Siswa tingkat Sekolah Dasar di SDLB-B Frobel Montessori ini mayoritas beragama islam sedangkan yang beragama Kristen berjumlah 7
siswa. Gambaran mengenai keadaan siswa SDLB-B Frobel Montessori dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3. Data Siswa di SDLB-B Frobel Montessori Tahun Ajaran 2013-2014
No Nama
Kelas Jenis
Kelamin Agama
1 Alya Humairoh
I P
Islam 2
Muhammad Raihan I
L Islam
3 Aprilia Dwi Zahra
I P
Islam 4
Dwi Yunanda Oktaviera I
P Islam
5 Rizka Aprilia Hasanah
I P
Islam 6
Dezan Ilyas Rozi I
L Islam
7 M. Alfarizi Afena
I L
Islam 8
Muhammad Ali I
L Islam
9 Bhagas Zuhalda
I L
Islam 10
Bhagus Zuhaldy II
L Islam
11 Risnawati
II P
Islam 12
Winda Safitri II
P Islam
13 Kornelius Yogi Wiryanto
II L
Kristen 14
Ika Wulandari II
P Islam
15 Dewi Nurmala Sari
II P
Islam 16
Dwianto Candra Putra II
L Islam
17 Nani Aliya
II P
Islam 18
Arrayan Bagus Novranda II
L Islam
19 Zahwa Assabila
II P
Islam 20
Umar Adzan Bahri III
L Islam
21 Muslim Haris
III L
Islam 22
Sella Sekar Dianti III
P Islam
23 Nazeyla Afrilia Putri
III P
Islam 24
Rusman Hadi Nul Islam III
L Islam
Tabel 2. Jumlah Siswa tiap kelas berdasarkan Jenis Kelamin di SDLB-B Frobel Montessori Tahun Ajaran 2013-2014
No Jenis kelamin
Kelas Jumlah
I II
III 1
Laki-laki 5
3 3
11 2
Perempuan 4
7 2
13 Jumlah
9 10
5 24
Gambar 4. Jumlah Siswa berdasarkan Jenis Kelamin di SDLB-B Frobel Montessori Tahun Ajaran 2013-2014
8. Kurikulum Sekolah Luar Biasa
Kurikulum yang berlaku di SDLB sebagian besar telah menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP. Secara
proporsional kurikulum pada SDLB menitikberatkan pada program keterampilan 42 dan SMPLB menitikberatkan pada program
keterampilan 62 . KTSP adalah kurikulum operasional yang di susun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan . KTSP terdiri dari
Series1; laki- laki; 11; 46
Series1; perempuan ;
13; 54
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, strukrur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan ,kalendar pendidikan dan silabus .
KTSP terdiri kelompok mata pelajaran muatan lokal dan Pengembangan diri . pada satuan pendidikan SDCB dan SMPCB terdapat
program khusus , di mana setiap satuan Pendidikan disesuaikan dengan jenis kegunaan perserta didik .
KTSP mencakup satuan pendidikan TKLB, SDLB, SLTPLB, Dan SMLB memberikan kesempatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus
untuk mengembangkan kompetensinya seoptimal dan setinggi mungkin dan untuk mendapatkan perkerjaan yang berguna agar dapat hidup mandiri
di masyarakat dan dapat bersaing di era global . kurikulum ini memungkinkan siswa dapat belajar atau Mempelajari sesuai dengan bakat
dan minat serta program keterampilan yang ditawarkan pada SDLB , dengan komposisi perbandingan antara teori dan praktek cukup
proposional .
BAB IV HASIL PENERAPAN POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID
A. Penerapan Pola Komunikasi Intrapersonal Dalam Pembelajaran Agama Islam Bagi Anak Tunarungu Di SDLB-B
Frobel Montessori
Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi
intrapersonal dalam pembelajaran Agama Islam bagi anak Tunarungu Di
SDLB-B Frobel Montessori terjadi melalui aktivitas berdoa, bersyukur dan
instrospeksi diri. Penerapan pola komunikasi dalam pembelajaran Agama Islam bagi
Anak Tunarungu Di SDLB-B Frobel Montessori dalam dilihat dari cara Guru dalam memberikan nasehat melalui pesan nonverbal yang ditampakkan. Guru
Agama Islam tidak hanya memerintah tanpa melakukan tetapi selalu memberikan contoh kepada muridnya melalui kedisiplinan Guru dalam
kehidupan sehari-hari, seperti memberikan contoh dalam sholat berjamaah. Di sini Guru tidak pernah meninggalkan sholat berjamaah. Dengan sikap
Guru seperti itu, maka dengan sendirinya murid akan mengikuti Guru dalam berjamaah. Selain itu, dalam semua disiplin Guru selalu menunjukkan bahwa
dia adalah contoh yang baik bagi muridnya karena murid akan menitu semua yang dilakukan Gurunya. Disini terlihat bahwa transformasi nilai akhlak yang
baik dapat dilakukan dengan member nasehat pada semua kegiatan.
Dalam proses belajar pembelajaran anak tunarungu yaitu memakai bahasa bibir dan bahasa isyarat. Bahasa isyarat ada dua macam yang pertama
bahasa isyarat per-abjad dan yang kedua bahasa isyarat bentuk per-kalimat. Biasanya bahasa isyarat seperti ini sebagai pelengkap bahasa bibir saja. Hal
tersebut sebagaimana yang di ungkapkan oleh Nur Eni Setiawati, S.Pd selaku Guru Pendidikan Agama Islam di SD Luar Biasa B Frobel Montessori,
sebagai berikut:
71