Rekonfirmasi Isolat Cronobacter spp. Inokulasi Isolat Cronobacter sp. Proses Pengeringan Semprot

dengan menginokulasikan satu ose koloni secara aseptik ke dalam BHI steril dan menginkubasinya pada suhu 37 ºC selama 24 jam.

b. Rekonfirmasi Isolat Cronobacter spp.

Kultur Cronobacter spp. yang telah disegarkan DES b7a, DES b10, DES c13 DES d3, YR t2a, YR c3a, E-6 dan ATCC 51329 dikonfirmasikan terlebih dahulu untuk mengetahui kemurnian kultur yang digunakan. Konfirmasi meliputi pewarnaan Gram dan warna koloni pada media DFI serta TSA.

c. Perhitungan Jumlah Cronobacter spp.

Isolat Cronobacter spp. yang disimpan pada media TSA miring diaktivasi dengan menginokulasikan satu ose koloni secara aseptik ke dalam 10 ml BHI steril dan menginkubasinya pada suhu 37 ºC selama 16-17 jam sampai fase akhir log sehingga didapatkan kultur dengan populasi sel sekitar 10 8 -10 9 CFUml Permadi 2010. Untuk mendapatkan kultur dengan populasi sel sekitar 10 6 -10 7 CFUml yang digunakan dalam skrining cepat ketahanan panas, sebanyak 1 ml kultur yang telah ditumbuhkan dalam media BHI diencerkan sedemikian rupa dalam 9 ml TSB steril.

3.6.2 Skrining Cepat Ketahanan Panas Isolat Cronobacter spp.

pada Suhu 50 °C selama 30 menit pada Medium TSB Modifikasi Iversen 2003. Skrining dilakukan sebagai tahap awal untuk memilih Cronobacter spp. yang paling tahan terhadap suhu 50 °C selama 30’. Isolat Cronobacter spp. yang paling tahan suhu 50 °C nantinya akan diuji ketahanan terhadap proses pengeringan dan kondisi kekeringan. Sebanyak 1 ml dari masing-masing kultur Cronobacter spp. hasil aktivasi pada langkah 3 jumlah awal inokulum sekitar 10 6 -10 7 CFUml diinokulasikan ke dalam 9 ml TSB steril sebagai media pemanas, media tersebut terlebih dahulu dipanaskan dalam waterbath shaker hingga suhunya mencapai 50 o C. Suhu campuran TSB + inokulum dipertahankan selama 30 menit. Untuk memonitor suhu media pemanas selama pemanasan berlangsung, 1 tabung TSB kontrol dilengkapi dengan termometer. Setelah proses pemanasan, tabung yang berisi campuran TSB + inokulum dengan cepat dipindahkan ke dalam tempat yang berisi air deionisasi dan es yang telah dihancurkan untuk menghentikan proses pemanasan. Untuk mencapai suhu sampel 0 C dapat dilakukan pendinginan dalam waktu 5-6 menit, suhu target umumnya dicapai dalam 2 menit. Setelah sampel mencapai 0 C, dilakukan langkah resusitasi pada suhu ruang sekitar 27 C dalam rentang waktu maksimal 60 menit Lang Smith 2008. Pada penelitian ini langkah resusitasi dilakukan selama 30-40 menit. Selanjutnya sebanyak 1 ml campuran TSB+inokulum dipipet dan kedalam 9 ml BPW steril untuk dilakukan serial pengenceran hingga 10 -4 diasumsikan terjadi penurunan populasi sel sebesar 2-3 siklus log Tiga pengenceran terakhir dilakukan pencawanan dengan metode tuang. Jumlah koloni awal dihitung dengan melakukan serial pengenceran kultur pada TSB hingga 10 -5 dengan menggunakan pengencer BPW steril. Tiga pengenceran terakhir masing-masing dilakukan pencawanan dengan metode tuang. Selisih log10 antara jumlah koloni awal dan jumlah koloni setelah perlakukan merupakan besar penurunan jumlah koloni. Satu isolat dengan ketahanan panas tertinggi penurunan log10 terkecil dipilih untuk diuji ketahanannya selama proses pengeringan semprot dan penyimpanan pada RH berbeda.

3.6.3 Sintas Isolat Cronobacter sp. Terpilih Sebelum Proses Pengeringan

Semprot dalam Susu Skim Saat Rekonstitusi Suhu 27 °C dan 50 °C

a. Inokulasi Isolat Cronobacter sp.

Terpilih dalam Susu Skim dengan Air Bersuhu 27°C dan 50 °C Satu isolat terpilih ditumbuhkan pada BHI steril kemudian diinkubasi sampai akhir fase log pada inkubator 37 o C 16-17 jam sehingga didapatkan jumlah kerapatan sel sekitar 10 8 -10 9 CFUml. Uji pengaruh suhu rekonstitusi terhadap sintas Cronobacter sp. dilakukan dengan menginokulasikan 1 ml kultur Cronobacter sp. ke dalam susu skim bubuk yang telah ditimbang sesuai takaran saji susu formula yaitu 2,2 gram dalam 15 ml air 13,2 gram dalam 90 ml air. Susu skim bubuk yang telah diinokulasi dengan Cronobacter sp. selanjutnya direkonstitusi menggunakan dua suhu air steril yaitu 27 o C air suhu kamar dan 50 o C. Populasi sel hasil rekonstitusi suhu ±27 o C diasumsikan sebagai jumlah awal sel Cronobacter sp., suhu 27 °C merupakan range suhu pertumbuhan Cronobacter spp. suhu optimum pertumbuhan 25 ºC sampai 45 ºC sehingga pada suhu ini dianggap tidak ada penurunan populasi Cronobacter sp. .Susu skim hasil rekonstitusi kemudian dilakukan pemupukan secara duplo pada media TSAYE untuk mengetahui jumlah Cronobacter sp. setelah direkonstitusi air suhu kamar 27 °C dan 50 o C.

b. Pengamatan Morfologi Sel

Cronobacter sp. dalam sampel susu yang telah direkonstitusi dengan air bersuhu kamar 27 °C dan 50 o C diamati morfologi selnya dengan menggunakan mikroskop cahaya dan mikroskop polarisasi serta bentuk koloni yang tumbuh pada media TSAYE.

3.6.4 Pengujian Pengaruh Proses Pengeringan Semprot dalam Medium

Susu Skim 40 wv terhadap Sintas Cronobacter sp. Terpilih a. Persiapan Kultur Cronobacter sp. untuk Proses Pengeringan Semprot Persiapan inokulum bertujuan untuk mendapatkan biomassa sel maksimal, umumnya biomassa sel dihasilkan maksimal pada fase akhir lag atau saat awal fase stationer. Sebanyak 1 ose isolat Cronobacter sp. diinokulasikan dalam 100 BHI steril dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 16-17 jam, selanjutnya dilakukan pemanenan massa sel dengan cara melakukan sentrifugasi 45 ml kultur pada 3000 rpm selama 15 menit, pellet hasil sentrifugasi diresuspensikan ke dalam 2-3 ml BPW steril kultur stok. Untuk menghitung jumlah mikroba awal, sebanyak 1 ml kultur di encerkan dalam BPW dengan berbagai seri pengenceran kemudian diplating metode tuang ke dalam media TSAYE secara duplo dan diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 48 jam.

b. Proses Pengeringan Semprot

Pellet hasil pemanenan yang telah diketahui jumlahnya dengan populasi awal sekitar 10 10 – 10 11 CFUg yang diperoleh dari tahap diatas inokulasikan ke dalam 450 ml 40 wv susu skim Ling et al. 2010 yang telah disterilisasi pada suhu 100°C selama 15 menit. Setelah itu susu skim rekonstitusi yang telah diinokulasi divortek selama 10 menit dan selanjutnya dikeringkan dengan pengering semprot. Untuk menghitung jumlah mikroba dalam 450 ml 40 wv susu skim, sebanyak 1 ml sampel di encerkan dalam BPW dengan berbagai seri pengenceran kemudian diplating metode tuang ke dalam media TSAYE secara duplo dan diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 48 jam. Proses pengeringan semprot dilakukan dalam skala laboratorium, suhu udara inlet yang digunakan 160 ºC dan suhu udara outlet ±82 ºC didapatkan dengan mengatur flow rate selama skim milk dimasukkan Permadi 2010. Sampel susu bubuk kering ditampung dalam botol steril yang tertutup rapat, diaduk dengan spatula steril dan disimpan pada suhu 4 ºC Ling et al. 2010.

c. Sintas Cronobacter sp.