a. Tinjauan Pustaka
Bahasa adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat melakukan kegiatan sehari-
harinya. Karena bahasa memiliki fungsi sebagai alat penyampai maksud atau pikiran dari seseorang kepada orang lain. Bahasa juga merupakan suatu kode yang
digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara bentuk dan makna ; suatu system tuturan yang akan dipahami oleh masyarakat linguistik.
http:id.wikipedia.org. Sedangkan menurut Kridalaksana dalam Aminuddin 1985 : 28 menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang
dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri.
Dalam buku “Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang” dijelaskan bahwa bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat
dan keinginan kepada orang lain Sutedi, 2008 : 2. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun tulisan
orang tersebut bisa menangkap apa yang kita maksud. Hal ini terjadi karena sang lawan bicara tersebut mengerti dan menangkap makna imi yang kita sebutkan
didalam bahasa yang kita gunakan. Jadi, fungsi bahasa itu sendiri adalah media untuk menyampaikan dentatsu suatu makna kepada seseorang baik secara lisan
maupun tulisan.
Pentingnya memahami makna pada lawan bicara tidak hanya berlaku pada bahasa Indonesia saja, tetapi bagi pemakai bahasa Jepang juga penting. Bagi para
pembelajar bahasa asing, khususnya pembelajar bahasa Jepang diharapkan
Universitas Sumatera Utara
mengerti akan makna-makna kata dalam bahasa Jepang itu sendiri. Tidak hanya makna kata saja, tetapi juga perasaan sang lawan bicara yang tercipta juga harus
dipahami secara mendalam. Misalnya pada pemaknaan kata sensei, sering kali para pembelajar bahasa Jepang menggunakan kata sensei kepada setiap orang
Jepang yang diajaknya berbicara. Jika ditinjau dari segi maknanya, kata sensei tidak dapat digunakan kepada sembarang orang. Hanya dapat digunakan kepada
guru, dokter, pengacara dan juga para seniman.
Menurut kelas katanya, kata sensei termasuk dalam kelas kata benda. Kata benda atau nomina adalah kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh
tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak ; dalam bahasa Inggris ditandai dengan kemungkinannya untuk bergabung dengan suffix plural Sudjianto, 2004 :
34. Kridalaksana dalam Sudjiatnto menjelaskan bahwa kelas kata ini biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa ; kelas kata ini sering
berpadanan dengan orang, benda atau hal lain yang dibendakan dalam alam diluar bahasa. Dalam bahasa Jepang, kata benda disebut dengan meishi. Meishi adalah
kata yang menyatakan benda atau perkara, tidak mengalami konjugasi atau deklinasi, dapat menjadi subjek, objek, predikat atau adverbial. Meishi memiliki
beberapa ciri-ciri khas Situmorang. 2007 : 34, yakni :
a. Dapat berdiri sendiri b. Tidak mengenal konjugasi perubahan
c. Dapat menjadi subjek atau objek dalam kalimat
Universitas Sumatera Utara
Kata sensei termasuk kepada kata benda atau meishi. Kata sensei dapat digunakan sebagai subjek, predikat, ataupun objek. Kata sensei biasanya
digunakan sebagai panggilan kepada guru ataupun dokter.
b. Kerangka Teori