
respon daya sebar yang dihasilkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XIII. Pengaruh a,b dan ab Terhadap Signifikansi Nilai Daya Sebar Faktor
p-value
HPMC 0,0001
Gliserin 0,0001
Interaksi HPMC-Gliserin 0,0027
Pada tabel XIII. Dapat dilihat bahwa model desain faktorial yang dibuat berpengaruh signifikan terhadap respon daya sebar yang dihasilkan, terbukti dari
nilai p 0,0001 ≤ 0,05. Pada gambar 5. juga terlihat bahwa HPMC a, gliserin b dan interaksi antara HPMC dan gliserin ab memiliki pengaruh signifikan
terhadap respon daya sebar yang dihasilkan terbukti dari nilai p a dan b sebesar 0,0001 dan nilai p ab sebesar 0,0027.
Gambar 4. Interaksi HPMC Terhadap Daya Sebar
Pada gambar 4. dapat terlihat bahwa nilai HPMC berbanding terbalik dengan nilai daya sebar yang dihasilkan. Hal ini terbukti dari menurunnya nilai
daya sebar seiring dengan meningkatnya konsentrasi HPMC yang digunakan baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada konsentrasi gliserin level tinggi dan level rendah. Garis merah menandakan level tinggi dan garis hitam menandakan level rendah.
Gambar 5. Interaksi Gliserin Terhadap Daya Sebar
Pada gambar 5. dapat terlihat bahwa nilai gliserin berbanding terbalik dengan nilai daya sebar yang dihasilkan. Hal ini terbukti dari menurunnya nilai
daya sebar seiring dengan meningkatnya konsentrasi gliserin yang digunakan baik pada konsentrasi HPMC level tinggi maupun level rendah. Garis merah
menandakan level tinggi dan garis hitam menandakan level rendah. Dari hasil pengujian daya sebar gel diperoleh suatu persamaan berdasarkan
desain faktorial, yaitu Y = 19,68621 – 2,69885Xa – 0,14897Xb + 0,025747XaXb.
Notasi Y adalah respon area optimal, a jumlah HPMC, b jumlah gliserin dan ab PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah interaksi antara HPMC dan gliserin. Berdasarkan persamaan desain faktorial tersebut didapatkan suatu contour plot sebagai berikut :
Gambar 6. Contour Plot Daya Sebar
Pada gambar 6. terlihat contour plot daya sebar gel hand sanitizer dapat digunakan menentukan area optimum untuk memperoleh respon daya sebar yang
dikehendaki, terbatas pada level HPMC dan gliserin yang diteliti. Warna biru menandakan nilai respon daya sebar yang rendah dan warna merah menandakan
respon daya sebar yang tinggi. Daya sebar yang optimal diharapkan dapat menjamin kemudahan dalam pemerataan gel saat diaplikasikan. Area optimum
yang dipilih pada contour plot daya sebar adalah area dengan range 5,883 - 8,333 cm bagian pada gambar yang ditandai dengan notasi.
Dengan hasil pengujian sifat fisik tersebut diharapkan gel hand sanitizer yang dihasilkan dapat diterima oleh masyarakat karena sifat fisiknya telah sesuai
dengan produk hand sanitizer yang telah beredar di masyarakat saat ini.
2. Viskositas
Viskositas gel hand sanitizer merupakan salah satu respon yang menentukan didalam penentuan formula optimal sediaan hand sanitizer. Hasil uji
viskositas yang didapatkan pada percobaan ini kemudian diolah menggunakan
program desain faktorial dan didapatkan data sebagai berikut : Tabel XIV. Pengaruh a,b dan ab Terhadap Viskositas
Faktor Persen Kontribusi
HPMC 85,33
Gliserin 12,61
Interaksi HPMC-Gliserin 6,497x10
-5
Pure error 2,05
Pada tabel XIV. dapat dilihat bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap penentuan nilai viskositas adalah HPMC karena berkontribusi sebesar
85,33 terhadap respon viskositas yang dihasilkan, gliserin memiliki pengaruh sebesar 12,61 dan interaksi antara HPMC dan gliserin berpengaruh sebesar
0,0000649 terhadap respon viskositas.
Tabel XV. Pengaruh a,b dan ab Terhadap Signifikansi Nilai Viskositas Faktor
p-value
HPMC 0,0001
Gliserin 0,0001
Interaksi HPMC - Gliserin 0,9877
Pada tabel XV. Dapat dilihat bahwa model desain faktorial yang dibuat berpengaruh signifikan terhadap respon viskositas yang dihasilkan, terbukti dari
nilai p 0,0001 ≤ 0,05. Pada tabel XV. juga terlihat bahwa HPMC a, gliserin b PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki pengaruh signifikan terhadap respon daya sebar yang dihasilkan terbukti dari nilai p a dan b sebesar 0,0001. Sedangkan interaksi antara HPMC dan
gliserin ab tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai viskositas yang dihasilkan terbukti dari nilai p ab sebesar 0,9877 ≥ 0,05.
Gambar 7. Interaksi HPMC Terhadap Viskositas
Pada gambar 7. dapat terlihat bahwa nilai HPMC berbanding lurus dengan nilai viskositas yang dihasilkan. Hal ini terbukti dari meningkatnya nilai
viskositas seiring dengan meningkatnya konsentrasi HPMC yang digunakan baik pada konsentrasi gliserin level tinggi dan level rendah. Garis merah menandakan
level tinggi dan garis hitam menandakan level rendah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 8. Interaksi Gliserin Terhadap Viskositas
Pada gambar 8. dapat terlihat bahwa nilai gliserin akan berbanding lurus dengan nilai viskositas yang dihasilkan. Hal ini terbukti dari menurunnya nilai
daya sebar seiring dengan meningkatnya konsentrasi HPMC yang digunakan baik
pada konsentrasi gliserin level tinggi dan rendah.
Dari hasil pengujian viskositas gel diperoleh suatu persamaan berdasarkan desain faktorial, yaitu Y = -1,07062 + 0,32272Xa + 4,34244x10
-3
Xb –
1,55218x10
-5
Xab. Notasi Y adalah respon area optimal, a adalah jumlah HPMC dan b adalah jumlah gliserin. Berdasarkan persamaan desain faktorial tersebut
didapatkan suatu contour plot sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 9. Contour Plot Viskositas
Pada gambar 9. terlihat contour plot viskositas gel hand sanitizer dapat digunakan menentukan area optimum untuk memperoleh respon viskositas yang
dikehendaki, terbatas pada level HPMC dan gliserin yang diteliti. Warna biru menandakan nilai respon viskositas yang rendah dan warna merah menandakan
respon viskositas yang tinggi. Viskositas yang optimal diharapkan dapat menjamin kemudahan saat pengemasan dan juga kenyamanan saat digunakan.
Hand sanitizer yang terlalu viskos tidak baik karena akan terasa lengket saat digunakan. Area optimum yang dipilih pada contour plot vikositas adalah area
dengan range 0,2670267 – 0,6641122 Pa.s bagian pada gambar yang ditandai
dengan notasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Validasi