Rencana Zonasi Wisata Bahari
luasannya banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya Robert and Hawkins 2010, yang menyatakan bahwa 10 – 20 dari seluruh kawasan terumbu
karang perlu ditetapkan sebagai kawasan full protected area dan selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan yang lain. Sementara itu, Committee on the
Evaluation, Design, and Monitoring of Marine Reserves and Protected Areas in the United States 2001 juga menyarankan untuk melindungi kawasan seluas
20 dari total kawasan dan selebihnya dapat digunakan untuk mendukung kegiatan konservasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan overlay dari kesesuaian wisata bahari kategori snorkeling dan selam berupa kecerahan perairan, persentase tutupan karang hidup, jumlah jenis
lifeform, jenis ikan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang dan lebar hamparan karang, diperoleh rencana zonasi kawasan wisata bahari di Pulau
Pasi seperti pada Gambar 15 . Pada gambar 15, Zonasi kegiatan wisata bahari lebih berpusat pada sisi
utara dan barat pulau Pasi. Kegiatan snorkeling dapat dilakukan pada stasiun 8 dan 9, sedangkan kegiatan selam dapat dilakukan pada stasiun 7 dan 10.
Keempat stasiun tersebut berada di sisi barat - utara Pulau Pasi dengan jarak yang berdekatan sehingga memudahkan dalam penentuan zonasi.