26
dalam mengambil keputusan investasi. Investor yang tidak suka terhadap risiko risk averter. Merupakan investor
yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan resiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka
mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil. Biasanya investor jenis ini cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan
investasinya.Halim abdul, 2003:38.
2.2.5. Saham
Saham adalah penyertaan modal dalam kepemilikan suatu perseroan terbatas PT atau yang biasa disebut emiten. Pemilik saham adalah juga pemilik sebagian dari
perusahaan tersebut. Ada dua macam saham yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk. Sekarang ini, saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas
nama, yaitu saham yang nama pemilik tertera di atas saham tersebut.
2.2.5.1. Bentuk-bentuk Saham
Ada dua bentuk saham yaitu Jogiyanto, 2000:67: 1. Saham
Preferen Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak istimewa
dibandinkan pemegang saham biasa. Hak-hak istimewa tersebut tergantung perjanjian kontrak dengan manajemen. Ada beberapa
karakteristik dari saham preferen : a. Preferen terhadap Deviden
27
Hak preferen terhadap deviden merupakan hak untuk menerima deviden terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham.
b. Preferen pada waktu likuiditas. Preferen pada waktu likuiditas merupakan hak saham preferen untuk
mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuiditas.
2. Saham Biasa
Saham biasa merupakan suatu saham yang sudah dikenal di masyarakat, yaitu suatu saham menyatakan bahwa pemilik atau pemegang saham
adalah pemilik sebagian perusahaan. Hak-hak pemegang saham perlu dipahami oleh investor agar terhindar dari praktik yang merugikan. Ada
beberpa hak yang dimiliki oleh saham biasa, yaitu : a. Hak
Kontrol Hak kontrol saham merupakan hak pemegang saham biasa untuk
memilih pimpinan perusahaan. b. Hak menerima pembagian keuntungan
Merupakan hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan.
c. Hak Premptive
Merupakan hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk
tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan
28
melindungi harga saham dari penurunan nilai.
2.2.5.2. Nilai Buku, Harga Pasar, dan Nilai Intrinsik.
Nilai buku saham sangat menentukan harga pasar saham yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebelum investor memutuskan untuk membeli atau menjual saham,
mereka haarus mempeerkhatikan nilai buku saham yang bersangkutan dan menbandingkan dengan harga yang ditawarkan. Nilai buku saham mencerminkan
nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin pada nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku saham beresifat dinamis tergantung pada perubahan
nilai kekayaan bersih ekonomi pada suatu saat. Nilai buku per lembar saham biasa adalah nilai kekayaan bersih ekonomis
dibagi dengan jumlah lembar saham biasa beredar. Kekayaan bersih ekonomis adalah selisih total aktiva dengan total kewajiban. Sedangkan harga pasar adalah harga yang
terbentuk di pasar jual beli saham. Sementara itu nilai intrinsik adalah nilai saham yang seharusnya terjadi.
Umumnya harga pasar saham berbeda dengan nilai buku saham. Makin sedikit informasi yang dapat diperoleh untuk menghitung harga saham, semakin jauh
perbedaan tersebut. Terlalu sedikitnya informasi yang mengalir ke Bursa Efek, maka harga saham tersebut cenderung dipengaruhi oleh tekanan psikoligis pembeli atau
penjual tindakan irasional. Untuk mencegah hal tersebut sebaiknya perusahaan
terbuka setiap saat memberi informasi yang cukup ke Bursa Efek sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga sahamnya.
29
Dari ketiga nilai tersebut,investor sangat berkepentingan terhadap harga pasar dan nilai intrinsik sebagai dasar dalam pengambilan keputusan membeli atau menjual
saham. Secara sederhan dapat dinyatakan bahwa, apabila harga pasar lebih besar dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut layak dijual, karena overvalued. Sebaliknya
apabila harga pasar lebih kecil dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut layak untuk dibeli, karena undervalued.Halim abdul,2003:16
2.2.5.3. Kapan Saham Dijual dan Kapan Saham Dibeli .