Kondisi Umum Lokasi Penelitian
25
rata 27,85±1,28 C. Nilai kisaran suhu tersebut mendukung untuk pertumbuhan
biota air baik makro maupun mikro seperti dinyatakan oleh Riley 1967 in Seameo Biotrop 1997 bahwa pada umumnya biota perairan dapat tumbuh dan
berkembang pada suhu 25 Intensitas cahaya matahari dapat merupakan faktor pembatas bagi
pertumbuhan organisme perairan secara keseluruhan. Gambaran penetrasi cahaya matahari yang masuk ke perairan ditunjukkan oleh nilai kecerahan. Nilai
kecerahan selama pengamatan berkisar 85-105 cm pada daerah terbuka dan 50-70 cm pada daerah yang tertutup tumbuhan air.
C atau lebih.
Kedalaman perairan berkisar antara 250-300 cm pada daerah terbuka dan 150-170 cm pada daerah yang tertutup tumbuhan air. Pada daerah tepi danau
kedalaman air lebih rendah dibandingkan dengan daerah terbuka pada tengah danau, hal ini disebabkan tingginya proses sedimentasi di daerah tepi danau.
Rata-rata nilai kekeruhan pada daerah terbuka berkisar 82,12±3,25 NTU dan pada daerah tumbuhan air sebesar 53,19±5,19. Tingginya nilai kekeruhan pada
daerah terbuka diduga disebabkan adanya partikel tersuspensi yang terbawa oleh aliran air yang masuk ke danau.
Derajat keasaman pH di perairan tergenang mempunyai peranan penting karena dapat mempengaruhi pertumbuhan organisme perairan. Derajat keasaman
pH di perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain proses fotosintesis, biologis dan terdapatnya berbagai kation dan anion di perairan tersebut. Keasaman
air berperan penting baik dalam proses kimiawi maupun biologis yang kesemuanya dapat menentukan kualitas perairan alami. Kandungan pH di Danau
Taliwang dapat dipengaruhi oleh buangan limbah rumah tangga dan limbah pertanian. Kisaran pH di perairan Danau Taliwang antara 8,10-8,66 di perairan
terbuka dan 6,17-8,05 pada daerah tumbuhan air, nilai pH tersebut masih cukup baik untuk kehidupan biota perairan. Nilai kisaran pH menurut Odum 1972 yang
masih layak untuk kehidupan organisme perairan antara 6-9. Menurut Novotny Olem 1994 bahwa oksigen terlarut O
2
dalam perairan berasal dari difusi udara serta hasil fotosintesis oleh tumbuhan air dan
fitoplankton. Kandungan oksigen terlarut di perairan disarankan tidak kurang dari 4,0 mgl dan dalam kondisi tidak beracun, konsentrasi 2,0 mgl sudah cukup untuk
26
mendukung kehidupan biota perairan khususnya ikan. Rata-rata kandungan oksigen terlarut di Danau Taliwang sebesar 5,28±0,21 mgl di daerah perairan
terbuka dan 4,56±0,30 di daerah tumbuhan air Nelumbo sp. Rendahnya kandungan oksigen terlarut pada daerah tumbuhan air diduga bahwa pada daerah
tumbuhan air terjadi proses dekomposisi bahan organik, dan jenis-jenis biota perairan ikan yang mendiami perairan tersebut adalah jenis-jenis ikan yang
mempunyai alat pernafasan tambahan yaitu labyrinth.
4.2. Ikan Betok 4.2.1. Komposisi dan Distribusi Ikan
Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bahwa ikan betok umumnya ditemukan pada daerah tumbuhan air. Ditemukan juga ikan gabus Chana striata
dan ikan sepat Trichogaster sp. Jumlah sampel ikan betok yang tertangkap selama penelitian sebanyak 205 ekor, terdiri dari 117 ekor ikan betina dan 88 ekor
ikan jantan Gambar 5.
Gambar 5. Komposisi tangkapan ikan betok berdasarkan stasiun pengamatan Sampel ikan betok tersebut tertangkap di stasiun 2 dan 4 yang merupakan
daerah yang tertutup oleh tumbuhan air. Distribusi tangkapan ikan betok setiap bulan cukup bervariatif, secara keseluruhan ikan betok jantan banyak ditemukan
pada ukuran 89-98 mm sedangkan ikan betina banyak ditemukan pada selang ukuran 119-128 mm. Bulan April dan Mei ikan jantan yang tertangkap masing-
masing 21 ekor dan pada bulan Juni dan Juli ikan betina yang tertangkap masing- masing 23 ekor. Ikan betok betina pada bulan April tertangkap sebesar 37 ekor
yang merupakan tangkapan tertinggi, pada Mei jumlah yang tertangkap 30 ekor
2 4
Stasiun
27
dan pada bulan Juni dan Juli masing-masing sebesar 28 dan 22 ekor. Bulan April dan Mei Danau Taliwang masih mendapat pengaruh musim hujan diduga ikan-
ikan jantan cenderung berlindung sedangkan ikan betina keluar untuk mencari makanan. Sedangkan pada bulan Juni dan Juli telah masuk musim kemarau,
diduga ikan betina cenderung untuk berlindung dibandingkan dengan ikan jantan.
Gambar 6. Distribusi tangkapan ikan betok Bulan April ikan betok jantan pada selang kelas 139-148 mm merupakan
ukuran yang paling banyak ditemukan yaitu 4 ekor sedangkan ikan betina pada selang kelas 159-168 mm sebanyak 7 ekor. Bulan Mei ukuran ikan jantan yang
paling banyak ditemukan yaitu pada selang kelas 89-98 mm, 99-108 mm, 119-128 mm dan 129-138 masing-masing sebanyak 4 ekor sedangkan betina pada ukuran
109-118 dan 128-138 mm sebanyak 6 ekor. Ikan jantan bulan Juni pada selang kelas 79-88 mm merupakan ukuran yang paling banyak ditemukan 8 yaitu ekor
sedangkan betina pada ukuran 119-128cm sebanyak 6 ekor. Bulan Juli ukuran ikan jantan yang paling banyak ditemukan yaitu pada selang kelas 89-98 cm
sebanyak 8 ekor sedangkan betina pada ukuran 109-118 dan 119-128 mm masing- masing sebanyak 5 ekor.