tidak boleh bias. Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah uji Normalitas, Multikolinieritas,
Autokorelasi, dan Heteroskedastiditas.
3.7.1.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal maka
digunakan pengujian Kolmogorv-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap masing- masing variabel. Fungsi pengujian suatu data dikategoikan sebagai distribusi
normal atau tidak adalah sebagai alat membuat kesimpulan populasi berdasarkan data sampel Tingkat signifikansi Å“yang digunakan adalah 5 dengan kriteria
pengujian sebagai berikut Santoso, 2007:392: 4. Jika Probabilitas 0.05, maka distribusi normal
5. Jika Probabilitas 0.05, maka distribusi tidak normal
3.7.1.2 Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variante Inflation Factor VIF dengan
membandingkan sebagai berikut Ghozali, 2005:96:
6. Jika VIF 10 dan Tolerance 0,10 maka tidak terjadi multikolinieritas 7. Jika VIF 10 dan Tolerance 0,10 maka terjadi multikolinieritas
3.7.1.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t denga
kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinakamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain atau munculnya data dipengaruhi oleh data sebelumya. Metode yang sering digunakan untuk menguji ada tidaknya
autokorelasi adalah dengan uji statistic d dari Durbin-Watson. Ghozali, 2005:32. - Apabila nilai Durbin-Watson DW-test terletak antara 0 dan batas Lower
Bound DL, berarti ada autokorelasi positif. - Apabila nilai Durbin-Watson DW-test terletak diantara DL dan batas
atas atau Uper Bound DU, berarti kita tidak dapat memutuskan apakah terjadi autokorelasi positif atau tidak.
- Apabila nilai Durbin-Watson DW-test terletak diantara 4-DL dan 4, berarti ada autokorelasi negatif.
- Apabila nilai Durbin-Watson DW-test terletak diantara 4-DU dan 4-DL, berarti kita tidak dapat memutuskan apakah terjadi autokorelasi negative
atau tidak.
3.7.1.4 Uji Heterokedastisitas