Terumbu Karang Kondisi Ekologis

59, 60 43, 73 46, 00 60, 33 51, 00 46, 66 69, 67 58, 33 62, 67 64, 00 10 20 30 40 50 60 70 80 St. 1 St. 2 St. 3 St. 4 St. 5 St. 6 St. 7 St. 8 St. 9 St. 10 P e rs e n ta se P e n u tu p a n Stasiun Pengamatan Kisaran persentase penutupan karang keras yang hidup berkisar antara 43,73 - 69,67, berasal dari bentuk pertumbuhan acropora dan non-acropora. Berdasarkan kategori Gomes dan Yap 1984 tentang kriteria baku kerusakan terumbu karang, maka 7 stasiun pengamatan dalam kategori baik dengan kisaran 50 – 74,9 dan 3 stasiun yang berada pada kategori sedang dengan kisaran 25 - 49,9 tutupan karang hidup. Stasiun dengan kategori baik yaitu stasiun 1 di sisi utara pulau, stasiun 4, 5, 7 dan 8 di sisi barat pulau dan stasiun 9 dan 10 di sisi utara pulau. Stasiun dengan kategori sedang yaitu stasiun 2 dan 3 pada sisi selatan pulau dan stasiun 6 pada sisi barat pulau Gambar 4. Jumlah lifeform yang teramati berkisar antara 8 – 14 jenis. Jumlah jenis lifeform yang terbanyak berada pada stasiun 7 di sisi barat pulau dan stasiun 10 di sisi utara pulau, sedang lifeform yang paling sedikit terdapat di stasiun 3 di sisi selatan pulau. Gambar 4 Persentase penutupan hard coral hidup per stasiun pengamatan. Penutupan karang keras yang hidup hard coral cover dibagi dalam 2 kelompok menurut English et al 1997 yaitu acropora dan non-acropora. Acropora merupakan hewan karang dari spesies acropora dengan bentuk pertumbuhan bercabang dan non-acropora merupakan hewan karang lainnya yang memiliki berbagai bentuk pertumbuhan. Dead coral merupakan koloni hewan karang yang baru mati dan masih memiliki bentuk yang belum berubah dari bentuk pertumbuhannya meski terkadang ditumbuhi algae. Sponge dan karang lunak masuk dalam kategori others sedangkan pasir dan pecahan karang masuk dalam kategori abiotik. 15 30 45 60 St. 1 St. 2 St. 3 St. 4 St. 5 St. 6 St. 7 St. 8 St. 9 St. 10 P res en ta se Stasiun Penelitian Acropora Non Acropora Dead Coral Other Abiotic Hasil pengamatan yang dilakukan pada 10 stasiun penelitian menunjukkan rerata penutupan karang didominasi oleh non-acropora yaitu sebesar 36,96, menyusul dead coral sebesar 27,16 lalu acropora sebesar 19,24 kemudian abiotic dan others masing-masing 10,18 dan 6,46. Penutupan bentik per stasiun dibagi kedalam acropora, non-acropora, dead coral, others dan abiotic. Pada Gambar 5 dapat dilihat kisaran persentase penutupan acropora pada 10 stasiun pengamatan yaitu 3,34 - 36,00. Penutupan terendah sebesar 3,34 di stasiun 9 sisi utara pulau, sedangkan penutupan tertinggi sebesar 36,00 yang berada di stasiun 3 sisi selatan pulau. Dari 36 penutupan acropora di stasiun 3, sebanyak 29,60 merupakan ACB dan selebihnya merupakan ACS, ACE dan ACT. Selain stasiun 3, juga terdapat stasiun 1 sisi selatan pulau yang didominasi oleh acropora dengan persentase penutupan sebesar 34,03. Jenis lifeform acropora di stasiun 1 adalah ACB sebesar 31,87 dan ACT sebesar 2,17. Gambar 5 Persentase penutupan bentik per stasiun. Penutupan non-acropora pada 10 stasiun penelitian merupakan yang terbanyak dari seluruh kategori benthic lifeform yaitu 36,96. Non-acropora adalah seluruh jenis karang keras selain acropora dengan bentuk pertumbuhan branching, encrusting, foliose, massive, submassive, mushroom, heliopora dan milleopora non-acropora mayoritas ditemukan dalam jumlah yang besar pada setiap stasiun. Persentase terendah ditemukan pada stasiun 2 dan 3 yang masing-masing 10 dan stasiun 1 sebesar 25,57. Persentase penutupan tertinggi ditemukan di stasiun 9 pada sisi utara pulau sebanyak 59,33 dan stasiun 8 pada sisi barat pulau sebanyak 53,50. Pada stasiun 9, kategori non- acropora dihuni oleh coral massive sebesar 30,33 dan coral encrusting sebesar 20,83, coral melliopora sebesar 3,5, coral branching 3 dan coral submassive sebesar 1,67. Pada stasiun 8, kategori non-acropora didominasi oleh penutupan coral branching sebanyak 31 dan selebihnya dihuni oleh coral massive sebanyak 10,83, coral encrusting 7, coral feliosa 4,17 dan coral submassive sebesar 0,5. Beberapa lifeform yang teramati dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Beberapa jenis pertumbuhan karang yang terdapat di Pulau Pasi. a coral massive, b acropora tabulate, c coral branching dan d coral encrusting Photo by Irwan. Perbedaan persentase penutupan acropora dan non-acropora pada masing-masing stasiun dapat dilihat pada letak stasiun pengamatan. Penutupan lifeform acropora lebih mendominasi pada sisi selatan pulau stasiun 1 sebanyak 34,03, stasiun 2 sebanyak 33,50 dan stasiun 3 sebanyak 36 sedangkan non-acropora lebih mendominasi pada sisi barat dan utara pulau kisaran penutupan non-acropora dari stasiun 4 – 10 berkisar antara 36,63 – 59,33. Hal ini terjadi karena pengaruh faktor arus yang lebih kuat pada sisi selatan pulau. Kecepatan arus pada saat pengamatan di stasiun 1 dan 2 sisi selatan pulau adalah 20,83 cmdetik dan merupakan arus yang tercepat dari seluruh stasiun pengamatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Supriharyono 2007 bahwa bentuk pertumbuhan karang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kekuatan arus dan hempasan gelombang. Pada 10 stasiun penelitian, kemunculan dan persentase dead coral cukup besar yang berkisar antara 14,67 - 41,27. Persentase terbesar berada pada stasiun 2 di sisi selatan dan stasiun 6 di sisi barat pulau dengan penutupan masing-masing 41,27 dan 40. Penutupan dead coral terendah berada pada stasiun 3 di sisi selatan pulau dengan jumlah 14,67 tutupan. Dominansi lifeform dead coral yang teramati adalah dead coral with algae DCA sebanyak 91,32 sedangkan dead coral hanya sebanyak 8,68. Selain lifeform karang keras, juga terdapat bentik lain berupa sponge dan soft coral yang masuk dalam kategori others. Dari 10 stasiun pengamatan, tutupan kategori others berkisar antara 0,33 - 15,17. Persentase tutupan terendah 0,33 berada di stasiun 7 pada sisi barat pulau sedangkan persentase tinggi berada pada stasiun 3 di sisi selatan pulau sebesar 15,17 dan stasiun 4 di sisi barat pulau sebesar 14,50. Pada kedua stasiun tersebut, kategori others di dominasi oleh soft coral sebanyak 14,50 pada stasiun 3 dan 13,33 pada stasiun 4. Tutupan pasir dan rubble atau kategori abiotic terendah diperoleh di stasiun 4 pada sisi barat pulau sebanyak 1 sedangkan tertinggi diperoleh di stasiun 3 pada sisi selatan pulau sebanyak 24,16. Pada stasiun 3, penutupan pasir diperoleh 17,17 dan penutupan rubble sebesar 7.

4.2.2.2 Ikan Karang

Pengamatan pada 10 stasiun penelitian, ditemukan 171 jenis ikan karang dari 33 famili. Jumlah individu dalam 250m 2 Jumlah spesies yang teramati pada masing-masing stasiun beragam. Jumlah spesies terbanyak ditemukan di stasiun 4 yaitu sebanyak 107 spesies dari 28 jumlah famili. Sedangkan jumlah yang terendah diperoleh di stasiun 3 pada sisi selatan pulau yaitu sebanyak 47 spesies dari 11 jumlah famili. Pada stasiun 3, meskipun jumlah spesies dan jumlah famili kurang namun memiliki jumlah individu yang tinggi dalam satu transek yaitu sebanyak 1.273 spesies. Hal ini terjadi karena melimpahnya salah satu jenis ikan mayor pada stasiun tersebut. terbanyak ditemukan di stasiun 4 pada sisi barat pulau sebanyak 1.578 ekor dan terendah ditemukan di stasiun 10 pada sisi utara pulau yaitu sebanyak 975 ekor Tabel 15 dan Lampiran 2. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 K e lim p a h a n Stasiun lain-lain Scaridae Plotosidae Lethrinidae Lutjanidae Nemipteridae Chaetodontidae Serranidae Acanthuridae Caesionidae Labridae Pomacentridae Tabel 15 Jumlah individu, spesies, famili dan kelimpahan iIndividu per meter pada 10 stasiun pengamatan Stasiun Lokasi Jumlah Individu 250 m 2 Jumlah Spesies Jumlah Famili Kelimpahan Individu meter 2 1 Selatan P. Pasi 1432 90 24 5,73 2 Selatan P. Pasi 1578 91 23 6,31 3 Selatan P. Pasi 1273 47 12 5,09 4 Barat P. Pasi 1184 107 28 4,74 5 Barat P. Pasi 1290 100 24 5,16 6 Barat P. Pasi 1202 93 22 4,81 7 Barat P. Pasi 1260 99 23 5,04 8 Barat P. Pasi 977 72 20 3,91 9 Utara P. Pasi 1406 83 24 5,62 10 Utara P. Pasi 1238 95 24 4,95 Kepadatan rata-rata pada 10 stasiun penelitian adalah 5,14 ekorm 2 dimana stasiun 8 di sisi barat pulau memiliki kepadatan terendah yaitu sebesar 3,91 ekorm 2 sedangkan kepadatan tertinggi berada pada stasiun 2 di sisi selatan pulau dengan 6,31 ekorm 2 Jumlah famili yang teramati pada 10 stasiun penelitian sebanyak 30 famili. Famili yang teramati adalah Pomacentridae, Labridae, Caesionidae, Acanthuridae, Serranidae, Chaetodontidae, Nemipteridae, Lutjanidae, Lethrinidae, Plotosidae, Sacridae, Muraenidae, Holocentridae, Haemulidae, Apogonidae, Pseudochromidae, Siganidae, Mullidae, Balistidae, Pomachantidae, Ephippidae, Gobiidae, Tetraodontidae, Aulostomidae, Zanclidae, Bleniidae, Fistulariidae, Syngnathidae, Ostrachiidae dan Dasytidae. Persentase kelimpahan 11 famili terbanyak per stasiun penelitian dapat dilihat pada Gambar 7. . Gambar 7 Kelimpahan 11 famili terbanyak per stasiun pengamatan.