IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum
Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara 110
01’ 51’’ dan 110 26’ 58’’ Bujur
Timur dan 7
19’ 13’’ dan 7 42’ 16’’ Lintang Selatan. Luas kabupaten Magelang 108.573 Ha atau 3,34 luas propinsi Jawa Tengah dan letaknya
diapit kabupaten Temanggung, kabupaten Wonosobo, kabupaten Semarang, kabupaten Boyolali, kabupaten Purworejo, propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, serta kota Magelang ditengah-tengahnya. Kabupaten Magelang terdiri dari 21 kecamatan, 365 desa dan sebagian
besar merupakan daerah dataran datar dengan ketinggian rata-rata 360 m dpl. Secara administrasi pemerintahan kabupaten Magelang dibatasi oleh :
a Utara : kabupaten Temanggung dan kabupaten Semarang
b Timur : kabupaten Semarang dan kabupaten Boyolali
c Selatan : provinsi DIY dan kabupaten Purworejo
d Barat : kabupaten wonosobo dan kabupaten Temanggung
e Ditengah Kabupaten Magelang terdapat Kota Magelang
Jumlah penduduk kabupaten Magelang tahun 2006 sebesar 1.188.141 jiwa, dimana 600.434 jiwa adalah perempuan. Kepadatan penduduk adalah 1.094,32
jiwakm2. Jumlah kepala keluarga 266.111 dengan rata-rata 4,46 jiwa per kepala keluarga. Pertumbuhan penduduk sebesar 0,98tahun. Jumlah penduduk
menurut mata pencaharian terlihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
No Jenis Pekerjaan
Jumlah Penduduk Prosentase
orang
1 Petani
159,938 25,39
2 Buruh tani
201,305 31,95
3 Pedagang
76,594 12,10
4 Transportasi
12,115 1,92
5 Industri
43,183 6,85
6 Jasa
100,666 15,98
7 Lainnya
36,167 5,74
Dilihat dari peta orientasi propinsi Jawa Tengah wilayah Kabupaten Magelang memiliki posisi yang strategis karena keberadaannya terletak
ditengah-tengah mudah dicapai berbagai arah. Dilihat secara geo ekonomis Kabupaten Magelang merupakan daerah perlintasan jalur ekonomi yaitu
Semarang-Magelang-Purwokerto dan Semarang-Magelang-Yogyakarta-Solo. Wilayah Kabupaten Magelang secara topografi merupakaan dataran
tinggi berbentuk menyerupai cawan cekungan karena dikelilingi 5 gunung yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Andong, Gunung Telomoyo
dan Gunung Sumbing dan pegunungan Menoreh. Kondisi ini menjadikan sebagian besar wilayah Kabupaten Magelang
merupakan daerah tangkapan air sehingga menjadikan tanah yang subur karena berlimpahnya sumber air dan sisa abu vulkanis.
Kabupaten Magelang mempunyai iklim yang bersifat tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan kemarau dengan temperatur 20-27
C. Dengan melihat kondisi agro klimat kabupaten Magelang tersebut maka cocok dipakai
sebagai objek penelitian budidaya pepaya. Pepaya merupakan jenis tanaman tropis basah yang cocok dengan kondisi tersedianya air dan curah hujan, suhu
berkisar antara 22-26 C, pertumbuhan baik di tanah yang subur.
Kondisi lahan yang cukup baik, tanah subur, cukup air dan didukung dengan iklim yang sesuai dengan tanaman pepaya menjadikan pepaya yang
dihasilkan Kabupaten Magelang mempunyai kualitas yang cukup baik dan mempunyai daya saing yang cukup kompetitif dengan sesama penghasil
pepaya dari kota lain. Dan berdasarkan informasi di pasaran bahwa pepaya Kabupaten Magelang mempunyai cita rasa dan aroma yang lebih unggul
dibandingkan pepaya daerah lain. Kondisi ini yang menjadikan nilai tambah dari produk pepaya Kabupaten Magelang.
Dilihat dari letak geografis dan geo-ekonomis dimana Kabupaten Magelang merupakan perlintasan jalur ekonomi, maka untuk tata niaga
perdagangan termasuk untuk tata niaga buah-buahan secara umum dan buah pepaya secara khusus daerah ini berpotensi dikembangkan untuk dijadikan
sentra budidaya pepaya.
Dilihat secara perusahaan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah milik bapak Asfuri yang merupakan pengusaha budidaya pepaya bangkok yang
berlokasi di desa Prangkoan, kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Bapak Asfuri menjalankan usaha budidaya tanaman pepaya Bangkok ini
sejak tahun 2007. Sebelumnya usaha yang dikelola adalah usaha penggemukan sapi, akan tetapi sejak tahun 2006 usaha penggemukan sapi tersebut mengalami
penurunan karena menderita kerugian. Tahun 2007 melirik usaha budidaya tanaman pepaya Bangkok.
Pada awal usaha bapak Asfuri menanam pepaya Bangkok di lahan sendiri seluas dua ha dengan modal awal Rp.60.000.000,- dari penjualan sisa
sapi. Saat ini seiring dengan makin berkembangnya budidaya pepaya Bangkok menambah lahan penanaman dengan menyewa lahan bengkok dari kelurahan
seluas 20 ha dan sebagian modal kerja merupakan hasil pinjaman dari bank. Legalitas usaha Perusahaan cukup komplit untuk kategori industri kecil
dimana sudah mempunyai ijin-ijin Surat Ijin Usaha Perdagangan SIUP, Tanda Daftar Perusahaan TDP, dan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP.
Dilihat dari sisi permodalan perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari salah satu Bank di Magelang. Adanya pemberian bantuan modal kerja dari
perbankan tersebut menunjukkan perusahaan dalam menjalankan usaha cukup layak. Konsekuensi dari adanya fasilitas kredit tersebut perusahaan harus
mampu untuk memenuhi komitmen pembayaran angsuran ke bank, minimal untuk pembayaran bunga setiap bulannya sehingga perusahaan tiap bulannya
dituntut untuk memperoleh pendapatan yang sebagian hasilnya digunakan untuk membayar setoran ke bank.
Aspek Teknis Produksi
Budidaya pepaya Bangkok yang dijalankan oleh bapak Asfuri sebagian besar dengan menggunakan lahan sewa dari tanah bengkok kelurahan. Luas
lahan yang digunakan untuk usaha saat ini sebesar 20 ha.
Biaya sewa lahan sebesar Rp. 5.000.000,-ha, dengan sistem pembayaran
dimuka. Lahan yang disewa merupakan tanah bengkok sehingga lahan tersebut jika dilihat dari tingkat kesuburan tanah lebih rendah dibandingkan tanah biasa untuk
pertanian. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dari satu pohon mulai tanam sampai
dengan tanaman tersebut berbuah sebesar Rp. 15.000,-. Biaya tersebut meliputi biaya sewa lahan, biaya bibit, biaya tenaga kerja, biaya pupuk dan obat-obatan.
Dalam satu ha bisa ditanam pepaya sebanyak 1.200 batang pohon pepaya dan harga bibit pepaya saat ini seharga Rp.500,-. Masa tanam pepaya dari
pesemaian sampai tanaman berbuah selama sembilan bulan, dan lamanya umur pepaya antara 3 tahun sd 4 tahun.
Banyaknya buah pepaya dari satu batang pohon untuk masa panen pertama dengan masa panen berikutnya berbeda, dimana masa panen tahun pertama hasil
buah pepaya lebih banyak daripada masa panen berikutnya. Banyaknya buah pada masa panen tahun pertama sebanyak 25 buah, pada masa panen kedua sebanyak 20
buah dan pada masa panen ketiga sebayak 15 buah. Masa panen buah pepaya sebanyak dua kali setiap tahun, dikarenakan proses bunga sd tanaman panen
membutuhkan waktu selama enam bulan. Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dalam usaha budidaya pepaya
Bangkok selama ini cukup bervariasi yaitu pada musim tanam untuk lahan seluas 20 Ha jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 50 orang, sedangkan rata-
rata jumlah tenaga kerja harian sebanyak 15 orang. Sistem penggajian yang
dilakukan oleh perusahaan selama ini dengan sistem penggajian secara harian.
Resiko yang ada dalam usaha budidaya pepaya yaitu sebagai berikut. 1.
Adanya varian terhadap buah. Hasil buah ada yang berbentuk bulat dan lonjong. Harga buah yang lonjong
separo dari harga buah yang bulat. Varian perbedaan buah tersebut rata-rata sebesar 5 dari buah normal.
2. Tanaman mati karena hama ulat pemakan akar.
Terjadi karena melakukan penanaman pepaya tidak tepat waktu, sehingga pada waktu pesemaian ulat belum berubah menjadi kepompong atau kupu-kupu.
Aspek produksi merupakan salah satu aspek yang perlu diteliti pada suatu usaha yang meliputi penentuan jumlah order, penentuan jumlah input produksi
sebagai persediaan, dan penentukan bagaimana dan kapan input produksi akan dibeli. Penentuan jumlah order harus diketahui oleh pengusaha untuk
memperkirakan kebutuhan papaya dan seberapa jauh produknya diminati oleh pasar.
Untuk meningkatkan jumlah produksi maka pembudidaya harus mempunyai strategi khusus yang berupa pemberian pupuk terutama pupuk
organik secara berkala. Pupuk organik yaitu pupuk yang bahan bakunya berasal dari sisa makhluk hidup yang telah mengalami proses pembusukan oleh
mikroorganisme pengurai sehingga warna, rupa, tekstur, dan kadar airnya tidak serupa lagi dengan aslinya. Penggunaan pupuk organik bermanfaat untuk
meningkatkan efisiensi penggunaaan pupuk kimia sehingga dosis pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaaan pupuk kimia dapat
dikurangi. Dilihat dari analisis aspek input produksi petani sampai saat ini belum
pernah menemui kendala dalam pemenuhan input produksi. Dapat dikatakan dari aspek input produksi usaha ini layak untuk dilaksanakan karena tidak ada
hambatan baik dalam hal pemenuhan input produksi maupun dalam penggunaannya. Input produksi yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal oleh
petani. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya persediaan input produksi, artinya input produksi yang ada selalu habis digunakan untuk proses produksi.
Aspek Manajemen
Usaha budidaya pepaya Bangkok telah dimulai sejak tahun 2007, dimana usaha tersebut dirintis oleh bapak Asfuri sebagai diversifikasi dari usaha
penggemukan sapi. Seiring dengan kesibukan bapak Asfuri sebagai pegawai di lingkungan PEMDA Magelang maka usaha ini pengelolaannya dibantu oleh
adiknya. Tidak ada struktur organisasi dalam perusahaan, karena perusahaan
bersifat perorangan semua urusan perusahaan ditangani sendiri dengan bantuan saudara. Integrasi dan reputasi perusahaan selama ini cukup baik dimana bapak
Asfuri sebagai debitur bank belum pernah melakukan tunggakan pembayaran kewajiban.
Pemilik usaha selama ini sering mengikuti seminar-seminar baik yang diadakan instansi pertanian Kabupaten Magelang maupun seminar di tingkat
Nasional. Pemilik usaha sering juga sebagai pembicara seminar peternakan atau pertanian, sehingga pengalaman usaha dirasa cukup.
Aspek Pemasaran
Sistem pemasaran yang dilakukan perusahaaan selama ini yaitu penjualan secara langsung ke pedagang pengecer langganan di pasar. Pasar yang menjadi
tujuan bapak Asfuri selama ini adalah pasar di daerah Yogyakarta dan Semarang, dikarenakan lokasi Kabupaten Magelang cukup dekat dengan lokasi pemasaran
hingga biaya trasportasi bisa ditekan. Beberapa pasar yang menjadi tempat untuk menjual hasil pepaya Bangkok
bapak Asfuri untuk wilayah Yogyakarta adalah pasar Beringharjo dan pasar Gamping. Sedangkan untuk wilayah Semarang adalah pasar Johar. Pembayaran
selama ini dilakukan secara tunai. Besarnya nilai penjualan tergantung dari berat pepaya dikalikan dengan harga, karena ada juga pembelian yang dilakukan hanya
memperhatikan berapa banyaknya pepaya atau sistem tebas. Rata-rata harga papaya saat ini Rp. 1.500,-kg.
Perusahaan saat ini belum melakukan penjualan hasil pepaya melalui toko atau supermarket karena dengan beberapa pertimbangan yaitu pepaya yang mau
diterima supermarket adalah pepaya dengan mutu terbaik saja, harga lebih rendah dari harga dipasaran, pembayaran dilakukan secara tempo dalam jangka waktu
yang panjang yaitu minimal 3 bulan. Kondisi ini yang menyebabkan perusahaan belum melirik untuk melakukan penjualan papaya ke toko atau supermarket.
Pengaruh komoditas buah lain terhadap permintaan pepaya ada, tetapi cukup kecil pengaruhnya terutama untuk buah mangga. Pada waktu musim buah
mangga harga pepaya mengalami penurunan harga, tetapi cukup kecil sekitar Rp.200,- sd Rp.300,- per kilogram.
Pengaruh pesaing pepaya Bangkok yang dihasilkan dari daerah lain misalnya dari Kediri, Klaten, Kutoarjo selama ini tidak ada permasalahan,
dikarenakan kualitas pepaya Bangkok dari Magelang lebih baik dibandingkan dengan pesaing baik dari sisi rasa maupun dari bentuk pepaya.
Usaha yang dikelola adalah budidaya papaya Bangkok. Potensi pasar pepaya Bangkok tergolong cukup tinggi. Hal ini terbukti dari jumlah permintaan
yang besar tiap minggunya terutama di kota-kota besar. Sedangkan produksi yang dapat dihasilkan masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan mengingat jumlah
petani pepaya Bangkok masih sangat sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa pangsa pasar pepaya Bangkok masih sangat terbuka lebar. Bahkan di kota besar seperti
Jakarta, kebutuhan pasokan papaya mencapai 100 ton per hari. Namun permintaan tersebut belum dapat dipenuhi seluruhnya baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Perbaikan taraf hidup masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar,
berkontribusi nyata terhadap peningkatan konsumsi buah papaya yang berkualitas. Umumnya, konsumen papaya masih mengeluhkan ukuran buah yang terlalu besar
dan tidak seragam, warna kulit yang kurang menarik, rasa daging buah yang kurang manis, dan lain-lain. Disamping itu, kandungan vitamin C dalam buah
pepaya yang tinggi sangat dibutuhkan oleh tubuh. Tingginya suatu potensi pasar tidak hanya dilihat dari tingkat permintaan
tetapi juga dari tingkat penawaran. Penawaran pepaya dapat dikatakan masih sangat rendah karena saat ini hanya sedikit petani yang mengusahakan usaha tani
pepaya di Kabupaten Magelang, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat persaingan budidaya pepaya tidak terlalu tinggi karena pasar yang dimasuki masih
terbuka dengan jumlah permintaan yang belum terpenuhi sepenuhnya. Dengan kondisi yang demikian, petani akan memperoleh keuntungan tersendiri dalam
menjalankan usahanya. Dengan tidak adanya pesaing secara langsung, petani mampu memperoleh bargaining position yang tinggi di mata konsumen. Melihat
potensi penawaran tersebut, budidaya pepaya ini cukup menjanjikan untuk diusahakan.
Untuk sarana promosi, petani belum memiliki cara atau media khusus untuk memasarkan pepaya yang diproduksinya. Sejauh ini, petani menjual hasil
produksinya kepada agen yang telah dikenal dan dijual kepada masyarakat di lingkungan sekitar tempat produksi. Ada juga agen yang mengambil pepaya
lengung ke petani sehingga petani cukup diuntungkan karena tidak ada penambahan biaya transportasi.
Berdasarkan analisis potensi pasar pepaya di atas, dapat disimpulkan bahwa pengusahaan usaha tani pepaya ini layak untuk diusahakan. Hal ini
dikarenakan besarnya potensi pasar untuk pepaya dilihat dari sisi permintaan, penawaran, dan harga. Jumlah permintaan yang tidak diimbangi oleh jumlah
penawaran menciptakan peluang besar pada pengusahaan pepaya. Di samping itu, harga jual yang tinggi juga cukup menjanjikan bahwa usaha budidaya pepaya
dapat mendatangkan keuntungan.
B. Kelayakan Budidaya Pepaya di Lahan Milik Sendiri