Kadar protein total-Metoda Gunning Kadar karbohidrat by difference Kadar pati Sudarmadji 1990

27

b. Kadar abu

AOAC 1995 Cawan porselen dikeringkan dalam dalam oven pada suhu 105 o C selama 1 jam kemudian dimasukkan dalam desikator sampai kondisi konstandingin kemudian ditimbang berat x. Sampel sebanyak 2 g berat y dimasukkan ke dalam cawan porselen. Cawan dimasukkan ke dalam tanur pengabuan pada suhu 450-550 o C selama 2 jam atau sampai semua sampel telah menjadi abu. Cawan didinginkan dan ditimbang berat z. Kadar abu dihitung dengan rumus : Kadar abu = 100 x y x z −

c. Kadar lemak

Woodman 1941 dalam Sudarmadji 1990 Sebanyak 5 g sampel dibungkus dengan kertas saring lalu dimasukkan dalam labu soklet. Labu didih ditimbang sebelumnya dan diperoleh berat awal berat a. Petroleum eter kemudian dimasukkan ke dalam labu didih. Rangkaian peralatan soklet dipasang dan dialirkan air ke dalam kondensor. Labu didih dipanaskan sampai pelarut menguap dan didinginkan oleh kondensor. Kondensat masuk ke dalam alat soklet dan terjadi proses ekstraksi. Ekstraksi dilakukan sampai seluruh lemak terekstrak dari sampel. Setelah selesai ekstraksi, seluruh pelarut dimasukkan dalam labu didih. Pelarut dalam labu didih diuapkan dalam oven pada suhu 105 o C sampai tersisa hanya lemak dan kemudian ditimbang sebagai berat akhir berat b. Kadar lemak dihitung dengan rumus : Kadar lemak = 100 x sampel berat a b −

d. Kadar protein total-Metoda Gunning

Sudarmadji 1990 Sampel ditimbang sebanyak 0.2 g kemudian dimasukkan ke dalam labu Kjehdahl 100 ml lalu ditambahkan 2 g K 2 SO 4 , 40 mg HgO dan 2.5 ml H 2 SO 4 pekat. Setelah itu campuran dalam labu tersebut didestruksi selama 30 menit sampai warna larutan menjadi hijau jernih dan dibiarkan sampai dingin. Hasil destruksi didistilasi. Destilat ditampung dalam erlenmeyer yang telah berisi HCl dan indikator fenolftalein 28 lalu dititrasi dengan HCl 0.02 N. Titrasi dilakukan juga untuk larutan blanko yang berisi akuades. Kadar nitrogen dihitung dengan rumus : Vol. HCl sampel-Vol. HCl blanko x Normalitas HCl x 14.0067 Kadar N = x100 Berat sampel mg Kadar protein = 6.25 x N

e. Kadar karbohidrat by difference

Kadar karbohidrat dihitung berdasarkan persamaan : Kadar karbohidrat = 100 - air+abu+lemak+protein

f. Kadar pati Sudarmadji 1990

Sebanyak 2 – 5 g sampel yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam gelas beaker 250 ml lalu ditambahkan 50 ml akuades dan diaduk selama 1 jam. Suspensi disaring dengan kertas saring dan dicuci dengan akuades sampai volume filtrat 250 ml. Residu pada kertas saring dicuci 5 kali dengan 10 ml eter dan eter dibiarkan menguap dari residu. Residu dicuci dengan 150 ml alkohol 10. Residu dipindahkan dari kertas saring ke dalam erlenmeyer dengan penambahan 200 ml akuades dan 20 ml HCl 25 kemudian ditutup dengan pendingin balik. Erlenmeyer dipanaskan pada penangas air mendidih selama 2.5 jam. Setelah dingin, campuran tersebut dinetralkan dengan larutan NaOH 40 dan diencerkan hingga volume 500 ml kemudian disaring. Larutan diambil 25 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambah 25 ml larutan Luff Schoorl. Beberapa butir batu didih dimasukkan ke dalam erlenmeyer tersebut dan dipanaskan selama 10 menit lalu didinginkan. Setelah dingin, campuran dalam erlenmeyer tadi ditambahkan 15 ml KI 20 dan 25 ml H 2 SO 4 26.5 dengan hati-hati. Yodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0.1 N memakai indikator pati 1 sebanyak 2-3 ml. Titrasi diakhiri setelah hilangnya warna ungu kebiruan. Blanko dibuat dengan cara : sebanyak 25 ml larutan Luff Schoorl ditambah 25 ml akuades. Selisih volume Na 2 S 2 O 3 pada titrasi blanko dengan titrasi larutan sampel dikonversikan dengan nilai pati dan gula pereduksi pada Tabel 5 dan akan diperoleh jumlah mg glukosa, fruktosa dan gula invert hasil hidrolisis pati. 29 Kadar pati dihitung dengan rumus : Jumlah glukosa, fruktosa, gula invert mg x faktor pengenceran Kadar pati = x 100 Berat sampel mg

g. Kadar gula pereduksi Sudarmadji 1990