pembangkit tenaga diesel yang dikelola dan dimiliki swasta atau oleh kelompok.
Aliran listrik tersedia mulai pukul 18.00 – 23.00 setiap hari. 4.2 Analisis Kesesuaian
4.2.1 Kondisi Fisik Perairan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada 10 stasiun penelitian yang terdapat di sisi utara, barat dan selatan Pulau Pasi, tidak ditemukan perbedaan
yang mencolok pada kondisi lingkungan perairan seperti terlihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Kondisi lingkungan perairan Pulau Pasi pada 10 stasiun pengamatan
Stasiun Lokasi
Parameter Lingkungan Perairan Suhu
Kedalaman Kecerahan Salinitas Kec. Arus
°c m
ooo cmdetik
1 Selatan P. Pasi 31,16
10 90
32 20,83
2 Selatan P. Pasi 31,17
4 100
32 20,83
3 Selatan P. Pasi 30,48
10 90
31 0,55
4 Barat P. Pasi
30,57 9
100 32
3,82 5
Barat P. Pasi 30,56
10 80
32 3,72
6 Barat P. Pasi
31,16 5
100 32
7,72 7
Barat P. Pasi 31,37
10 95
32 0,59
8 Barat P. Pasi
31,17 5
100 32
3,62 9
Utara P. Pasi 30,57
5 100
33 3,82
10 Utara P. Pasi
30,56 9
100 28
3,79
4.2.1.1 Kecepatan Arus
Hasil pengukuran dan pengamatan kecepatan arus memperlihatkan bahwa pada sisi barat dan utara memiliki kecepatan arus yang rendah yakni
berkisar antara 0,55 cmdetik – 7,72 cmdetik. Sisi selatan pulau memiliki kecepatan arus yang lebih kuat yakni 20,83 cmdetik pada stasiun 1 dan 2 Tabel
22. Hal ini disebabkan oleh selat sempit yang terdapat di ujung selatan Pulau
Pasi sehingga massa air mengalir lebih kencang pada sisi selatan Pulau Pasi.
PPTK 2007 menjelaskan bahwa kondisi arus permukaan Laut Flores di sekitar perairan Kabupaten Selayar, termasuk kawasan pulau-pulaunya pada
bulan Nopember - Maret musim barat mengalir ke arah timur dengan kecepatan 33-50 cmdtk, pada awal musim timur bulan April, arus menuju ke barat dengan
kecepatan lemah yakni 12-38 cmdtk, pada musim timur arus permukaan semakin meningkat dan kecepatan maksimum terjadi pada bulan Juni mengalir
ke arah timur sekitar 75 cmdtk. Akhir musim timur bulan Oktober kecepatan
arus mulai menurun yang mengalir ke barat dengan kecepatan 25-38 cmdtk.
4.2.1.2 Kedalaman dan Kecerahan
Kedalaman perairan yang digunakan untuk kegiatan wisata bahari berkisar antara 3 - 10 meter. Kecerahan perairan pada stasiun pengamatan
berkisar antara 80 – 100 . Pada saat pengamatan, secchidisk maksimum terlihat pada kedalaman 9 meter sehingga pada 4 stasiun penyelaman yang
memiliki kedalama 10 meter, kondisi terumbu yang ada di dalam perairan tidak terlihat dengan jelas dari atas perairan perahu. Hal ini berbeda dengan 7
stasiun pengamatan yang lain dimana kisaran kedalaman 4 meter hingga 9 meter, secchidisk dapat terlihat sehingga kecerahan perairan pada keenam
stasiun tersebut 100. Kecerahan dan kedalaman sangat berpengaruh terhadap kondisi terumbu
karang karena kemampuan penetrasi cahaya kedalam perairan akan mempengaruhi proses fotosintesa zooxantellae yang berasosiasi dengan hewan
karang. Hal ini banyak dikemukan oleh para ahli terumbu karang, salah satunya adalah Supriharyono 2007 yang mengatakan bahwa hewan karang hermatypic
reef building corals hidupnya bersimbiosis dengan ganggang Zooxanthellae yang melakukan proses fotosintesa sehingga pengaruh cahaya illumination
adalah sangat penting. Terkait dengan pengaruh cahaya tersebut, maka kedalaman juga membatasi kehidupan hewan karang.
4.2.1.3 Suhu dan Salinitas
Kisaran suhu pada suatu tempat sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang masuk ke perairan, salinitas air laut dan arus-arus global.
Suhu yang teramati pada lokasi penelitian cenderung stabil diseluruh stasiun penelitian dengan kisaran antara 30,48°C–31,37°C. Kisaran suhu yang teramati
merupakan kisaran normal untuk perairan tropis dan memungkinkan terumbu karang dapat berkembang dengan baik sesuai pernyataan Nybakken 1992
bahwa terumbu karang dapat tumbuh secara optimal pada suhu 23°C–25°C dan dapat mentolerir suhu kira-kira 36°C – 40°C namun tidak dapat bertahan pada
suhu minimum tahunan dibawah 18°C. Supriharyono 2007 menyatakan bahwa suhu yang baik untuk pertumbuhan karang berkisar antara 25°C – 29°C, batas
minimum 16°C – 17°C dan batas maksimum sekitar 36°C. Salinitas adalah jumlah berat semua garam dalam gram yang terlarut
dalam satu liter air yang dinyatakan dengan satuan ppt gram per liter. Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola sirkulasi air,