Pengaruh Imbalan Pasca-kerja terhadap ERC Pengaruh Struktur Modal Terhadap ERC

relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil Daniati dan Suhairi, 2003. Aktiva merupakan tolok ukur besaran atau skala suatu perusahaan. Biasanya perusahaan besar mempunyai aktiva yang besar pula nilainya. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian certainty yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan ke depan, hal tersebut membantu investor memprediksi risiko yang mungkin terjadi jika berinvestasi pada perusahaan tersebut Yolana dan Martini, 2005 Suatu perusahaan yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan baru dan masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk melakukan akses ke pasar modal. Selain itu, ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan investor, semakin besar perusahaan semakin dikenal masyarakat yang berarti semakin mudah untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan Hartono, 2003.

2.3. Kerangka Pikir

2.3.1 Pengaruh Imbalan Pasca-kerja terhadap ERC

Imbalan pasca-kerja adalah imbalan kerja selain pesangon Pemutusan Kontrak Kerja yang terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya. Akibat penerapan PSAK 24 revisi ini, perusahaan harus menghitung kewajiban pasca kerja berdasarkan ketentuan UU 13 tentang Ketenagakerjaan selain Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perhitungan berdasarkan peraturan internal perusahaan. Adopsi revisi PSAK 24 membawa dampak kepada penyajian laporan keuangan perusahaan. Adopsi revisi PSAK 24 juga menyebabkan respon investor terhadap pelaporan earnings meningkat. Hal ini didasari oleh peningkatan explanatory power dari kandungan pada laporan keuangan yang direspon investor dan juga dikarenakan adanya penyajian ulang dari laba rugi perusahaan akibat penyesuaian pelaksanaan standar akuntansi baru. Terdapat adanya pengaruh yang signifikan antara perubahan akun kewajiban imbalan pasca-kerja dengan nilai ERC perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kualitas dari laba rugi akibat penerapan standar akuntansi yang semakin mutakhir dan juga dapat dikarenakan berubahnya laba rugi perusahaan secara proposional dengan perubahan pada kewajiban imbalan pasca- kerja, sehingga nilai ERC yang berubah lebih banyak dipengaruhi oleh dampak fluktuasi laba rugi ketimbang fluktuasi kewajiban imbalan pasca-kerja.

2.3.2 Pengaruh Struktur Modal Terhadap ERC

Struktur modal menurut Husnan dan Pujiastuti 1996 : 293 ialah “kombinasi hutang dan ekuitas”. Berdasarkan penjelasan tersebut, struktur modal memperlihatkan bagaimana perusahaan mengombinasikan modal yang dimilikinya dari hutang ataupun modal sendiri sehingga ditemukan komposisi yang baik bagi perusahaan. Struktur modal menurut Martin et.al 1999 : 385 ialah “bauran segenap sumber pendanaan jangka panjang yang digunakan perusahaan.” Berdasarkan penjelasan tersebut, struktur modal memperlihatkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bauran ataupun kombinasi dari sumber-sumber pendanaan perusahaan baik dari hutang jangka panjang ataupun modal sendiri. Perusahaan menggunakan struktur modal dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya yang akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Struktur modal dilihat dari leveragenya. Apabila perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak di luar perusahaan maka akan timbul utang sebagai konsekuensi dari pinjamannya tersebut dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang maka financial leverage juga akan semakin besar. Berarti resiko yang dihadapi perusahaan akan semakin besar karena utangnya tersebut. Sehingga semakin buruk kondisi laba perusahaan maka semakin negatiflah respon pasar pemegang saham karena pemegang saham beranggapan bahwa laba tersebut hanya menguntungkan kreditur. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Jang dkk, 2007 yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap earnings response coefficients sebagai alat ukur kualitas laba. Selain itu Dhaliwal etal 1991 hasil penelitian Noviyanti dan Erni 2008 juga menyatakan bahwa struktur modal yang diukur dengan leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap earnings response coefficients alat ukur kualitas laba. Perusahaannya dengan berupaya meningkatkan kualitas labanya. Dengan demikian semakin besar ukuran perusahaan yang dilihat dari total aktivanya, akan membuat investor semakin merespon laba yang diumumkan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Jang dkk, 2007 yang menyatakan bahwa ukuran Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. berpengaruh positif terhadap earnings response coefficients sebagai alat ukur kualitas laba.

2.3.3 Pengaruh Size Terhadap ERC