Perumusan Masalah Tujuan Kerangka Pemikiran Hipotesis

4

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis aspek pertumbuhan ikan betok dan mujair. 2. Menganalisis aspek reproduksi ikan betok dan mujair. 3. Mengajukan alternatif pengelolaan ikan betok dan mujair di Danau Taliwang.

1.4 Kerangka Pemikiran

Kemampuan bertahan dan lestari populasi ikan betok dan mujair di Danau Taliwang dipengaruhi oleh struktur populasi, pola pertumbuhan dan kemampuan reproduksi dari ikan-ikan tersebut. Struktur populasi ikan dapat dilihat dari komposisi panjang, pertumbuhan dari koefisien pertumbuhan dan reproduksi dari ukuran pertama kali matang gonad. Parameter-parameter yang mempengaruhi kemampuan bertahan ikan betok dan mujair dipengaruhi oleh kondisi habitat Danau Taliwang dan aktvitas masyarakat di sekitar danau. Diagram alir kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 1.

1.5 Hipotesis

Apabila pertumbuhan dan kemampuan reproduksi tinggi maka potensi populasi ikan betok dan mujair dapat bertahan dan lestari. 5 Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran 6 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Danau dan Pengelolaanya Danau didefiniskkan sebagai habitat air tergenang yang merupakan cekungan yang terjadi karena peristiwa alam atau buatan manusia yang berfungsi menampung air dan menyimpan air yang berasal dari air hujan, air tanah, mata air ataupun air sungai UU Nomor 7 Tahun 2004. Danau mempunyai sifat multi fungsi baik fungsi ekologi, ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya dan secara teknis berfungsi sebagai sumber air baku, tempat hidup berbagai biota air, pengatur dan penyeimbang tata air, pengendali banjir dan lainnya. Danau Taliwang merupakan perairan litoral yang banyak ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan air. Tumbuhan air ini berperan penting dalam ekosistem perairan antara lain sebagai makanan, pelindung, dan habitat bagi sejumlah organisme perairan ikan. Pada musim penghujan air akan meluap menggenangi daerah paparan Danau Taliwang, sehingga mengakibatkan beragamnya habitat yang tersedia. Besarnya keragaman habitat yang tersedia daerah rawa dan perairan terbuka memungkinkan banyak spesies ikan memanfaatkan daerah ini dalam berbagai cara dalam menunjang proses kehidupan mereka seperti untuk pemijahan, pembesaran, dan tempat untuk mencari makanan. Kondisi ini akan mengakibatkan kekayaan spesies ikan khususnya kelimpahan ikan di daerah genangan. Habitat yang komplek tersebut akan menyediakan lebih banyak makanan serta perlindungan bagi anak-anak ikan. Berdasarkan pendekatan ekosistem, tumbuhan air perlu dipertahankan dalam jumlah terbatas untuk kehidupan biota terutama beberapa satwa liar burung yang memanfaatkan dan menggunakan ekosistem tumbuhan air sebagai tempat hidupnya. Bebera jenis burung yang hidup di Danau Taliwang adalah Departemen PU dan SEAMEO BIOTROP, 1997 : a Elang Bondol Haliastur Indus b Kuntul Kerbau Bubulcus ibis c Mandar Batu Gallinula chloropus d Blekok Sawah Ardeola speciosa e Kareo Padi Amauromis phoenicurus 7 f Itik Gunung Anas superciliosa g Belibis Batu Dendrocygna javanica h Sepatu Jengger Irediparra galliracea Pengelolaan kawasan danau diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan pemanfaatan danau dan lahan sekitar sehingga keseimbangan antara kepentingan eksploitasi dan kemampuan daya dukung perairan danau serta fungsi ekosistem danau bagi keperluan kehidupan biota secara keseluruhan tetap terjaga. Pemanfaatan ekosistem danau didasarkan kepada pertimbangan bahwa perairan danau berfungsi selain untuk habitat biota air ikan juga berperan sebagai daerah reservat dan konservasi bagi satwa lainnya yang hidup dan tinggal di perairan danau untuk melakukan sebagian atau keseluruhan daur hidupnya. 2.2 Deskripsi Ikan 2.2.1 Ikan Betok Betok Gambar 2 adalah nama sejenis ikan yang umumnya hidup liar di perairan tawar. Ikan ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti bethok atau belhik Jawa., puyu Malaysia. atau pepuyuk Bahasa Banjar. Dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai climbing gouramy, terlihat dari kemampuannya memanjat ke daratan. Nama ilmiahnya adalah Anabas testudineus Bloch 1792 dari kelas Actinopterygii, ordo Perciformes, famili Anabantidae dan genus Anabas Kottelat et al. 1993. Gambar 2. Ikan betok sumber: www.myfishing.org modifikasi Ikan betok umumnya berukuran kecil dengan panjang maksimum sekitar 25 cm, namun kebanyakan lebih kecil. Rumus sirip meliputi D XVII-XVIII 8-10, P I 8 13-14, V 15, A VIII-XI 9-11, C17, LL 28-32 Kottelat et al. 1993. Ikan betok umumnya ditemukan di rawa, sawah, sungai kecil dan parit, serta di kolam yang mendapatkan air banjir atau berhubungan dengan saluran air terbuka. Dalam keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya, betok bernafas dalam air dengan insang. Akan tetapi betok juga memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung dari udara karena adanya organ labirin. Kadang- kadang juga dapat berjalan di darat manakala kondisi perairan mengalami kekeringan Binoy Thomas 2003. Binoy Thomas 2003 juga menambahkan bahwa ikan ini tersebar luas di India dan beberapa negara dibagian selatan sampai timur Asia.

2.2.2 Ikan Mujair

Menurut Webb et al. 2007, nama umum ikan mujair adalah Tilapia mozambique atau Mozambique mouth brooder, Kurper atau mud bream south Africa, ikan mujair Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Orechromis mossambicus Peters 1852 dari kelas Actinopterygii, ordo Perciformes, famili Cichlidae dan genus Oreochromis Gambar 3. Gambar 3. Ikan mujair foto oleh: Mawardi Ikan mujair mempunyai bentuk badan pipih dan bulat, kepala bagian atas cembung, sirip dada hampir sama atau lebih panjang dari panjang kepala, sirip perut sampai ke dubur. Warna kebanyakan abu-abu dan sebagian hitam. Panjang total ikan mujair jantan berkisar antara 30-40 cm dan ikan betina berkisar antara 25-33 cm Webb et al. 2007. Bobot maksimum 1.130 g dan umur maksimum mencapai 11 Tahun. Rumus sirip meliputi D.XVIII.13, P.16, V.16, A.17 dan