Kerangka Pikir KAJIAN TEORI

40 Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang secara umum menunjukkan bahwa kinerja dan peran Dewan Pendidikan maupun Komite Sekolah di berbagai daerah masih belum optimal sehingga menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian terkait peran Dewan Pendidikan dengan judul persepsi publik terhadap peran Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta dengan tujuan untuk melihat bagaimana tingkat persepsi yang diberikan publik terhadap peran yang telah dilaksanakan Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta khususnya untuk masa jabatan 2014-2018.

C. Kerangka Pikir

Penguatan partisipasi masyarakat dinilai sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Bentuk partisipasi masyarakat dapat diwujudkan dengan berperan serta dalam bentuk penyediaan sumber daya pendidikan, penyelenggaraan satuan pendidikan, penggunaan hasil pendidikan, pengawasan penyelenggaraan pendidikan, pengawasan pengelolaan pendidikan, pemberian pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pemangku kepentingan pendidikan pada umumnya, danatau pemberian bantuan atau fasilitas kepada satuan pendidikan, danatau penyelenggara satuan pendidikan dalam menjalankan fungsinya. Hal ini sesuai dengan pasal 188 mengenai komponen peran serta masyarakat pada PP Nomer 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Secara khusus peran serta masyarakat dalam pendidikan dapat disalurkan melalui Dewan Pendidikan tingkat nasional, provinsi, kabupatenkota, Komite Sekolahmadrasah, danatau organ representasi pemangku kepentingan satuan pendidikan. 41 Bentuk partisipasi masyarakat dapat diakomodir oleh Dewan Pendidikan dimana tugas Dewan Pendidikan kabupatenkota adalah menghimpun, menganalisis, dan memberikan rekomendasi kepada bupatiwalikota terhadap keluhan, saran, kritik, dan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan. Sementara itu, fungsi Dewan Pendidikan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan adalah dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupatenkota. Dewan Pendidikan adalah badan independen yang dilandasi prinsip kemandirian organisasi, memiliki peran sebagai badan pertimbangan advisory agency, badan pendukung supporting agency, badan pengontrol controlling agency, dan penghubung mediator agency. Pada lingkup kabupatenkota, Dewan Pendidikan menjalin koordinasi dengan instansi terkait di kabupatenkota setempat. Instansi tersebut adalah Dinas Pendidikan, Komite Sekolah, dan Komisi D DPRD kabupatenkota. Sebagai badan independen, Dewan Pendidikan KabupatenKota dapat melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan dan hasil pengawasan tersebut dilaporkan kepada bupatiwalikota. Sedangkan dalam pelaksanaan tugasnya, Dewan Pendidikan KabupatenKota memberikan laporan kepada masyarakat melalui media cetak, elektronik, laman, pertemuan, danatau bentuk lain sejenis sebagai pertanggungjawaban publik. Kinerja Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta dalam melaksanakan tugasnya dapat dilihat melalui tingkat persepsi yang diberikan publik terhadap pelaksanaan 42 Peran Dewan Pendidikan 1. Badan pertimbangan advisory agency 2. Badan pendukung supporting agency 3. Badan pengontrol controlling agency 4. Penghubung mediator peran yang diemban oleh Dewan Pendidikan. Semakin baik tingkat persepsi publik terhadap Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta maka mengindikasikan bahwa Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta telah melaksanakan peran tersebut dengan baik. Untuk memudahkan dalam proses penelitian, berikut ini digambarkan kerangka pikir dari peneliti: Gambar 3. Kerangka Pikir Penguatan Partisipasi Masyarakat Dewan Pendidikan Peningkatan Kualitas Pendidikan Komite Sekolah Persepsi Publik Dinas Pendidikan KabupatenKota Komisi D DPRD KabupatenKota 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Berdasarkan hakikat masalahnya, penelitian ini masuk ke dalam penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan suatu objek atau kegiatan yang menjadi perhatian peneliti Deni, 2014: 49. Menurut Sugiyono 2011: 11, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, artinya semua informasi atau data diwujudkan dalam angka dan analisisnya berdasarkan analisis statistik deskriptif. Menurut Sugiyono 2011: 14, data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Dalam buku lain Sugiyono menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif menjelaskan penyebab fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numerikal dalam Andi, 2011: 51. Informasi atau data diperoleh dengan menggunakan metode survei, yaitu metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu. Teknik pengumpulan data dengan pengamatan wawancara atau kuesioner dan hasil penelitian cenderung digeneralisasikan Sugiyono, 2013: 24.