sebagai alat bantu penangkapan. Namun demikian, Potier dan Petit 1997 menyatakan bahwa perubahan strategi penangkapan dari rumpon menjadi lampu
sorot sebagai alat bantu pengumpul ikan tidak merubah secara drastis komposisi hasil tangkapan, perbedaan komposisi hasil tangkapan sangat tergantung pada
musim dan daerah penangkapan. Sejak tahun 1997, perikanan purse seine dilengkapi dengan alat bantu
yang semakin modern seperti radio komunikasi, lampu sorot, global positioning system
GPS dan fish finder Atmaja 2006. Perkembangan perikanan purse seine berupa perubahan ukuran kapal,
teknik penangkapan, daerah penangkapan dan jumlah armada penangkapan mempunyai peranan sangat penting yang memungkinkan menuju tingkat
eksploitasi yang berlebihan dan membahayakan ketersediaan ikan pelagis yang ada Sadhotomo et al. 1986.
4.1.2.1 Perkembangan hasil tangkapan purse seine
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hasil tangkapan purse seine
berfluktuasi setiap bulannya. Rata-rata bulanan hasil tangkapan mencapai puncak pada bulan Oktober yaitu sebesar 3798,88 ton. Sedangkan hasil
tangkapan terendah dicapai pada bulan Maret sebesar 1296,13 ton Gambar 6 .
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
R ata-
rat a bul
anan has
il t angk
apan ton
Gambar 6 Rata-rata bulanan hasil tangkapan purse seine yang didaratkan di PPN. Pekalongan tahun 2002-2007.
Sementara itu, hasil tangkapan purse seine antar tahun juga berfluktuasi. Hasil tangkapan purse seine tertinggi dicapai pada tahun 2004 54.127,36 ton,
sedangkan hasil tangkapan terendah terjadi pada tahun 2002 3219,65 ton Gambar 7.
10000 20000
30000 40000
50000 60000
2002 2003
2004 2005
2006 2007
H a
s il tan
gk apan
ton
Gambar 7 Perkembangan hasil tangkapan purse seine yang didaratkan di PPN. Pekalongan, tahun 2002 – 2007.
4.1.2.2 Perkembangan jumlah upaya
Jumlah upaya penangkapan ikan kapal purse seine Pekalongan yang beroperasi di Laut Jawa dan sekitarnya berfluktuasi mengikuti pola kelimpahan
ikan. Berdasarkan data jumlah kapal purse seine yang beroperasi selama 6 tahun 2002-2007 ditunjukkan bahwa puncak pengoperasian purse seine terjadi pada
bulan Oktober. Puncak pengoperasian purse seine dicapai pada bulan Oktober. Setelah mencapai titik tertinggi, jumlah purse seine yang dioperasikan mengalami
penurunan sampai titik terendah, yang dicapai pada bulan April Gambar 8.
100 200
300 400
500 600
700 800
900
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov J
um lah upay
a uni
t k a
pal
2002 2003
2004 2005
2006 2007
Total
Gambar 8 Perkembangan jumlah upaya penangkapan ikan unit kapal purse seine
di PPN Pekalongan tahun 2002-2007.
4.1.2.3 Hasil tangkapan per unit upaya penangkapan
Gambaran mengenai kelimpahan sumber daya ikan dalam suatu perairan tidak cukup dijelaskan hanya dengan fluktuasi hasil tangkapan saja. Perubahan
hasil tangkapan ikan sangat dipengaruhi perubahan jumlah armada penangkapan yang beroperasi, sehingga konsep pembandingan hasil tangkapan terhadap upaya
penagkapannya perlu diterapkan. Konsep pembandingan itu disebut sebagai ”catch per unit effort” CPUE. Dengan diketahuinya nilai CPUE, maka dapat
diketahui perubahan hasil tangkapan yang disebabkan oleh perubahan jumlah upaya penangkapannya.
Berbeda dengan nilai hasil tangkapan bulanan, nilai CPUE bulanan mencapai titik tertinggi pada bulan Agustus 36,34 tonunit dan nilai terendah
pada bulan Maret 18,07 tonunit Gambar 9. Fluktuasi bulanan nilai CPUE tidak membentuk pola yang teratur seperti pada nilai hasil tangkapan rata-rata
bulanan.
5 10
15 20
25 30
35 40
Des Jan
Feb Mrt
Apr Mei
Jun Jul
Agt Sep
Okt Nov
R at
a- rat
a bul anan C
P U
E ton
uni t
Gambar 9 Rata-rata CPUE bulanan hasil tangkapan purse seine yang didaratkan di PPN Pekalongan, tahun 2002-2007
4.1.2.4 Hasil tangkapan ikan layang
Decapterus spp. tiap pola musim di Laut Jawa
Gambaran mengenai hasil tangkapan ikan layang tiap musim yang berlaku di Laut Jawa diperoleh dengan cara mengelompokkan data tiap triwulan menurut
pola musimnya. Laut Jawa, seperti halnya sebagian besar wilayah Indonesia mengenal adanya dua pola musim, yaitu musim barat dan musim timur serta
musim peralihan yang terjadi saat pergantian musim diantara dua pola musim tersebut.
Berdasarkan wawancara serta data-data, diperoleh bahwa musim barat berlangsung pada bulan Desember-Februari. Musim peralihan I terjadi pada bulan
Maret-Mei. Pada bulan Maret-Mei ini terjadi perubahan arah gerak angin. Pergerakan angin yang sebelumnya menuju ke arah timur akan berbalik menuju
ke arah barat, sehingga pergerakan arus tidak menentu. Setelah mengalami musim peralihan, bulan Juni-Agustus terjadi musim timur, dan bulan-bulan berikutnya
antara bulan September-November terjadi musim peralihan II. Hasil tangkapan, jumlah upaya penangkapan maupun CPUE tertinngi
dicapai pada musim peralihan II. Nilai hasil tangkapan, upaya penangkapan ikan dan CPUE pada musim ini berturut-turut adalah 32.856,51 ton, 1804 unit kapal
dan 18,21 tonunit kapal Tabel 3.
Tabel 3 Nilai CPUE ikan layang tiap musim yang tertangkap di Laut Jawa dan sekitarnya yang didaratkan di PPN Pekalongan, tahun 2002-2007
Musim Hasil tangkapan
ton Jumlah upaya
unit kapal CPUE
tonunit kapal Barat 15.684,83
1310 11,97
Peralihan I 11.260,16
1124 10,02
Timur 23.991,84 1356
17,69 Peralihan II
32.856,51 1804
18,21 Setelah musim peralihan II, hasil tangkapan terus mengalami penurunan,
dan nilai terendah dicapai pada musim peralihan I. Menginjak musim timur, hasil tangkapan mengalami kenaikan lagi dan kembali mencapai puncaknya pada
musim peralihan II. 4.1.2.5
Daerah penangkapan fishing ground kapal purse seine Pekalongan Wilayah operasi purse seine Pekalongan relatif jauh dibandingkan dengan
purse seine yang ada di wilayah pantai utara Jawa lainnya. Saat ini kapal purse
seine yang sebelumnya berbasis di Pekalongan dan melakukan penangkapan ikan
di perairan Laut Jawa dan sekitarnya telah melakukan ekspansi ke perairan Selat Makasar, Laut Cina Selatan dan Natuna.
Berdasarkan hasil penelitian, kapal purse seine yang berbasis di Pekalongan umumnya melakukan penangkapan di perairan sekitar Utara Tegal
dan Pekalongan, perairan Kepulauan Karimunjawa, perairan sekitar Pulau Bawean, perairan Kep. Masalembo, perairan P. Matasiri, perairan Pulau Kangean,
perairan sekitar P. Pejantan, Natuna, Midai, Tarempa, Tambelan Laut Cina Selatan dan perairan Lumu-Lumu, Lari-Larian, Kota Baru Selat Makasar. Pada
musim barat walaupun keadaan cuaca dan gelombang sangat tidak menguntungkan, banyak nelayan yang mengarahkan haluannya menuju ke
perairan Selat Makasar 54,47 demikian juga pada musim peralihan I terkonsentrasi di Selat Makasar 23,53. Sementara pada musim timur, para
nelayan banyak menangkap ikan sampai perairan Laut Cina Selatan 25,34. Selanjutnya pada musim peralihan II banyak nelayan menuju ke perairan sekitar
Kepulauan Masalima 44,21 Gambar 10. Pada umumnya, nelayan pukat cincin purse seine di Tegal, Pekalongan
dan Juwana telah melakukan penentuan daerah penangkapan berpedoman pada siklus pergerakan ikan pelagis berdasarkan musim dan ukuran ikan. Sesuai dengan
sifat umum nahkoda kapal dimana serial pengalaman telah membentuk pengetahuan mengenai fenomena alam perubahan kondisi lingkungan, ruaya,
musim terhadap daerah penangkapan yang dianggap potensial untuk memberikan peluang mendapatkan hasil tangkapan yang cukup besar pada masa-masa tertentu,
demikian pula perubahan komposisi jenis ikan menurut daerah penangkapan Atmaja dan Nugroho 2003.
10 20
30 40
50 60
Pe rse
n ta
se
D A
C B
G F
E H
A C
B G
F E
H A
C B
G F
E H
A C
B G
F E
H Barat
Timur Peralihan I
Peralihan II D
D D
Gambar 10 Distribusi kapal purse seine Pekalongan pada musim dan daerah penangkapan, tahun 2002-2007.
Keterangan :
A : perairan di sekitar utara Tegal dan Pekalongan B : perairan di sekitar Kep. Karimunjawa
C : perairan di sekitar Pulau Bawean D : perairan di sekitar Kepulauan Masalembo
E : perairan di sekitar Masalima F : perairan di sekitar Selat Makasar
G : perairan di sekitar Pulau Kangean H : perairan di sekitar Laut Cina Selatan
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa daerah penangkapan purse seine
yang berbasis Pekalongan belum banyak berubah seperti estimasi yang dikemukakan oleh Nugroho 2004 Tabel 4 dan Lampiran 3.
Tabel 4 Estimasi posisi geografis daerah penangkapan armada purse seine Pekalongan
Wilayah Penangkapan
Estimasi Posisi Geografis Utara Tegal-
Pekalongan 108
o
30 00 - 110
o
00 00 BT 5
o
30 00- 6
o
30 00 Kep. Karimunjawa
110
o
00 00 - 112
o
00 00 BT 4
o
30 00- 6
o
00 00 P. Bawean
112
o
00 00 - 114
o
00 00 BT 4
o
30 00- 6
o
30 00 P. Masalembo
114
o
00 00 - 115
o
30 00 BT 4
o
00 00- 6
o
00 00 P. Matasiri
115
o
30 00 - 117
o
00 00 BT 4
o
30 00- 5
o
30 00 P. Lumu-Lumu
116
o
30 00 - 117
o
30 00 BT 3
o
00 00- 4
o
30 00 P. Kangean
114
o
30 00 - 116
o
30 00 BT 7
o
00 00- 5
o
30 00 Sumber : Nugroho 2004
Kegiatan operasi kapal purse seine yang berbasis di Pekalongan berlangsung sepanjang tahun. Berdasarkan data periode tahun 2002-2007, terlihat
bahwa intensitas kegiatan operasi penangkapan pada musim barat Desember- Februari relatif tinggi. Pada tahun 2002 dan 2003 konsentrasi kapal purse seine
terpusat di daerah perairan Masalima pada musim peralihan II. Selanjutnya tahun 2004, konsentrasi terpusat di perairan Selat Makasar pada musim barat dan
Masalima pada musim peralihan II. Sedangkan pada tahun 2005, konsentrasi berpindah ke daerah perairan Masalembo dan Selat Makasar pada musim barat
dan pada musim peralihan I dan musim timur terpusat di perairan Bawean, Masalembo dan Masalima, Selat Makasar dan Laut Cina Selatan, pada musim
peralihan II di perairan Masalima, Selat Makasar dan Kangean. Pada tahun 2006, konsentrasi terpusat di perairan Selat Makasar pada musim barat, perairan
Bawean pada musim timur dan perairan Kangean pada musim peralihan II. Sedangkan tahun 2007, konsentrasi kapal terpusat di perairan Selat Makasar pada
musim barat dan peralihan II serta di perairan sekitar Kangean pada musim peralihan II. Peta lokasi daerah penangkapan ikan fishing ground kapal purse
seine Pekalongan tiap musim dan tiap tahun dapat dilihat pada Gambar 11–
Gambar 35. Sedangkan persentase konsentrasi kapal purse seine Pekalongan menurut daerah penangkapan tiap musim dapat dilihat pada Gambar 36.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tan g
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Ut a r a Te ga l Ka r im u n j a w a
Ba w e a n M a sa le m bu S. M a k a ssa r
Ka n ge a n LCS
S.Ka r im a t a
M a sa lim a
Gambar 11 Lokasi daerah penangkapan ikan fishing ground kapal purse seine Pekalongan tahun 2002-2007.
MUSIM BARAT
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Lin tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 12 Sebaran daerah penangkapan pada musim barat tahun 2002.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 13 Sebaran daerah penangkapan pada musim barat tahun 2003.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Lin tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 14 Sebaran daerah penangkapan pada musim barat tahun 2004.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 15 Sebaran daerah penangkapan pada musim barat tahun 2005.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 16 Sebaran daerah penangkapan pada musim barat tahun 2006.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 17 Sebaran daerah penangkapan pada musim barat tahun 2007.
MUSIM PERALIHAN I
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Lin tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 18 Sebaran daerah penangkapan pada musim peralihan I tahun 2002.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 19 Sebaran daerah penangkapan pada musim peralihan I tahun 2003.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Lin tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 20 Sebaran daerah penangkapan pada musim peralihan I tahun 2004.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 21 Sebaran daerah penangkapan pada musim peralihan I tahun 2005.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 22 Sebaran daerah penangkapan pada musim peralihan I tahun 2006.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 23 Sebaran daerah penangkapan pada musim peralihan I tahun 2007.
MUSIM TIMUR
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Lin tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 24 Sebaran daerah penangkapan pada musim timur tahun 2002.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 25 Sebaran daerah penangkapan pada musim timur tahun 2003.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Lin tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 26 Sebaran daerah penangkapan pada musim timur tahun 2004.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 27 Sebaran daerah penangkapan pada musim timur tahun 2005.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 28 Sebaran daerah penangkapan pada musim timur tahun 2006.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 29 Sebaran daerah penangkapan pada musim timur tahun 2007.
MUSIM PERALIHAN II
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Lin tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 30 Sebaran daerah penangkapan pada musim peralihan II tahun 2002.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 31 Sebaran daerah penangkapan pada musim peralihan II tahun 2003.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Lin tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 32 Sebaran daerah penangkapan pada musim peralihan II tahun 2004.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 33 Sebaran daerah penangkapan pada musim peralihan II tahun 2005.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 34 Sebaran daerah penangkapan pada musim peralihan II tahun 2006.
8.0° 6.0°
4.0° 2.0°
0.0° 2.0°
4.0°
Li n
tang
106.0° 108.0°
110.0° 112.0°
114.0° 116.0°
118.0° 120.0°
122.0°
Bujur Timur
P. JAW A LAUT JAW A
P. KALI M AN TAN
Jumlah KapalTahun
1 to 25 25 to 50
50 to 100 100 to 200
200 to 300
Gambar 35 Sebaran daerah penangkapan pada musim peralihan II tahun 2007.
Musim barat
10 20
30 40
50 60
70 80
2002 2003
2004 2005
2006 2007
P e
rs e
n ta
s e
Musim peralihan I
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
2002 2003
2004 2005
2006 2007
P e
rs e
n ta
s e
Musim timur
20 40
60 80
100 120
2002 2003
2004 2005
2006 2007
P e
rse n
ta s
e
Musim peralihan II
10 20
30 40
50 60
2002 2003
2004 2005
2006 2007
Pe rs
ent as
e
Ut. Tegal Karimunjaw a
Baw ean Masalembu
Masalima Mks
Kangean LCS
Gambar 36 Persentase konsentrasi kapal purse seine Pekalongan menurut daerah penangkapan pada musim barat, peralihan I, timur dan peralihan II.
4.1.2.6 Komposisi hasil tangkapan kapal purse seine Pekalongan
Laut Jawa memiliki komoditas sumber daya ikan pelagis kecil yang potensial. Enam dari 16 jenis ikan yang tertangkap merupakan hasil utama
tangkapan purse seine BRPL 2004. Jenis yang paling dominan adalah ikan layang 52, yang terdiri atas 2 spesies yaitu ikan layang pipih Decapterus
ruselli dan ikan layang bulat D. macrosoma. Menyusul ikan siro Amblygaster
sirm , ikan bentong Selar crumenophthalmus, ikan banyar Rastrelliger
kanagurta dan tembangjui Sardinella spp.. Jenis ikan tongkol Auxis thazard –
pelagis besar 5 ; dan jenis-jenis ikan lain 6 Gambar 37.
Bawal Bentong
8
Layang 52
Siro 12
Tongkol 5
Jui 4
Teros 2
Ayam2 an 4
Tenggiri Lain-lain
6 Banyar
7
Gambar 37 Komposisi hasil tangkapan purse seine Pekalongan tahun 2002 – 2007.
Selanjutnya komposisi hasil tangkapan purse seine Pekalongan antar tahun dapat dilihat pada Gambar 38. Dari gambar tersebut nampak bahwa setiap tahun
ikan layang selalu mendominasi hasil tangkapan purse seine Pekalongan. Sementara itu, hasil tangkapan purse seine terbesar terjadi pada tahun
2004 yang mana pada tahun tersebut konsentrasi kapal purse seine terpusat di perairan Selat Makasar pada musim barat dan Masalima pada musim peralihan II.
Sedangkan hasil tangkapan terkecil terjadi pada tahun 2002, konsentrasi kapal purse seine
terpusat di perairan Masalima.
10000 20000
30000 40000
50000 60000
2002 2003
2004 2005
2006 2007
H a
s il T
an gk
a pa
n T
on
Lain-lain Banyar
Bentong Bawal
Layang Siro
Jui Tongkol
Tenggiri Teros
Ayam2 an
Gambar 38 Komposisi hasil tangkapan purse seine Pekalongan antar tahun 2002-2007
Komposisi hasil tangkapan purse seine menurut daerah penangkapan fishing ground berbeda-beda. Dari Gambar 39 nampak bahwa hasil tangkapan
ikan layang selalu mendominasi di tiap daerah penangkapan. Di perairan Selat Makasar, selain ikan layang, hasil tangkapan lainnya yang dominan adalah ikan
siro, bentong dan banyar. Adanya fluktuasi hasil tangkapan ini dimungkinkan sehubungan dengan adanya perubahan musim. Perubahan kondisi lingkungan
mempengaruhi beberapa jenis ikan tertentu untuk melakukan ruaya, misalnya layang Decapterus spp dan banyar Rastrelliger kanagurta yang beruaya
mengikuti perubahan salinitas sehingga ikan tersebut selalu beruaya musiman.
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000 40000
45000 50000
U tar
a T eg
al K
ar im
u nj
aw a
Ba w
e a
n Ma
s a
le mb
o Ma
s a
lima M
a ka
sa r
K a
ng ea
n LC
S H
a s
il t a
ng k
a pa
n to
n
Banyar Bentong
Bawal Layang
Siro Tongkol
Tenggiri Campur
Teros Ayam2 an
Gambar 39 Komposisi hasil tangkapan berdasarkan daerah penangkapan fishing ground
.
Berdasarkan ukuran kapal gross tonnage, GT, jumlah hasil tangkapan purse seine
yang terbesar pada kelompok kapal berukuran 71-100 GT 95.564,11 ton dan hasil tangkapan terendah pada kelompok kapal ukuran 30 GT 1828,40
ton Gambar 40. Hal ini menunjukkan bahwa kapal purse seine berukuran 71– 100 GT lebih banyak melakukan operasi penangkapan dibandingkan dengan
ukuran kapal lainnya, sehingga hasil tangkapan yang diperoleh pun juga lebih banyak.
10000 20000
30000 40000
50000 60000
70000 80000
90000 100000
31-50 51-70
71-100 101-130
130
GT H
as il t
angk apan
ton
Banyar Bentong
Bawal Layang
Siro Jui
Tongkol Tenggiri
Campur Teros
Ayam2 an
Gambar 40 Komposisi hasil tangkapan berdasarkan gross tonnage GT kapal purse seine Pekalongan tahun 2002-2007.