3.2 Bahan-Bahan
- Asam lemak bebas minyak kelapa - Etanolamina p.a.E.Merck
- Dietanolamina p.a E. Merk
- Benzena p.a E. Merk
- Metanol p.a E. Merk
- n-Heksana p.a E. Merk
- Natrium klorida p.a E. Merk
- Dietil eter p.a E. Merk
- Air Suling - Kalsium Klorida anhidrous
p.a E. Merk - Natrium Metoksida
p.a E. Merk - Natrium sulfat anhidrous
p.a E. Merk - Asam sulfat 98
p.a E. Merk - Natrium Sulfat Anhidrous p.a. E. Merck
- Metanol p.a. E. Merck
3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Pembuatan metil ester asam lemak bebas dari minyak kelapa
Ke dalam labu alas bulat leher dua volume 500 ml dimasukkan sebanyak 86,9 gr 0,433 mol asam lemak bebas minyak kelapa kemudian ditambahkan 150 ml 3,75
mol metanol absolut dan 100 ml benzena serta diaduk dengan magnetik stirer. Dirangka i alat refluks, diteteskan 2 ml H
2
SO
4p
, direfluks pada suhu 80-90
o
C selama 5 jam, kemudian diuapkan pelarutnya menggunakan alat rotarievaporator. Residunya
dilarutkan dalam 100 ml dietil eter, dicuci dengan 10 ml aquadest sebanyak 2 kali. Lapisan atas dikeringkan dengan CaCl
2
anhidrat kemudian disaring, filtratnya dikeringkan kembali dengan Na
2
SO
4
anhidrat kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan alat rotarievaporator. Metil ester yang
diperoleh dianalisis melalui pemeriksan Kromatografi Gas Cair KGC dan spektrofotometer FT-IR.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Amidasi Metil Ester Esam Lemak Dengan Etanolamin
Ke dalam labu alas bulat leher dua volume 500 ml dimasukkan sebanyak 11,705 gram 0,05 mol metil ester asam lemak campuran kemudian ditambahkan 3,018 ml
0,093mol etanolamina dan diaduk. Dirangkai alat refluks, kemudian di tambahkan NaOMe sebanyak 5 gram dalam 20 ml metanol. kemudian dipanaskan pada suhu 80-
90
o
C sambil diaduk selama 5 jam. Hasil reaksi diuapkan pelarutnya dengan alat rotarievaporator, residu yang diperoleh di ekstraksi dengan 100 ml dietil eter dan
dicuci dengan larutan NaCl jenuh sebanyak 3 kali masing-masing 25 ml. Setelah itu lapisan atasnya ditambahkan Na
2
SO
4
anhidrat dan didiamkan selama 45 menit setelah itu disaring. Filtrat yang diperoleh diuapkan dengan alat rotarievaporator. Residu yang
diperoleh dianalisa senyawa alkanolamida dengan spektrofotometer FT-IR, titik lebur dan penentuan CMC dengan metode cincin dunoy.
3.3.3 Amidasi Metil Ester Asam Lemak Dengan Dietanolamin
Kedalam labu alas bulat leher dua volume 500 ml dimasukkan sebanyak 11,705 gr 0,05 mol metil ester asam lemak campuran kemudian ditambahkan 5,8 ml 0,093
mol dietanolamina dan diaduk. Dirangkai alat refluks, kemudian di tambahkan NaOMe sebanyak 5 gram dalam 20 ml metanol. kemudian dipanaskan pada suhu 80-
90
o
C sambil diaduk selama 5 jam. Hasil reaksi diuapkan pelarutnya dengan alat rotarievaporator. Residu yang diperoleh di ekstraksi dengan 100 ml dietil eter dan
dicuci dengan larutan NaCl jenuh sebanyak 3 kali masing-masing 25 ml. Setelah itu lapisan atasnya ditambahkan Na
2
SO
4
anhidrat dan didiamkan selama 45 menit setelah itu disaring. Filtrat yang diperoleh dirotarievaporasi. Residu yang diperoleh senyawa
alkanolamida dianalisa dengan alat spektrofotometer FT-IR, titik lebur dan penentuan CMC dengan metode cincin dunoy.
Universitas Sumatera Utara
3.3.4. Analisa Hasil Reaksi a. Analisa Metil Ester Asam Lemak Minyak Kelapa dengan Kromatografi Gas
Cair
Metil ester asam lemak bebas minyak kelapa disuntikkan ke tempat cuplikan yang selanjutnya dibawa oleh gas pengemban Helium kedalam kolom GC dengan
panjang 30,0 m pada suhu 120
o
C, dimana tipe kolom GC yang dipakai Front Detektor, dan jenis detektor Front Ionition Detektor FID.
b. Analisa dengan Spektroskopi FT-IR
Untuk masing-masing cuplikan yakni metil ester asam lemak bebas minyak kelapa, etanolamida dan dietanolamida dioleskan pada plat KBr hingga terbentuk lapisan tipis
yang transparan. Dan diukur spektrumnya dengan alat spektofotometer FT-IR.
c. Penentuan titik lebur
Penentuan titik lebur ini dilakukan terhadap etanolamida dan dietanolamida dari hasil amidasi senyawa metil ester asam lemak minyak kelapa dengan etanolamin dan
dietanolamin. Alkanolamida yang diperoleh dimasukkan kedalam pipa kapiler kemudian dimasukkan kedalam melting point aparatus dan dicatat perubahan titik
leburnya.
d. Penentuan Konsentrasi Misel Kritis dengan Metode Cincin dunoy
Analisa ini dilakukan terhadap etanolamida dan dietanolamida dari hasil amidasi senyawa metil ester asam lemak bebas minyak kelapa dengan etanolamina dan
dietanolamina. Alkanolamida yang diperoleh diencerkan dengan variasi konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Kemudian diukur tegangan permukaan air
etanolamida dan dietanolamida campuran dengan alat Tensiometer.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Bagan Penelitian
3.4.1 Pembuatan Metil Ester Asam Lemak Bebas Minyak
89,9 gram 0,433 mol asam lemak bebas minyak kelapa dimasukkan kedalam labu leher dua volume 500 ml
ditambahkan 150 ml 3,75 mol metanol ditambahkan 100 ml benzena sambil diaduk
dirangkai alat refluks yang dilengkapi dengan tabung CaCl
2
ditambahkan 2 ml H
2
SO
4p
secara perlahan dalam keadaan dingin
melalui corong penetes
Campuran
Residu destilat
diekstraksi dalam 100 ml dietil eter dicuci dengan larutan NaCl sebanyak tiga kali masing-masing 25 ml
Lapisan atas ditambahkan dengan CaCl
2
anhidrousselama 1 jam disaring
Lapisan bawah
Filtrat Residu
diuapkan pelarutnya dengan alat rotarievaporator Hasil
Analisa FT-IR direfluks selama 5 jam pada suhu 80
o
C sambil di stirer
didinginkan pada suhu kamar diuapkan kelebihan metanol dan pelarut dengan rotarievaporator
dikeringkan dengan Na
2
SO
4
anhidrous selama 1 jam disaring
Filtrat
KGC
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Amidasi Metil Ester Asam Lemak Minyak Kelapa Menggunakan Etanolamin
0,05 mol Metil ester asam lemak Campuran dimasukkan kedalam labu leher dua volume 500 ml
ditambahkan 0,093 mol etanolamin ditambahkan 0,093 mol CH
3
ONa 5 gr dalam 20 ml metanol dirangkai alat refluks
dipanasakan pada suhu 80-90
o
C sambil diaduk selama 5 jam Campuran
diuapkan pelarutnya dengan alat rotarievaporator Residu
Filtrat diekstraksi dalam 100 ml dietil eter
dicuci dengan larutan NaCl sebanyak tiga kali masing-masing 25 ml Lapisan atas
ditambahkan NaSO
4
anhidrous ditambahkan selama 45 menit
disaring Lapisan bawah
Filtrat Residu
diuapkan pelarutnya dengan alat rotarievaporator Hasil
Analisa FT-IR Penentuan CMC
penentuan titik lebur
Universitas Sumatera Utara
3.4.3. Amidasi Metil Ester Asam Lemak Minyak Kelapa Menggunakan Dietanolamina
0,05 mol Metil ester asam lemak Campuran dimasukkan kedalam labu leher dua volume 500 ml
ditambahkan 0,093 mol dietanolamin ditambahkan 0,093 mol CH
3
ONa 5 gr dalam 20 ml metanol dirangkai alat refluks
dipanasakan pada suhu 80-90
o
C sambil diaduk selama 5 jam Campuran
diuapkan pelarutnya dengan alat rotarievaporator Residu
Filtrat diekstraksi dalam 100 ml dietil eter
dicuci dengan larutan NaCl sebanyak tiga kali masing-masing 25 ml Lapisan atas
ditambahkan NaSO
4
anhidrous ditambahkan selama 45 menit
disaring Lapisan bawah
Filtrat Residu
diuapkan pelarutnya dengan alat rotarievaporator Hasil
Analisa FT-IR Penentuan CMC
penentuan titik lebur
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Hasil analisis komposisi Asam Lemak pada Minyak Kelapa
Hasil analisis metil ester asam lemak bebas minyak kelapa dengan kromatografi gas menghasilkan kromatogram seperti gambar 4.1. dengan komposisi senyawa seperti
pada tabel 4.1
Gambar 4.1. Kromatogram metil ester asam lemak minyak kelapa
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Komposisi Asam Lemak Pada Minyak Kelapa
4.1.2 Hasil analisis spektroskopi FT-IR Metil Ester Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa
Pembuatan metil ester asam lemak minyak kelapa secara esterifikasi terhadap minyak kelapa dengan metanol dalam pelarut benzen dengan menggunakan katalis asam
sulfat pekat pada suhu 70-80
o
C. Metil ester yang diperoleh sebanyak 91,66. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan alat spektrofotometer FT-IR memberikan spektrum
dengan puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 3004 cm
-1
, 2924 cm
-1
, 2854 cm
-1
, 1743 cm
-1
, 1442 cm
-1
, 1365 cm
-1
,1165 cm
-1
, dan 723 cm
-1
Gambar 4.2 No
Asam Lemak Jumlah atom C
Kadar 1
Asam Kaproat C
6
0,807 2
Asam Kaprilat C
8
9,049 3
Asam Kaprat C
10
1,729 4
Asam Laurat C
12
49,477 5
Asam Meristat C
14
16,824 6
Asam Palmitat C
16
8,034 7
Asam Stearat C
18
1,855 8
Asam Oleat C
18:1
5,438 9
Asam Linoleat C
18:2
1,342
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Etanolamida dari hasil Amidasi Metil Ester Asam Lemak Minyak Kelapa dengan Etanolamina
Etanolamida diperoleh melalui reaksi amidasi metil ester asam lemak bebas minyak kelapa dengan etanolamina menggunakan katalis natrium metoksida dalam pelarut
metanol pada suhu 80-90
o
C. Senyawa etanolamida diperoleh dengan rendemen sebanyak 91,7. Hasil yang diperoleh dianalisa spektroskopi FT-IR memberikan
spektrum dengan puncak- puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 3417 cm
- 1
- 3093 cm
-1
, 2916 cm
-1
, 2846 cm
-1
, 1643 cm
-1
, 1550 cm
-1
, 1450 cm
-1
, 1303 cm
-1
, 1178 cm
-1
, 1041 cm
-1
dan 717 cm
-1
Gambar 4.3.
Gambar 4.3. Spektrum FT-IR Etanolamida dari hasil amidasi metil ester asam lemak bebas minyak kelapa
Universitas Sumatera Utara
4.1.4 Dietanolamida dari Hasil Amidasi Metil Ester Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa
Dietanolamida campuran yang diperoleh melalui reaksi amidasi metil ester asam lemak bebas minyak kelapa dengan dietanolamina katalis natrium metoksida dalam
pelarut metanol pada suhu 80-90
o
C. Senyawa dietanolamida yang diperoleh sebanyak 94,9 dan dianalisa dengan spektrofotometer memberikan spektrum dengan puncak-
puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 3417-3294 cm
-1
, 2924cm
-1
, 2854 cm
- 1
, 1635 cm
-1
, 1558 cm
-1
, 1465 cm
-1
, 1419 cm
-1
, 1311, 1064 cm
-1
dan 717 cm
-1
Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Spektrum FT-IR Dietanolamida dari metil ester asam lemak bebas minyak kelapa
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1.5. Hasil Penentuan Titik Lebur Etanolamida dan Dietanolamida Campuran asam Lemak Bebas Minyak Kelapa
Penentuan titik lebur ini dilakukan terhadap etanolamida dan dietanolamida dari hasil amidasi senyawa metil ester asam lemak bebas minyak kelapa dengan
etanolamain dan dietanolamin.
Parameter Sampel
Etanolamida Dietanolamida
Titik lebur
o
C 72-74
109-110,5 73-75
109,5-111 73-74,5
109,5-110,5
4.1.6. Hasil Uji CMC Critical Misille Consentration Etanolamida dan
Dietanolamida dengan Menggunakan Metode Cincin Dunoy
Penentuan CMC ini dilakukan terhadap etanolamida dan dietanolamida dari hasil amidasi senyawa metil ester asam lemak bebas minyak kelapa dengan etanolamina
dan dietanolamina, alkanolamida yang diperoleh diencerkan dengan variasi konsentrasi 1-7, kemudian diukur tegangan permukaan air etanolamida dan
dietanolamida dengan tensiometer.
Tabel 4.2. Hasil pengukuran tegangan permukaan air Etanolamida dengan Tensiometer
Keterangan : Konsentrasi C
Tegangan permukaan dynecm Y x FK
Log C
1 48,7
54,54 2
48 53,76
0,3 3
47 52,64
0,47 4
46,5 52,58
0,60 5
45 50,4
0,7 6
44,7 50,1
0,77 7
44,9 50,3
0,84
Universitas Sumatera Utara
FK = Tegangan permukaan praktek
Tegangan permukaan aquadest 29
o
C
= 72,75 60,5
` = 1,12
Y = Tegangan permukaan dynecm
Tabel 4.3. Hasil pengukuran tegangan permukaan air Dietanolamida dengan alat Tensiometer
Konsentrasi C Tegangan permukaan dynecm
Y x FK Log C
1 47,1
52,75 2
46 51,52
0,3 3
45 50,96
0,47 4
43,5 48,16
0,60 5
42 47,04
0,7 6
41,7 47,04
0,77 7
42,01 47,06
0,84
Keterangan :
FK = Tegangan permukaan praktek
Tegangan permukaan aquadest 29
o
C
= 72,75 60,5
` = 1,12
Y = Tegangan permukaan dynecm
Universitas Sumatera Utara
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pembuatan Metil Ester Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa
Pembuatan metil ester asam lemak minyak kelapa secara esterifikasi terhadap minyak kelapa dengan metanol dalam pelarut benzen menggunakan katalis asam sulfat pekat
pada suhu 70-80
o
C. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan spektrofotometer FT-IR memberikan puncak-puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 3004 cm
-1
yang merupakan vibrasi stretching C-H sp
2
=CH- yang menunjukkan bahwa pada komposisi asam lemak minyak kelapa terdapat asam lemak tidak jenuh. Hal ini sesuai
dengan hasil kromatografi Gas Cair Gambar 4.1 yang menunjukkan adanya asam lemak tidak jenuh yang didukung oleh puncak serapan pada bilangan gelombang 1165
cm
-1
, untuk-CH
2
- yang didukung oleh vibrasi bending C-H sp
3
pada bilangan gelombang 1743 cm
-1
merupakan serapan khas gugus karbonil C=O ester dimana ada 3 puncak yang melebar dan yang paling tinggi terdapat pada puncak bilangan
gelombang yang kecil atau sebelah kanan. Puncak bilangan gelombang 725 cm
-1
menunjukkan adanya alkil rantai panjang n ≥ 4.
Adapun mekanisme reaksi dari pembuatan metil ester asam lemak campuran minyak kelapa adalah seperti skema berikut.
R-C O
..
.. OH
H
+
-HSO
4 -
R-C O
+
H OH
CH
3
-O-H
.. ..
R-C-O-H OH
CH
3
-O
+
-H HSO
4 -
H
+
-SO
4 -
R-C-OH OH
: ..
O-CH
3 +
OH
O-CH
3
..
C R
OH H
..
-H
2
O
R-C
+
O-H O-CH
3
HSO
4 -
R-C O
O-CH
3
+ H
2
SO
4
R-C OH
OH
+
Metil ester asam lemak Asam sulfat
Asam lemak
Universitas Sumatera Utara
Scundder,1992
Gambar 4.5. Mekanisme Reaksi Pembuatan Metil Ester Asam lemak Campuran
Dalam media asam, pasangan elektron bebas atom oksigen karbonil dapat terprotonasi menghasilkan atom oksigen karbonil bermuatan positif, sehingga dengan
demikian atom karbon karbonil dapat diserang oleh nukleofil yang lemah seperti metanol. Kemudian HSO
4 -
mengabsorbsi proton pada atom O metanol . Kemudian terjadi transfer proton pada salah satu OH yang merupakan gugus pergi membentuk
O H
H
yang merupakan gugus pergi yang lebih baik sehingga terbentuk metil ester. Scudder, 1992.
4.2.2. Pembuatan Etanolamida Dari Metil Eter Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa Dengan Menggunkan Etanolamin
Pembuatan etanolamida dari metil ester asam lemak bebas minyak kelapa dengan menggunakan etanolamina dengan menggunakan katalis natrium metoksida dengan
suhu 80-90
o
C. Hasil yang diperoleh dengan spektroskopi FT-IR memberikan sepktrum dengan puncak serapan pada daerah bilangan gelombang seperti berikut ini.
Pita serapan pada bilangan gelombang 3244 cm
-1
menunjukan vibrasi streching gugus OH yang diperkuat oleh puncak serapan bilangan gelombang 1041 cm
-1
yang merupakan vibrasi stretching C-O dari C-OH. Puncak serapan pada bilangan
gelombang 1643 menunjukkan vibrasi strecching C=O Karbonil amida primer. Adanya gugus karbonil amida ini didukung oleh munculnya pita serapan pada
bilangan gelombang 1550 cm
-1
yang merupakan vibrasi stretching untuk C-N. Puncak serapan pada bilangan gelombang 2916 dan 2846 menunjukkan vibrasi strecching C-
H sp
3
asimetrik dan simetris untuk CH
2
yang didukung oleh vibrasi bending C-H sp
3
pada bilangan gelombang 1411 dan 1303. Pita serapan pada bilangan gelombang 717 menunjukkan -CH
2
n yang mana rantai hidrokarbon merupakan alkil rantai panjang n
≥4.
Universitas Sumatera Utara
Adapun tahapan reaksi secara hipotesa yang terjadi adalah seperti skema dibawah ini.
Gambar 4.6. Mekanisme Reaksi Pembuatan Etanolamida Dari Metil Eter Asam
Lemak Bebas Minyak Kelapa Dengan Menggunkan Etanolamin
4.2.3. Pembuatan Dietanolamida Dari Metil Ester Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa Dengan Menggunakan Dietanolamin
Pembuatan etanolamida dari metil ester asam lemak bebas minyak kelapa dengan menggunakan dietanolamin mengunakan katalis natrium metoksida suhu 80-90
o
C. Hasil yang diperoleh dengan spektroskopi FT-IR memberikan sepktrum dengan
puncak pita serapan pada daerah bilangan gelombang 3417-3294 cm
-1
menunjukkan vibrasi streching gugus OH yang diperkuat oleh puncak serapan pada bilangan
gelombang 1064 cm
-1
yang menyebabkan vibrasi bending C-O dari C-OH. Puncak serapan pada bilangan gelombang 1649 cm
-1
menunjukkan vibrasi streching C=O karbonil amida sekunder. Adanya gugus karbonil amida ini didukung oleh
munculnya pita serapan pada bilangan gelombang 1558 cm
-1
menjadi vibrasi stretching C-N. Pada bilangan gelombang daerah 3356 menunjukkan vibrasi gugus
OH yang diperkuat oleh puncak serapan pada bilangan gelombang 1069 yang merupakan vibrasi stretching C-O dan C-OH. Pada bilangan gelombang 717
merupakan – CH
2 n
yang merupakan rantai hidrokarbon alkil rantai panjang.
MEAL O
+ H
2
N-CH
2
-CH
2
-OH Na
+
OCH
3
R-C-OCH
3
R-C O
Na OCH
3
O-CH
3
N-CH
2
-CH
2
-OH H
H Etanolamina
+
+
+ -
-CH
3
OH R-C
O Na
O-CH
3
N-CH
2
-CH
2
-OH H
H
+
R-C O
N CH
2
-CH
2
-OH
H + CH
3
ONa Natrium metoksida
Etanolamida
Universitas Sumatera Utara
Adapun tahapan reaksi secara hipotesa yang terjadi adalah seperti skema berkut ini.
Gambar 4.7. Mekanisme Reaksi Pembuatan Dietanolamida Dari Metil Ester Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa Dengan Menggunakan
Dietanolamin
4.2.4. Hasil Uji Titik Lebur Etanolamida dan Dietanolamida
Alkanolamida yang diperoleh dari hasil amidasi metil ester asam lemak bebas minyak kelapa dengan bantuan katalis Natrium Metoksida menghasilkan senyawa etanolamida
yang mempunyai titik lebur rata-ratanya 72-75
o
C. Sedangkan dietanolamida mempunyai titik lebur 109-111
o
C.
Metil ester asam lemak O
+ CH
2
-CH
2
-OH Na
+
OCH
3
R-C-OCH
3
R-C O
Na OCH
3
O-CH
3
N CH
2
-CH
2
-OH H
CH
2
-CH
2
-OH2 Dietanolamina
+
+
+ -
-CH
3
OH R-C
O Na
O-CH
3
N CH
2
-CH
2
-OH H
+
R-C O
N CH
2
-CH
2
-OH + CH
3
ONa Natrium metoksida
Dietanolamida N
CH
2
-CH
2
-OH H
CH
2
-CH
2
-OH CH
2
-CH
2
-OH
Universitas Sumatera Utara
4.2.5. Hasil Uji CMC dengan menggunakan alat Tensiometer
Grafik 1. Penentuan nilai CMC Critcal Missle Consentration Etanolamida dan Dietanolamida
42 44
46 48
50 52
54 56
0,01 0,02
0,03 0,04
0,05 0,06
0,07
te g
a ng
a n pe
rm uk
a a
n dy
ne cm
Hasil Uji CMC Critical Missle Concentration Etanolamida dan Ditanolamida Menggunakan Metode Cincin Dunoy
Etanolamida Dietanolamida
Universitas Sumatera Utara
a. Harga CMC Etanolamida CMC = ant log 0,63
= 4,26 100 ml 4,26
mol 100 ml 261
= 0,0163 mol 100 ml = 0,163 molL
b. Harga CMC Dietanolamida CMC = ant log 0,55
= 3,54 100 ml 3,54
= mol 100 ml
305 = 0,0116 mol 100 ml
= 0,116 mol L
Kebanyakan besar ampifier apakah ion atau mengion memilki daerah hidropobik yang terdiri atas rantai hidrokarbon. Untuk ampifier ionik meningkatnya jumlah atom
carbon dalam rantai hidrokarbon yang tak bercabang maka harga CMC nya akan turun.
CMC = anti Log C Dari harga CMC dapat dilihat bahwa untuk monoetanolamida 4,26 dynecm dan
untuk dietanolamida 2,45 dynecm. Ini menunjukkan bahwa semakin bertambah gugus metilena maka harga CMC semakin minimum. Hal ini sesuai dengan
dituliskan oleh Attwood, 1983 bahwa penambahan suatu golongan metilena menyebabkan CMC menurun sekitar sepertiga dari nilai awalnya. Untuk cabang
hidrokarbon yang berakibat paa CMC melalui peningkatan jumlah atom carbon dalam segmen cabang rantai karbon tidak sebesar peningkatan pada keadaan yang
lainnya ketika atom karbon dalam satu rantai lurus. Atwood, 1983.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Senyawa alkanolamida yakni etanolamida dan dietanolamida dapat disintesis melalui amidasi metil ester asam lemak bebas minyak kelapa masing-masing
dengan etanolamina dan dietanolamina menggunakan katalis NaOCH
3
dalam pelarut metanol pada kondisi refluks. Kedua senyawa alkanolamida yang
diperoleh memiliki bentuk jenis yang berbeda dimana etanolamida berbentuk gel dengan titik leburnya 72-75
o
C dan dietanolamida berbentuk padat lunak diperoleh titik 109
o
-111
o
C
2. Metil ester yang diperoleh sebesar 91,66 dan hasil penentuan nilai Critical Mislle Consentration CMC dari senyawa alkanolamida yang diperoleh dari
hasil amidasi metil ester asam lemak bebas minyak kelapa yaitu etanolamida 0,163 molL sedangkan dietanolamida 0,166 molL
5.2. Saran