38
voltamogram tersebut, terlihat adanya perbedaan bentuk voltamogram yang dihasilkan. Perbedaan yang mendasar yaitu terlihat pada voltamogram b pada
penggunaan elektroda stainless steelFe-Co-Ni, mulai muncul kenaikan puncak pada nilai potensial -0,6 Volt dan pada potensial -0,5 Volt terjadi puncak
maksimum dengan nilai arus sekitar 0,3 mA. Sedangkan pada voltamogram a pada penggunaan elektroda stainless steel tidak terlihat kemunculan puncak pada
gelombang voltamogram, hanya terjadi kenaikan voltamogram pada potensial -0,5 Volt tanpa adanya kemunculan puncak.
Berdasarkan hasil uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan pada penggunaan elektroda stainless steel dan stainless
steelFe-Co-Ni, yakni kemunculan puncak voltamogram. Kemunculan puncak tersebut mengindikasikan bahwa terdapat perubahan struktur lapisan pada
permukaan elektroda stainless steelFe-Co-Ni. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan oleh substrat stainless steel yang telah terlapisi oleh logam Fe, Co, dan
Ni pada saat proses elektrodeposisi. Pada proses elektrodeposisi ini menyebabkan ion-ion dari logam Fe, Co, dan Ni akan bergerak menuju ke permukaan katoda dan
menangkap elektron dari katoda yaitu substrat stainlesss steel. Ion logam tersebut akan tereduksi menjadi logam dan mengendap di katoda, sehingga substrat stainless
steel telah terdeposisi oleh logam Fe, Co, dan Ni serta membentuk suatu lapisan logam. Hal ini dapat terlihat pada perbedaan puncak kedua voltamogram yang
disajikan pada Gambar 9.
2. Karakterisasi XRD
Analisa secara difraksi sinar-X bertujuan untuk mengetahui struktur padatan yang terbentuk pada elektroda stainless steel dan stainless steelFe-Co-Ni. Prinsip
39
kerja XRD X-Ray Diffraction dengan memanfaatkan radiasi gelombang elektromagnetik yaitu sinar-X dan diperoleh data karakterisasi berupa
difraktogram. Pola difraktogram yang dihasilkan berupa deretan puncak-puncak difraksi dengan intensitas dan pada rentang sudut 2
θ tertentu. Besarnya intensitas tergantung pada jumlah atom yang berada dalam material tersebut. Pola difraksi
sinar-X elektroda stainless steel dan stainless steelFe-Co-Ni hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Hasil Karakterisasi XRD Elektroda Stainless Steel dan Elektroda Stainless SteelFe-Co-Ni
Gambar 10 menunjukkan hasil elektroda stainless steel dan elektroda stainless steelFe-Co-Ni pada rentang 2
θ yaitu 0° sampai dengan 80°. Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara intensitas I puncak difraksi dan sudut
difraksi 2 θ. Hasil karakterisasi XRD yang disajikan pada Gambar 9 dilakukan
analisa secara kualitatif dengan membandingkan kedua gambar tersebut. Hasil grafik dari keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Hal tersebut ditandai
dengan adanya perbedaan puncak-puncak difraktogram. Pada grafik elektroda stainless steel muncul puncak-puncak dengan intensitas ketajaman puncak yang
500 1000
1500 2000
2500
10 20
30 40
50 60
70 80
In ten
si ty
cp s
2-theta deg Stainless Steel
Stainless SteelFe-Co-Ni
40
tinggi, diantaranya pada sudut 2 θ: 28,43º; 43,97º; dan 63,97º. Sedangkan pada
elektroda stainless steelFe-Co-Ni muncul lebih banyak puncak-puncak pada sudut 2
θ: 7,81º; 28,64º; 44,34º; dan 46,51º. Perbedaan puncak yang terlihat dari kedua grafik tersebut mengindikasikan bahwa logam Fe, Co, dan Ni sudah terdeposisi
pada substrat stainless steel dengan kata lain sudah terjadi proses pengendapan pada katoda melalui metode elektrodeposisi dengan melihat hasil perbedaan puncak
difraktogram stainless steel dan stainless steelFe-Co-Ni yang disajikan pada Gambar 10. Terjadinya proses pengendapan pada katoda yaitu substrat stainless
steel disebabkan oleh adanya pemindahan ion-ion bermuatan listrik dari anoda dengan perantara larutan elektrolit. Proses tersebut terjadi secara terus menerus
pada tegangan konstan hingga akhirnya logam mengendap dan menempel kuat membentuk lapisan permukaan katoda.
3. Karakterisasi SEM-EDX