REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN

OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Disusun Oleh:

AFIF QUMARUZ ZAMAN 0412010281 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN

OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh:

AFIF QUMARUZ ZAMAN 0412010326 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(3)

USULAN PENELITIAN

REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan AFIF QUMARUZ ZAMAN

0412010281/FE/EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh Pembimbing Utama

DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM tanggal:... NIP. 030 202 389

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen

Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS NIP.030 191 295


(4)

SKRIPSI

REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan AFIF QUMARUZ ZAMAN

0412010281/FE/EM

Disetujui untuk ujian skripsi oleh Pembimbing Utama

DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM tanggal:... NIP. 030 202 389

Mengetahui

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “veteran”

Jawa Timur

Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi NIP.030 194 437


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi manajemen.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini seringkali menghadapi hambatan dan keterbatasan dalam berbagai hal. Namun karena dorongan dan bimbingan yang telah diberikan berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyusun skripsi ini. Untuk itu, dalam kesempatan kalimini penulis menucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Mayor Jendaral TNI (Purn) Drs. H. Warsito, SH, MM. selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya. 4. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dosen Pembimbing yang dengan

sabar meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, saran, petunujuk dan koreksi yang sangat berharga dalam penyusunan penelitian ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


(6)

5. Segenap keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Semua pihak yang belum dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan pihak lain. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surabaya, april 2009


(7)

REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh :

AFIF QUMARUZ ZAMAN

ABSTRAKSI

Penelitian mengenai reaksi harga saham seringkali menggunakan data saham yang dikelompokkkan menjadi dua,yaitu kelompok saham yang konsisten mengalami penurunan harga atau yang mempunyai average abnormal return negatif disebut dengan portofolio loser dan kelompok saham yang konsisten mengalami kenaikan harga saham atau yang mempunyai average abnormal return positif disebut dengan portofolio winner. Fenomena harga saham yang tidak normal sebagai bukti bahwa pasar bereaksi secara berlebihan dalam merespon suatu informasi.tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada reaksi berlebihan terhadap harga-harga saham perusahaan otomotif yang ada di bursa efek Indonesia, yang ditandai dengan average abnormal return portofolio loser mengungguli average abnormal return portofolio winner.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai Januari 2007 sampai dengan Desember 2007 dengan sampel diambil menggunakan metode purposive sampling dimana terdapat 9 perusahaan digolongkan portofolio winner dan 4 perusahaan digolongkan portofolio loser. Model anlisis yang digunakan adalah model yang disesuaikan pasar (market adjusted model) yang diwakili dengan indeks pasar. Prosedur pengujian hipotesis statistiknya adalah Paired Samples Test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi over reaksi dengan indikasi average abnormal retrun portofolio loser melibihi portofolio winner walaupun pada nilai negatif. Analisis Paired Samples Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara portofolio winnner dengan portofolio loser.

Kata kunci : over reaksi, loser-winner, otomotif, bursa efek indonesia.


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arus informasi di masa yang akan sekarang ini sangat pesat dan mempengaruhi hampir seluruh bagian kehidupan manusia baik dalam skala kecil maupun skala besar. Misalnya dalam suatu perusahaan, segala informasi yang berkaitan dengan kondisi perusahaan akan berpengaruh pada penilaian kinerja finansial maupun non finansial perusahaan baik bagi pihak luar maupun dalam perusahaan.

Risiko merupakan bagian dari informasi. Informasi bersubstansi negatif yang menyebabkan peningkatan risiko sehingga berdampak pada penurunan harga saham yang cukup tajam dan akan memungkinkan terjadinya pendapatan abnormal negatif yaitu pendapatan aktual yang diterima investor lebih kecil dari pendapatan yang diharapkan. Jika informasi yang diterima bersubstansi positif sehingga terjadi penurunan resiko maka akan meningkatkan harga saham yang memungkinkan terjadinya pendapatan abnormal positif yaitu pendapatan aktual yang diterima investor lebih besar dari pendapatan yang diharapkan. Pendapatan abnormal secara umum diwakili oleh variabel pendapatan abnormal rata-rata baik positif maupun negatif yang kemudian dapat dijumlahkan untuk diperoleh variabel pendapatan abnormal rata-rata kumulatif positif maupun negatif.

Perubahan harga saham yang ditimbulkan oleh adanya suatu pengumuman baru merupakan topik penelitian yang selama ini dinilai bermanfaat bagi infestasi di pasar


(9)

modal. Pengumuman baru ini dapat berupa pengumuman laba ( earning related announcement ), pengumuman pendanaan ( financing announcement ) atau pengumuman - pengumuman lainya yang berkaitan ataupun berpengaruh dengan perusahaan penerbit saham ( emiten). Hubungan antara adanya pengumuman baru dengan reaksi berupa perubahan harga saham terjadi karena adanya pengumuman baru dengan reaksi berupa harga saham terjadi karena adanya penilaian saham yang dilakukan oleh para investor secara berkelanjutan ( continue ). Penilaian ini dilakukan oleh investor antara lain untuk menghindari kerugian berupa penurunan nilai saham yang dimilikinya akibat pengumuman baru yang muncul

Perkembangan pasar modal memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal sebagai sarana untuk mengarahkan dana masyarakat diluar perbankan. Di samping itu juga merupakan sumber dana yang sangat potensial bagi perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang dengan biaya relatif murah. Di sini pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa modal tanda utang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham). Sebaliknya bagi masyarakat keberadaan pasar modal merupakan tambahan alternatif untuk berinvestasi.

Dalam berinvestasi, terdapat beberapa macam instrumen sebagai tempat menanamkan modal baik dalam aset riil maupun aset keuangan. Investasi dalam aset keuangan seperti deposito, reksadana obligasi, saham, dan lain-lain memiliki berbagai tingkat resiko yang berbeda-beda. Karakteristik investasi dengn risiko yang tinggi akan menghasilkan pendapatan yang tinggi, demikian pula sebaliknya investasi


(10)

dengan risiko yang rendah akan menghasilkan pendapatan yang rendah

Investasi dalam saham di pasar modal merupakan jenis investasi dengan risiko yang tinggi. Investor saham akan menanggung ketidakpastian yang cukup besar tentang berapa dan kapan pendapatan yang mereka terima baik berupa deviden maupun capital gain. Tingkat risiko akan mempengaruhi penilaian saham karena semakin tinggi resiko yang harus di tanggung oleh seorang investor maka akan semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang disyaratkan untuk mengkompensasi risiko tersebut ( premi risiko ). Premi risiko yang meningkat akan menyebabkan nilai intrinsik saham menjadi turun dan bila premi risiko tersebut kecil maka nilai intrinsik saham akan meningkat. Investor akan memutuskan membeli saham bila nilai intrinsik suatu saham lebih besar dari harga pasarnya dan sebaliknya akan menjual saham bila intrinsiknya lebih kecil dari harga pasarnya.

Para pelaku pasar sering berperilaku irrasional terhadap pergerakan harga saham. Jenis informasi yang muncul dalam pasar modal yaitu informasi bagus ( good news ) dan informasi yang tidak bagus ( bad news ).

Berdasarkan sebuah situs di internet SwaOnline menuliskan harga sejumlah saham lapis bawah mengalami kenaikan yang sangat tinggi hingga lebih dari 1000 % sepanjang 2007. Berdasarkan data Bloomberg periode 28 Desember 2006-28 Desember 2007, terdapat 10 saham pencetak capital gain terbesar di BEI, yaitu saham integrasi Teknologi ( 3.940%), ATPK Resources ( 1.347% ), Sona Topas Tourism ( 1.297% ), Mitra Rajasa ( 1.192% ), Inti keramik Almasari Indonesia ( 909% ), Hortus Danavest ( 761% ), Dayaindo Resources Internasional ( 757% ), Resources Alam


(11)

Indonesia ( 719% ) dan Dyviacom Intrabumi (605%). Sementara 10 saham lain yang membutuhkan gain tinggi diurutan 11-20 adalah Bumi Resources ( 566% ), Timah ( 548% ), Danasupra Erapacific ( 534% ), Panasia Filament Inti ( 525% ), Barito Pasific Timber ( 516% ), Kridaperdana Indah Graha ( 497%), Bukit Sentul ( 473% ), Inter Delta ( 400% ), Roda Panggon Harapan ( 385% ), dan Indocitra Finance (376%).

Dilihat dari sektor bisnisnya, 10 besar saham pencetak gain itu bervariasi. ada yang berasal dari sektor Pertambangan, perdagangan/jasa/investasi, keungan, infrastruktur/utilitas/transportasi, industri dasar dan kimia, aneka industri ( tekstil, garmen ), serta property dan real estat.

Dari sisi harga tampak bahwa 10 besar saham dengan gain fantastis itu nilainya sangat rendah. sebab banyak yang harganya di bawah Rp 100/saham. namun karena lonjakannya ratusan hingga ribuan persen, harganya rata-rata menjadi di atas Rp 500. Misalnya, Integrasi Teknologi ( IITG ) dari Rp 25 menjadi Rp 1010, Hortus Danavest ( HADE ) dari 65 menjadi Rp 560, Mitra Rajasa ( Mira ) dari Rp 65 menjadi Rp 840, Dvyacom Intrabumi ( DNET ) dari Rp 85 menjadi Rp 600. Boleh dibilang, 20 besar saham pencetak gain itu bukan saham blue chips. “untuk saham yang masuk 10 besar gain itu tergolong saham third liner,” ujar poltak Hotradero, Head of research PT recapital securities.

Perusahaan otomotif yang terdapat di Bursa Efek Indonesia juga mengalami reaksi harga saham yaitu 13 perusahaan. Berikut tabel yang menunjukkan reaksi


(12)

harga saham 13 perusahaan otomotif, dari bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Desember 2007 dengan menggunakan data mingguan

Tabel 1.1. Data Reaksi Harga Saham 13 Perusahaan Otomotif periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2007

No Nama Perusahaan Tanggal Harga Saham

1 PT ASTRA (ASII) 08-10-2007 22.500,00

22-10-2007 25.500,00 naik 3.000 point 29-10-2007 26.550,00 naik 1.050 point 05-11-2007 24.350,00 turun 2.200 point 2 PT GAJAH TUNGGAL (GJTL) 06-08-2007 520,00

13-08-2007 425,00 turun 95 point 20-08-2007 490,00 naik 65 point 3 PT GOOD YEAR (GDYR) 07-12-2007 10.800,00

24-12-2007 13.000,00 naik 2.200 point 4 PT HEXINDO ADI PERKASA 23-07-2007 1.000,00

(HEXA) 31-07-2007 750,00 turun 250 point

06-08-2007 990,00 naik 240 point 5 PT ASTRA OTOPARTS 31-07-2007 3.400,00

(AUTO) 06-08-2007 3.150,00 turun 250 point

6 PT SELAMAT SEMPURNA 14-08-2007 260,00

(SMSM) 20-08-2007 295,00 naik 35 point

7 PT SUGI SAMA PERSADA 30-01-2007 80,00

(SUGI) 19-02-2007 120,00 naik 40 point


(13)

No Nama Perusahaan Tanggal Harga Saham

8 PT INDOMOBIL SUKSES 19-11-2007 1.100,00

INTERNASIONAL (IMAS) 26-11-2007 1.500,00 naik 400 point 03-12-2007 820,00 turun 680 point 9 PT INDO SPRING (INDS) 27-08-2007 6.600,00

03-09-2007 1.500,00 naik 840 point 10 PT INTRACO PENTA (INTA) 23-04-2007 485,00

30-04-2007 810,00 naik 325 point 11 PT NIPRESS (NIPS) 22-01-2007 1.000,00

29-01-2007 2.000,00 naik 1.000 point 05-02-2007 2.850,00 naik 850 point 12 PT PRIMA ALLOY STELL 02-07-2007 99,00

(PRAS) 09-07-2007 155,00 naik 56 point

17-07-2007 194,00 naik 39 point 23-07-2007 150,00 naik 44 point 13 PT TUNAS RIDEAN (TURI) 26-02-2007 600,00

05-03-2007 740,00 turun 140 point

Keterangan

Sumber : www.finance yahoo.com

Berbagai penelitian dalam bidang pasar modal dan mengenai perilaku keuangan menyatakan bahwa terdapat beberapa penyimpangan yang terjadi yang dapat mempengaruhi harga saham. Penyimpangan tersebut diantaranya adalah fenomena january effect, fenomena size effect dan day of the week. Overreaction hypothesis juga merupakan salah satu penyimpangan yang terjadi dalam pasar modal.

Implikasi dari fenomena reaksi berlebihan adalah bahwa para pelaku pasar tidak semuanya terdiri dari orang-orang yang rasional dan juga tidak emosional. Jika sebagian para pelaku pasar bereaksi berlebihan terhadap informasi, terlebih lagi jika informasi tersebut adalah informasi buruk, para pelaku pasar akan secara emosional segera menilai saham terlalu rendah. Untuk menghindari kerugian para investor akan


(14)

berperilaku irasional dan mengiginkan menjual saham-saham yang berkinerja buruk dengan cepat.

Peristiwa yang dianggap dramatis oleh para investor, dapat menyebabkan para investor bereaksi secara berlebihan (overreaction). Para investor akan melakukan hal-hal yang mungkin tidak rasional terhadap saham-saham yang ada. Reaksi berlebihan ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham dengan menggunakan return . dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return yang diterima oleh sekuritas kepada para investor. Return saham ini akan menjadi terbalik dalam fenomena reaksi berlebihan. Saham-saham yang biasanya diminati pasar yang mempunyai return tinggi, akan menjadi kurang diminati. Sedangkan saham-saham yang bernilai rendah dan kurang diminati akan mulai dicari oleh pasar. Kondisi ini akan mengakibatkan return saham yang sebelumnya tinggi menjadi rendah, dan sebaliknya. Keadaan ini akan menyebabkan terjadinya abnormal return positif dan negatif. (di kutip dalam jurnal “Over reaksi pasar terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta” Rahmawati dan Tri Suryani.2005.)

Reaksi pasar terhadap harga saham menjadi penting untuk dibahas karena reaksi pasar memberikan perilaku prinsipal pelaku pasar yang akan mempengaruhi dalam bentuk konteks..

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA”


(15)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan yang terjadi antara lain:

1 Apakah ada over reaksi terhadap harga saham perusahaan otomotif yang ada dibursa efek Indonesia yang ditandai dengan portofolio loser mengungguli portofolio winner .

2 Apakah terdapat perbedaan average abnormal return yang signifikan antara portofolio loser dan portofolio winner

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui apakah ada over reaksi terhadap harga saham perusahaan

otomotif yang ada dibursa efek Indonesia yang ditandai dengan portofolio loser mengungguli portofolio winner

2. Menguji Apakah terdapat perbedaan average abnormal return yang signifikan antara portofolio loser dan portofolio winner


(16)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan di bidang pasar modal dan penerapan model analisis pengujian empirisnya. 2. Bagi investor, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk

memberikan altematif bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi.

3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk melakukan penelitian lanjutan.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dapat dipakai sebagai bahan masukan dilakukan oleh:

1. Rahmawati ( 2005 )

Dengan judul “ OVER REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA “.

Hasil pengujian hipotesis yang menguji keberadaan reaksi terhadap perisriwa-peristiwa yang terjadi selama tahun pengujian menyimpulkan bahwa terdapat indikasi reaksi yang ditandai dengan portofolio loser mengungguli portofolio

winner . Efek reaksi ini terjadi tidak dalam kurun waktu yang konstan lama, tetapi terjadi secara terpisah-pisah atau separatis.

Hasil pengujian signifikansi perbedaan rata-rata abnormal return antara saham golongan loser dan saham golongan winner dengan menggunakan uji

independentsample t test,menyatakn tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return seluruh saham golongan loser denganseluruh saham golongan winner .


(18)

2. Sukmawati .S dan Daniel H, ( 2003 )

Dengan judul “ OVERREACT HYPOTHESIS DAN PRICE RATIO

ANOMALY SAHAM-SAHAM SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA

Hipotesis reaksi berlebihan bersandar pada asumsi perilaku pelaku pasar bereaksi berdasarkan penekanan pada informasi terakhir dalam melakukan koreksi pada periode berikut. Apabila pemodal mendasar pada informasi terakhir, maka pemodal akan cenderung overreact terhadap pengumuman. Secara psikologis, pelaku pasar akan bereaksi lebih dramatis terhadap informasi yang jelek.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pasar Modal

Yang dimaksudkan pasar modal secara umum adalah sebagai pasar yang memperjual belikan surat-surat berharga di Bursa Efek. Pasar modal juga merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas (E. Tandelilin, 2001:13). Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun,.

Menurut M. Samsul (2006:43), Pasar Modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrument keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. Hukum (Undang-Undang Pasar Modal No. 8


(19)

Tahun 1995 ps. 1) mendefinisikan pasar modal sebagai “Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perushaaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.

2.2.2. Peranan dan Manfaat Pasar Modal 2.2.2.1. Peranan dan Fungsi Pasar Modal

Sebagaimana layaknya kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh maraknya kegiatan pasar. Demikian pula halnya dengan aktivitas yang berlangsung di pasar modal oleh pelaku pasar baik emiten, broker maupun investor.

Menurut Sunariyah (2004:7-8) peranan tersebut dapat dilihat dari 5 aspek yaitu

:1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara penjual dan pembeli sekuritas dengan berbagai kemudahan melalui sistem komputerisasi. 2. Memberikan kesempatan kepada para investor untuk memperoleh return

yang diharapkan.

3. Operasi pasar modal dapat menghindari ketidakpastian pada masa yang akan datang.

4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat dalam perkembangan perekonomian dengan melakukan investasi melalui pasar modal.


(20)

dipercaya.

Menurut Tandelilin (2001:13), pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara. Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal.

Menurut Sunariyah (2004:9-10), peranan pasar modal dalam suatu perekonomian negara adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Tabungan

Surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal memberi jalan yang begitu murah dan mudah. Dana tersebut digunakan untuk memperbanyak jasa dan produk-produk di suatu perekonomian. Hal tersebut akan mempertinggi standar hidup suatu masyarakat.

2. Fungsi Kekayaan

Pasar modal adalah suatu cara unutk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sapai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali. Cara ini leih baik karena kekayaan itu tidak mengalami penyusutan seperti aktiva lain.


(21)

Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dengan biaya relatif murah dan lebih cepat.

4. Fungsi Pinjaman

Pasar modal juga merupakan fungsi pinjaman untuk konsumsi atau investasi. Pijaman merupakan utang kepada masyarakat. Pasar modal bagi suatu prekonomian negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari masyarakat.

2.2.2.2. Manfaat Pasar Modal

Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh Investor, Emiten Pemerintah maupun Lembaga penunjang (PAU-UGM, 26-27 januari 1990) (Panji dan Ninik, 1992 : 29-31):

Manfaat Pasar Modal bagi Emiten yaitu:

1. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar.

2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai. 3. Tidak ada “convenant” sehingga menajemen dapat lebih bebas dalam

pengeloaan dana/perusahaan.

4. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan. 5. Ketergantungan emiten terhaap bank menjadi kecil.


(22)

7. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas. 8. Profesionalisme dalam menejemen meningkat.

Sedangkan manfaat pasar modal bagi Investor adalah:

1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuha ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi capital gain.

2. Memperoleh yang mereka yang mereka miliki/memegang saham dan bunga tetap atau bunga yag mengambang bagi pemegang obligasi. 3. Mempunyai hak suara dalam RUPS bagi pemegang saham mempunyai

hak suara dalam RUPO bila diadakan bagi pemegang obligasi.

4. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi misal dari saham A ke saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi resiko.

5. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi resiko.

Dan manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang :

1. Menuju ke arah profesional di dalam memberikan pelayanannya sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

2. Sebagai pembentuk harga dalam bursa paralel. 3. Semakin bervariasinya jenis lembaga penunjang. 4. Likuiditas efek semkin tinggi.


(23)

Sedangkan manfaat pasar modal bagi Pemerintah : 1. Mendorong laju pembangunan 2. Mendorong Investasi

3. Penciptaan lapangan kerja.

4. Memperkecil Debt Service Ratio (DSR).

5. Bagi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) mengurangi beban anggaran.

2.2.3. Macam-macam dan Lembaga Pasar Modal 2.2.3.1. Macam-macam Pasar Modal

Menurut Jogiyanto (2000: 15) macam-macam pasar modal yaitu :

1. Pasar Primer adalah surat berharga yang baru dike1uarkan oleh perusahaan dan dijual di pasar primer.

2. Pasar Sekunder adalah tempat perdagangan surat berharga yang sudah beredar setelah surat berharga yang baru dijual di pasar primer.

3. Pasar Ketiga adalah pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar kedua tutup.

4. Pasar Keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara institusi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker.

2.2.3.2. Lembaga Pasar Modal


(24)

Menteri Keuangan RI nomor 1548/KMK/013/1990 tentang pasar modal yaitu (Sunariyah, 2004:45):

1. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

Bapepam merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk:

a. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat umum.

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga lembaga dan profesi-profesi penunjang yang terkait dalam pasar modal. c. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar modal

beserta kebijakan operasionalnya. 2. Pelaksana Bursa

Bursa efek adalah tempat pertemuan termasuk sistem elektronik tanpa tempat pertemuan yang diorganisir dan digunakan untuk menyelenggarakan pertemuan penawaran jual beli atau perdagangan efek.

3. Perusahaan yang Go Public (Emiten)

Adalah pihak yang melakukan emisi atau yang telah melakukan emisi efek. Emiten adalah pihak yang membutuhkan dana guna membelanjai operasi maupun rancangan investasi.


(25)

4. Perusahaan Efek

Adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa kegiatan sebagai penjamin efek, perantara pedagang efek, manajer investasi atau penasehat investasi.

5. Lembaga Kliring Penjaminan, penyimpanan dan penyelesaian

Lembaga kliring penjamin (LKP) berfunsi untuk melakukan kliring dan penjaminan efek dari transaksi yang terjadi. Lembaga penyimpanan dan penyelesaian (LPP) berfungsi mempermudah penyelesaian pemindah bukuan serta proses penyimpanan efek.

6. Reksadana

Adalah pihak yang kegiataan utamanya melakukan investasi, reinvestasi atau perdagangan efek.

7. Lembaga Penunjang Pasar Modal, meliputi:

a. Tempat penitipan harta, adalah pihak yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa mengurangi hak kepemilikan atas harta tersebut.

b. Biro administrasi efek, adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten secara teratur menyediakan jasa-jasa untuk melakukan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran deviden, pembagian hak opsi, emisi sertifikasi atau laporan tahunan emiten.


(26)

c. Wali Amanat adalah pihak yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan seluruh pemagang obligasi atau sertifikat kredit.

d. Penanggung yang menyediakan jasanya adalah pihak yang menanggung kembali jumlah pokok dan bunga emisi obligasi.

7. Profesi penunjang pasar modal, tediri dari:

a. Akuntan: pihak yang berfungsi memberi pendapat atas kewajaran laporan keuangan emiten atau calon emiten.

b. Notaris: pejabat yang berwenang membuat perjanjian penyusunan anggaran dasar, perubahan pemilik modal dll.

c. Penilai: pihak yang menerbitkan dan menandatangani laporan penilai. Laporan penilai adalah pendapat atas aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian penilai.

d. Konsultan Hukum: pihak yang memberikan dan menandatangani pendapat hukum mengenai emiten atau emisi, berfungsi melindungi investor.

8. Pemodal (Investor)

Adalah pihak baik perseorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal.


(27)

2.2.4. Investasi

2.2.4.1. Pengertian Investasi

Menurut Jogiyanto (2000:5) Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Sedangkan menurut Abdul Halim (2003:2) Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang mendatang.

lnvestasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001:3).

Menurut Sunariyah (2004:4) Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana.

2.2.4.2. Macam - macam Aktivitas lnvestasi

Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Aktivitas-aktivitas investasi tersebut an tara lain:


(28)

b. Aset/Investasi Financial adalah investasi berbentuk surat berharga atas sejumlah aset-aset pihak penerbit surat berharga tersebut, seperti saham, obligasi, dll.

2.2.4.3. Tujuan Investasi

Menurut E. Tandelilin (2001:5) Tujuan investasi adalah:

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa mendatang, seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang sekarang agar tidak berkurang dimasa mendatang.

2. Mengurangi tekanan inflasi, dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak, beberapa negara di dunia banyak melakukan kewajiban yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.


(29)

2.2.4.4. Sumber Resiko Investasi.

Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain (Tandelilin 2001:48-50) :

1. Risiko suku Bunga

Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik,ceteris paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, cateris paribus. Demikian pula sebaliknya, jika suku bunga turun harga saham naik. mengapa demikian? secara sederhana, jika suku bunga misalnya naik, maka return investasi yang terkait dengan suku bunga (misalnya deposito) juga akan naik. Kondisi seperti ini bisa menarik minat investor yang sebelumnya berinvestasi di saham untuk memindahkan dananya dari sahamke dalam deposito. jika sebagian besar investor melakukan tindakan yang sama maka banyak investor yang menjual saham, untuk berinvestasi dalam bentuk deposito. Berdasarkan hukum permintaan-penawaran, jika banyak pihak menjual saham, cateris paribus, maka harga saham akan turun.

2. Risiko Pasar.

Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi disebut sebagai risiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar dipengaruhi oleh banyak faktor seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan politik.


(30)

3. Risiko Inflasi.

Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan. Oleh karenanya, risiko inflasi juga bisa disebut sebagai risiko daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang dialaminya.

4. Risiko Bisnis.

Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri disebut sebagai risiko bisnis. Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak pada industri tekstil, akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil itu sendiri.

5. Risiko Finansial

Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi utang yang digunakan perusahaan, semakin besar resiko finansial yang dihadapi perusahaan.

6. Risiko Likuiditas.

Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan dipasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan , semakin likuid sekuritas tersebut, demikian sebaliknya. Semakin tidak likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi perusahaan.

7. Risiko Nilai Tukar Mata Uang.

Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik (negara perusahaan tersebut) dengan nilai mata uang negara lainya. Risiko ini juga dikenal


(31)

sebagai risiko mata uang (currency risk) atau risiko nilai tukar (exchange rate risk). 8. Risiko Negara (country risk)

Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroprasi diluar negeri, stabilitas politik dan ekonomi negara bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.

2.2.4.5. Analisis Risiko Portofolio

Dalam menejemen portofolio dikenal adanya konsep pengurangan risiko sebagai akibat penambahan sekuritas ke dalam portofolio. Konsep ini merupakan konsep yang sangat penting dalam pemahaman risiko portofolio. Konsep ini menyatakan bahwa jika kita menambahkan secara terus-menerus jenis sekuritas ke dalam portofolio kita, maka manfaat pengurangan risiko yang kita peroleh akan semakin besar sampai mencapai titik tertentu di mana manfaat pengurangan tersebut mulai berkurang.

konsep ini sejalan dengan law of large number dalam statistik, yang menyatakan bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin besar kemungkinan rata-rata sampel mendekati nilai yang diharapkan dari populasi. Pengurangan risiko dalam portofolio juga hampir sama dengan prinsip asuransi, dimana dalam prinsip ini perusahaan asuaransi akan mengurangi risiko dengan membuat sebanyak mungkin polis asuransi..(Tandelilin, 2001:57).


(32)

Dalam konteks manajemen investasi risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat resikonya.

Apabila risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh bisa menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran. Alat statistik yang digunakan sebagai ukuran penyebaran tersebut adalah varians atau deviasi standar. Semakin besar nilainya, berarti semakin besar penyimpanganya.(=resikonya semakin tinggi).

Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka risiko dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) 2. Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) 3. Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter).

Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker) merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan resiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih besar. Biasanya investor jenis ini bersikap lebih agresif dan sprkulatif dalam mengambil keputusan investasi.

Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati (prudent)


(33)

dalam mengambil keputusan investasi.

Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter). Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan resiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil. Biasanya investor jenis ini cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan investasinya.(Halim abdul, 2003:38.)

2.2.5. Saham

Saham adalah penyertaan modal dalam kepemilikan suatu perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Pemilik saham adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Ada dua macam saham yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk. Sekarang ini, saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama, yaitu saham yang nama pemilik tertera di atas saham tersebut.

2.2.5.1. Bentuk-bentuk Saham

Ada dua bentuk saham yaitu (Jogiyanto, 2000:67): 1. Saham Preferen

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak istimewa dibandinkan pemegang saham biasa. Hak-hak istimewa tersebut tergantung perjanjian kontrak dengan manajemen. Ada beberapa karakteristik dari saham preferen :


(34)

Hak preferen terhadap deviden merupakan hak untuk menerima deviden terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham. b. Preferen pada waktu likuiditas.

Preferen pada waktu likuiditas merupakan hak saham preferen untuk mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuiditas.

2. Saham Biasa

Saham biasa merupakan suatu saham yang sudah dikenal di masyarakat, yaitu suatu saham menyatakan bahwa pemilik atau pemegang saham adalah pemilik sebagian perusahaan. Hak-hak pemegang saham perlu dipahami oleh investor agar terhindar dari praktik yang merugikan. Ada beberpa hak yang dimiliki oleh saham biasa, yaitu :

a. Hak Kontrol

Hak kontrol saham merupakan hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan.

b. Hak menerima pembagian keuntungan

Merupakan hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan.

c. Hak Premptive

Merupakan hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan


(35)

melindungi harga saham dari penurunan nilai.

2.2.5.2. Nilai Buku, Harga Pasar, dan Nilai Intrinsik.

Nilai buku saham sangat menentukan harga pasar saham yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebelum investor memutuskan untuk membeli atau menjual saham, mereka haarus mempeerkhatikan nilai buku saham yang bersangkutan dan menbandingkan dengan harga yang ditawarkan. Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin pada nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku saham beresifat dinamis tergantung pada perubahan nilai kekayaan bersih ekonomi pada suatu saat.

Nilai buku per lembar saham biasa adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah lembar saham biasa beredar. Kekayaan bersih ekonomis adalah selisih total aktiva dengan total kewajiban. Sedangkan harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Sementara itu nilai intrinsik adalah nilai saham yang seharusnya terjadi.

Umumnya harga pasar saham berbeda dengan nilai buku saham. Makin sedikit informasi yang dapat diperoleh untuk menghitung harga saham, semakin jauh perbedaan tersebut. Terlalu sedikitnya informasi yang mengalir ke Bursa Efek, maka harga saham tersebut cenderung dipengaruhi oleh tekanan psikoligis pembeli atau penjual (tindakan irasional). Untuk mencegah hal tersebut sebaiknya perusahaan terbuka setiap saat memberi informasi yang cukup ke Bursa Efek sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga sahamnya.


(36)

Dari ketiga nilai tersebut,investor sangat berkepentingan terhadap harga pasar dan nilai intrinsik sebagai dasar dalam pengambilan keputusan membeli atau menjual saham. Secara sederhan dapat dinyatakan bahwa, apabila harga pasar lebih besar dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut layak dijual, karena overvalued. Sebaliknya apabila harga pasar lebih kecil dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut layak untuk dibeli, karena undervalued.(Halim abdul,2003:16)

2.2.5.3. Kapan Saham Dijual dan Kapan Saham Dibeli.

Secara umum keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya, dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika harga pasar saham lebih kecil dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh

capital gain jika kemudian harganya kembali naik.

b) Jika harga pasar saham sama dengan nilai intrinsiknya, maka jangan melakukan transaksi. Karena saham tersebut dalam keadaan keseimbangan, sehingga tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi pembelian atau penjualan saham tersebut.

c) Jika harga pasar saham lebih besar dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian. Karena tentu harganya kemudian akan turun menyesuaikan dengan nilainya.


(37)

dipraktikkan. Kesulitanya adalah dalam menentukan nilai intrinsiknya. Oleh karena itu, proses penghitungan tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan.(Halim abdul,2003:27)

2.2.6 Efisiensi Pasar modal.

2.2.6.1 TEORI RANDOM WALK.

Harga saham bergerak secara acak berarti bahwa fluktuasi harga saham tergantung pada informasi baru (new information) yang akan diterima, tetapi informasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterimanya sehingga informasi baru dan harga saham tersebut disebut unpredictable. Apakah informasi tersebut bersifat kabar buruk (bad news) ataukah kabar baik (good news) juga tidak diketahui. Apabila sudah diketahui, maka informasi itu disebut sebagai informasi sekarang (today’s information) dan segera akan mempengaruhi harga saham sekarang. Akan tetapi, tidak ada satu un pihak yang dapat terus-menerus menebak dengan benar harga saham pada esok hari karena informasi baru untuk esok hari tidak dapat diketahui pada hari ini. Perkiraan harga saham esok harus dapat dilakukan pada hari ini berdasarkan informasi hari ini, tetapi tidak menjamin kebenarannya.

Bad news berarti bahwa informasi akan berdampak negatif terhadap harga saham, yaitu penurunan harga saham. Contoh bad newsi adalah kenaikan drastis tingkat suku bunga bank, kenikan drastis harga bahan bakar, kenaikan inflasi yang tajam, dan pabrik emiten terbakar habis. Contoh good news mencakup kenaikan tajam penjualan, penurunan suku bunga kredit, dan perluasan usaha. Informasi juga bisa


(38)

bersifat amiguitas tergantung pada bidang usahanya. Misalnya, kenaikan kurs valuta asing dipandang menguntungkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang ekspor, tetapi merugikan perusahaan yang bergerak di bidang impor atau debitor valuta asing. Harga saham dipasar bukan saja dipengaruhi oleh psikologi masa investor, bad news, atau good news, tetapi juga oleh hasil analisis para investor.

Harga saham di pasar saham merupakan harga konsensus di antara para investor, dan harga suatu saham dapat terjadi beberapa kali dalam satu hari dengan rentang lebar antara harga pasar terendah harga pasar tertinggi. Rentang harga pasar yang lebar mengindikasikan bahwa harga pasar tidak mencerminkan semua informasi yang diperoleh investor atau dengan kata lain, pasar tidak efisien. Dalam pasar yang efisien, fluktuasi harga sangat tipis. Perbandingan antara harga saham di pasar dan nilai intrinsik saham mencerminkan tingkat efisiensi pasar.(Samsul, Muhamad, 2006: 269)

2.2.6.2 Bentuk efisiensi pasar modal.

Profesor Eugene Fama membagi pasar dalam tiga tingkatan, yaitu:

1. The Weak Efficient Market Hypothesis. Efisieni pasar dikatakan lemah ( weak-form) karena dalam proses pengabilan keputusan jual-beli saha investor menggunakan data harga dan volume masa lalu. Berdasarkan harga dan volume masa lalu itu berbagai model analisis teknis digunakan untuk menentukan arah harga apakah akan naik atau turun. Apabila arah harga akan turun diputuskan untuk menjual. Analisis teknik mengasumsikan bahwa harga


(39)

saham selalu berulang kembali, yaitu setelah naik dalam beberapa hari, pasti akan turun dalam beberapa hari berikutnya, kemudian naik lagi dan turun lagi, demikian seterusnya. Analisis teknik mempelajari pola pergerakan harga suatu saham menurut setiap kondisi ekonomi yang sedang berlangsung. Kelemahanya adalah bahwa analisis itu mengabaikan variabel lain yang mempengaruhi harga saham di masa datang sehingga kesalahan estimasi harga sudah terjadi.

2. The Semistrong Efficient Market Hypothesis. Efisiensi pasar dikatakan setengah kuat (semistrong-form) karena dalam proses pengambilan keptusan jual-beli saham investor menggunakan data harga masa lalu volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan seperti laporan keungan, laporan tahunan, pengumuman bursa, informasi keuangan internasional, peraturan perundangan pemerintah, peristiwa politik, peristiwa hukum, peristiwa sosial dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi perekooian nasional. Ini berarti investor menggunakan gabungan antara analisis teknis dengan analisis fundamental dalam proses menghitung nilai saham, yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam tawaran harga beli dan tawaran harga jual.

3. The Strong Efficient Market Hypothesis. Efisiensi dikatakan kuat ( strong-form) karena investor menggunakan data yang lebih lengkap yaitu, harga masa lalu, volume masa lalu, informasi yang dipublikasikan, dan informasi yang tidak dipublikasikan secara umum. Contoh informasi privat adalah hasil riset yang diterbitkan sendiri oleh unit kerja riset yang ada dala perusahaan


(40)

atau dibeli dari lembaga riset lainya. Penghitungan harga estimasi dengan menggunakan informasi yang lebih lengkap ini diharapkan akan menghasilkan keputusan jual-beli saham yang lebih tepat dan return yang lebih tinggi. Kegiatan riset untuk menganalisis variabel-variabel yang berpengaruh terhadap harga saham sangat penting dilakukan walaupun harus mengeluarkan biaya riset yang tinggi, asalkan dapat meningkatkan return

perusahaan. Peningkatan returnn akan terjadi apabila kebijakan portofololio atau pun keputusan jual-beli saham yang didasarkan pada hasil riset tepat mengenai sasaran. (Samsul, Muhammad, 2006: 270-271)

2.2.6.3 Arti penting efisiensi pasar

Dewasa ini, laporan keuangan bukanlah satu-satunyan sumber informasi dalam suatu perusahaan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk melakukan penilaian kondisi suatu perusahaan yang tidak semata-mata terbentuk dari informasi keuangan. Pertimbangan politis misalnya akan mempengaruhi secara langsung terhadap perusahaan yang secara ekonomis dapat mempengaruhi kelangsungan operasi perusahaan tersebut.

Dengan begitu banyaknya informasi yang perlu dipertimbangkan. Maka efisiensi pasar menpunyai arti penting sebagai berikut ( sunariyah, 1992 : 100 )

1. Jika pasar efisien, para manajer perusahaan akan bekerja memperbaiki kinerja perusahaannya. Ini berarti bahwa perusahaan dengan prospek yang bagus akan mempunyai harga saham yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan prospek


(41)

yang kurang bagus, sahamnya akan dinilai pada harga yang rendah. Tinggi rendahnya harga mencerminkan keyakinan investir pada perusahaan.

2. Pasar efisiensi digunakan untuk memperoleh biaya modal. Ini berarti bahwa perusahaan dengan prospek tinggi akan memperoleh modal pada harga yang wajar. Harga saham merupakan cermin tentang kondisi perusahaan.

3. Jika pasar efisiens, lembaga keuangan tidak akan khawatir tentang harga saham dengan kata lain lembaga keuangan menaruh kepercayaan terhadap harga saham yang berlaku dipasar modal.

4. Pada pasar efisiens, biaya iklan untuk saham baru kecil. Biaya iklan diperlukan untuk melakukan penyebaran informasi mengenal saham dipasar, meskipun pada pasar efisiens secara cepat informasi akan tersebar dan direfleksikan dengan harga saham.

5. Pada pasar efisiens, para manajer tidak dapat memanipulasi teknik data akuntansi atau prosedur-prosedur untuk memberi gambaran perusahaan yang berbeda. Mereka dapat memanipulasi dengan mengumumkan laba perlembar saham yang cenderung naik. Dengan laba yang meningkat, hal ini akan meningkatkatkan harga saham dipasar.

6. Di pasar efisiens para infestor tidak memerlukan sumber informasi lain. Informasi direfleksikan pada harga saham, investor tidak khawatir membeli saham pada harga yang cukup optimistik. Mereka menilai harga yang Benar adalah seperti yang mereka lihat dipasar.


(42)

1. Perkembangan ekonomi.

Dengan adanya pasar modal yang efisiens, pertumbuhan ekonomi akan lebih terjamin dengan adanya pengalokasian dana dari sektor kurang produktif ke sektor yang lebih produktif.

2. Perkembangan pasar modal.

Dengan mengetahui efisiensi pasar modal para kebijaksanaan dan pihak yang menaruh kepentingan ( investor ) akan lebih dapat mengambil langkah-langkah perbaikan

3. Perkembangan perusahaan /emiten.

Dengan mengetahui efisiensi pasar modal, perusahaan dalam pengelolanya lebih terarah dan dapat mengembangkan usahanya dengan tersedianya dana serta lebih efisiens dalam memilih investasi.

4. Perkembangan pemodal/ investasi.

Dengan mengetahui efisiensi pasar modal, para pemodal / investor tidak akan ragu-ragu membeli saham dan instrument lainya dipasar modal .

2.2.7. Informasi dalam kaitanya dengan efisiensi pasar.

Informasi merupakan unsur penting bagi dunia usaha karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu. saat ini mupun keadaan masa yang akan datang dari suatu kehidupan suatu perusahaan dan pasaran efeknya. Informasi merupakan faktor yang memberikan arti bagi si penerima, khususnya dalam hal untuk mengambil keputusan karena itu


(43)

informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor. informasi ini oleh investor dipakai sebagai alat analisa untuk mengambil keputusan. Dengan kata lain seorang investor akan membuat keputusan yang lebih baik jika menggunakan informasi yang tepat.

Supaya informasi khususnya informasi yang menyangkut keungan dan prestasi perusahaan bermanfaat, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut ( Panji dan Ninik, 1992 : 73 ).:

1 Relevan

Informasi yang relevan adalah informasi yang berhubungan dengan tindakan yang direncanakan untuk dicapai.

2. Akurat.

Pada dasarnya sifat ini berkaitan erat dengan pengukuran dan pemrosesan informasi yang bebas dari kesalahan adalah informasi yang akurat

3. Konsisten / komparabilitas.

Informasi diperlukan karena adanya ketidak pastian. Ketidak pastian berkaitan erat dengan waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Kualitas informasi akan bertambah jika informasi tersebut dapat di pertimbangkan dari waktu ke waktu atau dengan informasi lain.

4. Obyektifitas

Obyektifitas ini berkaitan dengan pengukuran yang dapat di ulang oleh pihak lain yang independen denagn menggunakan metode pengukuran yang sama.


(44)

Ketepatan waktu ini berkaitan dengan umur informasi. Umur informasi sangat mempengaruhi kualitas informasi.

6. Dapat di mengerti.

Sifat ini berhubungan dengan kemampuan pemakai untuk dapat menangkap pesan yang disampaikan. Informasi akan bermanfaat kalau pemakai dapat mengerti makna yang terkandung di dalamnya.

Keputusan dalam investasi berkaitan dengan informasi. hasil keputusan di tentukan oleh informasi yang di miliki decisioan maker terlebih-lebih keputusan investasi dalam instrumen pasar modal, peranan informasi sangatlah vital. Juga eksistensi pasar modal sangatlah tergantung pada informasi ini. pasar yang efisien secara informasi merupakan pasar yang adil dikatakan adil karena diharapkan semua pelaku pasar mendapatkan informasi yang sama, sehingga tidak ada investor yang dapat menikmati abnormal return di atas kerugian investor lainnya. Informasi yang relevan telah dicerminkan dalam harga saham tersebut. sehingga semakin cepat informasi baru tercermin pada harga saham makan semakin efisien pasar tersebut.

2.2.8 Karakteristik Pasar Modal Efisien.

Menurut kualifikasi pada pasar modal efisien, efisiensi pasar menununjukan suatu tingkatan. Tingkatan-tingkatan karakteristik suatu pasar efisien akan bervariasi dari suatu pasar modal ke pasar modal lain. Beberapa karakteristik pasar modal efisien secara umum yaitu ( sunariyah ; 2004 : 189 )


(45)

1. Harga saham akan merefleksikan secara cepat dan akurat terhadap semua bentuk informasi baru.

2. Harga saham bersifat random, jadi harga tidak mengikuti beberapa kecenderungan maupun informasi masa lalu untuk digunakan menentukan kecenderungan harga.

3. Saham-saham yang menguntungkan ( profitabilitas ) tidak mudah untuk dipredikisi. Karena harga saham dipasar selalu merefleksikan informasi yang akan datang jadi para analis dan investor mempunyai kesiapan informasi dalam menentukan harga saham. disamping itu mereka tidak menggunakan informasi yang dipublikasiakan untuk memprediksikan return atau profit dari pasar modal.

2.2.9 Saham Loser dan Saham Winner

Hasil penelitian mengenai pola perubahan return saham di pasar modal memberikan kesimpulan yang berbeda-beda dan beragam. Dalam artikelnya De Bondt dan Thaler (1985) (di kutip dalam jurnal “Over reaksi pasar terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta” Rahmawati dan Tri Suryani.2005.) menyatakan bahwa penelitian mereka membuktikan bahwa saham-saham yang sebelumnya berkinerja buruk (loser) selanjutnya membaik dan sebaliknya saham-saham yang sebelumnya berkinerja baik (winner) selanjutnya memburuk pada sekitar 36 bulan kemudian. Mereka menjelaskan fenomena harga saham yang tidak normal ini sebagai bukti bahwa pasar bereaksi secara berlebihan


(46)

(overreact) dalam merespon suatu informasi. Kemudian pasar menyadarinya sehingga melakukan koreksi pada periode selanjutnya. Ini berarti pasar tidak secara total terdiri dari para investor yang rasional tidak emosional. Ini juga berarti bahwa pergerakan harga saham yang diprediksi berdasarkan kinerja masa lalu.

Penelitian mengenai keberadaan reaksi berlebihan seringkali menggunakan data saham yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok saham (portofolio) loser dan kelompok saham (portofolio) winner. Kelompok saham yang disebut loser yaitu kelompok saham yang konsisten mengalami penurunan besar harga, sedangkan kelompok saham yang disebut kelompok winner yaitu kelompok saham yang konsisten mengalami kenaikan harga besar. Penyebab perubahan besar harga pada saham golongan loser dan saham golongan winner, antara lain disebabkan karena adanya informasi buruk (bad news) dan informasi bagus (good news) yang diterima oleh para pelaku pasar, sehingga para pelaku pasar melakukan reaksi.

Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal over rekasi pasar terhadap harga saham perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia (Rahmawati dan Tri suryani,2005) juga disebutkan bahwa saham yang mempunyai Average Abnormal Return positif digolongkan portofolio winner. Sedangkan saham yang mempunyai Average Abnormal Return negatif digolongkan portofolio loser.


(47)

2.2.10 Return Saham 2.2.10.1 Pengertian Return

Return saham merupakan pendapatan yang berhak diperoleh investor, karena menginvestasikan dana dalam bentuk saham. Sebagai seorang investor yang rasional, tentunya hasil pengembalian saham sangat diperhatikan sehingga keuntungan atau kerugian dapat dipantau guna memperoleh kepastian bisnis. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2000: 107).

Menurut E. Tandelilin (2001:47), tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor resiko yang harus dihadapiya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya.

Menurut Brigham dan Houston (2006:214), pengertian dari return adalah konsep pengembalian yang memberikan cara yang mudah bagi investor menyajikan kinerja keuangan dari suatu investasi. Sedangkan menurut Horne dan Wachowicz et. al.(2005:144) mendefinisikan return sebagai pengembalian dari kepemilikan suatu investasi dalam periode tertentu (misalnya 1 tahun) dalam bentuk pembayaran yang diterima karena hak kepemilikannya, ditambah dengan perubahan dalam harga pasar, yang dibagi dengan harga awal.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa return

saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividend dan capital gain/loss.


(48)

Menurut Jogiyanto (2000:107), jenis return ada 2 macam, yaitu: 1. Return realisasi

Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.

2. Return ekspektasi

Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen, maka dapat ditulis rumus (Ross et. al., 2003:385):

1 1 − − − = t t t P P P Ri Keterangan:

Ri = Return saham

Pt = Harga saham pada periode t

Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Selain return saham terdapat juga return pasar (Rm) yang dapat dihitung dengan rumus (Jogiyanto, 2003:232):


(49)

1 1

− −

− =

t t t

IHSG IHSG IHSG

Rm

Keterangan:

Rm = Return Pasar

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t

IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t-1

2.2.10.2 Sumber-sumber Return

Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen yaitu (E. Tandelilin, 2001:48):

1. Capital gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder.

2. Yield merupakan return yang mencerminkan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga yield dinyatakan persentase dari modal yang ditanamkan.

2.2.10.3 Komponen Return dan Pengukuranya.

Dalam konteks manajemen investasi return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini dibedakan menjadi dua, pertama return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis, dan kedua return yang diharapkan (expected return) akan diperoleh investor di masa mendatang..


(50)

Komponen return meliputi.:

1. Capital gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder.

2. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang ditanamkan.

Dari kedua komponen tersebut return tersebut, selanjutnya dapat dihitung return total dan rate of return sebagai berikut :

Return total = capital gain (loss) + yield

Rate of return = Cash payment received + price change over the period Purchase price of security

Price change over the period bisa berupa angka negatif (-), nol (0), dan positif (+). Sedangkan yield bisa berupa angka nol (0), dan angka positif (+).(Halim abdul, 2003: 30).


(51)

Kerangka Konseptual

CC

Investor bereaksi dengan adanya isu yang bersifat dramatik dan tidak diantisipasi sebelumnya.

Permasalahan.

Apakah terdapat over reaksi pada harga saham perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia yang di tandai dengan portofolio loser mengungguli portofolio winner

1. De Bondt dan thaler membagi portofolio dalam kelompok portofolio yang konsisten mendapatkan earning (winner) dan portofolio yang konsisten tidak mendapatkan earning (loser). Koreksi terhadap informasi tersebut pada periode berikutnya jika dalam jangka pendek reaksi dilakukan secaraq berlebihan, signifikan dan berulang inilah yang dikatakan overreaction.(Rahmawati dan Suryani, 2005, “Over Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.SNA VII Solo )

2. Dissanaike (1997) menyatakan jika investor secara rutin reaksi berlebihan terhadap informasi baru, harga saham yang biasanya cenderung loser akan berubah dan bergerak menjadi winner. (Rahmawati dan Suryani, 2005, “Over Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.SNA VII Solo )

3. Chan, chen dan Hseih (1985, mencoba menggunakan model APT, dan menemukan adanya peerbedaan return antara portofolio perusahaan besar dan portofolio perusahaan kecil,sebesar 1,5% per tahun. Perusahaan kecil umumnya mempunyai beta yang relatif lebih rendah sehingga estimasi return yang diharapkan dengan menggunakn CAPM juga akan lebih kecil. Oleh karena itu perbedaan return yang diharapkan denga return aktual akan cenderunng positif. (Tandelilin eduardus,2001:125).

Terdapat reaksi Pasar

Terjadi reaksi pasar dengan adanya portofolio loser mengungguli portofolio

winner (over reaksi)

Terjadi reaksi pasar tetapi portofolio

loser tidak mengungguli porto folio

winner

Paired Samples Test

Terdapat perbedaan Average abnormal return yang signifikan antara portofolio loser dan portofolio winner

Tidak terdapat perbedaan Average abnormal return yang signifikan antara portofolio loser dan portofolio winner


(52)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, pokok permasalahan dan teori yang ada maka hipotesis penelitian ini adalah:

1. Diduga ada over reaksi terhadap harga saham dapat dibuktikan dengan pola

average abnormal return portofolio loseryang mengungguli average abnormal return portofolio winner

2. Diduga Terdapat perbedaan average abnormal return yang signifikan antara


(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Berdasarkan permasa1ahan dan hipotesis yang telah dikemukakan, maka variabel-variabel yang akan dianalisis dapat dikemukakan sebagai berikut:

3.1.1. Variabel Terikat atau Dependen Variabel (Y)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas .Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah:

3.1.1.1. HARGA SAHAM (Y)

Merupakan pendapatan yang berhak diterima oleh seorang investor karena mengidentifikasikan dana dalam bentuk saham. Variabel ini diukur dengan satuan persen (%) dan skala pengukuran variabel ini menggunakan skala rasio. (Jogiyanto, 2000:108).

1 1

− −

− =

t t t

P P P Ri

Keterangan:

Ri = Return saham

Pt = Indeks harga saham pada periode t


(54)

3.1.2. Variabel Bebas atau Independen Variable (X)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau manjadi sebab timbulnya variabel

terikat . Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah:

3.1.2.1. REAKSI PASAR (X1)

Pergerakan harga saham merupakan cermin dari respon investor terhadap informasi-informasi yang berpengaruh terhadap saham. Informasi yang dianggap negatif akan mendapat respon negatif berupa penurunan harga saham akibat adanya aksi jual oleh para investor. Sebaliknya, informasi yang dianggap positif akan mendapat respon positif berupa peningkatan harga saham akibat adanya aksi beli oleh para investor.Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio (Jogiyanto, 2000:108).

ARt=Rit – Rmt

keterangan:

ARt = Return tidak normal ( abnormal return ) saham pada minggu ke t

Rit =Return rata-rata saham i pada minggu t

Rmt = Return pasar pada minggu. 3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

Dalam penelitian adalah perusahaan otomotif yang go public dan tercatat di Bursa Efek Indonesia meliputi 13 perusahaan, yang terbagi dalam portofolio losser


(55)

3.2.2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Seluruh anggota populasi atau disebut dengan sensus. Dimana populasi tersebut terbagi dalam sampel saham pada periode pembentukan portofolio (tahun 2007) mempunyai Average Abnormal Return Positif, sebanyak 9 sampel selanjutnya digolongkan portofolio winner. Saham yang mempunyai Average Abnormal Return negatif sebanyak 4 sampel saham selanjutnya digolongkan portofolio loser..

Sampel yang dijadikan objek penelitian yaitu perusahaan otomotif yang aktif diperdagangkan dari periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2007, yaitu:

1. PT ASTRA (ASII)

2. PT ASTRA OTO PARTS ( AUTO ) 3. PT GAJAH TUNGGAL (GJTL)

4. PT GOOD YEAR (GDYR)

5. PT HEXINDO ADI PERKASA (HEXA)

6. PT INDO SPRING (INDS)

7. PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL (IMAS)

8. PT INTRACO PENTA (INTA) 9. PT NIPRESS (NIPS)

10. PT PRIMA ALLOY STELL (PRAS) 11. PT SELAMAT SEMPURNA ( SMSM ) 12. PT SUGI SAMA PERSADA ( SUGI ) 13. PT TUNAS RIDEAN (TURI)


(56)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau diambil dari informasi pihak lain yang mempunyai keterkaitan dengan masalah penelitian ini. Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada di Bursa Efek Indonesia meliputi Laporan harga saham dan laporan keuangan perusahaan otomotif yang go publik di Bursa Efek Indonesia dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2007 yang diperoleh dari Internet dengan situs www.finance yahoo.com

3.3.1.1 Sumber Data

Dalam pengumpulan data yang diperlukan penulis melakukan prosedur sebagai berikut :

1. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pencatatan baik yang disediakan sendiri maupun diminta dari dokumen Bursa Efek Indonesia yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yang diambil Indonesia Capital Market.


(57)

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus Jogiyanto (2000) sebagai berikut :

ARt=Rit – Rmt

keterangan:

ARt = Return tidak normal ( abnormal return ) saham pada minggu ke t

Rit =Return rata-rata saham i pada minggu t

Rmt = Return pasar pada minggu t

Rit=

1 1 − − − it it it p P P keterangan :

Rit : Return sesungguhnya

Pit : Harga penutupan (closing price) saham i pada waktu t

Pit-1: Harga penutupan (closing Price) saham i pada waktu t-1

Rmt =

1 1 − − − t t t IHSG IHSG IHSG keterangan:


(58)

IHSG 1: IHSG (closing price) saham pada waktu t

IHSGt-1: IHSG ( closing price) saham pada wakru t-1

CARi,t =

=

n

i t i

AR

1 ,

keterangan :

CARi,t = Cumulative Abnormal Return saham i pada waktu t

ARi,t = Abnormal Return i pada waktu t

AARi,t=

n AR

n

i t i

=1

,

keterangan:

AARi,t = Average Abnormal Return saham pada waktu t

ARi,t = Abnormal Return i pada waktu t


(59)

3.4.2. Uji Hipotesis

Prosedur pengujian hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

Paired Samples Test ( Uji beda dua rataan populasi yang tidak seragam )

Pengujian beda rataan dua populasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah rataan kedua populasi tersebut berbeda nyata ataukah tidak. Dalam hal ini populasinya yaitu perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesai sedangkan Sampel saham pada periode pembentukan portofolio (tahun 2007) mempunyai Average Abnormal Return Positif, sebanyak 9 sampel selanjutnya digolongkan portofolio winner. Saham yang mempunyai Average Abnormal Return negatif sebanyak 4 sampel saham selanjutnya digolongkan portofolio loser..

Berdasarkan informasi di atas pengujian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Ho : µ1 - µ2 = do (do = Konstanta )

2. H1 : (a) µ1 - µ2 < do

(b) µ1 - µ2 > do

(c) µ1 - µ2± do

Keterangan :

µ1 : portofolio winner

µ2 : portofolio loser


(60)

4. Wilayah Kritis :

Jika kedua populasi tidak seragam :

{

}

(

) (

)

1 n n s 1 n n s n s n s v 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 − + − + =

5. Perhitungan :

Kedua populasi tidak seragam: t hitung =

(

)

2 2 2 1 2 1 p o 2 1 n s n s s d x x + − −

Kesimpulan Terima H1 kalau Zhitung atau thitung jatuh pada wilayah kritis dan

kalau jatuh di luar wilayah kritis terima H0. (Lungan,2006:251-253)


(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Pasar Modal Indonesia

Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk yang berupa dana yang bersifat abstrak dan berupa lembar surat berharga dalam bentuk konkritnya di bursa efek. Bursa efek dalam arti sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas secara langsung atau melalui wakilnya.

Pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari pihak yang memiliki dana (investor), dengan pihak yang membutuhkan dana. Ada tiga aspek dasar yang ingin dicapai pasar modal Indonesia, yaitu: mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikian saham-saham perusahaan, pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemilikan saham, menggairahkan masyarakat dalam mengerahkan dana untuk digunakan secara produktif.

Pasar modal Indonesia sudah dimulai sejak jaman pemerintahan kolonial Belanda. Perdagangan sekuritas dimulai dengan pendirian bursa di Batavia pada

tanggal 14 Desember 1912 yang merupakan cabang dari Amsterdamse

Effectenbuerus. Surat berharga yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia.


(62)

Perang Dunia II 1939 menyebabkan perkembangan pasar modal terhenti. Bursa efek di Indonesia resmi ditutup tanggal 10 Mei 1940, kemudian tanggal 23 Desember 1940 bursa efek di Jakarta (Batavia) sempat dibuka walau ditutp kembali ketika Jepang masuk Indonesia.

Selanjutnya pasar modal mulai digiatkan dengan dibukanya kembali Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 3 Juni 1952. Aktivitas pasar modal berkembang sampai tahun 1958. Kelesuan pasar modal pada saat itu disebabkan oleh banyaknya warga Belanda yang meninggalkan Indonesia. Hal ini terjadi sampai berakhirnya masa pemerintahan Orde Lama.

Pengaktifan kembali pasar modal Indonesia dimulai dengan pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) pada tanggal 10 Agustus 1977. Terlalu besarnya campur tangan pemerintah merupakan salah satu faktor penyebab lambannya perkembangan pasar modal Indonesia. Ditambah deregulasi perbankan pada tahun 1983, menyebabkan tingkat suku bunga deposito naik, sehingga investasi di pasar modal menjadi kurang menarik bagi masyarakat.

Pada tahun 1977-1988, hanya 24 perusahaan melakukan emisi saham di ursa efek dengan nilai Rp 129,4 miliar. Kemudian, pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi seperti pada Desember 1987 (Pakdes 1987), Oktober 1988 (Pakto 1988), Desember 1988 (Pakdes 1988), September 1977, yang bertujuan untuk menggairahkan perdagangan bursa efek di Indonesia. Pada prinsipnya, peraturan-peraturan tersebut merupakan langkah-langkah penyesuaian terhadap peraturan-peraturan sebelumnya untuk mendorong pertumbuhan pasar modal yang sehat dan kuat.


(63)

4.1.2. Bursa Efek Jakarta

4.1.2.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta

PT. Bursa Efek Jakarta (Jakarta Stock Exchange) didirikan berdasarkan akta No. 27 tanggal 4 Desember 1991, yang diubah dengan akta No. 142 dan No. 254 tanggal 13 dan 21 Desember 1991 dari notaris ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH. Akta tersebut disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2-8146.HT.0101.TH.91 tanggal 26 Desember 1991 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 25 tanggal 27 Maret 1992 tambahan No. 1355.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 75 tanggal 29 April 1996 dari notaris Amrul Partomuan Pohan, SH, LLM untuk menyesuaikan Anggaran Dasar dengan ketentuan dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Perubahan Anggaran Dasar telah disetujui oleh ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-1258/PM/1996 tanggal 5 Agustus 1966 dan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-9393.HT.01.04.TH.96 tanggal 9 Oktober 1996 serta telahdiumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 98 tanggal 6 Desember 1996.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan , maksud dan tujuan pendirian perusahaan adalah sebagai berikut:


(64)

alternatif sumber pembiayaan untuk mendukung dunia usaha dalam rangka pembangunan nasional

- Memberikan kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat untuk ikut memiliki berbagai macam efek di samping memberikan kemudahan bagi dunia usaha untuk menarik dana dengan cara menawarkan efek yang dikeluarkannya kepada masyarakat melalui pasar modal.

- Menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien.

Setiap pemegang saham perusahaan harus merupakan perusahaan efek yang berbadan hukum Indonesia dan telah memperoleh izin usaha sebagai perantara perdagangan efek dan setiap perusahaan dilarang membagikan deviden kepada pemegang saham.

Perusahaan berdomisili di Jakarta, Indonesia dengan alamat Jakarta Stock Exchange Building Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta.

4.1.2.2. Visi Dan Misi Bursa Efek Jakarta

PT. Bursa Efek Jakarta mempunyai visi untuk menjadikan Bursa Efek Jakarta suatu tempat yang efisien untuk menghimpun dana bagi investor dan sebagai tempat yang efisien untuk perdagangan instrument pasar modal baik masyarakat Indonesia ataupun International.

Misi PT. Bursa Efek Jakarta adalah bertekad untuk mewujudkan Bursa Efek berskala International yang menawarkan kesempatan berinvestasi secara luas sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia, sehingga Bursa Efek Jakarta dapat menjadi Bursa Efek yang transparan dan efisien yang dapat membawa Bursa Efek


(65)

Jakarta sejajar dengan Bursa Efek Dunia. Bursa Efek Jakarta aktif berpartisipasi di dalam pengembangan basis investor lokal yang luas dan kokoh sebagai stabilisator pasar modal Indonesia.

4.1.3. Gambaran Umum Perusahaan

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan Otomotif yang go public di Bursa Efek Indonesia yang telah memenuhi kriteria dalam pengambilan sample. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari bulan Januari 2007-Desember 2007, terdapat 13 ( tiga belas ) perusahaan Otomotif yang go public di Bursa Efek Jakarta yang memenuhi kriteria pengambilan sample tersebut. Adapun gambaran umum mengenai ke13 ( tiga belas ) perusahaan dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1.PT Astra International (ASII)

PT Astra Internasional Tbk ( “Perseroan”) didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra Internasional Incorporated. Pada tahun 1990, Perseroan itu mengubah namanya menjadi PT Astra Internasional Tbk.

Dengan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda montor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, pertambangan, dan


(66)

jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, dan teknologi informasi.

2.PT ASTRA OTOPARTS Tbk ( AUTO )

PT Astra Otoparts Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta notaries No. 50 tanggal 20 September 1991 dari Rukmasanti Hardjasatya, S.H., notaris di Jakarta, dengan nama PT Federal Adiwiraserasi. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1326.HT.01.01. TH.92 tanggal 11 februari 1992 serta diumumkan dalam berita Negara No. 39 Tambahan No. 2208 tanggal 15 mei 1992. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terkhir diubah dengan akta notaries No. 37 tanggal 26 oktober 2005 dibuat dihadapan Pahala Sutrisno Amijoyo Tampubolon S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, mengenai pengeluaran saham dan efek ekuitas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-29815HT.01.04.TH.2005 pada tanggal 27 Oktober 2005 dan telah diumumkan dalam Berita Negara republik Indonesia No.101 Tambahan No.1193 tanggal 20 desember 2005.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran Dasar Perusaaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan bermotor baik local maupun ekspor dan menjalankan usaha dalam bidang industry logam, suku cadang kendaraan bermotor dan industry plastic.

Perusahaan memulai kegiatan komersinya pada tahun 1991. Saat ini kegiatan pemasaran perusahaan meliputi dalam negeri dan luar negeri termasuk Asia, Timur


(67)

tengah dan Afrika, dan memiliki devisi perdagangan yang beroperasi di Singapura dan anak perusahaan di Australia.

Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Astra Grup. Pabrik Perusahaan berlokasi di Jakarta dan Bogordan kantor pusatnya beralamat di Jalan Raya Pegangsaan Dua Km. 2,2, Kelapa Gading, Jakarta.

3.PT Goodyear Indonesia Tbk.( GDYR )

PT Goodyear Indonesia Tbk (“Perusahaan”) semula didirikan dengan nama “NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited” pada tanggal 26 Januari 1917 berdasarkan Akta Notaris Benjamin ter kuile No. 199, yang kemudian berubah nama menjadi ” PT Goodyear Indonesia” berdasarkan Akta Notaris Eliza Pondaag No. 73 tanggal 31 Oktober 1977 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat keputusan No. Y.A.5/250/7 tanggal 25 juli 1978.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir adalah pada tanggal 16 Juni 1997 berdasarkan Akta Notaris No. 48 Mudofir Hadi,S.H., dalam rangka memenuhi ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 1/1995 (Perusahaan masih dalam proses untuk menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40/2007) dan peraturan pasar modal. Perubahan tersebut telah disahkan olelh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1511.HT.01.04.Th.98 tanggal 1998.

Perusahaan bergerak dalam bidang industry ban untuk kendaraan bermotor dan pesawat terbang serta komponen lain yang terkait, penyaluran dan ekspor ban.


(68)

Perusahaan mulai beroperasi dalam bidang usaha perdagangan ban pada tahun 1917. Pabrik Perusahaan ibangun pada tahun 1935 di Bogor sebagai pabrik ban pertama di Indonesia. Kantor pusat perusahaan berdomisili di Bogor.

Pada tanggal 10 Nopember 1980, perusahaan menawarkan 6.150.000 lembar sahamnya dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 (Rupiah Penuh) per lembar saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta (“BEJ”), efektif mulai 1 Desember 2007 menjadi Bursa Efek Indonesia.

Pada tanggal 20 Desember 2000 perusahaan mendaftarkan 34.850.000 lembar sahamnya yang dimiliki oleh The Goodyear Tire & Rubber Company (“GTRC”) ke BEJ. Sejak tanggal 2 Januari 2001, seluruh saham perusahaan telah tercatat secara resmi di BEJ.

4.PT Gajah Tunggal Tbk.( GJTL )

PT Gajah Tunggal Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 54 tanggal 24 Agustus 1951 Raden Meester Soewandi, SH, notaries di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. J.A.5/69/23 tanggal 29 Mei 1952 serta diumumkan dalam Berita Negara Rpublik Indonesia No. 63 tanggal 5 Agustus 1952, Tambahan No. 884. Anggaran Perusahaan telah diubah sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas dan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal 30 April 1997 No. KEP-13/PM/1997 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar perseroan yang melakukan penawaran umum efek bersifat ekuitas dan perusahaan publik dengan akta notaries No.54 tanggal 15 Juli 1997 dari Indah Budiana, SH


(1)

Penelitian yang dilakukan oleh Chan, Chen, dan Hsieh (1985), mencoba menggunakan model APT, dan menemukan adanya perbedaan return antara portofolio perusahaan besar dan portofolio perusahaan kecil, sebesar 1,5% per tahun. Perusahaan kecil umumnya mempunyai beta yang relatif lebih rendah sehingga estimasi return yang diharapkan dengan menggunakn CAPM juga akan kecil.(Tandelilin,2001:125)


(2)

83 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melalui tahap pengumpulan dan pengolahan data, analisis dan interpretasi hasil analisis mengenai reaksi pasar terhadap harga saham perusahaan otomotif di bursa efek Indonesia, maka dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian hipotesis yang menguji keberadaan reaksi berlebihan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi selama satu tahun pengujian menyimpulkan bahwa terdapat indikasi reaksi berlebihan (over reaksi) yang ditandai dengan portofolio loser mengungguli portofolio winner. Efek reaksi berlebihan ini terjadi tidak dalam kurun waktu yang konstan lama, tetapi terjadi secara terpisah-pisah atau separatis.

2. Adanya over reaksi tersebut menyimpulkan bahwa informasi yang di terima oleh para pelaku pasar baik itu informasi bagus atau informasi buruk, dan perilaku pasar tidak semuanya terdiri dari orang-orang yang rasional dan juga tidak emosional maka terjadilah over reaksi tersebut (dengan indikasi AAR loser mengungguli AAR winner) dan akhirnya saham-saham yang mempunyai return tinggi yang diminati pasar, akan menjadi kurang diminati , sedangkan saham-saham yang bernilai rendah dan kurang diminati akan mulai dicari oleh pasar. Ini mengakibatkan pasar menjadi tidak efisien karena dalam


(3)

pasar yang efisien, harga saham yang ada pada saat itu mencerminkan pengetahuan dan harapan dari semua investor, sehingga investor tidak mingkin tidak mengetahui antara investasi yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan di masa yang akan datang berdasarkan pada harga pasar saat ini.

3. Hasil pengujian signifikansi perbedaan rata-rata abnormal retrun antara portofolio loser dengan portofolio winner dengan menggunakan paired sample Test menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal retrtun seluruh portofolio loser dan portofolio winner. 4. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan

Suryani yang menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara average abnormal return seluruh portofolio loser dengan portofolio winner. Hal ini disebabkan karena penelitian ini menggunakan data closing price mingguan, di mana dengan data mingguan akan mendapatkan data yang lebih detail yang dapat menjelaskan lebih rinci mengenai reaksi yang terjadi dalam pasar modal dan α 0.10


(4)

85 5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Hendaknya para pelaku pasar untuk lebih dapat berperilaku secara rasional dalam menghadapi peristiwa-peristiwa yang terjadi sehingga terdapat efesiensi pasar khususnya di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi para Investor bila anda termasuk investor yang lebih berani dan akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, yang diikuti oleh harapan tingkat return yang tinggi pula atau Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker),maka berinvestasilah pada saham yang termasuk dalam portofolio winner. Demikian pula sebaliknya, apabila anda investor yang tidak mau menanggung risiko yang terlalu tinggi,tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang terlalu tinggi atau Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter), maka berinvestasilah pada saham yang termasuk dalam portofolio loser.

3. Dengan melihat grafik pergerakan portofolio losser dan portofolio winner dapat dilihat bahwa setiap kali portofolio winner mengalami penurunan selalu dibawah portofolio losser maka sebaiknya para investor berinvestasi pada kedua saham yang termasuk dalam portofolio losser dan portofolio winner agar tidak mendapat kerugian yang terlalu besar.

4. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya dalam penghitungan ekspected return menggunakan model lain atau menggunakan ketiga model sekaligus. Yang


(5)

dijelaskan dalam bukunya jogiyanto (2000), agar dapat diketahui perbedaan terjadinya reaksi dengan menggunakan ketiga model yang ada. Ketiga model yang dimaksud yaitu market model,mean adjusted model dan market adjusted model.

5. Pemilihan periode sampel untuk penelitian selanjutnya hendaknya dikembangkan dengan periode harian maupun periode mingguan dalam penghitungan abnormal return. Data yang lebih detail periodenya (periode mingguan atau harian) mungkin akan dapat menjelaskan lebih rinci mengenai reaksi yang terjadi dalam pasar modal, karena didalam pasar modal perubahan yang terjadi didalamnya sangaat cepat dari hari ke hari.

5.3 Keterbatasan

1. Dikarenakan keterbatasan waktu maka penelitian ini hanya menggunakan 13 perusahaan yang termasuk dalam perusahaan otomotif


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Gujarati, Damodar, 2000, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta

Halim, Abdul, 2005, Analisis Investasi, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua, Penerbit

BPFE-UGM, Yogyakarta.

Lungan, Richard, 2006. Aplikasi Statistika dan Hitung Peluang, Edisi Pertama Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Panji dan Ninik, 1992. Pasar Modal. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Rahmawati dan Tri Suryani, 2005,”Over Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.SNA VIII Solo

Samsul, Muhammad, 2006, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sukmawati dan Daniel H, 2003, “Overreact Hipothesis dan Price Earning Ratio Anomaly saham-saham sektor Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol 3, no 1

Sunariyah, 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi keempat. Penerbit : UPP, AMP YKPN, Jogjakarta.

Tandelilin, Edwardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Penerbit : BPFE, Yogyakarta