Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efeek Indoonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS,

LEVERAGE,

AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN

SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

TIANA SITOMPUL 110503022

PROGRAM STUDI STRATA-I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untukmengujipengaruhrasiolikuiditas, aktivitas, leverage dan profitabilitas terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI. Populasi penelitian ini yaitu sebanyak 132 perusahaan yang merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009-2013.Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 33 perusahaan. Data diolah menggunakan metode uji statistik regresi linier berganda. Hasil penelitian ini membuktikan variable likuiditas (CR), leverage (DAR), aktivitas (TATO) dan profitabilitas (ROA) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2013. Secara parsial hanya variabel ROA saja yang berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode2009-2013, sedangkan variabel CR, DAR dan TATO secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Kata kunci :Rasio Likuiditas (CR), Rasio Leverage (DAR), Rasio Aktivitas (TATO), Rasio Profitabilitas (ROA) dan Return Saham.


(3)

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine the effect of liquidity ratios, activity, leverage and profitability on stock returns either simultaneously or partially on Manufacturing companies listed on the Stock Exchange. The population of this study as many as 132 companies which are companies listed on the Indonesia Stock Exchange since 2009-2013.Sampel selected using purposive sampling method totaling 33 companies. The data were processed using the method of multiple linear regression statistical test. These results prove the liquidity variable (CR), leverage (DAR), activity (TATO) and profitability (ROA) simultaneously no significant effect on stock returns on companies listed in Indonesia Stock Exchange for the period 2009-2013. Partially only ROA are significant effect on stock returns on companies listed in Indonesia Stock Exchange for the period 2009-2013, while the variable CR, DAR and partially TATO no significant effect on returns.

Keywords: Liquidity Ratio (CR), Leverage Ratio (DAR), Activity Ratios (TATO), Profitability ratios (ROA) and Return of Shares.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji, hormat, dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisrtus yang telah menyertai dan memberkati penulis selama proses pengerjaan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

Skripsi inni berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham padda Perusahaanyang Terdaftar di Bursa Efeek Indoonesia” dan disusun guna memenuhi ssalah satu syarat unntuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonommi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mmenerima bimbingan , bantuan, saran, mootivasi serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semmua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonommi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Gintinng Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekertaris Departemen Akunntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku ketua proogram stusi S1 Akuntasi dan Dra. Mutia Ismail, MM, Akselaku Sekertaris Program


(5)

Stusi S1 Akuntannsi Fakultas Ekonommi dan Bisnis Unniversitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Zainal Abidin Tarigan S,Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbinngan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nurzaimah, M.M., Ak selaku DosenPembanding yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis..

6. Kedua orang tua penulgis yang terkasih, bapak Darwin Sitompul dan Almarhum Mama Nursania Hutagalung serta abang dan kakak penulis (Jhonedi, Dinarria, Berliana, Riris, Lidya, dan Jenni), atas doa dan perhatian yang selalu mengiring penulis. Sahabat-sahabat yang luar biasa dikirimkan Tuhan, IIMUT (Ima, Indah, Martha, Ummu, Tiana) untuk doa, dukungan, tangis, tawa, serta pengalaman yang luar biasa. Terimakasih kepada Bani Radonna yang selalu setia membantu, memotivasi dan bahkan menghibur penulis saat pengerjaan skripsi ini.


(6)

Penulis menadari bahwa skripsi inni masih memiliki kekurangan karenaadanya keterbatasan pengetahuan penulis sehinngga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulis karya ilmiah kedepan. Semoga skripsi ini menjadi bahan acuan yang bermanfaat bagi pihak yang membaca.

Medan, 20 April 2015 Penulis

Nim:110503022 Tiana Sitompul


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. PerumusanMasalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis ... 6

2.1.1. Return Saham ... 6

2.1.1.1. Pengertian Return Saham ... 6

2.1.1.2. Jenis-jenisReturn ... 7

2.1.1.3. PengukuranReturnSaham ... 8

2.1.1.4. FaktorMempengaruhiReturnSaham ... 9

2.1.2. Rasio Likuiditas... 11

2.1.2.1. Pengertian RasioLikuiditas ... 11

2.1.2.2. Jenis-Jenis RasioLikuiditas ... 12

2.1.2.3. PengukuranRasioLikuiditas... 15

2.1.3. Rasio Leverage ... 16

2.1.3.1. Pengertian RasioLeverage ... 16

2.1.3.2. Jenis-JenisRasioLeverage ... 17

2.1.3.3. PengukuranRasioLeverage ... 18


(8)

2.1.4.1. Pengertian RasioAktivitas ... 19

2.1.4.2. Jenis-JenisRasioAktivitas ... 20

2.1.4.3. PengukuranRasioAktivitas ... 16

2.1.5. Rasio Profitabilitas ... 21

2.1.5.1. Pengertian RasioProfitabilitas ... 21

2.1.5.2. Jenis-JenisRasioProfitabilitas ... 22

2.1.5.3. PengukuranRasioProfitabilitas s... 25

2.2. PenelitianTerdahulu ... 26

2.3.Kerangka Konseptual ... 27

2.4.HipotesisPenelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. JenisPenelitian... 31

3.2.Tempat dan WaktuPenelitian ... 31

3.3.DefinisiVariabel ... 31

3.4.Jenis Data danMetodePengumpulan Data ... 34

3.5. Populasi Penelitian ... 35

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.7. Metode Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 44

4.1.1. Statistik Deskriptif... 44

4.1.2. UjiAsumsiKlasik ... 46

4.1.2.1UjiNormalitas ... 47

4.1.2.2. UjiMultikolonieritas Setelah Transformasi ... 52

4.1.2.3. UjiHeteroskedastisitas ... 54

4.1.2.4. UjiAutokolerasi ... 55

4.1.3.Pengujian Hipotesis ... 56

4.1.3.1 Uji Signifikansi Simultan ... 56


(9)

4.1.3.3. Regresi Linier Berganda ... 59

4.1.3.4.KoefisienDeterminasi ... 61

4.2. PembahasanHasilPenelitian ... 62

4.2.1. Hasil Uji Simultan (F) ... 62

4.2.2. Hasil Uji Parsial (t) ... 63

4.2.2.1. PengaruhCurrent Ratio (CR)terhadap Return saham ... 63

4.2.2.2. PengaruhDebt to Assets Ratio (DAR)terhadap Returnsaham ... 65

4.2.2.3. PengaruhTotal Assets Turn Over (TATO)terha- dapReturnsaham ... 66

4.2.2.4. PengaruhReturn On Assets (ROA)terhadap Returnsaham ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 69

5.2. Keterbatasan ... 70

5.3. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 PenelitianTerdahulu ... 26

Tabel 3.1 OperasionalisasiVariabel ... 34

Tabel 3.2 PenentuanPopulasiSasaranPenelitian ... 36

Tabel 3.3 DaftarSampel Perusahaan ... 36

Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 44

Tebel 4.2 UjiNormalitas Data ... 47

Tebel 4.3 BentukTransformasi Data ... 47

Tebel 4.4 UjiNormalitas Data Setelah Transformasi ... 47

Tebel 4.5 UjiMultikolinieritas ... 53

Tebel 4.6 Autokolerasi ... 56

Tebel 4.7 Uji F ... 56

Tebel 4.8 HasilUjiStatistik t ... 57

Tebel 4.9 Regresi Linier Berganda ... 60

Tebel 4.10 KoefisienDeterminasi... 61

Tebel 4.11 Kriteria Pengujian Hipotesis Simultan ... 62

Tebel 4.12 Kriteria Pengujian Hipotesis Parsial ... 64

Tebel 4.13 Kriteria Pengujian Hipotesis Parsial ... 65

Tebel 4.14 Kriteria Pengujian Hipotesis Parsial ... 66


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1KerangkaKonsep ... 28

Gambar 4.1Grafik HistogramSetelahTransformasi ... 51

Gambar 4.2Kurva PP-PlotsSetelahTransformasi ... 52


(12)

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untukmengujipengaruhrasiolikuiditas, aktivitas, leverage dan profitabilitas terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI. Populasi penelitian ini yaitu sebanyak 132 perusahaan yang merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009-2013.Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 33 perusahaan. Data diolah menggunakan metode uji statistik regresi linier berganda. Hasil penelitian ini membuktikan variable likuiditas (CR), leverage (DAR), aktivitas (TATO) dan profitabilitas (ROA) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2013. Secara parsial hanya variabel ROA saja yang berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode2009-2013, sedangkan variabel CR, DAR dan TATO secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Kata kunci :Rasio Likuiditas (CR), Rasio Leverage (DAR), Rasio Aktivitas (TATO), Rasio Profitabilitas (ROA) dan Return Saham.


(13)

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine the effect of liquidity ratios, activity, leverage and profitability on stock returns either simultaneously or partially on Manufacturing companies listed on the Stock Exchange. The population of this study as many as 132 companies which are companies listed on the Indonesia Stock Exchange since 2009-2013.Sampel selected using purposive sampling method totaling 33 companies. The data were processed using the method of multiple linear regression statistical test. These results prove the liquidity variable (CR), leverage (DAR), activity (TATO) and profitability (ROA) simultaneously no significant effect on stock returns on companies listed in Indonesia Stock Exchange for the period 2009-2013. Partially only ROA are significant effect on stock returns on companies listed in Indonesia Stock Exchange for the period 2009-2013, while the variable CR, DAR and partially TATO no significant effect on returns.

Keywords: Liquidity Ratio (CR), Leverage Ratio (DAR), Activity Ratios (TATO), Profitability ratios (ROA) and Return of Shares.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return saham dapat berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi penting karena dapat digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja perusahaan serta sebagai dasar penentu return ekspektasi dan risiko dimasa yang akan datang. Return ekspektasi adalah return saham yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi bersifat belum terjadi namun diharapkan akan terjadi (Jogiyanto, 2009:199).

Teori yang berkaitan dengan return saham adalah Signalling theory yang direspon oleh pasar. Signalling theory merupakan informasi yang penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan dan gambaran baik untuk keadaan masa lalu yang dihasilkan laporan keuangan, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan investor di pasar modal sebagai alat mengambil analisis untuk mengambil keputusan investasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif,


(15)

maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 200: 392).

Return total yang akan diterima pemegang saham merupakan tingkat kembalin investasi (return saham) yang merupakan penjumlahan dari dividend yield dan capital gain. dividend yield adalah tingkat kembalian yang diterima investor dalam bentuk tunai setiap akhir periode pembukuan. Harga pasar yang semakintinggi menunjukkan bahwa saham tersebut sangat diminati oleh investor karena dengan semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital gain yang semakin besar (Jogianto, 2009:200). Return saham memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return saham pun memiliki peran yang signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi return saham menurut Fahmi (2011: 87) adalah kondisi mikro dan makro ekonomi, kebijakan perusahaan dalam memutuskan ekspansi (perluasan), pergantian direksi secara tiba-tiba, kinerja keuangan seperti kinerja likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas. Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi return saham maka penelitian ini menggunakan likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas yang mempengaruhi return saham.

Penelitian mengenai return saham telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan mengunakan faktor-faktor yang berbeda yang diduga dapat


(16)

mempengaruhi return saham dengan hasil yang berbeda-beda pula, seperti penelitian: Arista dan Astohar (2012) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return saham dengan menggunakan variabel Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Return On Assets (ROA), dan Price Book Value (PVB). Dari hasil penelitiannya mampu membuktikan bahwa PVB dan DER berpengaruh signifikan terhadap return saham. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan Susilowati dan Turyanto (2011) dari penelitiannya mengenai reaksi signal rasio profitabilitas dan solvabilitas terhadap return saham hanya mampu membuktikan DER berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Variabel lain yang digunakan yaitu EPS, Net Profit Margin (NPM), ROA, dan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap return saham.

Sugiarto (2011) juga melakukan riset tentang return saham dengan menggunakan variabel BETA, Size, DER, dan PBV. Hasilnya mampu membuktikan bahwa Size dan PBV berpengaruh positif signifikan pada return saham. Hasil penelitian Hermawan (2012) yang melakukan penelitian mengenai return saham dengan menguji variabel DER, EPS, dan NPM. Dari hasi penelitiannya yang terbukti dapat mempengaruhi return saham hanya EPS.

Penelitian lain mengenai return saham, dilakukan oleh Sari dan Venusita (2013) dengan menggunakan variabel Economic value Added (EVA), EPS, ROE, NPM terhadap return saham. Hasil penelitiannya hanya mampu membuktikan ROE berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.


(17)

Berdasarkan survey literature diatas banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return saham. Menurut Samsul (2006:200), faktor-faktor yang mempengaruhi return saham terdiri atas faktor makro dan faktor mikro. Dimana faktor makro adalah faktor yang beradi di luar perusahaan seperti kurs, politik, dan inflasi. Faktor mikro merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu sendir seperti: laba bersih per saham, nilai buku per saham, rasio utang terhadap ekuitas dan rasio keuangan lainnya.

Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengarus Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhada Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas berpengaruh terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI?


(18)

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian. 1. Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai pengaruh likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham

2. Manfaat Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan karya ilmiah di lingkungan Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Manfaat Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi investor dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan berkaitan dengan penanaman modal dalam saha, khususnya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

4. Manfaat Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Uraian Teoritis

2.1.1 Return Saham

2.1.1.1 Pengertian Return Saham

Return saham merupakan laba atas suatu investasi yang biasanya dinyatakan sebagai tarif persentase tahunan (Fakhruddin, 2008:169). Fahmi dan Yovi (2009:151) mengatakan return saham adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Semakin tinggi return saham maka semakin baik investasi yang dilakukan karena dapat menghasilkan keuntungan, sebaliknya semakin return saham atau bahkan negatif maka semakin buruk hasil investasi yang dilakukan.

Return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham meliputi keuntungan jual beli saham, di mana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss (Samsul, 2006:291). Return saham yang diperoleh dari kegiatan investasi yang berupa deviden bukan lah hal yang mudah untuk diprediksi, karena kebijakan deviden merupakan kebijakan yang sulit bagi manajemen perusahaan. Keputusan mengenai deviden terkadang dikaitkan dengan keputusan pendanaan dan keputusan investasinya, deviden setiap periodenya sesuai dengan fluktuasi dalam jumlah kesempatan investasi yang dapat diterima yang tersedia bagi perusahaan tersebut.


(20)

Return saham dapat terdiri dari return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa depan. Menurut Jogiyanto (2009:199) ada 2 (dua) cara untuk memperoleh tingkat keuntungan, yaitu return realisasi dan return historis.

1. Return Realisasi

Tingkat keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli. Return ini merupakan return yang sesungguhnya terjadi (return realisasi). Return realisasi penting digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja dari sebuah perusahaan yang dihitung berdasarkan data historisnya.

2. Return Historis

Return historis atau yang sering disebut juga sebagai tingkat keuntungan saham yang diperoleh dari investasi saham ekspektasi.

2.1.1.2Jenis-Jenis Return

Menurut Jogiyanto (2009:199-214), jenis return ada dua yaitu return realisasi dan return ekspektasi.

1. Return Realisasi

Return realisasi merupakan return saham yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Pentingnya return saham ini karena digunakan indikator kinerja atau keberhasilan perusahaan. Return realisasi (realized return) merupakan return saham yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return historis juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan


(21)

risiko di masa mendatang. Ekspektasi biasanya digunakan sebagai dasar analisa teknikal yaitu menggunakan pola pergerakan harga saham masa lalu untuk memprediksi harga saham di masa mendatang.

2. Return Ekspektasi

Return ekspektasi adalah return saham yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang dan return ekspektasi siftnya belum terjadi. Return saham ini dapat dihitung dengan mengalikan masing-masing hasil masa depan (outcome) dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlah semua produk oerkalian tersebut.

Jogiyanto (2009:200) mengemukakan beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah return total, relative return, kumulatif return, dan return disesuaikan. Rata-rata dari return dapat dihitung berdasarkan aritmatika (arithmetic mean) atau rata-rata geometric (geometric mean). Perhitungan ini menggunakan data harga saham historis yaitu pergerakan harga saham dari awal pengamatan samapai akhir pengamatan.

2.1.1.3. Pengukuran Return Saham

Berdasarkan pengertian return saham, bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan deviden, maka dapat ditulis rumus: (Samsul, 2006:291)


(22)

Ri = Return saham

Pt = Harga saham pada periode t P t-1 = Harga saham pada periode t-1

2.1.1.4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham

Kinerja keuangan merupakan faktor penentu naik turunnya return saham. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan return saham, begitu pula sebaliknya. Kinerja keuangan dpat diukur dari nilai tambahan ekonomis (EVA) dan likuiditas perusahaan (CR). Untuk itu perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja keuangan agar dapat meningkatkan return saham.

Menurut Asnawi dan Wijaya, (2005:95) kinerja keuangan yang secara langsung mempengaruhi return saham dikelompokkan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pasar, dan economic value added (EVA).

1. Rasio likuiditas, yang menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek. Rasio ini terbagi menjadi current ratio, quick ratio, dan net wirking capital. Semakin tinggi rasio ini semakin baik return saham yang akan diterima investor.

2. Rasio solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang, dimana rsio ini terbagi menjadi


(23)

debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equty ratio, long term debt to capitalization ratio, times interst earned, cash flow interst coverage, cash flow to net income, dan cash return sales. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah return saham yang akan diterima investor.

3. Rasio aktivitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya, terbagi menjadi total asset turnover, fixed assets turnover, account receivable turnover, inventory turnover, average collection period, dan day’s sales in inventory. Semakin tinggi rasio ini semakin baik return saham akan diterima investor.

4. Rasio profitabilitas, menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, terbagi menjadi gross profit margin, net profit margin, operating return on assets, return on equity, dan operating ratio. Semakin tinggi rasio ini semakin baik return saham yang akan diterimam investor.

5. Rasio pasar, menunjukkan informasi yang penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham, terbagi menjadi dividend yield, dividend per share, earning per share, dividend payout ratio, price earning ratio, book value per share, dan price to book value. Semakin tinggi rasio ini semakin baik return saham yang akan diterima investor.


(24)

6. EVA merupakan suatu cara untuk mengukur profitabilitas operasi yang sesungguhnya, apakah sudah mampu memberikan nilai tambah atau belum terhadap perusahaan. Jika kinerja manajemen baik atau efektif dilihat dari nilai tambah, maka akan tercermin dalam peningkatan harga saham perusahaan. EVA yang positif akan dapat meningkatkan harga saham, begitu juga profitabilitas meningkat akan dapat meningkatkan harga saham.

2.1.2 Likuiditas

2.1.2.1 Pengertian Likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Likuiditas juga dapat dikatakan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi kurang dari satu tahun. Rasio likuiditas yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung dari sumber informasi tentang modal kerja yaitu pada pos aktiva lancar dan hutang lancar (munawir, 2004:27).

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek yang akan jatuh tempo dengan tepat waktu. Perusahaan dalam keadaan likuid berarti mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat waktu apabila perusahaan memiliki alat pembayara ataupun aktiva lancar


(25)

yang lebih besar dari hutang lancar (jangka pendek). Sedangkan perusahaan dalam keadaan illikuid berarti perusahaan tersebut tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Husnan, 2005:41).

Rasio lancar digunakan untuk menilaii likuiditas suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik kemampuan likuiditas perusahaan yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi baik akan semakin besar. Apabila hal tersebut terjadi maka hal tersebut akan berdampak pada meningkatnya keuntungan perusahaan. Dengan keuntungan yang tinggi maka tingkat penggembalian (return) saham juga tinggi (Sawir, 2005:32).

2.1.2.2 Jenis-Jenis Likuitas a. Current Ratio

Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditangih secara keseluruhan. Rasio ini dapat pula mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya. Selain itu, current ratio juga dapat menunjukkan sejauh mana tagihan jangka pendek para kreditor dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversikan menjadi kas dalam waktu dekat (Munawir, 2004:27).

Rumus current ratio yang mengacu pada Gibson (2011, h224), dinyatakan sebagai berikut:


(26)

Semakin tinggi nilai current ratio, maka akan semakin baik posisi pemberi pinjaman, sebaliknya current ratio yang rendah menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan yang bermasalah. Current ratio berbentuk kali (x). mengacu pada pendapat Munawir (2004:27), nilai current ratio yang memuaskan bagi suatu perusahaan adalah 200% atau 2 kali, akan tetapi nilai rasio sebesar 200% dapat menjadi titik tolak untuk mengadakan analisa lebih lanjut. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi belum menjamin hutang perusahaan dapat dibayar, misalnya:

1. Jumalah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut.

2. Saldo piutang yang besar memungkinkan sulit untuk ditagih.

3. Rasio lancar yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan denga kebutuhan saat ini.

Gibson (2011:224) menyatakan “the guideline for the minimum current ratio has been 2,00”. Gibson juga menambahkan perusahaan yang tidak berhasil mempertahankan current ratio di atas 2,00 mengindikasikan penurunan likuiditas dan dapat pula mengindikasikan pengendalian yang kurang baik atas kas, piutang dan persediaan untuk menutupi kewajiban lancarnya. Apablia hal ini terjadi maka akan dapat menyulitkan perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya.


(27)

Acid-Test Ratio sering juga disebut sebagai quick ratio, dimana rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk dikonversi menjadi uang kas, walaupun pada kenyataanya persediaan mungkin lebih likuid daripada piutang. Nilai current ratio yang tinggi tetapi quick ratio nya rendah menunjukan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. Rasio ini berbentuk kali (x), semakin cepat rasio ini berputar semakin baik bagi perusahaan.

Rumus acid-test ratio yang mengacu pada Gibson (2011:225), adalah sebagai berikut:

Semakin tinggi Acid-test ratio menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan. Akan tetapi, jika rasio ini terlalu tinggi maka hal ini tidak terlalu baik karena mengindikasikan adanya praktek manajemen yang kurang baik. Acid-test yang bernilai 2 kali menunjukkan bahwa perusahaan cukup melunasi kewajiban lancar dengan membayar setengah dari aset lancar tanpa persediaan yang dimiliki, sedangkan rasio yang berniai kurang dari 1 kali mengindikasikan terdapat kewajiban lancar yang tidak terbayarkan meskipun seluruh aset lancar tanpa persediaan telah dikonversi menjadi kas.

Menurut Gibson (2011:225) angka 1,00 atau 1 kali dianggap cukup aman. Sependapat dengan Prihadi, Gibson (2011:226) menyatakan “the guideline for the


(28)

minimum acid-test ratio was 1,00”. Angka ini merupakan angka minimum yang perlu dipertahankan oleh perusahaan agar perusahaan tidak mengalami ketidakmampuan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki rasio cepat yang tinggi akan terhindar dari ancaman likuidasi.

2.1.3.3 Pengukuran Rasio Likuiditas

Pengukuran rasio likuiditas adalah menggunakan current ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Aktiva lancar terdiri dari kas, persediaan, piutang, dan investasi jangka pendek, sedangkan hutang lancar terdiri dari hutang dagang yang jatuh tempo kutang dari satu tahun. Indikator likuiditas (munawir, 2004:27) adalah:

Rasio lancar yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah daripada aktiva lancar dan sebaliknya. Perusahaan haruslah jeli dalam menilai kondisi likuiditas keuangannya. Likuiditas yang terlalu tinggi juga tidak akan menguntungkan bagi perusahaan karena adanya aset lancar yang tidak produktif, sebalinya perusahaan juga jangan sampai memiliki likuiditas yang rendah karena akan menyulitkan perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya.


(29)

2.1.3 Rasio Leverage

2.1.3.1 Pengertian Rasio Leverage

Sawir (2005, hal 37) mengatakan rasio leverage mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Dengan demikian leverage atau solvabilitas berarti kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Sutrisno (2003:56) menyatakan “leverage dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar biaya tetap. Kalau pada “operating Leverage” penggunaan aktiva dengan biaya tetap adalah dengan harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu akan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel, maka pada “financial leverage” penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per lembar saham biasa. (EPS= Earnig Per Share).

Konsep operating dan financial leverage sangat bermanfaat untuk analisis, perencanaan dan pengendalian keuangan. Dalam manajemen keuangan, leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (sources of founds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Jika semua biaya bersifat variabel, maka akan memberikan kepastian bagi perusahaan dalam menghasilkan laba. Tapi


(30)

karena sebagai biaya perusahaan bersifat biaya tetap, maka untuk menghasilkan laba diperlukan tingkat penjualan minimum tertentu.

2.1.3.2 Jenis-Jenis Rasio Leverage

Hanafi (2004:59) mengatakan biaya tetap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Leverage Operasi

Adalah dengan adanya biaya tetap dari aktivitas operasional perusahaan. Risiko yang ditimbulkan dari biaya ini disebut risiko operasional. Biaya ini seperti biaya sewa gudang, biaya tenaga kerja bagian administrasi, dan lain-lain.

2. Fianancial Leverage

Adalah leverage dengan adanya biaya tetap karena perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Risiko yang ditimbulkan dari biaya ini disebut risiko keuangan. Biaya in berupa biaya bunga. Ukuran yang sering digunakan adalah debt to assets ratio dan debt to equity ratio.

Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya assets dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan, karena


(31)

jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan Leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.

2.1.3.3. Pengukuran Rasio Leverage

Pengukuran rasio leverage menggunakan Debt to Assets Ratio (DAR) yaitu proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil presentasenya, cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham.

Sawir 2005:37) mengatakan debt to assets ratio (DAR) merupakan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan (total aset) yang dimiliki. Semakin tinggi hasil persentasenya, cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham. Sedangkan Kasmir (2012:151) mengatakan “debt to assets ratio merupakan perbandingan utang dengan total aset perusahaan”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa debt to assets ratio merupakan rasio yang mengukur sejauh mana perushaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan aset yang dimiliki. Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

Keterangan:


(32)

- Total Debt adalah jumlah hutang jangka panjang ditambah hutang jangka pendek yang dimiliki perusahaan selama setahun.

- Total Assets adalah jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan selama setahun.

2.1.4 Rasio Aktivitas

2.1.4.1 Pengertian Rasio Aktivitas

Anoraga dan Pakarti, (2006:111) mengatakan “ Rasio Aktivitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya, terbagi menjadi total assets turnover, fixed assets turnover, accounts receivable turnover, inventory turnover, average collection period, dan day’s sales ini inventory”.

2.1.4.2 Jenis-Jenis Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas dapat digolongkan kedalam beberapa jenis diantaranya adalah:

a. Net Working Capital Total Assets (NWCTA)

Rasio ini disebut juga rasio modal kerja bersih. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan akan modal kerja yang dibandingkan dengan jumlah kekayaan atau assets perusahaan.


(33)

Semakin tinggi rasio modal kerja bersih maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk memperbesar aset yang berasal dari modal kerja bersih perusahaan. Besarnya modal kerja bersih yang terus meningkat akan berdampak pada tingkat keuntungan perusahaan yang meningkat juga dan harga saham juga akan meningkat.

b. Total Assets Turnover (TATO)

Total Assets Turnover (TATO) adalah rasio perputaran total aktiva yang menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya.

c. Inventories Turnover (ITO)

Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai perputaran persediaan, beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang perputaran persediaan diantaranya: Menurut Munawir (2002, hal.77) “Turn Over persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan”. Menurut Sundjaja (2002:112) “Perputaran Persediaan mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan”.

Berbeda dengan Assauri (2004, hal.203) yang mendefinisikan bahwa “Perputaran Persediaan (inventory turnover) merupakan angka yang menunjukkan kecepatan penggantian persediaan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.


(34)

Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran persediaan mengukur kemampuan perusahaan dalam melakukan perputaran barang dagang dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang telah ditentukan, serta efisiensi persediaan dapat dilihat dari tingkat perputaran persediaan. Perputaran persediaan merupakan salah satu ukuran efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktiva terutama aktiva lancar. Semakin cepat perputaran persediaan maka akan semakin efisien penggunaan persediaan dalam suatu perusahaan.

2.1.4.3. Pengukuran Rasio Aktivitas

Pengukuran rasio aktivitas menggunakan rasio Total Assets Turn Over (TATO) adalah rasio perputaran total aktiva yang dihitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya.

2.1.5. Rasio Profitabilitas

2.1.5.1 Pengertian Rasio Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio profitabilitas merupakan perbandingan antara


(35)

laba bersih perusahaan terhadap investasi atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh laba perusahaan tersebut. Profitabilitas memberikan informasi yang penting bagi pihak diluar perusahaan untuk melihat efisiensi perusahaan yang dilakukan oleh manajemen.

Menurur Munawir (2007:33) “profitabilitas atau rentabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba selama periode tertentu”. Agus Sartono (2001:22) mengatakan “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh dalam hubungtannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. Sedangkan Brigham dan Houston (2006:107), Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan. Rasio profitabilitas akan menunjukkan kombinasi efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa profitabilitas adalah mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Dan juga rasio rasio profitabilitas merupakan rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba selama periode tertentu.

2.1.5.2 Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Profitabilitas dapat diukur dari berbagai rasio keuntungan. Adapun alat ukur raso profitabilitas menurut Agnes Sawir (2005:18) adalah sebagai berikut:


(36)

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) 2. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin) 3. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

4. Hasil Atas Total Asset (Return on Assets) 5. Hasil Atas Ekuitas (Return on Equity)

Berikut akan dijelaskan satu per satu alat ukur rasio profitabilitas diatas. 1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Gross Profit Margin adalah persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi margin laba kotor, maka semakin baik dan secara relative semakin rendah harga pokok barang yang dijual. Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

2. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

Operating Profit Margin adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Margin laba operasi mengukur laba yang dihasilkan murni dari operasi perusahaan tanpa meliha beban keuangan (bunga) dan beban dari pemerintah (pajak).


(37)

3. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Net Profit Margin adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.

4. Hasil Atas Total Asset (Return on Assets)

Return on Total Assets adalah ukuran keseluruhan keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia disebut juga hasil atas investasi.

Rasio ini merupakan rasio terpenting diantara rasio profitabilitas yang lainnya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pn=engembalian (return) semakin besar.

5. Hasil Atas Ekuitas (Return on Equity)

Return on Equity adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik (baik pemegang saham biasa dan saham istimewa) atas investasi di perusahaan. Semakin tinggi pengembalian semakin baik. (Robert ANg, 1997).


(38)

Rasio tersebut mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan ekuitas untuk menghasilkan laba. Rasio ini juga dapat menunjukkan ;return’ yang diterima oleh pemilik modal dimana untuk mengukur ‘return’ ini adalah laba bersih setelah pajak dibagi dengan total ekuitas.

2.1.5.3. Pengukuran Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return on Total Assets yaitu ukuran keseluruhan keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia disebut juga hasil atas investasi.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No

Peneliti dan

Tahun

Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. Leonardo

Guntur (2009)

Pengaruh price

earning ratio, return on equity, dan net profit margin terhadap return saham pada industri rokok yang terdaftar di BEI

price earning ratio, return on equity, dan net profit margin dan return saham

Hasil penelitiannya membuktikan secara simultan

ketiga rasio tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham namun secara parsial hanya rasio net profit margin dan price earning ratio yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham


(39)

2. Satria (2007) Pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap return saham perbankan di BEJ

rasio

profitabilitas, leverage dan return saham

Hasil penelitiannya membuktikan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan secara simultan dan secara parsial return on equity dan debt to asset ratio berpengaruh terhadap return saham

3. Ulupui

(2005)

Pengaruh rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap return saham pada 13 perusahaan yang tergolong dalam barang konsumsi di BEJ rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, profitabilitas dan return saham

Hasil penelitiannya membuktikan bahwa rasio

likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas berpengaruh terhadap return saham.

4. Farida

Wahyudi Lusiana (2009) Pengaruh rasio likuiditas, solvabilitas, rasio provitabilitas terhadap return saham yang terdaftar di BEI

Rasio likuiditas, solvabilitas, rasio provitabilitas dan return saham

Hasil penelitiannya membuktikan rasio liquiditas,

dan profitabilitas, berpengaruh secara signifikan terhadap return saham sedangkan rasio solvabilitas mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap return saham

5. Arista dan Astohar (2012) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham DER, EPS, ROA, PBV

Hasil risetnya menunjukkan bahwa DER dan PBV berpengaruh signifikan terhadap return saham, dan selebihnya tidak berpengaruh.

6. Sugiarto (2011)

Analisis Pengaruh

BETA, Size

Perusahaan, DER, dan PBV Ratio terhadap Return Saham

BETA, Size

perusahaan, DER, PBV Ratio, Return Saham

Hasil risetnya membuktikan Size dan PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan BETA berpengaruh tetapi tidak signifikan dan DER berpengaruh negatif tetapi signifikan

7. Sulistyandito dan Hakim (2013) Analisis Pengaruh Fundamental Perusahaan Terhadap Return saham Perusahaan Sektor Property. EPS, PER, BVPS, PBV, ROA, ROE dan Return saham

Hasil penelitiannya membuktikan secara simultan

semua variabel independen berpengaruh terhadap return saham. Tetapi secara parsial hanya PBV yang berpengaruh terhadap return saham.


(40)

8. Sari & Venusita (2013) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Property dan Real Estate

EVA, EPS, ROE, NPM, dan return saham

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan semua variabel berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial hanya ROE yang berpengaruh signifikan terhadap return saham

9. Michell

Suharli (2005)

Studi empiris terhadap dua faktor yang mempengaruhi return saham pada Industri Food & Beverages di Bursa Efek Jakarta

Debt to equity ratio, tingkat

risiko dan

return saham

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa rasio hutang dan tingkat

risiko tidak memberikan

pengaruh signifikan terhadap return saham.

10. Susilowati dan Turyanto (2011)

Reaksi signal rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas terhadap return saham perusahaan.

Rasio profitabilitas, rasio

solvabilitas dan return saham

Hasil penelitian menunjukkan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhada return saham . Dan Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

2.3. Kerangka Konseptual

Berdasarkan Rumusan masalah dan teori yang ada maka penelitian ini dapat digambarkan dalam skema kerangka konseptual yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Rasio Likuiditas (X1)

Rasio Leverage((X2)

Rasio Aktivitas (X3)


(41)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Return saham memiliki peran yang signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi. Suharli (2005) menyebutkan bahwa return saham dapat menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor termasuk didalamnya para pemegang saham. Banyak faktor yang mempengaruhi return saham diantaranya adalah rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas.

Perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik maka memungkinkan pembayaran deviden dengan lebih baik pula. Dari sudut pandang pemberi pinjaman terdapat anggapan bahwa semakin tinggi nilai rasio lancar, maka semakin baik posisi pemberi pinjaman. Hal ini juga dapat dilihat dari sudut pandang investor, dimana semakin tinggi nilai rasio lancar akan memberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerugian drastic bila terjadi kegagalan perusahaan. Kelebihan aktiva lancar yang besar atas kewajiban lancar tampaknya membantu melindungi klaim, karena persediaan dapat dicairkan dengan pelelangan atau karena tidak terdapat banyak masalah dalam penagihan oiutang usaha.

Rasio leverage menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Keuntungan perusahaan yang


(42)

rendah akan berdampak pada penurunan tingkat pengembalian (return) saham. Kreditur jangka panjang lebih menyukai leverage yang kecil karena menunjukkan bahwa semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik modal sehingga semakin kecil risiko kreditur yang secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan return saham bagi pemilik modal.

Rasio aktivitas mengukur sejauh mana efektivitas operasional perusahaan yang dijalankan. Rasio aktivitas dari inventory turnover yang artinya semakin tinggi persentasenya semakin baik yang artinya semakin cepat inventoridikonversikan menjadi kas. Semakin tinggi total assets turnover (TATO), maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjulan dan laba perusahaan juga dapat meningkat sehingga return saham yang diharapkan juga akan meningkat.

Semakin tinggi profitabilitas akan semakin baik. Profitabilitas merupakan salah satu indikator penting untuk melihat sejauh mana investasi yang akan dilakukannya disuatu perusahaan mampu memberikan return saham yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan. Jadi semakin tinggi ROA suatu perusahaan akan semakin menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, karena apabila ROA perusahaan tinggi berarti return saham yang akan diterimnya juga semakin besar.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumhya, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “rasio


(43)

likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas berpengaruh terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI”.


(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003:30) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel denga variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah, rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas untuk kemudian diuji dan dianalisis pengaruhnya terhadap return saham (Y) sebagai variabel dependen dalam penelitian ini.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan melakukan browsing pada situs Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan mulai Maret 2015 sampai selesai direncanakan juni 2015.

3.3 Definisi Variabel

Terdapat lima variabel dalam penelitian ini yaitu empat variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas. Variabel terikatnya adalah return saham.

a. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya


(45)

variabel dependen (Sugiono, 2009:59). Variabel independen dalam penelitian ini ada 4 yaitu:

1. Rasio Likuiditas (X1)

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek yang akan jatuh tempo dengan tepat waktu. Pengukuran likuiditas menggunakan current ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

2. Rasio Leverage (X2)

Rasio ini digunakan untuk membandingkan sejauhmana jumlah hutang perusahaan dibandingkan dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan yang mengukur efisiensi operasi perusahaan.

3. Rasio Aktivitas (X3)

Rasio ini melihat berputarnya asset berapa kali berputar dalam satu periode, semakin cepat maka akan semakin baik.


(46)

4. Rasio Profitabilitas (X4)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.

b. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2009:59). Variabel dependen dalam penelitian ini ada 1 yaitu Return Saham (Y) yang merupakan pendapatan yang dinnyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham meliputi keuntungan jual beli saham, dimana jika untung disebu capital gain dan jika rugi disebut capital loss (Samsul, 2006:291).

Dimana:

Ri = Return saham

Pt = Harga saham pada periode t P t-1 = Harga saham pada periode t-1

Untuk memperjelas indikator dan alat ukur yang digunakan untuk masing-masing variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1.


(47)

Tabel 3.1.

Tabel Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Indikator Skala

1. Rasio

Likuiditas (X1)

Merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek yang akan jatuh tempo dengan tepat waktu

CR=

Rasio

2. Rasio

Leverage (X2)

Rasio ini diguakan untuk membandingkan sejauhmana jumlah hutuang perusahaan dibanding dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan yang mengukur efisiensi operasiperusahaan.

DAR=

Rasio

3. Rasio

Aktivitas (X3)

Rasio ini melihat berputarnya aset berapa kali berputar dalam satu periode semakin cepat semakin baik.

TATO= Rasio

4. Rasio

Profitabilitas (X4)

Mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan

ROA=

Rasio

5. Return Saham (Y)

Pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham meliputi keuntungan jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss

Rasio

Sumber: Data diolah (2015)

3.4 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang dihunakan adalah data kuantitatif yaitu jenis data yang berupa angka-angka yang dapat dihitung dan diinterpretasikan untuk menarik sebuah kesimpulan.


(48)

3.4.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003:127). Data dokumentasi disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai literature, situs internet, buku-buku dan catatan yang berkaitan erat dengan masalah yang dengan diteliti.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan onjek yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2013 yang berjumlah 132 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari populasi atau yang mewakili untuk diteliti. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Adapun sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit periode 2009-2013.


(49)

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel diperoleh total sampel sebanyak 33 perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian tahun 2009-2013. Penentuan populasi dan sampel penelitian dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah ringkasan hasil penarikan sampel sesuai kriteria.

Tabel 4.2

Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Keteragan Kriteria

Merupakan perusahaan manufaktur dan menyajikan laporan keuangan secara lengkap yang telah diaudit oleh Akuntan Publik sepanjang tahun 2009-2012.

Perusahaan tidak membagikan deviden berturut-turut selama tahun 2009-2012.

132

(99)

Sampel yang digunakan 33

Berdasarkan penarikan sampel maka diperoleh 33 perusahaan dengan menggunakan pooling data yaitu penggabungan data timeseries dan cross sectional sehingga diperoleh data sebanyak 132 di peroleh dari 33 perusahaan selama 4 tahun. Berikut ini adalah daftar sampel yang dipilih.

Tabel 3.3


(50)

No Kode Perusahaan Manufaktur 1 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk 2 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk 3 ASII PT Astra International Tbk 4 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 5 BATA PT Sepatu Bata Tbk 6 BRAM PT Indo Kordsa Tbk 7 BRNA PT Berlina Tbk 8 CTBN PT Citra Tubindo Tbk 9 DLTA PT Delta Djakarta Tbk

10 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk 11 EKAD PT Ekadharma International Tbk 12 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 13 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk 14 GGRM PT Gudang Garam Tbk 15 HMSP PT HM Sampoerna Tbk

16 IGAR PT Champion Pacific Indonesia Tbk 17 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk

18 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 19 INDS PT Indospring Tbk

20 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 21 KLBF PT Kalbe Farma Tbk

22 MAIN PT Malindo Feedmill Tbk 23 MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 24 MERK PT Merck Tbk

25 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 26 MYOR PT Mayora Indah Tbk

27 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk

28 SMGR PT Semen Indonesia (Persero) Tbk 29 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk

30 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 31 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 32 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk 33 UNVR PT Unilever Tbk


(51)

3.6 Teknik Pegumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur periode 2009-2013 dan data harga saham yang terdiridari:

1. Data laporan keuangan yang menjadi sampel selama periode penelitian 2. Data harga saham penutupan akhir tahun 2009-2013.

3. Data rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas diperoleh dari perhitungan data masing-masing laporan keuangan manufaktur periode 2008-2013.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda (multiple linier regression method) dengan menggunakan regresi data panel.

Suliyanto (2011:231) mengatakan regresi data panel dengan asumsi intercept dan koefisien slope konstan sepanjang waktu. Asumsi ini merupakan yang paling sederhana dengan mengabaikan dimensi waktu dan ruang, langsung melakukan regresi Ordinary Least Square (OLS). Seluruh analisis dilakukan dengan bantuan software SPSS (Statistical Package Social Science) versi 17.

3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik

Persamaan regresi Ordinary Least Square (OLS) harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji t


(52)

tidak boleh bias. Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah uji Normalitas, Multikolinieritas, Autokorelasi, dan Heteroskedastiditas.

3.7.1.1Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal maka digunakan pengujian Kolmogorv-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap masing-masing variabel. Fungsi pengujian suatu data dikategoikan sebagai distribusi normal atau tidak adalah sebagai alat membuat kesimpulan populasi berdasarkan data sampel Tingkat signifikansi (œ)yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujian sebagai berikut (Santoso, 2007:392):

4. Jika Probabilitas > 0.05, maka distribusi normal 5. Jika Probabilitas < 0.05, maka distribusi tidak normal

3.7.1.2Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variante Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut (Ghozali, 2005:96):


(53)

6. Jika VIF < 10 dan Tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolinieritas 7. Jika VIF > 10 dan Tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinieritas

3.7.1.3Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t denga kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinakamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain atau munculnya data dipengaruhi oleh data sebelumya. Metode yang sering digunakan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji statistic d dari Durbin-Watson. (Ghozali, 2005:32).

- Apabila nilai Durbin-Watson (DW-test) terletak antara 0 dan batas Lower Bound (DL), berarti ada autokorelasi positif.

- Apabila nilai Durbin-Watson (DW-test) terletak diantara DL dan batas atas atau Uper Bound (DU), berarti kita tidak dapat memutuskan apakah terjadi autokorelasi positif atau tidak.

- Apabila nilai Durbin-Watson (DW-test) terletak diantara 4-DL dan 4, berarti ada autokorelasi negatif.

- Apabila nilai Durbin-Watson (DW-test) terletak diantara 4-DU dan 4-DL, berarti kita tidak dapat memutuskan apakah terjadi autokorelasi negative atau tidak.


(54)

Uji Heterokedastisitas pengujian mengenai sama atau tidak varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujiannya menggunakan grafik plots dengan menggunakan uji glestjer. Terjadi Heterokedastisitas jika pada sccatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara Zpred dan Sresid menyebar dibawah maupun diatas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempenyai pola yang teratur. Terjadi Heterokedastisitas jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang (Ghozali, 2005:125).

3.7.2 Pengujian Hipotesis

3.7.2.1Persamaan Regresi Linier Berganda

Persamaan regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui arah hubungan dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Berdasarkan spesifikasi model regresi berganda maka model persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y=œ+ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + ß4X4 + e

Dimana:

Y : Return Saham œ : Koefisien Konstanta ß1- ß4 : KOefisien Regresi X1 : Rasio Likuiditas X2 : Rasio Leverage X3 : Rasio Aktivitas


(55)

X4 : Rasio Profitabilitas e : Error term

3.7.2.2Uji F (F-test)

Untuk menguji signifikansi pengaruh dimensi variabel bebas secara seremapak terhadap variabel terikat dilakukan dengan uji-F. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Ho : b1, b2 = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara seremapak dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat)

b. Ha : b1, b2 ≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan secara serempak dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat).

Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (œ = 0,05). Jika nilai Fhitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima sedangkan jikan nilai Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima Ha ditolak.

3.7.2.3Uji T (t-test)

Uji t adalah untuk menguji hipotesis secara parsial antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:


(56)

a. Ho : b1, b2 = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat)

b. Ha : b1, b2 ≠ 0 (terdapat pengaruh yang signi fikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat).

Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat kepercayaan 95% (œ = 0,05). Jika nilai

t

hitung >

t

tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima sedangkan jikan nilai

t

hitung ≤

t

tabel maka Ho diterima Ha ditolak.

3.7.3 Uji Koefisien Determinasi (R²)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan varian dan variabel bebes menerangkan variabel terikat.


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang data penelitian yang dijadikan sampel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif pada penelitian ini difokuskan kepada nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi ditunjukkan Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

CR 165 1.07 5773.28 300.60 503.93

DAR 165 .04 1.21 0.39 0.19

TATO 165 .11 12.89 1.35 1.06

ROA 165 .05 71.51 15.13 11.28

Return 165 -.98 9.21 0.63 1.26

Valid N

(listwise) 165

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil deskriptif pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa data yang akan digunakan dalam penelitian ini sangat bervariasi dengan kisaran yang sangat lebar. Hal ini mengindikasikan bahwa data penelitian ini memiliki kemungkinan memiliki distribusi yang tidak normal.

Tabel 4.1. menunjukkan nilai rata-rata rasio likuiditas dari Current Ratio (CR) perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013 adalah sebesar 300,60%. Nilai rasio likuiditas dari Current Ratio (CR) minimum adalah


(58)

sebesar 1,07% dan nilai maksimum yakni sebesar 5.773,28%. Standar deviasi sebesar 503,93% menunjukan penyebaran data sangat jauh (heterogen).

Tabel 4.1. menunjukkan nilai rata-rata rasio leverage dari Debt to Assets Ratio (DAR) perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013 adalah sebesar 0,39%. Nilai rasio leverage Debt to Assets Ratio (DAR) minimum adalah sebesar 0,04% dan nilai maksimum yakni sebesar 1,21 %. Standar deviasi sebesar 0,19% menunjukan penyebaran data sangat jauh (heterogen).

Tabel 4.1. menunjukkan nilai rata-rata rasio aktivitas dari Total Assets Turn Over (TATO) perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013 adalah sebesar 1,35%. Nilai rasio aktivitas dari Total Assets Turn Over (TATO) minimum adalah sebesar 0,11% dan nilai maksimum yakni sebesar 12,89%. Standar deviasi sebesar 1,06% menunjukan penyebaran data sangat jauh (heterogen).

Tabel 4.1. menunjukkan nilai rata-rata rasio profitabilitas dari Return On Assets (ROA) perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013 adalah sebesar 15,13%. Nilai rasio profitabilitas dari Return On Assets (ROA) minimum adalah sebesar 0,05% dan nilai maksimum yakni sebesar 71,51%. Standar deviasi sebesar 11,28% menunjukan penyebaran data sangat jauh (heterogen).

Tabel 4.1. menunjukkan nilai rata-rata return saham perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013 adalah sebesar 0,63. Nilai return saham minimum adalah sebesar -0,98 dan nilai maksimum yakni sebesar


(59)

9,21. Standar deviasi sebesar 1,26 menunjukan penyebaran data sangat jauh (heterogen).

4.1.2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolonieritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolonieritas dan tidak terdapat autokolerasi.

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dependen dan independen yang digunakan dalam penelitian mempunyai ditribusi normal atau tidak. Model regresi yang layak adalah model yang mempunyai distribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S), yaitu untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan tes kolmogorov-smirnov (K-S) adalah seperti yang terlihat pada Tabel 4.2 berikut :


(60)

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data

CR DAR TATO ROA Return

N 165 165 165 165 165

Normal Parametersa

Mean 3.0060E2 .3914 1.3510 15.1292 .6287 Std. Deviation 5.03931E

2 .18930 1.05679

1.12808E

1 1.26046 Most Extreme

Differences

Absolute .285 .095 .210 .162 .227 Positive .244 .095 .210 .162 .227 Negative -.285 -.053 -.196 -.097 -.158 Kolmogorov-Smirnov Z 3.659 1.226 2.703 2.083 2.911 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .099 .000 .000 .000

Sumber Data : SPSS 16 (diolah Peneliti, 2015)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hanya variabel DAR memiliki angka signifikan sebesar 0,099 > 0,05 menunjukan data berdistribusi normal, sedangkan variabel CR, TATO, ROA dan return saham memiliki angka signifikan < 0,05 menunjukan data tidak berdistribusi normal.

Ghozali (2005:33) menyatakan bahwa data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi agar menjadi normal. Untuk menormalkan data kita harus tahu terlebih dahulu bagaimana bentuk grafik histogram dari data yang ada apakah moderate positive skewness, substansial positive skewness, severe positive skewness dengan bentuk L dan sebagainya. Dengan mengetahui bentuk grafik histogram maka dapat menentukan bentuk transformasinya. Berikut ini bentuk transformasi yang dapat dilakukan sesuai dengan grafik histogram.

Tabel 4.3

Bentuk Transformasi Data

Bentuk Grafik Histogram Bentuk Transformasi moderate positive skewness SQRT(x) atau akar kuadrat


(61)

substansial positive skewness LG10(x) atau logaritma 10 atau LN severe positive skewness dengan bentuk L 1/x atau inverse

moderate negative skewness SQRt(k-x) substansial negative skewness LG10(k-x) severe negative skewness dengan bentuk J 1/(k0x) Sumber : Ghozali 2005:53

Berdasarkan beberapa cara melakukan transformasi data maka penelitian ini menggunakan transformasi substansial positive skewness dengan cara LG10(x) atau logaritma 10 atau LN dikarenakan rata-rata data positif pada variabel penelitian. Berikut ini adalah hasil uji normalitas data setelah ditransformasi.

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Setelah Transformasi

CR.Ln DAR.Ln TATO.Ln ROA.Ln Return.Ln

N 165 165 165 165 125

Normal Parametersa

Mean 5.2967 -1.0661 .1624 2.4301 -.6624 Std.

Deviation .94014 .53458 .52072 .91304 1.09808 Most Extreme

Differences

Absolute .103 .095 .095 .129 .074 Positive .063 .058 .080 .099 .067 Negative -.103 -.095 -.095 -.129 -.074 Kolmogorov-Smirnov Z 1.329 1.215 1.219 1.654 .832 Asymp. Sig. (2-tailed) .058 .104 .102 .084 .492 Sumber Data : SPSS 16 (diolah Peneliti, 2015)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa variabel likuiditas (CR) memiliki angka signifikan sebesar 0,058 > 0,05, variabel leverage (DAR) memiliki angka signifikan sebesar 0,104 > 0,05, variabel aktivitas (TATO)


(62)

memiliki angka signifikan sebesar 0,102 > 0,05, variabel profitabilitas (ROA) memiliki angka signifikan sebesar 0,084 > 0,05 dan return saham memiliki angka signifikan sebesar 0,492 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa semua data variabel sudah berdistribusi normal dan layak untuk dilakukan analisis regresi linier berganda.

Selain dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov (K-S), untuk mengetahui normalitas data secara kasat mata kita bisa melihat grafik histogram dari data yang membentuk kurva normal atau tidak dari grafik PP Plots. Suatu data akan terdistribusi secara normal jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan ditunjukan dengan garis diagonal yang merupakan perpotongan antara garis probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan adalah :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Suatu data akan terdistribusi secara normal jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai probabilitas harapan dan probabilitas


(63)

pengamatan ditunjukkan dengan garis diagonal yang merupakan perpotongan antara garis probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan. Berikut ini merupakan pengujian hasil normalitas data dalam bentuk grafik histogram dan kurva P-P Plots seperti yang terlihat pada gambar berikut :

Gambar 4.1. Grafik Histogram Setelah Transformasi

Pola distribusi normal dapat dilihat dengan tampilan histogram pada Gambar 4.1. menampilkan bahwa tampilan grafik histogram memberikan pola distribusi normal dengan penyebaran secara merata baik ke kiri maupun ke kanan.


(64)

Gambar 4.2. Kurva PP-Plots Setelah Transformasi

Gambar 4.2. menunjukkan titik-titik mendekati atau tidak meyebar jauh dari titik diagonal.

4.1.2.2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen, jika terjadi korelasi berarti terjadi masalah multikolinieritas”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai Tolerence dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel lainnya. Nilai


(1)

2012

340,54

0,22

1,45

18,85

0,59

2013

2839,26

0,04

1,41

17,41

0,19

22

2009

MAIN

132,19

0,87

2,11

8,52

-0,73

2010

142,3

0,74

2,11

18,62

3,07

2011

139,88

0,68

1,98

15,44

0,57

2012

104,86

0,62

1,86

16,8

1,46

2013

101,07

0,61

1,89

10,91

0,35

23

2009

MASA

85,92

0,42

0,67

6,89

0,47

2010

67,04

0,46

0,66

5,8

0,61

2011

48,18

0,63

0,6

3,01

0,52

2012

139,33

0,4

0,51

0,05

-0,1

2013

145,59

0,4

0,4

0,2

-0,13

24

2009

MERK

503,82

0,18

1,73

33,8

1,39

2010

757,31

0,17

1,83

27,32

0,31

2011

751,52

0,15

1,57

39,56

0,37

2012

387,12

0,27

1,63

18,93

0,15

2013

397,95

0,27

1,71

25,17

0,24

25

2009

MLBI

93,53

0,63

1,41

33,35

2,88

2010

65,89

0,89

1,63

47,56

0,64

2011

94,5

0,59

1,57

52,25

0,31

2012

99,42

0,57

1,52

55,74

1,06

2013

58,05

0,71

1,36

52,71

0,63

26

2009

MYOR

229,04

0,5

1,47

11,78

2,99

2010

258,08

0,54

1,64

11,36

1,41

2011

221,87

0,63

1,43

7,33

0,34

2012

276,11

0,63

1,27

8,97

0,42

2013

245,76

0,59

0,96

8,67

0,32

27

2009

SCCO

120,29

0,64

1,45

1,75

-0,08

2010

126,47

0,63

1,9

5,27

0,56

2011

129,1

0,64

2,31

7,54

0,69

2012

146,21

0,56

2,38

11,42

0,38

2013

142,87

0,58

1,45

5,68

0,17

28

2009

SMGR

357,63

0,2

1,11

25,89

0,88

2010

29,17

0,22

0,92

23,51

0,29

2011

264,65

0,26

0,83

20,12

0,25

2012

170,59

0,32

0,74

18,54

0,42

2013

188,24

0,29

0,8

17,39

-0,08

29

2009

SMSM

158,7

0,42

1,46

15,18

0,29

2010

217,41

0,47

1,46

15,45

0,5

2011

271,58

0,41

1,59

19,29

0,41


(2)

2013

225,25

0,37

0,36

5,4

0,4

30

2009

TCID

726,31

0,11

1,4

12,53

0,53

2010

1,068,45

0,09

1,4

12,55

-0,07

2011

1,174,28

0,1

1,46

12,38

0,12

2012

772,65

0,13

1,47

11,92

0,48

2013

430,2

0,19

1,07

11,13

0,12

31

2009

TOTO

206,31

0,48

0,97

18,09

-0,87

2010

209,74

0,42

1,03

17,75

4,41

2011

188,27

0,43

1

16,28

0,79

2012

215,44

0,41

1,04

15,5

0,37

2013

254,86

0,36

0,75

12,41

-0,98

32

2009

TSPC

346,84

0,25

1,38

11,06

0,91

2010

336,85

0,26

1,43

13,78

1,48

2011

308,3

0,28

1,36

13,8

0,54

2012

309,33

0,28

1,3

13,71

0,49

2013

329,05

0,27

0,97

11,14

-0,11

33

2009

UNVR

104,17

0,5

2,44

40,66

0,47

2010

85,13

0,53

2,26

38,9

0,53

2011

68,67

0,65

2,24

39,73

0,17

2012

66,83

0,67

2,28

40,38

0,14


(3)

Lampiran 3. Data Hasil SPSS

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CR 165 1.07 5773.28 300.60 503.93

DAR 165 .04 1.21 0.39 0.19

TATO 165 .11 12.89 1.35 1.06

ROA 165 .05 71.51 15.13 11.28

Return 165 -.98 9.21 0.63 1.26

Valid N (listwise) 165

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CR DAR TATO ROA Return

N 165 165 165 165 165

Normal Parametersa

Mean 3.0060E2 .3914 1.3510 15.1292 .6287 Std. Deviation 5.03931E2 .18930 1.05679 1.12808E1 1.26046 Most Extreme

Differences

Absolute .285 .095 .210 .162 .227 Positive .244 .095 .210 .162 .227 Negative -.285 -.053 -.196 -.097 -.158 Kolmogorov-Smirnov Z 3.659 1.226 2.703 2.083 2.911 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .099 .000 .000 .000 a. Test distribution is Normal.

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CR.Ln DAR.Ln TATO.Ln ROA.Ln Return.Ln

N 165 165 165 165 125

Normal Parametersa

Mean 5.2967 -1.0661 .1624 2.4301 -.6624 Std. Deviation .94014 .53458 .52072 .91304 1.09808 Most Extreme

Differences

Absolute .103 .095 .095 .129 .074 Positive .063 .058 .080 .099 .067 Negative -.103 -.095 -.095 -.129 -.074 Kolmogorov-Smirnov Z 1.329 1.215 1.219 1.654 .832 Asymp. Sig. (2-tailed) .058 .104 .102 .084 .492 a. Test distribution is Normal.


(4)

Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method 1 ROA.Ln, CR.Ln,

TATO.Ln, DAR.Lna

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Return.Ln

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .207a .043 .019 .73741 2.221

a. Predictors: (Constant), ROA.Ln, CR.Ln, TATO.Ln, DAR.Ln b. Dependent Variable: Return.Ln

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.899 4 .975 1.793 .133a

Residual 87.003 160 .544

Total 90.903 164

a. Predictors: (Constant), ROA.Ln, CR.Ln, TATO.Ln, DAR.Ln b. Dependent Variable: Return.Ln

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -.277 .360 -.770 .442

CR.Ln .031 .069 .039 .451 .653 .799 1.251 DAR.Ln .008 .121 .006 .064 .949 .788 1.269 TATO.Ln .029 .116 .020 .252 .801 .908 1.102

ROA.Ln .160 .066 .196 2.422 .017 .915 1.093


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, AKTIVITAS, DAN RETURN SAHAM TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 9 16

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, AKTIVITAS, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Listing di BEI)

0 10 63

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013

0 12 11

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013).

0 2 8

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 26

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO-PUBLIC DI IND

0 1 14

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Leverage terhadap Return Saham pada Perusahaan Batubara di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 22

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Kasus pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia).

0 0 103

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis - Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efeek Indoonesia

0 0 25