13 rendah memiliki Konsentrasi yang rendah sehingga mudah terpengaruh oleh
lingkungan sekitarnya dan mengalami kesulitam dalam menyelesaikan tugas. 3 Usaha dalam belajar
Menurut Hadinata 2009 menyatakan bahwa seseorang yang bermotivasi membuat reaksi-reaksi yang mengarahkan dirinya kepada usaha untuk mencapai
tujuan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung akan melakukan usaha untuk mencapai tujuannya
yaitu keberhasilan dalam belajar. Usaha siswa dalam belajar dapat diketahui melalu frekuensi belajar dirumah, cara belajar dirumah, keaktifan dikelas, dan
pemanfaat sumber belajar. 4 Keinginan berprestasi
Tinggi rendahnya motivasi senantiasa menjadi indikator baik buruknya prestasi belajar seorang siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar tnggi
cenderung akan belajar lebih giat untuk meraih prestasi sebaik mungkin. 5 Tujuan
Siswa yang memiliki motivasi tinggi mampu menetapkan tujuan yang realistik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan juga mampu
berkonsentrasi terhadap langkah yang akan dituju, sedangkan siswa dengan motivasi belajar yang rendah akan melakukan hal sebaliknya.
c. Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman 2009: 85 fungsi motivasi terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya yaitu:
14 a Mendorong manusia untuk melakukan sesuatu, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b Menentukan arah perbuatan, yakni arah yang menuju tujuan yang akan dicapai, dengan demikian motivasi dapat member arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c Menyeleksi perbuatan yang akan dikerjakan guna mencapai tujuan dan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Maka motivasi yaitu sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi
yang baik dalam belajar maka akan menunjukkan hasil yang baik pula, atau dengan kata lain intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan
tingkat pencapaian prestasinya.
d. Jenis-Jenis Motivasi
Dalam kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan hal yang penting karena kegiatan akan terlihat berhasil apabila peserta didik yang bersangkutan
mempunyai motivasi yang kuat.
Nyayu Khodijah 2014: 152 membagi motivasi menjadi dua jenis yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan mendefinisikan kedua jenis
motivasi tersebut diantaranya yaitu: motivasi instrinsik merupakan bentuk dorongan belajar yang datang dari dalam diri seseorang dan tidak perlu
rangsangan dari luar. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah dorongan belajar yang datang dari luar diri seseorang.
15 a Motivasi Intrinsik
John W. Santrock berpendapat bahwa motivasi intrinsik merupakan motivasi internal dalam melakukan sesuatu demi minat sendiri tujuan sendiri.
Motivasi intrinsik menekankan penentuan nasib sendiri. Menurut M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita 2014: 87 merupakan suatu
bentuk motivasi yang berasal dari dalam diri individu dalam menyikapi suatu tugas dan pekerjaan yang diberikan kepada individu dan membuat tugas serta
pekerjaan tersebut mampu memberikan kepuasan batin bagi individu sendiri. Menurut Sri Hapsari 2005:74 motivasi instrinsik pada umumnya terkait
dengan bakat dan faktor intelegensi dalam diri siswa. Motivasi instrinsik dapat muncul sebagai suatu karakter yang telah ada sejak seseorang dilahirkan,
sehingga motifasi tersebut merupakan bagian dari sifat yang didorong oleh faktor endogen, faktor dunia dalam, dan sesuatu bawaan.
Unsur-unsur penggerak motivasi instrinsik menurut . Nur Ghufron dan Rini Risnawita 2014: 92-93 yaitu:
1. Keinginan berprestasi Menurut Herzberg dalam Nur Gufron dan Rini Risnawita, 2014: 92
keinginan untuk
berprestsi merupakan
keinginan manusia
untuk memperjuangkan tugas dan melibatkan usaha individu dalam menghadapi
tantangan. 2. Pengakuan
Pengakuan adalah keinginan untuk diakui secara sosial dan keinginan untuk terampil. Individu merasa dihargai apabila pengalamannya digunakan dalam
16 partisipasi menyelesaikan tugas yang rumit dan penting Nur Gufron dan Rini
Risnawita, 2014: 92. 3. Pekerjaan itu sendiri
Menurut Nur Gufron dan Rini Risnawita 2014: 92 individu senang dengan pekerjaannya karena pekerjaan itu sendiri. Individu meyukai pekerjaan tersebut
karena diikuti dengan minat dan bakat yang dimiliki. Individu merasa pekerjaan yang ada menjadi sesuatu yang menantang untuk berkembang.
4. Tanggung jawab Menurut Herzberg dalam Nur Gufron dan Rini Risnawita, 2014: 93
tanggung jawab adalah keinginan manusia agar dapat mengerjakan tugas dengan baik dan memadai. Hal ini berarti individu mempunyai keinginan untuk
merasa dapat melakukan tugas dan tanggung jawab yang diharapkan. 5. Kemajuan
Individu merasa bahwa pekerjaan yang diperoleh sekarang ini memberikan kemajuan dalam bekerja. Pekerjaan memberikan kesempatan bagi individu untuk
menambah wawasan, mengembangkan bakat, dan kemajuan Nur Gufron dan Rini Risnawita, 2014: 93.
6. Perkembangan Sejalan dengan kemajuan, perkembangan mempunyai dimensi yang banyak
dan jangkauan yang lebih luas. Kemajuan tidak hanya dalam bidang kerja, tetapi meluas pada bidang kehidupan. Prestasi kerja dan pekerjaan akan memberikan
kepercayaan pada diri sendiri untuk mengembangkan diri pada segi kehidupan yang lain Nur Gufron dan Rini Risnawita, 2014: 93.
17 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
instrinsik merupakan motivasi yang kuat berasal dari dalam diri individu tanpa adanya pengaruh dari luar yang mendorong seseorang untuk melakukan
kegiatan tertentu. Semakin kuat motivasi instrinsik yang dimiliki, semakin memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan.
b Motivasi Ekstrinsik Menurut John W. Santrock 2014:169 motivasi ekstrinsik merupakan
keterkaitan dengan melakukan sesuatu untuk mendpatkan sesuatu yang lain saran hingga mencapai tujuan. Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh
intersif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Menurut Dimyati Mudjiono 2006:91 “motivasi ekstrinsik adalah
dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang ia lakukan
.” Motivasi ekstrinsik bukan berarti tidak baik atau tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap diperlukan agar membuat keadaan siswa
menjadi dinamis serta dapat mengetahui kekurangan komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar bagi siswa sehingga diperlukan motivasi
ekstrinsik. Dari beberapa definisi motivasi ekstrinsik diatas, dapat disimpulkan bahwa
motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang timbul dari luar diri individu, dimana individu mendapat rangsangan dari luar untuk melakukan sesuatu. Jika dilihat
dari segi tujuan, kegiatan yang dilakukan individu, tidak secara langsung berkenaan dengan esensi apa yang dilakukannya. Sebagai contoh seorang siswa
yang belajar karena tahu esok pagi akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik sehingga dapat dipujioleh temannya. Disini, yang menjadi
18 tujuannya adalah pujian. selain mendapat pujian bagian dari motivasi ekstrinsik
yaitu mendapat nilai atau penilaian dari lingkungan sekitar serta mendapat hukuman jika melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Bukan esensi
pengetahuan dan keterampilan didalam kegiatan belajarnya. Bila dikaitkan dalam kegiatan belajar, menurut Oemar Hamalik 2015
:163 “motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti
angka, ijazah, hukuman dan sebagainya”. Motivasi ekstrinsik dalam belajar dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktifitas belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari luar diri dan tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya.
e. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi