Business analysis of papaya cutivation with land rent system

(1)

AGUNG WIJAYANTO

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011


(2)

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Tugas Akhir yang berjudul:

ANALISIS USAHA BUDIDAYA PEPAYA BANGKOK DENGAN SISTEM LAHAN SEWA

adalah merupakan hasil karya dan hasil penelitian saya sendiri, dengan pembimbingan dari komisi pembimbing. Tugas akhir ini belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi dan data yang digunakan berasal atau dikutip dari karya penulis lain yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Juli 2011

Agung Wijayanto F352060175


(3)

system. Under supervised by SURYAHADI and AMIRUDDIN SALEH.

Agribusiness is an activity related to the agricultural sector in the broad sense-oriented domestic resources such as agriculture, plantation, forestry, animal husbandry and fisheries. One area of agribusiness that has good prospects for development is the cultivation of papaya farming Bangkok, because the market demand is still huge, rapid investment payback period, the price is relatively stable, and continuous harvest throughout the year. The market opportunity is still wide open, because the supply is currently still lacking. This situation is caused by fluctuations in the supply of papaya from the centers of cultivation was reduced by planting the land area is declining. As the object of study is the cultivation of papaya farm bangkok, Mr Asfuri located in the Village Prangkoan, Mertoyudan District, Magelang regency, Central Java. Currently running a business fathers Asfuri mostly by Bangkok papaya cultivation of leased land. The purpose of this study was to analyze the feasibility of planting papaya Bangkok with his own land, business feasibility analysis Bangkok with papaya farming leased land and the cultivation of papaya integration model of Bangkok's most profitable for entrepreneurs to raise papaya cultivation of Bangkok. Quantitative analysis carried out to analyze the feasibility of the financial aspects using the criteria of Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Gross benefit and Cost Ratio (Gross B/C Ratio), Sensitifitas, and BEP analysis. NPV value of aquaculture in their own land is higher at Rp 103,793,371.93, while cultivating the land lease Rp 60,069,785.97. This shows that the net benefits received from cultivation in their own land is greater than in the land lease. Judging from the value of Gross IRR and B/C, indicating that the value of Gross IRR and B/C for all the cultivation is > 0, so that both are good at cultivating their own land or on leased land eligible to run. When viewed from the BEP, the BEP for the cultivation of the land itself is 1.548 units and $ 6,190,661, while for the cultivation of the land rent is 6.972 units and $ 10,457,406.67. Comparison of financial feasibility between the two object cultivation shows that of both types of businesses, the cultivation of the land itself is a more viable business cultivated. It can be seen from the financial eligibility criteria of the cultivation the land itself has a better value.


(4)

Lahan Sewa. Di bawah bimbingan SURYAHADI dan AMIRUDDIN SALEH. Agribisnis adalah kegiatan yang berkaitan dengan sektor pertanian dalam arti luas yang berorientasi sumberdaya domestik seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Salah satu bidang agribisnis yang memiliki prospek yang baik untuk pengembangan adalah budidaya pepaya Bangkok, karena permintaan pasar masih besar, masa pengembalian investasi yang cepat, harga relatif stabil, dan berkelanjutan panen sepanjang tahun. Peluang pasar masih terbuka lebar, karena pasokan saat ini masih kurang. Situasi ini disebabkan oleh fluktuasi pasokan pepaya dari pusat budidaya berkurang akibat luasan lahan untuk menanam menurun. Sebagai obyek penelitian adalah budidaya pepaya Bangkok Bapak Asfuri. Lokasi usaha pertanian terletak di Desa Prangkoan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Saat ini Bapak Asfuri menjalankan budidaya pepaya pada lahan sewa.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis kelayakan usaha budidaya pepaya Bangkok dengan tanah sendiri, (2) menganalisis kelayakan usaha budidaya pepaya Bangkok dengan sistem lahan sewa dan (3) mengidentifikasi kiat-kiat meningkatkan efisiensi budidaya pepaya Bangkok yang paling optimal.

Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan aspek keuangan menggunakan kriteria Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Gross B/C Ratio), Sensitifitas, dan analisis BEP. Nilai NPV dari akuakultur di tanah mereka sendiri lebih tinggi sebesar Rp 103,793,371.93, sementara mengolah di lahan sewa sebesar Rp 60,069,785.97. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan bersih yang diterima dari budidaya di tanah mereka sendiri lebih besar daripada di lahan sewa. Dilihat dari nilai Bruto IRR dan B/C, menunjukkan bahwa nilai Bruto IRR dan B/C untuk semua budidaya adalah > 0, sehingga keduanya baik menggarap tanah mereka sendiri atau di lahan sewaan memenuhi syarat untuk berjalan. Apabila

dilihat dari nilai BEP, BEP untuk budidaya di tanah sendiri adalah 1.548 unit dan Rp 6.190.661, sedangkan untuk budidaya di lahan sewa adalah 6.972 unit dan Rp 10.457.406,67.

Perbandingan kelayakan keuangan antara budidaya di dua tempat tersebut menunjukkan bahwa dari kedua jenis usaha, budidaya di tanah sendiri adalah bisnis yang lebih layak. Hal ini dapat dilihat dari kriteria kelayakan finansial budidaya di tanah sendiri memiliki nilai yang lebih baik. Faktor kesuburan akan dapat memaksimalkan produksi buah, dibanding di lahan sewa yang cenderung kurang subur. Harga pokok di lahan milik sendiri Rp.17.500,- dibanding pada lahan sewa Rp. 15.000,- lebih tinggi, akan tetapi hasil produksi pepaya yang diperoleh di lahan sendiri lebih tinggi dibandingkan dengan lahan sewa. Harga pokok ini berkaitan dengan biaya perawatan dari tenaga kerja, biaya pupuk dan obat-obatan sehingga lahan yang semakin baik di dalam perawatan dan pemberian pupuk akan memberikan hasil panen yang lebih baik.

Kiat-kiat untuk meningkatkan efisiensi budidaya pepaya Bangkok yang paling optimal adalah (1) Melakukan efisiensi biaya produksi, tanpa harus mengurangi biaya yang semestinya dikeluarkan untuk tetap menjaga kualitas dan kontinuitas hasil usaha dan panen; (2) Mencapai tingkat produktivitas yang tinggi


(5)

dengan benar; (4) Meningkatkan pemberian pupuk organik, dikarenakan pupuk organik dapat sebagai penahan air tanah yang sangat bermanfaat untuk menjaga kesuburan dan kelembaban tanah; serta (5) Selalu berusaha meningkatkan kesuburan


(6)

©Hak cipta milik IPB, tahun 2011 Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB


(7)

AGUNG WIJAYANTO

Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada

Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011


(8)

Nama Mahasiswa : Agung Wijayanto Nomor Pokok : F352060175

Disetujui, Komisi Pembimbing

Dr.Ir. Suryahadi, DEA Dr.Ir. Amiruddin Saleh, MS Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Industri Kecil Menengah

Prof.Dr.Ir. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Dr.Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr


(9)

anugerah yang diberikan-Nya sehingga tugas akhir ini berhasil diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak dapat tersusun tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr.Ir. Suryahadi DEA selaku ketua komisi pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, koreksi dalam penulisan dan penyelesaian tugas akhir ini.

2. Dr.Ir. Amiruddin Saleh, MS selaku anggota komisi pembimbing atas bimbingan, dorongan dan telah banyak memberikan masukan dalam penulisan dan penyelesaian tugas akhir ini.

3. Dr.Ir. Sapta Raharja, DEA selaku dosen penguji dan juga telah memberikan masukan dalam perbaikan tugas akhir ini.

4. Seluruh dosen pengajar MPI yang telah memberikan ilmu dan wawasan baru beserta teman-teman sekretariat MPI yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.

5. Istri dan anakku tercinta yang telah memberikan semangat untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini

6. Bapak Asfuri dan Bapak Sugeng Sulistio selaku pemilik usaha budidaya tanaman Bangkok.

7. Pemimpin dan rekan-rekan Commercial Remedial & Recovery Semarang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

8. Rekan-rekan MPI angkatan VIII yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhirnya, Penulis berharap tugas akhir ini dapat memberikan masukan, kontribusi pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan, meskipun penulis sadar bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun akan diterima bagi perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang.

Magelang, Juli 2010 Penulis


(10)

Penulis dilahirkan di Klaten pada tanggal 20 Mei 1971 sebagai anak ke empat dari lima bersaudara pasangan Bapak Suwito Wignyo Martoyo (Alm) dan Ibu Tri Rahayu (Alm). Pada tahun 2003 penulis menikah dengan Nanik Prayogi Hastuti dan sekarang telah dianugerahi satu orang anak yang bernama Aura Wina Kusumarani.

Penulis diterima di Universitas Negeri Sebelas Maret dengan program Sarjana (S1) pada tahun 1990 di Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Manajemen dan lulus pada tahun 1995. Penulis bekerja di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mulai tahun 1995 dan sekarang ditempatkan di Commercial Remedial & Recovery Semarang sebagai Commercial Remedial & Recovery Manager. Penulis masuk kuliah di Program Studi Magister Profesional Industri (MPI) IPB pada bulan September 2006 sebagai angkatan ke VIII. Sebagai tugas akhir di Sekolah Pascasarjana, penulis melaksanakan penelitian berjudul “Analisis Usaha Budidaya

Pepaya Bangkok dengan Sistem Lahan Sewa” di bawah bimbingan Dr.Ir. Suryahadi, DEA dan Dr.Ir. Amiruddin Saleh, MS.


(11)

Halaman

DAFTAR TABEL ………..

DAFTAR LAMPIRAN ………..

I. PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang ……… 1

B. Perumusan Masalah ……….… 3

C. Tujuan ……….. D. Kegunaan ………. 3 3 II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Manajemen Usaha Tanaman Pepaya ...…..……….. 4

B. Kelayakan Usaha ……… C. Pepaya ………... 7 12 III. METODE KAJIAN ...……….. 34

A. Lokasi dan Waktu ….….……….………... 34

B. Metode Kerja ………... 1. Metode Pengumpulan Data .……….. 2. Metode Analisis Data ..………... 34 34 35 C. Aspek Kajian ………..………. 1. Kondisi Umum ………….………. 2. Aspek Kelayakan …………..………. 3. Aspek Profitabilitas ………….……….. 36 36 36 37 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………... 38

A. Kondisi Umum ... 38

B. Kelayakan Budidaya Pepaya di Lahan Milik Sendiri ... 38

C. Kelayakan Budidaya Pepaya dengan Sistem Lahan Sewa ... 47

D. Analisis Komparatif ... 48

E. Analisis Komprehensif ... 49

V. KESIMPULAN DAN SARAN ………... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ………. 53


(12)

Halaman

1. Perbandingan jarak tanam dan populasi pohon per hektar... 20

2. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian... 38

3. Biaya investasi budidaya pepaya di lahan sendiri... 45

4. Kelayakan budidaya pepaya di lahan sendiri... 46

5. Biaya investasi budidaya pepaya di lahan sewa... 47

6. Kelayakan budidaya pepaya di lahan sewa... 47

7. Komparasi kelayakan budidaya pepaya di lahan sendiri dan di lahan sewa... 48


(13)

Halaman 1. Data kelayakan …... 55 2. Biaya investasi dan depresiasi ... 57 3. Kuesioner tugas akhir ... 58


(14)

A. Latar Belakang

Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Krisis-krisis ini juga telah mengakibat-kan posisi-posisi pelaku ekonomi berubah. Sektor industri manufaktur yang selama ini dipuji mampu melipatgandakan nilai tambah suatu produk, ternyata terbukti tidak mampu menghadapi krisis moneter. Krisis ekonomi ini bisa dimaknai sebagai sebuah bencana ekonomi, tetapi juga dapat diartikan sebagai bentuk koreksi yang dilakukan oleh pasar sebagai akibat strategi dan kebijakan ekonomi pro impor dan sarat subsidi.

Pengalaman beberapa negara yang telah berhasil membangun perekonomian di landasi oleh pilar-pilar industri pertanian (agribisnis) yang tangguh misalnya Australia, Amerika Serikat dan Selandia Baru. Sumberdaya alam yang mereka miliki dieksploitasi sehingga sektor pertanian/peternakan menjadi tulang punggung yang mendominasi pendapatan negara.

Agribisnis belakangan ini merupakan anjuran yang sering disuarakan pakar ekonomi pertanian, karena agribisnis memiliki kemampuan yang sangat besar untuk memperbaiki kondisi ekonomi di Indonesia. Agribisnis ini terutama yang berorientasi pada sumber-sumber daya domestik seperti pertanian, perkebunan dan perikanan.

Agribisnis merupakan kegiatan usaha yang berkaitan dengan sektor pertanian dalam arti luas yang meliputi pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan. Agribisnis merupakan penjumlahan semua kegiatan yang berkecimpung dalam pabrik dan distribusi alat-alat maupun bahan untuk pertanian, kegiatan produksi pertanian, pengolahan, penyimpanan dan distribusi komoditas pertanian atau barang-barang yang dihasilkan (Masyhuri, 2002).

Salah satu bidang usaha agribisnis yang memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan adalah di bidang budidaya tanaman pepaya. Prospek sektor budidaya tanaman pepaya sangat cerah seiring dengan peningkatan pendapatan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya makanan sehat dan berimbang. Pepaya merupakan komoditas buah yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi


(15)

karena mengandung banyak provitamin A dan C, mineral kalsium, serat dan beberapa enzim yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Tanaman pepaya merupakan jenis tanaman buah-buahan tropis yang cepat menghasilkan. Bila tempat tumbuhnya sesuai dan teknik budi daya dilakukan sesuai dengan aturan maka buah akan dipanen antara 10-12 bulan setelah tanam. Tanaman pepaya yang dibudidayakan dengan baik dapat dipertahankan sampai umur 4-6 tahun.

Total produksi buah pepaya di Indonesia pada tahun 1994 mencapai 371.411 ton (Kalie, 2010). Pulau jawa merupakan sentra produksi utama buah pepaya di Indonesia. Produksi buah ini dari daerah sentranya mencapai 236.628 ton pada tahun 1994. Jumlah tersebut hampir mencapai dua per tiga produksi buah pepaya di Indonesia. Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat merupakan daerah sentra produksi pepaya tertinggi di Indonesia.

Saat ini pepaya telah dipasarkan di seluruh kota penting di berbagai belahan dunia. Indonesia merupakan salah satu negara lima besar produsen pepaya di dunia. Besarnya produksi tersebut terutama karena bahan dan iklim tropika yang sangat cocok untuk pepaya tumbuh dan berbuah secara optimal. Pepaya memiliki berbagai keunggulan seperti cepat berproduksi, mampu berbuah sepanjang tahun, dan tidak memerlukan lahan penanaman yang luas.

Peluang pasar pepaya masih terbuka lebar, dikarenakan suplainya saat ini masih kurang. Keadaan ini disebabkan fluktuasi suplai pepaya dari sentra-sentra penanaman berkurang akibat luasan lahan penanaman yang terus berkurang. Perkembangan perumahan real estate berdampak terhadap luas lahan pertanian.

Salah satu usaha UMKM di sektor agribisnis di bidang perkebunan budidaya pepaya yang mempunyai prospek cerah adalah budidaya pepaya Bangkok. Varietas pepaya Bangkok dikenal juga dengan nama pepaya Thailand. Pepaya Bangkok ini memiliki karakteristik kulit luarnya kasar dan tidak rata atau berbenjol-benjol, daging buah berwarna jingga bersemu merah dan keras, berat buah lebih kurang 3,5 kg dan varietas ini tahan dalam angkutan (Kalie, 2010).

Pertimbangan untuk memilih judul tugas akhir yang berkaitan dengan budidaya tanaman dengan pertimbangan umur produksi pepaya yang relatif singkat sehingga cepat menghasilkan, masa pengembalian investasi yang cepat,


(16)

modal yang dipakai untuk budidaya pepaya Bangkok tidak terlalu besar sehingga pengalaman untuk balik modal tidak terlalu lama.

Bapak Asfuri adalah salah satu pengusaha budidaya pepaya Bangkok yang berlokasi di Desa Prangkoan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. Saat ini Bapak Asfuri menjalankan usaha budidaya pepaya Bangkok kebanyakan dengan lahan sewa.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan yang hendak dikaji yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan usaha budidaya pepaya Bangkok di lahan milik sendiri?

2. Bagaimana kelayakan usaha budidaya pepaya Bangkok dengan sistem lahan sewa?

3. Bagaimana kiat-kiat meningkatkan efisiensi budidaya pepaya Bangkok yang paling optimal?

C. Tujuan

Berangkat dari permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalis kelayakan usaha budidaya pepaya Bangkok di lahan milik

sendiri.

2. Menganalis kelayakan usaha budiya pepaya Bangkok dengan sistem lahan sewa.

3. Mengidentifikasi kiat-kiat meningkatkan efisiensi budidaya pepaya Bangkok yang paling optimal.

D. Kegunaan

Tugas akhir ini dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya pepaya Bangkok yang berguna bagi para pengusaha dan calon pengusaha di bidang budidaya tanaman pepaya Bangkok dan juga lembaga-lembaga pembiayaan seperti bank, koperasi dan lain-lain.


(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Usaha Tanaman Pepaya

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan komoditas buah tropika utama. Sering dinamakan sebagai the health fruit of the angels, karena rasanya dikatakan sebagai rasa surga yang bermanfaat untuk kesehatan (Sobir, 2009).

Pepaya merupakan komoditas buah yang memiliki potensi luar biasa dan memiliki peluang usaha yang menjanjikan, karena permintaan pasar masih besar, masa pengembalian investasi cepat, harganya relatif stabil, dan panen yang terus-menerus sepanjang tahun. Situasi ini menggambarkan bahwa bisnis budidaya tanaman pepaya dapat memberikan income yang teratur dan agar keuntungan dapat dicapai seperti yang diharapkan maka perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Perencanaan usaha budidaya tanaman pepaya Bangkok yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

a. Aspek Teknis

Letak geografis, berhubungan dengan penelitian lokasi dengan mempertimbangkan ketinggian tempat, temperatur 21-33C, curah hujan antara 1.500-2.000 mm setahun, kelembaban udara yang dibutuhkan relatif minim yakni sekitar 66%, angin yang berperan dalam penyerbukan tanaman pepaya, karakteristik tanah yaitu tersedianya drainase yang baik dan pH tanah berkisar antara pH 5,0-7,0 dan ketersediaan bibit, infrastruktur, perlengkapan dan tenaga kerja.

b. Aspek Manajemen dan Organisasi

Struktur organisasi diperlukan untuk mendukung operasional usaha yang berfungsi untuk menentukan seorang tenaga kerja bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan kepada siapa harus mempertanggung-jawabkan pekerjaannya sehingga dapat berjalan efektif, efisien dan tepat waktu. Dengan demikian arus kegiatan menjadi jelas.


(18)

c. Aspek Pemasaran

Hal penting yang harus diketahui dalam aspek pemasaran adalah: (a) kedudukan buah pepaya yang saat ini sudah diperdagangkan, meliputi sejauh mana kebijaksanaan pemerintah terhadap tata niaga produk yang sudah ada, (b) pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan tingkat minat yang memadai terhadap penawaran pasar yang terdifinisi (Kotler, 1997). Daerah pemasaran yang masih potensial yang merupakan tujuan utama pemasaran produk yang dihasilkan, termasuk kondisi/situasi pasar pada waktu panen raya dan daya beli konsumen, (c) kemungkinan persaingan antara lain meliputi banyaknya usaha budidaya tanaman pepaya Bangkok, masih adanya peluang atau prospek pasar yang meliputi besarnya permintaan dibandingkan dengan penawaran, sehingga strategi penawaran harus pula dipertimbangkan dalam mengahadapi persaingan agar perusahaan tetap bertahan dan berkembang, (d) sistem penjualan, meliputi tatacara penjualan dari produsen ke konsumen atau pelanggan dan dampak yang dapat timbul dari sistem penjualan tersebut serta cara mengatasinya.

d. Aspek Finansial

Perlu diketahui macam biaya dan pengelolaan biaya tersebut.

(1) Biaya investasi, merupakan biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha budidaya tanaman pepaya yang nilainya tetap meskipun total produknya berubah.

(2) Biaya operasional atau merupakan biaya variabel dalam usaha budidaya tanaman pepaya yang nilainya berkorelasi positif dengan total produknya.

(3) Modal kerja, jumlah modal kerja menentukan skala usaha yang akan dilaksanakan.

(4) Pengelolaan keuangan, perlu adanya pencatatan pengeluaran dan pemasukan uang untuk mengetahui usaha tersebut menguntung-kan atau merugimenguntung-kan. Selain itu perlu disusun termasuk cash flow selama masa usaha tersebut.


(19)

2. Memilih Lokasi Tanam

Pemilihan dan penentuan lokasi bertujuan untuk mendapatkan lahan tanam yang sesuai, sehingga pepaya mampu berproduksi optimal dan menghasilkan buah sesuai dengan mutu yang ditetapkan.

3. Penentuan Waktu Tanam

Penentuan waktu tanam dalam membangun kebun pepaya sangat penting untuk memperoleh tanaman yang berbunga lengkap. Tujuan dari tahapan ini untuk menetapkan waktu penanaman yang tepat yang dapat menjamin bibit pepaya tumbuh secara optimal dengan proporsi bunga lengkap paling tinggi.

4. Penyediaan Benih

Penyediaan benih sangat penting, karena benih pepaya mudah kehilangan daya kecambahnya. Benih yang dibeli harus baru dan berasal dari persilangan tanaman hermafrodit agar diperoleh proporsi tanaman berbunga lengkap.

5. Pembibitan

Pertumbuhan tanaman yang baik sangat ditentukan oleh bibit yang sehat, sehingga kebun yang dibangun akan menghasilkan keuntungan secara ekonomis.

6. Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan bertujuan untuk menyediakan lahan yang siap ditanami bibit pepaya. Penyiapan lahan ini meliputi pembuatan bedengan, pengajiran, pengaturan jarak tanam dan pembuatan lubang tanam.

7. Penanaman Bibit di Lahan

Penanaman bibit di lahan yaitu meletakkan bibit pepaya di tengah lubang pada lahan yang telah disiapkan. Penanaman bibit di lahan ini merupakan proses yang sangat penting untuk menentukan hasil yang akan diperoleh dalam budidaya pepaya.


(20)

B. Kelayakan Usaha

Studi kelayakan usaha bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pihak yang terkait dengan usaha tersebut, misalnya investor, kreditur dan pemerintah. Dengan adanya studi ini diharapkan akan diperoleh gambaran sampai seberapa jauh pendirian dan pengembangan usaha tersebut layak dilaksanakan ditinjau dari berbagai aspek antara lain organisasi, pemasaran, teknik/operasi dan keuangan .

Kriteria investasi merupakan indeks ukuran yang dipakai untuk menyatukan layak/tidaknya, baik atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan. Indeks tersebut menggunakan nilai dari arus biaya dan arus penerimaan. Adapun Alat analisa atau metode dalam menilai keputusan investasi yang digunakan adalah:

1. Metode Net Present Value (NPV)

NPV menunjukkan keuntungan yang akan diterima selama umur proyek (umur investasi), merupakan selisih antara nilai sekarang dari cash flow dengan nilai sekarang dari investasi. Untuk menghitung NPV, pertama menghitung present value dari penerimaan cash flow dengan tingkat discount rate tertentu, kemudian dibandingkan dengan present value dari investasi, Bila selisih antara PV dari cash flow lebih besar berarti terdapat NPV positif, artinya proyek investasi layak, sebaliknya bila PV dari cash flow lebih kecil dibandingkan PV investasi, maka NPV negatif dan investasi dipandang tidak layak. Menurut Gittenger (1986), NPV dapat dihitung dengan persamaan:

dimana; Bt = manfaat (penerimaan) bruto pada tahun ke- t ( Rp) Ct= biaya bruto pada tahun ke- t (Rp)

i = tingkat suku bunga (%)

t = periode investasi (i = 1,2,3,...n) 2. Metode Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah prosentase keuntungan yang akan diperoleh yang melakukan investasi, biasanya dinyatakan dalam persen. Setelah IRR ditemukan, maka nilai IRR dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang

NPV = t tt

i) (1

C -B


(21)

disyaratkan. Bila IRR lebih besar dibanding keuntungan yang disyaratkan berarti proyek layak dilaksanakan, sebaliknya yaitu jasa lebih kecil dari keuntungan yang disyaratkan berarti proyek investasi kurang layak dilaksanakan.

Menurut Gittenger (1986), IRR dapat diperoleh dengan persamaan :

dimana : IRR = Internal Rate of Return NPV ’ = nilai NPV Positif (Rp) NPV ” = nilai NPV Negatif (Rp)

i’ = discount rate nilai NPV positif (%) i” = discount rate nilai NPV negatif (%) 3. Metode Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

Gross B/C ratio untuk menghitung besarnya manfaat yang diperoleh untuk setiap rupiah yang dibelanjakan, analisis titik impas (break-even point analysis) untuk mengetahui tingkat penjualan yang menghasilkan penerimaan sama dengan biaya total yang dipergunakan dan analisis payback period (PBP) untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal.

Menurut Pramudya (2006) Gross B/C dapat dihitung dengan persamaan:

4. Metode Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) adalah tingkat volume penjualan yang menyamakan nilai penjualan dengan total biaya atau laba bersih sama dengan nol. Break Even Point merupakan suatu gambaran kondisi penjualan produk yang harus dicapai untuk melampaui titik impas. Proyek dikatakan impas jika jumlah hasil penjualan produknya pada suatu periode

IRR = i’ +

) " ' ( ' NPV NPV NPV

(i” – i’)

1 

t t

t i) (1

B Gross B/C =

1 

t t t i) (1 C dimana:

Bt = manfaat pada tahun ke – t (Rp)

Ct = biaya pada tahun ke-t (Rp)

i = tingkat diskonto (%) t = jumlah tahun


(22)

tertentu sama dengan jumlah biaya yang ditanggung sehingga proyek tersebut tidak menderita kerugian tetapi juga tidak memperoleh laba. Jika hasil penjualan produk tidak dapat melampaui titik ini, maka proyek yang bersangkutan tidak dapat memberikan laba (Sutojo, 1993).

BEP dapat dihitung dengan persamaan :

Total Biaya (Rp) = Volume Penjualan (unit) x Harga Jual (Rp)

Perhitungan volume penjualan pada saat BEP dapat dihitung dengan persamaan :

Total Biaya Tetap BEP (unit) =

(Harga Jual/unit - Biaya Variabel/unit)

Total Biaya Tetap BEP (Rp) =

1 - Biaya Variabel per Unit Harga Jual

PBP adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas (Zubir; 2006), dihitung menurut persamaan:

Nilai Investasi

PBP (tahun) = x 1 tahun Kas Masuk Bersih

Metode ini sangat sederhana, sehingga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan utamanya adalah tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah payback, sehingga metode ini umumnya hanya digunakan sebagai pendukung metode lainnya. Oleh karena seluruh perhitungan arus kas selalu mengandung ketidakpastian, maka diperlukan analisis sensitivitas untuk mengetahui sensitivitas kelayakan usaha terhadap perubahan asumsi yang digunakan (Zubir, 2006).


(23)

Dalam banyak kasus, sebuah analisis titik impas sederhana tidak dapat memberikan informasi yang cukup mengenai dampak potensial ketidakpastian dalam estimasi nilai faktor terhadap hasil analisis. Dalam kasus-kasus seperti itu, dan pada kenyataan dalam banyak kasus, sangat berguna untuk menentukan seberapa sensitifkah situasi tersebut terhadap beberapa faktor tertentu sehingga pembobotan dan pertimbangan yang tepat dapat ditentukan terhadap situasi tersebut (DeGarmo et al., 20010).

Analisis sensitivitas disebut juga what-if analysis. Analisis ini menyangkut pengujian terhadap kelayakan suatu usaha dengan berbagai kondisi dan asumsi yang digunakan (Zubir, 2006). Pengujian ini, terutama dilakukan terhadap asumsi-asumsi yang berada di luar kendali manajemen perusahaan yang mungkin saja berubah. Dari pengujian sensitivitas dapat diketahui derajat sensitivitas setiap asumsi dengan NPV. Teknik ini biasa digunakan untuk mengetahui variabilitas pengembalian (Sundjaja & Inge, 2003).

Pengujian sensitivitas dapat dilakukan dengan persamaan : ∑ C (df) - ∑ B (df)

Error Benefits (y) =

∑ B (df) dan

∑ B (df) - ∑ C (df) Error Cost (x) =

∑ C (df)

dimana : B(df) = penerimaan pada tahun ke n dengan perhitungan discount factor (Rp)

C(df) = biaya pada tahun ke n dengan perhitungan discount factor (Rp)

Untuk menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan, seorang analis keuangan memerlukan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran yang seringkali digunakan adalah rasio, yang menunjukkan hubungan antara dua data keuangan. Analisis dan penafsiran berbagai rasio akan memberikan


(24)

pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan daripada analisa hanya terhadap data keuangan saja (Husnan & Enny, 1995).

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Karena itu, istilah rasio profitabilitas merujuk pada beberapa indikator atau rasio yang berbeda-beda yang bisa digunakan untuk menentukan profitabilitas dan prestasi kerja perusahaan (Downey & Erickson, 1989).

Penilaian profitabilitas adalah ukuran kemampuan perusahaan perorangan atau badan untuk menghasilkan laba dengan memperhatikan modal yang digunakan. Dalam rencana pembangunan perusahaan, analisa ini sangat penting, karena profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Maka sebagai dasar penilaian perusahaan, penilaian profitabilitas sangat penting (Harmaizar, 2006).

Rasio profitabilitas dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun laba bagi modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik akan tetapi profitabilitas (profit margin) sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan (Sartono, 1997).

Dua metode yang sering digunakan dalam menganalisa profitabilitas, yaitu:

1. ROE (Return on Equity) adalah perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri (pemilik), dengan rumus sebagai berikut:

Laba bersih ROE =

Modal sendiri

2. ROI (Return on Investment) adalah perbandingan antara laba bersih dan bunga pinjaman dengan modal sendiri dan bunga pinjaman, dengan rumus sebagai berikut:

Laba bersih + bunga pinjaman ROI =


(25)

C. Pepaya

Pepaya atau Carica papaya L merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan yang beriklim tropis. Pepaya merupakan tanaman herba, batangnya berongga, biasanya tidak bercabang dan tingginya dapat mencapai 10 m. Daunnya merupakan daun tunggal, berukuran besar, dan bercangap. Tangkai daun panjang dan berongga. Bunganya terdiri dari tiga jenis yaitu bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna. Bentuk buah bulat sampai lonjong. Batang, daun, dan buahnya mengandung getah yang memiliki daya enzimatis yaitu dapat memecah protein. Pertumbuhan tanaman pepaya termasuk cepat antara 10-12 bulan setelah ditanam buahnya telah dapat dipanen (Kalie, 2010).

Buah pepaya mempunyai ciri-ciri daging buahnya lunak dengan warna merah atau kuning, rasanya manis dan menyegarkan karena mengadung banyak air, nilai gizi buah ini cukup tinggi karena mengandung banyak provitamin A dan vitamin C, juga mineral kalsium.

Dalam klasifikasi tanaman, pepaya termasuk dalam famili Caricaceae. Famili ini memiliki empat genus, yaitu Carica, Jarilla, Jacaranta, dan Cylicomorpha. Ketiga genus pertama merupakan tanaman asli Amerika Tropis, sedangkan genus keempat merupakan tanaman berasal dari Afrika. Genus Carica memiliki 24 spesies, salah satu yang diantaranya adalah pepaya.

Tanaman pepaya termasuk jenis tanaman tropis basah, dan pertumbuhannya tergolong cepat antara 10-12 bulan setelah tanam buahnya sudah dapat dipanen. Perilaku tumbuh dan morfologi tanaman menunjukkan sifat pertumbuhan yang cepat sesuai dengan iklim tropis basah, sehingga tanaman pepaya tergolong sangat peka terhadap suhu dan kelembapan (Kalie, 2010).

Bunga pepaya termasuk bunga majemuk yang tersusun pada sebuah tangkai atau poros bunga (pedunculus). Tanaman pepaya memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan (masculus), bunga betina (femineus), dan bunga sempurna (hermaprodit). Bunga jantan adalah bunga yang hanya memiliki benang sari saja, sedangkan bunga betina hanya memiliki putik saja. Kedua jenis bunga tersebut disebut bunga berjenis kelamin satu atau uniseksual. Jenis


(26)

bunga yang memiliki putik dan benang sari disebut sebagai bunga sempurna, dan karena memilki dua kelamin bunga sempurna termasuk bunga biseksual.

Dari bentuk bunganya tanaman pepaya tergolong tanaman yang menyerbuk silang. Penyerbukan tersebut berlangsung dengan bantuan angin dan serangga, dimana tepung sari bunga jantan mudaah dipengaruhi oleh angin. Bunga betina sangat tergantung kepada bunga jantan atau bunga sempurna lainnya agar dapat berbuah. Bunga sempurna dapat memberi jaminan terselenggaranya penyerbukan bunga secara sempurna.

Varietas pepaya lebih banyak dikenal dari bentuk, ukuran, warna, rasa, dan tekstur buahnya sehingga dikenal buah pepaya yang berukuran besar atau kecil, berbentuk bulat atau lonjong, daging buah berwarna merah atau kuning, keras atau lunak berair, rasanya manis atau kurang manis, dan kulit buah licin menarik atau kasar tebal (Kalie, 2010).

Konsumen di Indonesia lebih menyukai pepaya dengan daging buah berwarna jingga sampai merah dan untuk pepaya dengan daging berwarna kuning kurang disenangi sehingga varietas pepaya ini kurang berkembang.

Beberapa varietas pepaya yang banyak ditanam di Indonesia adalah sebagai berikut (Kalie, 2010; Sobir, 2009) :

a. Pepaya Semangka

Mempunyai ciri daging berwarna merah seperti warna buah semangka, rasanya manis dan berair banyak. Bila telah masak kulit buahnya berwarna kuning licin dan menarik. Bentuk buahnya lonjong berputing dengan berat buah kurang lebih 1 Kg/buah. Varietas ini tahan dalam pengangkutan. b. Pepaya Jinggo

Mempunyai ciri mirip dengan varietas pepaya semangka yaitu daging buahnya berwarna merah dan berair banyak, tetapi rasanya masih kalah manis dibandingkan pepaya semangka. Kulit buahnya berwarna kuning dengan bercak samar berwarna kelabu. Berat buah lebih kurang 1,5 kg/buah. Varietas ini tahan dalam pengangkutan.


(27)

c. Pepaya Bangkok/Thailand

Mempunyai ciri kulit luarnya kasar dan tidak rata atau berbenjol-benjol, cara masak buahnya dimulai dari ujung buah, daging buah berwarna jingga bersemu merah dan keras. Berat buah lebih kurang 3,5 kg. Varietas pepaya ini tahan dalam pengangkutan.

d. Pepaya Cibinong

Mempunyai ciri kulit buah kasar dan tidak rata, bentuk buahnya panjang besar dan lancip pada bagian ujungnya. Tangkai buahnya panjang. Buah masak dari bagian ujung, sedangkan bagian pangkal tetap berwarna hijau dan lama untuk berubah warna menjadi kuning. Daging buah berwarna merah kekuningan, rasanya kurang manis dan teksturnya agak keras. Berat buah kurang lebih 2,5 kg/buah. Varietas ini tahan dalam pengangkutan. e. Pepaya Meksiko

Pepaya Meksiko merupakan varietas hasil persilangan pepaya Solo dan Hawai. Pepaya Meksiko mempunyai ciri bentuk buahnya mirip alpukat yaitu bulat berleher. Daging buah berwarna kuning, beraroma, dan rasanya manis. Berat buah kurang lebih 3,5 kg/buah. Varietas ini tahan dalam pengangkutan.

f. Pepaya Solo

Mempunyai ciri ukuran buahnya kecil dan berbentuk mirip buah alpukat berleher. Berat buah antara 0,4-1 kg/buah. Daging buah berwarna kuning, beraroma, dan rasanya manis. Selain berwarna kuning ada pepaya solo strain lain daging buahnya berwarna merah. Varietas ini tahan dalam pengangkutan.

g. Pepaya Mas

Mempunyai ciri buahnya baik mentah maupun masak berwarna kuning. Daging buah berwarna kuning, manis dan rasanya ada kemiripan dengan buah mangga. Daging buah bagian luar terasa agak keras dan liat. Buah sempurna berbentuk lonjong dan buah betina berbentuk bulat. Pepaya Mas saat ini sudah sulit ditemukan.


(28)

h. Pepaya Ijo

Mempunyai ciri buahnya setelah masak tetap berwarna hijau. Daging buahnya kuning, kurang manis agak tawar, aromanya harum. Buah pepaya dari pohon sempurna sering disebut pepaya ijo panjang, sedangkan buah bulat dari pohon betina disebut pepaya ijo bulat. Pepaya Ijo saat ini sudah sulit ditemukan.

i. Pepaya Item

Mempunyai ciri tangkai buah dan tangkai daun berwarna ungu. Daging buahnya berwarna kuning pucat, rasanya manis dan beraroma. Buah dari bunga sempurna berbentuk lonjong panjang sehingga sering disebut pepaya item panjang. Buah dari bunga betina berbentuk bulat sehingga sering disebut pepaya item bulat. Varietas pepaya Item saat ini sudah sulit ditemukan.

1. Lokasi Budidaya Pepaya

Pemilihan dan penentuan lokasi usaha yang tepat menentukan keberhasilan budidaya tanaman pepaya. Penetapan lokasi harus didasarkan kepada lahan dan ekologi tumbuh yang serasi dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersedianya sarana dan prasarana produksi, tenaga, pengangkutan, dan pemasaaran hasil.

2. Iklim

Pemenuhan kebutuhan iklim yang sesuai dan pengendalian sifat-sifat genetis yang kurang menguntungkan merupakan kunci sukses pembudidayaan pepaya. Tanaman pepaya memiliki bentuk batang basah dan mempunyai sifat tanaman yang membutuhkan cahaya dan panas matahari serta kelembapan udara yang tinggi. Beberapa faktor yang dibutuhkan tanaman pepaya untuk pertumbuhannya yaitu :

a. Cahaya

Cahaya matahari merupakan faktor yang penting yang dibutuhkan tanaman pepaya untuk melakukan proses fotosistesis untuk menghasilkan karbohidrat. Tanaman buah-buahan, termasuk pepaya yang mendapat sinar matahari dalam jumlah banyak akan lebih cepat berbunga dan berbuah.


(29)

Sinar matahari juga mempercepat proses pemasakan buah dan mempengaruhi rasa buah menjadi lebih manis karena kandungan gulanya meningkat. Tanaman pepaya tergolong memerlukan cahaya penuh. Buah pepaya yang mendapatkan cahaya matahari penuh atau diproduksi pada musim kering akan menarik yaitu warnanya kuning cerah dan penampilannya mulus akan berbeda dengan buah yang dihasilkan dari pohon yang ditanam terlindung atau dihasilkan pada musim hujan. Buah pepaya yang dihasilkan dari dataran tinggi warnanya tidak akan secerah atau sekuning buah yang ditanam di daerah dataran rendah.

b. Suhu

Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman pepaya berkisar antara 21-33C, suhu minimum 15C, dan suhu maksimum 43C. Perkecambahan biji pepaya akan berlangsung cepat bila siang hari 35C dan malam hari 26C. Biji akan berkecambah dan tumbuh setelah 12-14 hari.

c. Air

Air merupakan unsur utama bagi pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman pepaya membutuhkan kelembapan yang tinggi. Selama masa pertumbuhan generatif yaitu masa berbunga dan berbuah kelembapan lahan harus tetap terjamin. Bila kondisi lahan tidak lembab maka bunga-bunga akan berguguran, penyerbukan berlangsung tidak sempurna, dan buah yang dihasilkan akan kecil-kecil dengan bentuk tidak sempurna. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman pepaya berkisar antara 1.500-2.000 mm setahun. Didaerah-daerah yang lembab dan curah hujannya tinggi, produksi buah akan lebih baik. Di daerah yang memiliki musim kering yang panjang, tanaman pepaya memerlukan pengairan secara teratur.

d. Angin

Angin berperan dalam penyerbukan tanaman pepaya karena mudah menerbangkan tepung sari. Angin juga cukup berbahaya daan dapat merobohkan tanaman apabila bertiup secara keras. Untuk itu di daerah yang berangin keras sebaiknya ditanam pohon pelindung misalnya bambu.


(30)

3. Lahan

Tanaman pepaya secara umum dapat tumbuh pada berbagai jenis lahan, namun demikian lahan yang kaya bahan organik, drainase dan aerasinya baik, serta yang mempunyai pH 5,0-7 merupakan lokasi ideal untuk penanaman pepaya. Lahan yang lembab merupakan tempat yang cocok untuk tanaman pepaya, akan tetapi jangan sampai tergenang air karena akar akan membusuk lalu mati. Drainase atau pengaturan pembuangan air yang berlebihan mutlak perlu dilakukan untuk budidaya tanaman pepaya.

4. Menyiapkan Bibit

Perbanyakan tanaman pepaya dapat dilakukan dengan cara sambung, cangkok, atau dengan biji. Perbanyakan dengan cara sambung daan cangkok jarang dilakukan karena relatif sulit. Perbanyakan dengan biji menjadi alternatif termudah untuk mengembangbiakkan tanaman pepaya. Biji dapat langsung ditanam dikebun atau disemai dulu di persemaian.

Untuk budidaya pepaya Bangkok dapat dilakukan dengan membuat bibit sendiri atau dengan membeli bibit.

a. Membuat Bibit Sendiri 1) Mengadakan benih

Benih yang dipakai yaitu benih varietas pepaya yang bersifat unggul, produktif, dan berkualitas baik. Caranya adalah dengan melakukan penyerbukan sendiri pada bunga pepaya sempurna atau melakukan penyerbukan silang dengan tepung sari dari bunga sempurna lainnya yang masih daalam varietas. Bunga yang telah diserbuki lalu diisolasi dan dibungkus dengan kantong kertas minyak. Biji untuk benih harus diambiil dari buah yang telah tua atau masak mangkal di pohon. Makin masak buah itu makin cepat perkecambahannya. Biji yang akan digunakan untuk benih adalah biji yang sudah dibersihkan dari lapisan kulit biji yang berwarna keputihan, lunak dan agak bening. Jika biji ditanam tanpa membuang lapisan lunak, pertumbuhannya aakan lama dan tidak seragam. Setelah bersih, biji-biji tersebut lalu dikeringkan.


(31)

2) Menyimpan benih

Benih yang belum digunakan perlu disimpan dengan baik. Biji yang disimpan sebaiknya biji yang baik, berukuran besar, utuh, tidak pecah-pecah, sehat dan berasal dari buah yang cukup matang. Kandungan air dalam biji harus cukup rendah, yaitu kira-kira 12%. Menyimpan biji dalam kantong-kantong kertas atau ditempat tertutup pada suhu ruang menyebabkan biji cepat kehilangan daya kecambahnya. Ruangan berpendingin cukup baik menyimpan biji karena suhu relatif stabil daripaada ruang dengan suhu kamar. Penyimpanan biji pepaya sederhana dapat dilakukan dengan mencampur biji dengan abu dapur sebanyak 25% dari volume biji. Selanjutnya biji dan abu dapur diaduk rata lalu disimpan dalam botol biru dan ditutup rapat. Biji dapat dipertahankan daya kecambahnya selama satu tahun.

3) Menyemai

Biji tanaman pepaya dapat ditanam langsung di kebun atau disemai dulu di pesemaian. Menanam biji langsung di kebun merupakan cara yang sesuai dengan sifat tanaman pepaya. Dengan melakukan penanaman langsung di lahan maka bibit tidak akan mengalami stagnasi pertumbuhan pada bibit yang dipindah dari pesemaian. Cara penanaman yang lain yaitu menyemai terlebih dulu kemudian baru dipindahkan ke kebun. Dalam penyemain hanya tanaman yang sehat dan seragam pertumbuhannya yang dipilih ditanam di kebun. Untuk daerah yang bermusim kering 3-4 bulan dan tidak memiliki air irigasi, penanaman pepaya sebaiknya dilakukan dengan menyemai biji terlebih dahulu. Penyemaian biji pepaya daapat dilakukan dengan cara penyemaian di lahan dan penyemaian di polibag atau kantong plastik berukuran tinggi 20 cm dan lebar dasar 15 cm.

b. Membeli Bibit

Pengadaan bibit pepaaya dengan cara membeli relatif sulit dilakukan, karena masih jarang penangkar bibit buah-buahan yang menjual tanaman pepaya dalam bentuk bibit. Benih pepaya dalam bentuk biji lebih umum


(32)

ditemukan dipenjual bibit atau toko pertanian. Penangkar bibit buah-buahan akan menyediakan bibit pepaya jika ada pesanan. Pepaya bangkok merupakan varietas yang banyak tersedia di penagkar bibit. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam memilih dan membeli bibit diantaranya membeli bibit di penjual yang terpercaya dan memilih bibit yang berpenampilan baik. Beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan bahwa penjual bibit tersebut dapat dipercaya diantaranya menjual bibit yang bersertifikat, mempunyai tempat pembibitan sendiri, dapat menyebutkan jenis atau varietas bibit yang dijualnya dengan tepat, dan mempunyai tempat penjualan yang tetap. Secara umum bibit tanaman pepaya yang baik terlihat dari penampilannya yang sehat, daun berwarna hijau segar, bebas dari serangan hama penyakit daan batang kokoh serta tumbuh tegak. Selain penampilan fisik bibit pepaya yang dibeli sudah cukup umur dan tampat kuat. Bibit pepaya dapat dipilih jika tingginya telah mencapai kira-kira 20 cm atau kira-kira berumur dua bulan setelah benih disemai. Sebelum ditanam bibit pepaya yang baru dibeli perlu diadaptasikan terlebih dahulu, untuk memulihkan kondisi bibit yang terganggu selama dalam pengangkutan. Selama dalam masa pengadaptasian bibit perlu disiram secara teratur dan diletakkan ditempat yang teduh. Beberapa hari kemudian bibit dipindahkan ketempat yang terkena sinar Matahari dan setelah segar maka bibit pepaya dapat segera ditanam di lahan.

5. Budi Daya Tanaman Pepaya

Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam budidaya tanaman pepaya yaitu pengolahan lahan, cara menanam, pemupukan dan pengapuran serta perawatan.

a. Pengolahan lahan

Sebelum dilakukan penanaman, lahan perlu diolah terlebih dulu secara baik. Dalam pengolahan lahan perlu diperhatikan sifat dan kebutuhan tanaman pepaya. Beberapa sifat pepaya diantaranya perakaran tanaman tergolong dangkal, daya regenerasinya kecil, sangat peka


(33)

terhadap air yang menggenang dan membutuhkan kelembapan tinggi serta cahaya matahari. Untuk memudahkann pembuangan air yang berlebihan pada saat musim hujan, sebaiknya pepayaa ditanam diatas bedengan. Pada saat musim kering, saluran antara bedengan dapat digunakan sebagai saluran pengaiiran. Lebar bedengan 2 m digunakan untuk tanaman yang berjarak tanam 2,5 m dan lebar bedengan bedengan 2,5 m digunakan uuntuk tanaman yang berjarak tanam 3 m. Jarak antar bedengan dibuat 50 cm. Jarak antar lubang tanam yang akan mempengaruhi kerapatan tanam tergantung dari varietas dan kondisi lahan seperti kesuburan dan lahan berteras. Menurut Kalie (2010), perbandingan jarak antara jarak tanam dan populasi pohon pepaya tiap hektar terlihat dalam Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Perbandingan jarak tanam dan populasi pohon per hektar

Jarak Tanam (m) Populasi pohon tiap hektar

2,5 x 2,5 1,521

2,5 x 3 1,248 3 x 3 1,024

Bila sesuatu hal lahan tidak sempat dibajak atau dicangkul, sedangkan waktu tanam sudah mendesak maka lahan perlu digemburkan setelah dilakukan penanaman. Pekerjaan penggemburan harus dapat dilakukan secepat mungkin dan tidak boleh lebih dari tiga bulan setelah tanam. Pencangkulan harus dimulai dari pinggir lubang tanaman. Jika penggemburan dikerjakan agak lambat, akar tanaman sudah tumbuh panjang dan besar sehingga pertumbuhannya dapat terganggu. Pembentukan bedengan dapat dilakukan pada saat pemberian pupuk kandang berikutnya.

b. Cara menanam

Salah satu sifat tanaman pepaya adalah kebutuhan utama tanaman akan kelembapan tinggi. Bila kelembapan terjamin sepanjang waktu maka pertumbuhan dan pembuangan tanaman akan berlangsung secara optimal. Produksi buah secara kualitas dan kuantitas akan optimal. Bila


(34)

kelembagaan hanya tergantung pada iklim atau pengairan yang kurang memadai maka waktu tanam perlu diperhatikan.

1) Waktu tanam

Waktu tanam harus dapat diatur agar tanaman dapat berbunga bertepatan dengan awal musim hujan. Untuk daerah yang mempunyai bulan basah sepanjang tahun maka penanaman dapat dilakukan setiap waktu. Untuk daerah yang memiliki musim kemarau maka penyiraaman menjadi masalah utama. Jika pengairan tidak terjamin, khususnya dari segi biaya produksi maka penanaman di kebun harus dilakukan dua atau empat bulan sebelum musim hujan. Bila menggunakan bibit semaian maka penanaman harus dilakukan dua bulan sebelum musim hujan. Bila menggunakan biji maka waktu tanam adalah empat bulan sebelum musim hujan. Di daerah basah atau daerah yang memiliki pengairan yang mudah, penanaman dengan biji akan lebih efisien. Sebaliknya, di daerah yang memiliki musim kering lama maka penanaman dari bibit semaian lebih dianjurkan. 2) Cara menanam

Bila penanaman menggunakan biji maka ke dalam tiap lubang tanam dibenamkan 5-6 biji sedalam satu cm. Taburan biji sebaiknya ditutupi dengan alang-alang. Waktu penanaman dilakukan empat bulan sebelum musim hujan. Sebagai tanda tempat biji ditanam maka dapat dipasang ajir di dekat lubang tanam.

Pada saat biji tumbuh, alang-alang atau jerami segera diangkat. Selama tidak atau kurang turun hujan, tanaman disiram sekali setiap hari. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada sore hari. Tanaman baru sebaiknya dilindungi dengan atap alang-alang atau gedebog pisang. Tanaman ini nantinya akan diperjarang hingga tiap lubang tanam hanya tinggal satu tanaman saja yang tumbuh.

Bila tanaman semaian yang digunakan maka waktu tanam dilakukan dua bulan sebelum musim hujan. Ajir kemudian dicabut dan ditempat bekas ajir dibuat lubang tanam yang cukup besar dan dalam untuk menempatkan bibit semaian dari kantong plastik dijaga sampai


(35)

tanahnya pecah. Bibit yang ditanam tidak boleh lebih dalam dari leher batang. Bagian leher batang sebaiknya sejajar dengan permukaan lahn kebun. Untuk menghindari penguapan yang lebih besar sebagian helai daun pada beberapa daun tua dapat dipangkas. Bibit yang baru dipindah sebaiknya disiram dengan cukup.

3) Seleksi pohon sempurna

Pada usaha penanaman pepaya sebaiknya dilakukan seleksi untuk memilih pohon-pohon sempurna. Seleksi ini mempunyai tujuan sebagai berikut.

a) Penyerbukan bunga atau produksi buah dapat terjamin.

b)Dapat menghasilkan bentuk buah yang menarik dan disukai konsumen.

c) Bijinya dapat digunakan untuk benih.

Seleksi pohon sempurna ini hanya dapat dilakukan pada saat tanaman telah berbunga. Caranya adalah dengan melihat bentuk bunga pertama di setiap pohon. Bunga itu keluar sewaaktu tanaman berumur lebih kurang empat bulan. Jika bunga pertama ini bunga jantan maka menandakan pohon sempurna. Pohon inilah yang akan dipertahankan untuk dipelihara. Bunga sempurna akan muncul antara 1-2 bulan kemudian. Sebaliknya jika bunga pertama ini bunga betina maka menandakan pohon betina. Pohon ini sebaiknya dibuang dengan cara dicabut. Satu hal yang perlu diingat adalah bunga pertama tidak pernah bunga sempurna.

Setiap lubang tanam hanya ditinggalkan satu pohon sempurna saja agar tumbuhnya baik dan sehat. Apabila dalam satu lubang tanam terdapat pohon sempurna lebih dari satu maka kelebihannya dapat digunakan untuk menyulam tanaman yang mati atau taanaman betina. Pencabutan tanaman penyulam ini harus dilakukan dengan hati-hati agar akar tanaman tidak rusak.

c. Pemupukan

Produktivitas tanaman pepaya sangat tergantung pada kondisi pertumbuhannya. Untuk menjamin pertumbuhan tanaman pepaya tetap


(36)

baik diantaranya dengan mencukupi kebutuhan unsur hara. Pepaya mutlak perlu dipupuk. Pada umur 0-4 bulan merupakan masa pertumbuhan yang kritis untuk tanaman pepaya. Untuk itu pada umur tersebut tanaman pepaya perlu diberi pupuk sesuai dengan aturan yang dianjurkan.

Pemupukan tanaman pepaya dapat dilakukan sebagai berikut. Pupuk dasar diberikan pada saat menggali lubang tanam berupa pupuk kandang sebanyak 60 kg lubang tanam. Sebulan sesudah tanam, setiap tanaman diberi pupuk yang terdiri dari campuran 23 g Urea 46%, 95 g TSP 20% dan 150 g KCL 52%. Kemudian setiap 3 bulan tiap pohon diberi pupuk yang terdiri dari campuran 69 g Urea, 190 g TSP, dan 50 g KCL. Pupuk ditaburkan rata di sekeliling tanaman kemudian ditutup tanah. Sewaktu melakukan penutupan dengan tanah, pupuk harus dijaga agar cangkul yang digunakan jangan sampai merusak akar. Kemudian setiap tahun diberikan pupuk kandang sebanyak 60 kg setiap pohon. Lahan pembudidayaan pepaya membutuhkan tambahan pemupukan karena setiap dilakukan pemanenan unsur hara yang hilang bersama buah cukup tinggi.

d. Pengapuran lahan

Agar dapat tumbuh baik, tanaman pepaya membutuhkan lahan dengan pH netral, yaitu antara pH 6,5-7,5. Pada pH netral tersebut unsur hara utama tersedia dalam jumlaah optimal. Sebaliknya pada lahan dengan pH tinggi (lebih dari pH 8) dan pH rendah (lebih rendah dari 5,5) akan menyebabkan menurunnya kandungan hara N, P, K, Ca, Mg dan Mo serta kegiatan mikrobe. Selain itu kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya kandungan unsur Al, Fe dan Mn yang bersifat meracuni. Dalam kondisi tersebut laham penanaman pepaya perlu dilakukan pengapuran. Jumlah kapur yang diberikan untuk menaikkan derajat keasaman lahan hingga menjadi netal tergantung pada tekstur dan kandungan organik lahan. Pemberian kapur sebaiknya diberikan pada saat mengerjakan lahan. Kapur dan lahan dicangkul sampai tercampur rata. Untuk menjaga produktivitas lahan, pengapuran perlu diulang setelah 8-10 tahun.


(37)

e. Perlindungan Tanaman

Tanaman pepaya mempunyai pengganggu cukup banyak. Jenis hama tungau dan serangga cukup merusak tanaman. Penyakit yang menyerang tanaman pepaya dapat disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus, dan nemakoda. Akibat serangan hama dan penyakit dapat menimbulkan masalah yang serius, misalnya hasil produksi menurun. Perlindungan tanaman merupakan suatu keharusan sehingga diperlukan perencanaan yang berguna dan berhasil guna.

f. Perawatan lain

Akar tanaman pepaya relatif tidak dapat bersaing dengan akar rumpu-rumputan dan tanaman lain. Oleh karena itu, tanaman pepaya sebaiknya tidak ditanam bersama tanaman lain. Rumput-rumputan dan jenis gulma lain sebaiknya segera disiang. Selain bersaing dalam memperebutkan unsur hara, rerumputan ini dapat menjadi tanaman inang hama tungau yang merupakan hama penting tanaman pepaya. Rumput dan gulma yang hidup disekitar tanaman semai sebaiknya disaingi dengan cangkul, tajak atau dicabut dengan tangan tidak menggunakan herbisida, karena tanaman semai sangat peka terhadap herbisida dan beberapa herbisida dapat menimbulkan luka pada batang pepaya. Pada akhir musim hujan disekeliling pohon sebaiknya ditutup dengan jerami, rumput atau alang-alang yang telah dicabut, pupuk hijau dan sampah pasar. Pemberian mulsa pada musim kering bertujuan untuk menahan kelembapan lahan, disamping dapat menyuburkan dan menggemburkan lahan. Pohon pepaya yang telah tua yaitu berunur 3-4 tahun lebih, dapat dimudakan dengan pemangkasan. Pemangkasan dapat menyebabkan pohon menjadi muda, rendah, dan dapat menghasilkan buah kembali. Sebaiknya pemangkasan dilakukan pada akhir musim kemarau.

g. Tanaman Sela dan Penutup Lahan

Setelah tanaman semaian dipindahkan ke kebun sampai tanaman pepaya berbunga, lahan di sela-sela tanaman pepaya dapat dimanfaatkan sementara untuk tanaman sela. Jenis tanaman sela dapat berupa kacang tanah, terung, atau tanaman pupuk hijau. Tanaman sela pupuk hijau dapat


(38)

meringankan ongkos pemeliharaan tanaman pepaya karena dapat memperbaiki kesuburan lahan. Lahan budidaya pepaya sebaiknya juga ditanami tanaman penutup lahan seperti Pueraria atau Centrosema. Kedua jenis tanaman polong ini selain berfungsi sebagai tanaman penutup lahan dan pencegaah erosi, juga berfungsi sebagai penggembur lahan dan makanan ternak.

6. Hama dan Penyakit

Menurut Kalie (2010), beberapa hama yang dapat mengancam pepaya antara lain adalah:

a. Tungau (Polyphagotarsonemus latus): Menyerang dan menghisap cairan sel-sel daun muda, sehingga daun pertumbuhannya menjadi terhambat, berkeriput, berwarna hijau tidak rata sampai coklat kekuningan dan bentuknya tidak normal karena tepi daun melengkung ke dalam. . Pengendalian: serangan hama tungau ini diberantas dengan Kalthane dan Morestan dosis 0,125%.

b. Kutu daun (Myzus persicae Sulzer): Kutu menghisap cairan sel daun sehingga menjadi mengerut dan keriting. Bila serangannya hebat tangkai daun dapat sampai layu dan patah. Kutu akan mengeluarlan suatu sekresi yang berasa manis. Pada cairan sekresi tersebut akan tumbuh jelaga dan semut hitam. Kutu daun Myzus ini dikenal pula sebagai penyakit virus mozaik dan ringspot. Pengendalian: diberantas dengan insektisida Hosthation 40 EC dosis 0,10-0,15%, Tamaron 200 LC dosis 0,10-0,20% atau Orthene 75 SP dosis 0,05-0,10%.

c. Kutu (Aphis gossypii Glov): Tanaman yang diserang pertumbuhannya menjadi tersendat dan daun-daun mengerut ke arah dalam. Pengendalian: diberantas dengan insektisida Basudin 60 EC dosis 0,2%.

d. Lalat (Dacus dorsalis Hendel dan Dacus cucurbitae) : menyerang buah pepaya yang masak di pohon. Buah-buah yang masih mentah atau belum masak tidak dijamah oleh kedua lalat tersebut, karena getah pada buah mentah menjadi penyebab lalat takut bertelur.Pengendalian:buah sebaiknya dipetik saat tingkat kematangan buah tua atau saat menjelang buah masak mangkal.


(39)

e. Kepik (Nezara viridula L): Kepik menghisap cairan daun dan menimbulkan bintik-bintik pada daun. Bila serangan hebat daun menjadi rusak. Pengendalian: diberantas dengan insektisida Dursban 20 EC dosis 0,2-0,3%, Mikarb 50 WP dosis 0,2-0,4%, atau Meothrin 50 EC dosis 0,1-0,2%.

f. Thrips tabaci Lind: merusak daun sehingga daun menjadi berbintik-bintik halus berwarna keperakan. Bila serangan menghebat, bintik-bintik tersebut menjadi bercak kering dan akhirnya daun menjadi mati.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh cendawan yang biasa menggangu budidaya pepaya adalah:

a. Penyakit tepung (powder midew), penyebab cendawan.

Gejala: penyakit ini menyerang daun tanaman semai dan daun tanaman yang berada di kebun namun tidak menyerang buah. Cendawan ini menyerangdaun melalui sisi bagian bawah. Sisi. Bagian bawah daun tampak bercak-bercak berwarna putih seperti tepung. Bila serangan ini cukup hebat dapat mengakibatkan kematian pada tanaman semai atau tanaman muda. Penyebab: penyakit ini disebabkan oleh jenis cendawan obligat Oidium caricae Noack. Pengendalian: penyakit ini dicegah dengan hembusan tepung belerang dosis 0,7% ataau fungusida seperti Morestaan 25 WP dosis 0,05-0,1% atau Nimrod 250 EC dosis 0,1%. Penghembusan sebaiknya dilaakukan pada pagi hari, saat hari cerah

b. Penyakit layu (damping off), penyebab cendawan.

Gejala: penyakit layu biasanya menyerang tanaman semai. Serangan penyakit ini akan terjadi bila kelembapan tinggi dan suhu udara panas, terlebih bila tanaman semai ditanam dengan jarak rapat. Daerah leher batang yang diserang menjadi berair dan akhirnya jaaringan didaerah tersebut menjadi rusak dan mati. Tanaman dewasa lebih tahan terhadap pathogen penyakit ini. Penyebab: penyakit ini disebabkan cendawan Pythium aphanidermatun dan Phytium ultium Trow. Pengendalian: sampai saat ini belum diketahui fungisida pemberantas penyakit ini. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kultur teknis


(40)

yang baik, lahan pesemaian tidak menjadi basah. Media pesemaian disterilkan dengan menggunakan formalin.

c. Penyakit bercak daun (papaya black spot), penyebab cendawan.

Gejala: daun yang diserang jadi berbercak-bercak putih kelabu dan berbentuk agak bulat tidak teratur. Bila serangan meningkat hebat daun menjadi berwarna kuning lalu mati mengering. Serangan pada buah diawali oleh bintik kecil yang kemudian membesar dan berwarna hitam. Bercak ini tidak menimbulkan busuk pada buah, tetapi hanya menimbulkan suatu bentuk gabus di bagian bawah epidermis. Jenis penyakit ini menyebabkan kerusakan daun daan menurunkan produksi buah. Penyebab: penyakit ini disebabkan oleh Cercospora papayae Hans. Pengendalian: pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan fungisida Maneb 80 dosis 0,1-0,2% atau Zineb 80 WP 0,1-0,2%.

d. Penyakit busuk buah Rhizopus, penyebab cendawan.

Gejala: penyaakit ini menyerang buah-buahan pepaya tua yang terluka. Buah yang terkena penyakit ini menjadi busuk, bonyok dan berair. Bila keadaan lembap buah dilapisi sporangiospora berwarna hitam, oleh karena itu saat memanen, saat mengangkut, dan saat mengepak harus dilakukan secara hati-hati. Penyebab: penyakit ini disebabkan oleh Rhizopus stolonifer Lind. Pengendalian: dilakukan dengan cara mencelup buah ke dalam air panas yang bersuhu 49C selama 20 menit. Ditempat penyimpanan buah pepaya yang telah terserang penyakit segera dipisah dan dimusnahkan agar tidak menular ke buah lain yang baik.

e. Penyakit busuk buah antraknosa, penyebab cendawan.

Gejala: serangan penyakit ini tampak pada buah menjelang masak yang berupa bulatan-bulatan kecil berwarna gelap. Blam buah. Penyebab: penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum gloeosporides (Penz) Sacc.

Pengendalian; dapat dicegah dengan fungisida Dithane M45 dosis 0,2%. Penyemprotan fungisida saat musim kering dilakukan selang 10 hari, sedangkan saat musim hujan dilakukan lebih sering yaitu selang 7 hari.


(41)

Kebusukan selama penyimpanan dapat dicegah dengan cara mencelupkan buah ke dalam air panas yang bersuhu 43-49C.

Penyakit yang disebabkan karena bakteri yang biasa menggangu budidaya pepaya adalah:

Penyakit nekrosis bakteri.

Gejala: bakteri menyerang daun tanaman muda sehingga daun menjadi kering dan busuk. Kemudian seluruh tajuk pohon menjadi rusaak dan mati. Penularan penyakit ini melalui semut atau serangga. Penyebab: penyakit ini disebabkan Bacillus papayae Rant daan kini diberi nama Erwinia Papayae (Rant) Magrou. Pengendalian: pencegahan penyakit ini dilakukan dengan cara memotong bagian yang sakit lalu dibakar.

Beberapa penyakit yang disebabkan karena virus yang biasa mengganggu budidaya pepaya adalah (Kalie, 2010; Sobir, 2009):

a. Penyakit mosaik pepaya (papaya mosaic)

Gejala: penyakit ini menyerang pada daun, buah dan batang. Sejak awal daun tampak tumbuh kasar. Daun-daun muda pada pucuk tajuk pertumbuhannya terhambat, sangat klorosis dan tampak seperti bercak mengilat transparan di sepanjang tulang daun. Pada daun yang lebih tua bentuk klorotik menjadi bercak-bercak transparan di sepanjang tulang daun. Bila serangan menghebat daun-daun ini cepat gugur. Serangan pada tangkai daun pertumbuhan daaun terhambat, tidak normal, dan dapat rebah serta patah. Serangan mosaik pada buah dapat berlangsung pada seluruh stadium kemasakan. Gejalanya berupa bercak-bercak berbentuk cincin kecil berwarna hijau gelap, dan tampak pada seluruh bagian buah. Pengendalian: tanaman yang telah terserang penyakit karena virus tidak dapat disembuhkan. Sebaiknya tanaman tersebut dimusnahkan sehingga tidak sampai menular ke tanaman sehat.

b. Penyakit bercak cincin (papaya ringspot atau papaya distortion ringspot) Gejala: serangan penyakit tampak pada batang, daun, dan buah. Batang yang diserang 2/3 bagian timbul bercak-bercak atau garis hijau hitam mengilat. Pada daun muda sisi bagian atas diantara tulang daun mengerut dan berbintik-bintik. Daun disepanjng garis pinggir menggulung ke atas


(42)

berwarna hijau terang. Buah yang diserang tampak bercak-bercak berwarna kuning. Tanaman yang telah terserang oenyakit produksinya menurun drastis dan buah yang dihasilkan tidak menarik serta rendah kualitasnya.

Penyebab: penyakit ini disebabkan aatau ditularkan oleh kutu daun Myzus persicae. Tanaman yang telah terserang tidak akan dapat pulih kembali dan maksimal dapat berproduksi selama ssetahun. Pengendalian: cara pemberantasan penyakit ini belum dapat ditemukan. Tanaman yang sakit sebaiknya segera dicabut dan dibakar.

Penyakit yang disebabkan karena nematoda yang biasa menggangu budidaya pepaya adalah:

Nematoda (jenis cacing parasit)

Gejala: Penyakit ini hanya menyerang akar tanaman pepaya. Pada akar tumbuh puru atau benjolan sehingga fungsi akar menjadi berkurang. Bila serangan semakin parah maka pertumbuhan akan terhambat dan sitem perakaran secara keseluruhan terganggu. Gangguan pada akar berdampak pada pertumbuhan tanaman. Tanaman seperti tidak pernah dipupuk atau tampak kekeringan akibat kekurangan air. Daun berwarna hijau terang sampai kuning dan lebih cepat gugur. Tanaman nampak kurus kerdil tidak sehat. Penyebab:Nematoda penyebab penyakit puru adalah Meloidogyne incognita KOF & WH. Pengendalian: dengan menggunakan nematisida Vapam. Caranya dengan mengocorkan nematisida ke setiap lubang tanam.

7. Panen dan Pascapanen a. Panen

Tanaman pepaya yang dibudidayakan di dataran rendah mulai berbunga pada umur empat bulan, dan enam bulan kemudian pepaya sudah dapat dipanen. Jadi panenan pertama tanaman pepaya di lahan dataran rendah dapat dilakukan setelah 10 bulan tanam.

Pemanenan pertama cukup mudah dilakukan karena pohon-pohon masih rendah. Pemetik hanya menggunakan tangan atau pisau untuk memanen buah. Pada panen berikutnya pohon sudah mulai meninggi


(43)

sehingga pemetik memerlukan alat bantu untuk memanen, seperti tangga atau galah.

Buah pepaya yang masak ditandai dengan kulit dan daging buahnya berwarna cerah, rasanya manis, dan aromanya sudah tercium. Waktu memanen harus dijaga agar kulit buah jangan sampai tergesek, tergores apalagi sampai terluka. Gesekan, goresan atau luka membuat buah menjadi cacat, akibatnya warna kulit maupun penampilan buah menjadi tidak utuh lagi. Untuk itu pada saat melakukan pemanenan harus dihindari kerusakan fisik ini.

Tingkat kemasakan buah pepaya biasanya dinyatakan dalam bentuk buah muda, buah tua, buah mengkal, buah masak dan buah terlalu masak sebagai berikut:

1. Buah muda

Buah muda adalah buah yang masih dalam proses pertumbuhan dan pembentukan kearah tingkat buah tua. Kulit buah berwarna hijau muda dan mengadung banyak getaah. Daging buah dan biji masih berwarna putih. Bila diperam aatau dikarbit buah akan masak tidak sempurna. Kulit dan daging buah akan berwarna pucat dan rasanya tawar atau pahit. Buah muda hanya cocok digunakan untuk sayur.

2. Buah Tua

Buah tua (green mature stage) ditandai dengan warna kulit yang masih berwarna hijau. Getah sudah banyak berkurang dan encer. Secara umum, daging buah masih keras, tetapi bagian dalamnya mulai tampak ada perubahan warna.

3. Buah Mengkal

Buah mengkal (firm ripe stage) ditandai dengan mulai menguning-nya warna kulit buah, terutama di bagian ujung buah. Daging buah masih keras, tetapi bagian daalam telah berubah warna.

4. Buah Masak

Buah masak (ripe stage) seluruh kulit buahnya telah berubah warna menjadi kuning atau kuning kemerahan. Daaging buah seluruhnya telah


(44)

lunak dan berwarna kuning atau merah menyala. Rasanya manis segar beraroma dan berair banyak.

5. Buah Masak bonyok

Buah masak bonyok (over ripe stage) adalah buah sudah terlalu masak. Di beberapa tempat dari buah tersebut aada bercak antraknosa yang ditumbuhi cendawan. Kulit dan daging buah sangat lembek. Rasa daging buah sudah tidak enak dan ada rasa pahitnya.

b. Pengangkutan dan Penyimpanan Buah

Buah pepaya tergolong buah yang berdaging lunak. Saat masih mentah buah pepaya mudah mengalami kerusakan. Himpitan atau gesekan antar buah mudah menimbulkan memar pada kulit. Selain itu, benda yang lebih keras mudah menimbulkan goresan atau luka pada buah. Oleh karena itu pengangkutan buah harus dilakukan dengan hati-hati.

Penempatan buah di dalam keranjang dilakukan dengan cara berdiri dengan tangakai di sebelah bawah. Di Hawai buah pepaya yang akan diekspor ke Amerika, Jepang atau pasar lain dikemas dalam kotak karton atau kotak stirofom. Untuk mencegah serangan busuk buah selama pengangkutan, sebelum dikemas buah dicelup air panas yang bersuhu 43-48C selama 20 menit. Setelah itu buah difumigasi selama dua jam dengan etilendibromida (EDB).

Pengangkutan buah pepaya dengan kotak karton juga sudaah dimulai. Tiap kotak karton memuat 10-20 kg buah pepaya. Sebelum dikemas dan diangkut buaah pepaya diberi perlakuan dengan pencelupan air panas yang43-49C.bersuhu antara 48-50C dan dicelup selama tiga menit. Di dalam kotak kemasan, setiap buah pepaya dibalut dengan kertas koran, jerami padi atau jaring stirofom.

c. Pengolahan Buah Pasca Panen

Buah pepaya sebagian besar dikonsumsi sebagai buah segar. Kebutuhan buah pepaya segar di Indonesia selalu meningkat setiap tahun. Seiring dengan itu dikenal pula berbagai bentuk olahan buah pepaya. Penambahan produksi buah pepaya segar atau perluasan areal tanaman


(45)

pepaya akan meningkatkan pula pentingnya industri pengolahan buah pepaya.

Berikut ini berbagai bentuk olahan buah pepaya. 1) Manisan Pepaya

Manisan pepaya cukup populer di kalangan konsumen. Manisan pepaya dibuat dari buah yang telah tua dan masih keras. Setelah buah dikupas dan dibersihkan dari biji buah diiris sesuai dengan selera dan direndam dalam larutan air kapur sirih selama 10-12 jam. Setelah direndam daging buah dicuci dan ditiriskan. Daging buah akan dimasukkan dalam larutan gula yang mendidih yang diberi benzoat. Daging buah tersebut dijemur, lalu dimasukkan lagi dalam lautan gula. Proses tersebut dilakukan selama 3 hari. Paada hari ketiga larutan gula dikasih prambos dan daging buah dimasukkan sekali lagi dan dikeringkan. Setelah kering manisan pepaya segera dimasukkan kedalam tempat yang tertutup rapat.

2) Koktil Pepaya

Koktil atau buah pepaya dalam sirup merupakan hasil olahan buah pepaya yang cukup populer. Biasanya daalam pembuatan koktil ini dicampur dengan jenis buah-buahan lain, seperti nanas dan rambutan. 3) Jeli Pepaya

Jeli adalah jenis makanan kecil awetan yang dibuat dari sari buah-buahan yang dimasak bersama gula. Jeli pepaya dapat dibuat dari buah pepaya tua yang kulitnya masih hijau, tetapi daging buah bagian dalam mulai kekuningan dan masih keras. Selain itu dapat dipilih juga dari buah pepaya mengkal sampai masak dengan kulit buah kuning rata, daging buah berwarna merah, lunak, mengandung air dan masih segar. Buah pepaya yang paling baik untuk dibuat jeli adalah buah pepaya tua yang telah dipetik sehari sebelumnya. Buah-buah tersebut mengandung pektin atau propektin (bakal pektin) yang paling tinggi. Pektin ini merupakan bahan pokok pembuatan jeli setelah dibubuhi gula dan asam.

4) Jem Pepaya

Pembuatan jem dari buah pepaya sama dengan cara membuat jeli pepaya. Sedikit yang membedakan adalah dari bahan yang digunakan. Jeli


(46)

pepaya dibuat dari sari buah pepaya, sedangkan jem pepaya dibuat dari keseluruhan bahan buah dari daaging buah bersama sari buahnya.

5) Saus buah pepaya

Saus buah pepaya cukup banyak digunakan oleh konsumen. Untuk membuat saus ini digunakan buah pepaya masak yang dibuat menjadi bubur. Selanjutnya bubur dimasak dengan diberi bumbu garam, gula pasir, dan bubuk bawang goreng sampai kental. Terakhir adonan ini diberi asam cuka dan natrium benzoat. Setelah masak saaus yang masih panas ini langsung dimasukkan kedalam botol steril lalu ditutup rapat. Bila akan dijual, botol-botol baru diberi label yang menarik.

6) Sirup Pepaya

Sirup pepaya cukup terkenal di luar negeri. Bahannya dari pepaya masak yang dibuat menjadi bubur, air, dan zat pengawet misalnya kelkoloid DH, asam sitrit, sodium benzoat, dan potasium sorbat. Semua bahan diaduk dan dipanaskan sampai suhu 65,5C dan dimasak dengan gula dan gula reduksi seperti fruktosa dan glukosa.


(47)

III. METODE KAJIAN

A. Lokasi dan Waktu 1. Lokasi Penelitian

Lokasi pelaksanaan tugas akhir ini adalah perusahaan budidaya tanaman pepaya Bangkok milik Bapak Asfuri di Desa Prangkoan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang., Provinsi Jawa Tengah. Kajian tentang budidaya pepaya dengan sistem lahan sewa di lokasi budidaya pepaya Bangkok milik Bapak Asfuri. Untuk budidaya pepaya di lahan sendiri di lokasi budidaya papaya Bangkok milik Bapak Sugeng Sulistio di Desa Pasuruan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi keduanya berdekatan, dan secara agroklimat tidak berbeda.

2. Waktu

Waktu pelaksanaan kajian tugas akhir dilaksanakan selama 2 bulan, yang dimulai pada bulan Juni 2011 dan berakhir pada bulan Juli 2011, yang merupakan masa panen budidaya pepaya di lokasi pengamatan. Dengan kegiatan meliputi pengumpulan dan pengolahan data, kajian pustaka, penelitian lapangan, penulisan laporan dan konsultasi dengan pembimbing.

B. Metode Kerja

1. Metode Pengumpulan Data

Untuk keperluan analisis data dalam membahas permasalahan, dilakukan pencarian dan pengumpulan data. Pengumpulan data ini dilakukan dengan tiga metode yaitu:

a. Wawancara

Wawancara atau interview dilakukan secara langsung kepada pengusaha budidaya tanaman pepaya Bangkok dengan sistem lahan sewa di Magelang, Jawa Tengah. Permasalahan yang ditanyakan adalah aspek-aspek yang diteliti dan dikaji yang meliputi aspek teknis,


(48)

aspek sumberdaya, dan aspek ekonomi dari usaha tersebut, serta dianalisis juga komparasi keunggulan bagi kedua sistem untuk pengembangan usaha budidaya pepaya.

b. Observasi

Metode observasi dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan atau pengamatan secara langsung pada obyek penelitian. Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan atas obyek penelitian. Pengamatan mencakup keadaan atau situasi sebenarnya yang dilakukan obyek penelitian dalam menjalankan usaha budiyada pepaya untuk mengetahui kelayakan usahanya.

c. Kepustakaan

Menelaah referensi dan bahan-bahan bacaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti agar diperoleh landasan teori. Data sekunder dipergunakan sebagai data tambahan dalam menunjang analisa. Data sekunder mencakup data-data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh dari literatur-literatur yang diperoleh dari buletin, jurnal-jurnal ilmiah, majalah, surat kabar serta ulasan-ulasan para pakar atau melalui sarana internet.

2. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk melihat kelayakan usaha budidaya tanaman pepaya Bangkok dengan sistem lahan sewa adalah melakukan analisa catatan keuangan, catatan manajerial dan pengembangan usaha.

Analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif atas data-data yang diperoleh dari pengusaha yang bertujuan untuk melihat kelayakan usaha dari investasi yang telah dilakukan.


(49)

C. Aspek Kajian

Kajian dilakukan pada usaha budidaya tanaman pepaya Bangkok milik Bapak Asfuri di Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. Aspek yang dibahas dalam kajian adalah:

1. Kondisi Umum

Analisis kondisi umum dilakukan untuk mengenal lebih jauh mengenai usaha budidaya tanaman pepaya Bangkok dari obyek penelitian Aspek yang dianalisis meliputi aspek manajemen, pemasaran serta aspek teknis dan produksi. Analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan data primer maupun data sekunder

2. Aspek Kelayakan

Analisis kelayakan dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan tersebut layak atau tidak dengan melihat kriteria-kriteria investasi, yaitu NPV, IRR, Gross B/C, PBP, analisis sensitivitas dan perhitungan BEP (titik impas).

Untuk menganalisis aspek keuangan dikumpulkan data laporan keuangan perusahaan selama tiga periode terakhir. Data yang diperoleh dipergunakan sebagai dasar perhitungan untuk analisis proyeksi keuangan. Analisis proyeksi keuangan dilakukan dengan metode cashflow. Hasil proyeksi keuangan menjadi dasar bagi perhitungan NPV, IRR, Gross B/C, PBP, analisis sensitivitas dan BEP.

Analisis dilakukan dengan cara membandingkan beberapa kegiatan usaha yaitu:

I. Kegiatan usaha budidaya tanaman pepaya Bangkok di lahan milik sendiri.

II. Kegiatan usaha budidaya tanaman pepaya Bangkok dengan sistem lahan sewa.

Untuk melihat kelayakan usaha dihitung nilai NPV, IRR, Gross B/C, PBP analisis sensitivitas dan BEP dari masing-masing tahap kemudian dilakukan perbandingan di antara masing-masing tahap tersebut.


(50)

3. Aspek Profitabilitas

Analisis profitabilitas dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan tersebut menguntungkan atau tidak dengan melihat rasio ROI, ROE dengan mempertimbangkan rasio B/C dan tingkat IRR yang diperoleh.

Untuk melihat profitabilitas yang optimal maka dilakukan penghitungan rasio ROI, ROE, B/C dan nilai IRR dari masing-masing tahap kemudian diperbandingkan di antara masing-masing tahap tersebut.


(51)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum

Magelang adalah salah satu wilayah kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Magelang terletak diantara 110 01’ 51’’ dan 110 26’ 58’’ Bujur Timur dan 7 19’ 13’’ dan 7 42’ 16’’ Lintang Selatan. Luas kabupaten Magelang 108.573 Ha atau 3,34% luas propinsi Jawa Tengah dan letaknya diapit kabupaten Temanggung, kabupaten Wonosobo, kabupaten Semarang, kabupaten Boyolali, kabupaten Purworejo, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, serta kota Magelang ditengah-tengahnya.

Kabupaten Magelang terdiri dari 21 kecamatan, 365 desa dan sebagian besar merupakan daerah dataran datar dengan ketinggian rata-rata 360 m dpl. Secara administrasi pemerintahan kabupaten Magelang dibatasi oleh :

a) Utara : kabupaten Temanggung dan kabupaten Semarang b) Timur : kabupaten Semarang dan kabupaten Boyolali c) Selatan : provinsi DIY dan kabupaten Purworejo

d) Barat : kabupaten wonosobo dan kabupaten Temanggung e) Ditengah Kabupaten Magelang terdapat Kota Magelang

Jumlah penduduk kabupaten Magelang tahun 2006 sebesar 1.188.141 jiwa, dimana 600.434 jiwa adalah perempuan. Kepadatan penduduk adalah 1.094,32 jiwa/km2. Jumlah kepala keluarga 266.111 dengan rata-rata 4,46 jiwa per kepala keluarga. Pertumbuhan penduduk sebesar 0,98/tahun. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian terlihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian

No Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk Prosentase

( orang ) ( % )

1 Petani 159,938 25,39 2 Buruh tani 201,305 31,95 3 Pedagang 76,594 12,10 4 Transportasi 12,115 1,92 5 Industri 43,183 6,85 6 Jasa 100,666 15,98 7 Lainnya 36,167 5,74


(1)

No. Keterangan Unit Harga Jumlah (Rp.) Umur Ek Depresiasi (Rp.)

1 Cangkul 2 25.000 50.000 3 16.667

2 Kored 4 15.000 60.000 3 20.000

3 Sprayer 400.000 3 133.333

4 Ember 4 5.000 20.000 3 6.667

5 Keranjang 10 42.000 420.000 3 140.000

6 Parang 2 15.000 30.000 3 10.000

7 Bibit 1.500 700 1.050.000 3 350.000

676.667 Lahan Sewa

No. Keterangan Unit Harga Jumlah (Rp.) Umur Ek Depresiasi (Rp.)

1 Cangkul 2 25.000 50.000 3 16.667

2 Kored 4 15.000 60.000 3 20.000

3 Sprayer 400.000 3 133.333

4 Ember 4 5.000 20.000 3 6.667

5 Keranjang 10 42.000 420.000 3 140.000

6 Parang 2 15.000 30.000 3 10.000

7 Bibit 1.200 500 600.000 3 200.000

526.667 Jumlah


(2)

A.

PROFIL USAHA

1. Nama pengisi kuesioner:………... 2. Alamat usaha :………...

... ...No. telp... 3. Jabatan :………... 4. Modal awal :………... 5. Nilai aset :………... 6. Jenis Modal : ( ) modal sendiri ( ) pinjam koperasi

( ) pinjam bank ( ) lainnya, sebutkan... 7. Kapasitas produksi :………Kg/...………... 8. Omzet penjualan : Rp………../...………... 9. Tahun berdirinya usaha :………... 10 Jumlah karyawan

a. Karyawan tetap :………... b. Karyawan tidak tetap :………... 11. Pola Pekerjaan : ( ) Tanpa kemitraan ( ) Koperasi


(3)

Lanjutan Lampiran 3. B. HAL YANG DIKAJI

1. Dalam setahun terakhir, apakah kebutuhan bibit pepaya dipenuhi sendiri atau dipasok dari perusahaan lain, dan jumlahnya berapa?

Kebutuhan Bibit

Pasokan Sistem

pembayaran Asal pasokan Jumlah sekali

pesan Berapa sekali sebulan Dipenuhi Sendiri - - - - Dipasok dari Perusahaan lain

2. Dalam setahun terakhir, dalam budidaya bertanam pepaya dengan menggunakan lahan sendiri atau dengan sewa lahan

Kepemilikan Lahan

Biaya Sewa Lahan Perjanjiaan Sewa Lahan Lahan Sendiri

Sewa Lahan

- Rp.../m2

-

3. Dalam setahun terakhir, penjualan hasil budidaya bertaanam pepaya dijual dalam bentuk buah segar atau diproses menjadi produk lain

Jenis produk Volume produksi per bulan

Harga pokok penjualan Buah Pepaya

Produk olahan pepaya (semisal manisan, koktil, jeli pepaya)

Rp...per …. Rp...per ….


(4)

4. Apakah Anda mencatat perbandingan antara harga jual produk Anda dibandingkan dengan harga pasar? Jika ya mohon agar Anda informasikan.

Jenis produk Harga pokok penjualan

Harga pasar Buah Pepaya

Produk Olahan Pepaya (semisal manisan, koktil, jeli pepaya)

Rp...per …. Rp...per ….

Rp...per …. Rp...per ….

5. Dalam setahun terakhir, siapa saja konsumen produk Anda

Jenis konsumen Cara pengiriman Sistem pembayaran Ambil sendiri dikirim Tunai kredit Buah Pepaya Segar

Pengguna akhir Pedagang pengecer Pedagang besar Toko

Produk Olahan Pepaya

Pengguna akhir Pedagang pengecer Pedagang besar Toko

6. Jika pembayaran dilakukan secara kredit, berapa jangka waktu pembayaran ? ...


(5)

Lanjutan Lampiran 3.

7. Dalam setahun terakhir, berapa rata-rata besar biaya operasional dalam usaha yang Anda tekuni ?

Biaya Operasional

Dari Penanaman sampai jual

Produk Bibit

Tenaga kerja Transportasi Pupuk/obat2tan Obat-obatan Lain-lain (bambu ajir)

Rp…………./….. Rp…………./….. Rp…………./….. Rp…………./….. Rp…………./….. Rp…………./…..

8. Dalam setahun terakhir, berapa harga beli dan penyusutan peralatan usaha Alat Usaha Harga/satuan

(Rp.)

Julah dipakai (unit)

Umur ekonomis

Penyusutan /tahun Cangkul

Kored Parang Sprayer Keranjang Lain-lain

9. Dalam setahun terakhir, berapa besar pajak usaha yang dibayarkan ?


(6)

10.Dalam setahun terakhir, berapa orang tenaga keluarga yang bekerja ?

... 11.Jika modal usaha yang digunakan berasal dari pinjaman, berapa besar bunga

yang dibayar ?

...

TERIMA KASIH