bertambah. Dalam keadaan seperti ini harga pasar cenderung tinggi atau lebih tinggi atau lebih tinggi dari harga keseimbangan bila saja tidak
diberlakukan harga atap. Pada gambar 0 Q adalah jumlah produksi yang
dijual dan akan dibeli oleh konsumen bila tidak diberlakukan harga atap P
c
. Disini terlihat bahwa P
c
lebih tinggi dari pada P
m
bila tidak diberlakukan harga atap, maka perbedaan P
c
dan P
f
akan semakin tinggi. Bila diberlakukan harga atap, maka jumlah produksi yang dijual adalah
sebesar 0 Q
1
, pada saat itu harga pasar P
m
melebihi harga dasar. Agar harga atap tersebut berfungsi posisi Pm, maka pemerintah perlu menjual
stok sebesar Q
1 2
dengan demikian situasinya adalah komoditi pertanian yang berada dipasar adalah Sebesar 0 Q
2
yang terbeli pada harga pasar yang terdiri dari produksi yang dijual produsen sebesar 0
1
dan yang disuplay pemerintah sebesar Q
1
Q
2.
2.2.7.3. Perilaku Konsumen Terhadap Harga
Dalam menjelaskan tentang perilaku konsumen, kita bersandar pada dasar pemikiran pokok bahwa orang cenderung memilih barang-
barang dan jasa yang nilainnya paling tinggi. Guna menjelaskan cara konsumen melakukan pilihan diantara berbagai kemungkinan, seabad
yang lalu para pakar ekonomi telah mengembangkan gagasan mengenai utilitas. Dari konsep utilitas tersebut, kita dapat menurunkan kurva
permintaan dan menjelaskan ciri-cirinya. Utilitas berarti kepuasan. Atau lebih tepatnya, kata itu mengacu pada kesenangan atau kegunaan
subjektif yang di rasakan oleh seseorang dari mengkonsumsi suatu barang atau jasa.
2.2.7.4. Teori Harga Bertil Ohlin Theory Heckscher - Ohlin
Pengertian harga suatu barang atau jasa adalah suatu tingkatan penilaian yang pada tingkat itu barang yang bersangkutan dapat
dipertukarkan dengan barang lain, apapun bentuknya. Sedang Bertil Ohlin berpendapat bahwa perdagangan internasional
itu sebenarnya adalah masalah harga jelasnya, perbedaan hargalah yang menyebabkan timbulnya kegiatan perdagangan internasional oleh karena
itu Bertil Ohlin membahas perdagangan internasional mengikuti jalur proses mekanisme. Pembentukan harga yang sudah sendirinya harus
menyelidiki faktor-faktor yang menentukan atau yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, karena harga suatu barang itu terjadi karena
adanya permintaan dan penawaran atas barang tersebut. Perbedaan harga barang tersebut yang menjadi dasar dari timbulnya perdagangan
internasional. Menurut Ohlin adalah disebabkan oleh perbedaan komposisi dan proporsi faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh negara-
negara di dunia ini. Jadi dapat juga dikatakan bahwa pertukaran atau perdagangan
barang atau jasa antar negara dapat terjadi oleh karena beberapa perbedaan faktor-faktor produksi dan kemungkinan-kemungkinan
mengkombinasikannya dan perbedaan tersebutlah yang merupakan sebab
dari perbedaan harga yang kemudian menyebabkan timbulnya kegiatan perdagangan interregional ataupun internasional. Akan tetapi
perdagangan internasional itu pun akan berpengaruh pada tingkat harga. Perdagangan internasional mempunyai tendensi bahwa tingkat-tingkat
harga itu kemudian akan menjadi sama proses penyamaan tingkat harga ini akan berlangsung dengan lebih cepat lagi bilamana dalam
perdagangan internasional tidak terdapat rintangan-rintangan yang membatasi perdagangan internasional seperti adanya biaya dan cukai
serta ongkos transportasi. Jadi perdagangan bukan saja bertendensi untuk mempersamakan harga barang melainkan juga mempersamakan harga
faktor produksi. Sobri, 2001 : 42. Analisis teori H – O dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh
jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
2. Comparative advantage
atau keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan
oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya. 3.
Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut
memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
4. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang
tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya. Hamdy H, 2000 : 42.
2.2.8. Kurs Rupiah Terhadap Dollar 2.2.8.1. Pengertian Kurs