Ikan Mujair Deskripsi Ikan .1 Ikan Betok

9 C.18. Ikan mujair hidup berkelompok di daerah reservoir, sungai, rawa dan aliran anak sungai yang masih dipengaruhi oleh pasang. Ikan ini juga mempunyai kisaran terhadap salinitas yang lebar, baik pada perairan tawar maupun laut Philippart Ruwet 1982 in Henna et al. 2005. Ikan mujair berasal dari Afrika, yaitu sekitar dataran rendah Zambezi, Shire dan dataran pantai delta Zambezi sampai pantai Angloa. Pada saat ini, ikan mujair telah tersebar luas sekurang-kurangnya ke-90 negara di dunia Webb et al. 2007. Keberadaan ikan mujair yang berlimpah akan menjadi gangguan terhadap ikan- ikan lain, bahkan dapat menghilangkan ikan-ikan asli yang hidup di perairan tawar. Ikan-ikan asli di beberapa danau dan reservoir di India dan Srilangka mengalami penurunan dengan di introduksinya ikan mujair O. mossambicus de Silva 1988, Bhagat Dwivedi 1988. Dampak introduksi ikan mujair terhadap komunitas akuatik meliputi adanya predasi, persaingan untuk ruang dan makanan, vektor terhadap adanya penyakit yang patogen, merubah lingkungan abiotik kualitas air. Fuselier 2001 telah melakukan penelitian terhadap dampak introduksi ikan mujair pada danau-danau di Meksiko, hasilnya menunjukkan terjadinya penurunan terhadap populasi ikan endemik pupfishes yang menyebabkan terbatasnya akses sumber daya makanan dan kondisi sub-optimal untuk bertahan hidup. Fuselier 2001 juga menambahkan pemangsaan langsung oleh ikan mujair terhadap telur ikan dan ikan pupfish yang kecil pada danau alami berkontribusi terhadap penurunan populasi. 2.3 Pertumbuhan Ikan 2.3.1 Hubungan Panjang Bobot Studi tentang pertumbuhan pada dasarnya menyangkut penentuan ukuran badan sebagai suatu fungsi dari umur. Von Bertalanffy telah mengembangkan suatu model matematik bagi pertumbuhan individu Spare Venema 1999. Pola pertumbuhan ikan dapat didekati dengan hubungan panjang dan bobot. Panjang dan bobot merupakan dua komponen dasar biologi dalam spesies ikan. Hubungan panjang bobot ikan merupakan parameter utama untuk menduga stok suatu ikan Ekelemu et al . 2006. Penelitian terhadap hubungan panjang bobot telah banyak dilakukan antara lain oleh Spare Venema 1999; Kimmerer et al. 2005; Pervin Murtuza 2008; 10 Rahardjo Simanjuntak 2008; Manik 2009. Pola pertumbuhan tubuh ikan betok khususnya ikan jantan, betina maupun gabungan di perairan rawa sekitar Desa Teratak Buluh adalah allometrik positif Pulungan Amin 1990. Mustakim 2008 menemukan bahwa pola pertumbuhan ikan betok jantan di habitat rawa adalah isometrik sedangkan ikan betina allometrik positif, di sungai dan danau pola pertumbuhan ikan jantan dan betina adalah allometrik positif. Riedel 1976 melaporkan bahwa Tilapia mossambica di danau Moyua memiliki pola pertumbuhan allometrik. Bataragoa Rondo 1990 melaporkan bahwa pertumbuhan ikan mujair di Danau Mooat adalah allometrik negatif. Sedangkan pola pertumbuhan ikan mujair di Danau Galela baik jantan maupun betina adalah allometrik negatif Abdullah 2005.

2.3.2 Faktor kondisi

Faktor kondisi merupakan suatu angka yang menunjukkan kegemukan ikan. Dari sudut pandang nutrisional, faktor kondisi merupakan akumulasi lemak dan perkembangan gonad Le Cren 1951 in Rahardjo Simanjuntak 2008. Nikolsky 1969 menyatakan bahwa faktor kondisi secara tidak langsung menunjukkan kondisi fisiologis ikan yang menerima pengaruh dari faktor intrinsik perkembangan gonad dan cadangan lemak dan faktor ekstrinsik ketersediaan sumber daya makanan dan tekanan lingkungan. Selain menunjukkan kondisi ikan, faktor kondisi juga memberikan informasi kapan ikan memijah Weatherley Rogers, 1978; Hossain et al. 2006 in Rahardjo Simanjuntak 2008. Mustakim 2008 melaporkan nilai faktor kondisi ikan betok selalu berfluktuasi baik pada jantan maupun betina pada masing-masing habitat, faktor kondisi ikan jantan berkisar antara 0,98-1,89 dan betina antara 0,89-1,12. Secara umum nilai faktor kondisi ikan betok jantan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ikan betina karena energi yang diperoleh ikan betina diinvestasikan lebih besar untuk perkembangan gonad Mayekiso Hecth 1990. Faktor kondisi ikan mujair di Danau Mooat berkisar antara 1.30-2.16 Bataragoa Rondo 1990. Menurut laporan Rejeki 1994 di perairan Situ Gede faktor kondisi ikan mujair jantan sebesar 1.70 sedangkan betina sebesar 1.78.