variabel imbalan pasca-kerja X
1
naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai variabel earnings respons coefficient Y akan naik sebesar 0,037 satuan dengan
asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan. β
2
= koefisien regresi untuk X
2
= -4,998 Besarnya nilai koefisien regresi β
2
sebesar - 4,998, nilai β
2
yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara variabel earnings
respons coefficient Y dengan variabel struktur modal X
2
yang artinya jika variabel struktur modal X
2
naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai variabel earnings respons coefficient Y akan turun sebesar -4,998 satuan, dengan asumsi
bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan, begitu pula sebaliknya. β
3
= koefisien regresi untuk X
3
= 0,543 Besarn
ya nilai koefisien regresi β
3
sebesar 0,543, nilai β
3
yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel earnings respons
coefficient Y dengan variabel size X
3
yang artinya jika variabel size X
3
naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai variabel earnings respons coefficient Y
akan naik sebesar 0,543 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan.
4.2.3. Hasil Pengujian Uji F dan Uji t
Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan dan Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat. Adapun hasil dari uji F dan uji t adalah sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.11: Hasil Uji F ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 185.444
3 61.815
1.892 .148
a
Residual 1176.128
36 32.670
Total 1361.572
39 a. Predictors: Constant, X3, X2, X1
b. DependentVariable: CAR Sumber: Lampiran 11
Hasil uji F diatas menunjukkan bahwa nilai F
hitung
yang dihasilkan sebesar 1,892 dengan tingkat signifikan sebesar 0,148 lebih dari 5 sig 5 maka H
diterima dan H
1
ditolak. Hal ini berarti bahwa imbalan pasca-kerja, struktur modal, dan size bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings
respons coefficient. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa imbalan pasca-kerja, struktur modal, dan size terhadap earnings respons coefficient
berpengaruh secara tidak signifikan. Uji t digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh secara parsial variabel-
variabel independen X terhadap variabel dependen Y. Jika nilai signifikan Uji t kurang dari tingkat signifikan 0,05, maka H
ditolak dan H
1
diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.12: Hasil Uji t Coefficients
a
Model UnstandardizedCoefficien
ts Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-.882 3.765
-.234 .816
X1 .037
2.722 .002
.013 .989
X2 -4.998
3.088 -.255
-1.618 .114
X3 .543
.304 .298
1.783 .083
a. DependentVariable: CAR Sumber: Lampiran12
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa hasil Uji t atau uji signifikansi parameter individual sebagai berikut:
1. Uji t antara variabel imbalan pasca-kerja X
1
terhadap earnings respons coefficient menghasilkan t
hitung
sebesar 0,013 dengan nilai signifikansi sebesar 0,989. Karena nilai signifikansi uji t lebih dari tingkat signifikansi
0,05, maka H diterima dan H
1
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan imbalan pasca-kerja
terhadap earnings respons coefficient. Dengan demikian bahwa hipotesis imbalan pasca-kerja, struktur modal, dan size terhadap earnings respons
coefficient berpengaruh secara tidak signifikan. 2.
Uji t antara variabel struktur modal X
2
terhadap earnings respons coefficient menghasilkan t
hitung
sebesar -1.618 dengan nilai signifikansi sebesar 0,114.Karena nilai signifikansi uji t lebih dari tingkat signifikansi
0,05, maka H diterima dan H
1
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan struktur modal terhadap
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
earnings respons coefficient. Dengan demikian bahwa hipotesis imbalan pasca-kerja, struktur modal, dan size berpengaruh terhadap earnings
respons coefficient tidak terbukti kebenarannya. 3.
Uji t antara variabel size X
3
terhadap earnings respons coefficient menghasilkan t
hitung
sebesar 1,783 dengan nilai signifikansi sebesar 0,083.Karena nilai signifikansi uji t lebih dari tingkat signifikansi 0,05,
maka H diterima dan H
1
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan struktur modal terhadap earnings
respons coefficient. Dengan demikian bahwa hipotesis imbalan pasca- kerja, struktur modal, dan size terhadap earnings respons coefficient
berpegaruh secara tidak signifikan.
4.3 Pembahasan
Tingkat signifikan imbalan pasca-kerja X
1
, sebesar 0,989 lebih besar dari 0,05 dan nilai t
hitung
imbalan pasca-kerja X
1
adalah positif yaitu sebesar 0,013. Maka dapat disimpulkan bahwa imbalan pasca-kerja X
1
tidak berpengaruh terhadap earnings respons coefficient Y. Laba secara rata-rata mengalami
penurunan. Peningkatan ERC yang terjadi semata-mata merupakan reaksi investor akibat adanya penurunan yang cukup besar dari kemampuan perusahaan dalam
perolehan labanya dan bukan karena meningkatnya kandungan laporan keuangan. Akibat standar akuntansi berubah, laba rugi perusahaan secara proposional dengan
perubahan pada kewajiban imbalan pasca-kerja, sehingga nilai earnings respons coefficient yang berubah lebih banyak dipengaruhi oleh dampak fluktuasi laba rugi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.