Nigeria dengan menggunakan data tahunan dari 1970-2007. Error Correction Mechanism
ECM dan teknik kointegrasi dilakukan untuk mengestimasi data penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan dan konsisten dengan penelitian
sebelumnya bahwa kebijakan moneter lebih memiliki kekuatan dibandingkan kebijakan fiskal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Nigeria. Penelitian ini
merekomendasikan kebijakan moneter sebagai alat stabilitas perekonomian. Jawaid, Qadri, dan Ali 2011 meneliti pengaruh kebijakan moneter, fiskal,
dan perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi Pakistan dengan menggunakan data tahunan dari 1981-2009. Dengan menggunakan metode estimasi VECM dimana
variabel penelitiannya adalah money supply proksi kebijakan moneter, government expenditure
proksi kebijakan fiskal, share ekspor dan impor terhadap GDP proksi kebijakan perdagangan. Hasilnya adalah kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
berimplikasi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang, sebaliknya untuk kebijakan perdagangan . Dimana
kebijakan moneter lebih efektif daripada kebijakan fiskal.
2.7. Kerangka Pemikiran
Pertumbuhan ekonomi merupakan tolak ukur kinerja perekonomian suatu negara. Integrasi ekonomi dan keuangan akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi di
kawasan ASEAN+6. Integrasi ekonomi dapat membuat pertumbuhan ekonomi menjadi konvergen maupun divergen. Untuk mencapai tujuan pendapatan nasional
yang tinggi dan selaras di kawasan ASEAN+6 diperlukan serangkaian kebijakan khususnya kebijakan makroekonomi oleh pemerintah di masing-masing negara. Ada
tiga alternatif utama dalam mencapai tujuan kebijakan yaitu, kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan kebijakan perdagangan. Kawasan integrasi ekonomi
ASEAN+6 yang terdiri dari negara berkembang dan negara maju. Masing-masing kelompok negara tersebut memiliki perbedaan karakteristik yang mendasar sehingga
tidak dapat diterapkan perlakuan yang sama diantara keduanya. Selanjutnya, analisis pertumbuhan ekonomi ASEAN+6 akan dilakukan dengan memisahkan antara negara
berkembang dan negara maju untuk melihat dampak dari kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan keterbukaan perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi. Berikut
adalah gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini:
Gambar 2.6. Kerangka Pemikiran
ASEAN Indonesia,Malaysia, Singapore,Thailand,Philipina
China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, New Zealand
Integrasi Ekonomi ASEAN+6
Pertumbuhan Ekonomi ASEAN+6
Negara Berkembang
Negara Maju
Kebijakan Makroekonomi
Kebijakan Fiskal Pengeluaran
Pemerintah Kebijakan Moneter
Jumlah Uang Beredar M2
Kebijakan Perdagangan
Keterbukaan Perdagangan
Metode Panel Data Dinamis dengan Pendekatan GMM Generalized Method of Moments
III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari beberapa sumber. Adapun data diperoleh dari badan statistik dunia
World Development Indicator WDI , World Bank, CEIC, serta beberapa jurnal dan
literatur yang relevan dengan penelitian ini.
Tabel 3.1. Variabel-variabel yang Digunakan dalam Penelitian No.
Variabel Keterangan
Sumber Satuan
1. Y
GDP Riil World
Development Indicator
2011 Milyar LCU
Konstan 2005
2. GEXP
General Government
Final Consumption
Expenditure GGFCE
sebagai proksi
kebijakan fiskal World
Development Indicator
2011 Milyar LCU
Konstan 2005
3. M2
Broad Money, sebagai proksi
kebijakan moneter CEIC
Milyar LCU Konstant 2005
4. OPNESS Keterbukaan
Perdagangan ,
Trade World
Development Indicator
2010 Persentase
share ekspor and impor of
GDP