10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Sejumlah penelitian mengenai koefisien respon laba yang telah dilakukan selama ini, berfokus pada determinan koefisien respon laba dengan
mengkorelasikan laba kejutan dengan return abnormal saham Mayangsari, 2004. Berdasar sejumlah penelitian, dan faktor yang mempengaruhi koefisien respon
laba, penulis tertarik untuk melakukan studi atas faktor - faktor yang mempengaruhi koefisien respon laba di Indonesia.
Penelitian yang diajukan dalam penelitian ini diantaranya pernah dilakukan oleh Akhmad Riduwan 2008 dengan judul penelitian
“Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 46 dan Koefisien Respon Laba Akuntansi
”. Dengan menggunakan objek yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal
Indonesia, Indonesian Capital Market Directory, serta database Bursa Efek Jakarta BEJ yang ada di JSX Corner Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Malang. Hasil yang diperoleh dari penelitian dirumuskan dalam tiga pertanyaan, yaitu: 1 apakah ada perbedaan perubahan harga saham pada perioda sebelum
dan setelah implementasi alokasi pajak antar perioda berdasarkan PSAK No.46; 2 apakah alokasi pajak antar perioda berdasarkan PSAK No.46 berpengaruh
terhadap koefisien respon laba akuntansi ERC; dan 3 apakah ada perbedaan ERC pada perusahaan yang melaporkan penghasilan pajak tangguhan dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perusahaan yang melaporkan beban pajak tangguhan dalam laporan laba-rugi. Dengan hasil temuan yang memberikan bukti bahwa rata-rata perubahan harga
saham pada perioda setelah implementasi PSAK No.46 1999-2002 lebih besar dari perioda sebelumnya 1997-1998. Penelitian ini memberikan bukti bahwa
alokasi pajak antar perioda berdasarkan PSAK No.46 berpengaruh negatif terhadap ERC. Hal ini berarti bahwa semakin besar penghasilan pajak tangguhan
yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi semakin besar laba akuntansi, akan semakin rendah ERC. Penelitian ini memberikan bukti bahwa ERC untuk
perusahaan yang melaporkan penghasilan pajak tangguhan tidak berbeda dengan perusahaan yang melaporkan beban pajak tangguhan.
Yossi Diantimala 2008 dengan penelitiannya “Pengaruh Akuntansi
Konservatif, Ukuran Perusahaan, dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba ERC
”. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005 hingga 2007.
Permasalahan dapat dikemukakan dalam penelitian yaitu: 1 apakah akuntansi konservatif berpengaruh negatif terhadap koefisien respon laba; 2 apakah size
perusahaan berpengaruh negatif terhadap koefisien respon laba; 3 apakah default risk berpengaruh negatif terhadap koefisien respon laba; 4 apakah akuntansi
konservatif, size perusahaan, dan default risk secara simultan berpengaruh terhadap koefisien respon laba. Dengan hasil penelitian yang mengungkapkan
bahwa 1 secara parsial menunjukkan bahwa akuntansi konservatif berpengaruh negatif signifikan terhadap koefisien respon laba ERC. Hasil penelitian tidak
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berhasil menerima hipotesis nul 1 Ho
1
sehingga menerima hipotesis alternatif 1 Ha
1
, 2 untuk variabel kedua yaitu ukuran perusahaan, diperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap koefisien respon laba
ERC. Hasil penelitian tidak berhasil menerima hipotesis nul 2 Ho
2
sehingga menerima hipotesis alternatif 2 Ha
2
, 3 hasil uji t untuk variabel default risk, menyatakan bahwa default risk mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap
koefisien respon laba ERC. Hasil penelitian tidak berhasil menerima hipotesis nol 3 Ho
3
sehingga menerima hipotesis alternatif 3 Ha
3
, 4 secara simultan, diperoleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa akuntansi konservatif,
ukuran perusahan, dan default risk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap koefisien respon laba ERC pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan 2005-2007. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa akuntansi konservatif,
ukuran perusahaan, dan default risk secara simultan berpengaruh terhadap earning response coefficient Ha
4
. Penelitian tentang ERC juga dilakukan oleh Yunni Angela Yustisia yang
menguji tentang “Analisis Implementasi PSAK 13 Pasca Adopsi IFRS dan
Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan ”. Objek yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga 2009. Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini
yaitu 1 Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai properti investasi sebelum dan sesudah penerapan PSAK 13 pasca adopsi IFRS, 2 Apakah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah total aset sebelum dan sesudah penerapan PSAK 13 pasca adopsi IFRS, 3 Apakah terdapat perbedaan yang
signifikan pada laba perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 13 pasca adopsi IFRS, 4 Bagaimana perlakuan akuntansi properti investasi sebelum dan
sesudah penerapan PSAK 13 pasca adopsi IFRS. Yunni menyatakan 1 terdapat perbedaan signifikan antara nilai properti
investasi sebelum dan sesudah penerapan PSAK 13 pasca adopsi IFRS tentang properti investasi, 2 terdapat perbedaan signifikan antara laba perusahaan
sebelum dan sesudah penerapan PSAK 13 pasca adopsi IFRS tentang properti investasi, 3 perbedaan perlakuan akuntansi properti investasi sebelum dan
sesudah penerapan PSAK 13 pasca adopsi IFRS adalah sebelum penerapan PSAK 13 pasca adopsi IFRS perusahaan tidak diperbolehkan menilai properti
investasi dengan model nilai wajar sementara setelah penerapan perusahaan dapat memilih menggunakan model biaya atau model nilai wajar yang akan ditetapkan
secara konsisten.
2.2. Landasan Teori