145
akan tetapi secara umum terjadi pada usia lanjut
Reviews on Recent Clinical Trials, 2006
, 1, 75-80 oleh Boudewijn Kollen, Gert Kwakkel, Eline Lindeman. Berdasarkan deskripsi sampel menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa
sampel penelitian pada kelompok perlakuan laki-laki sebanyak 7 orang 63,63, perempuan 4 orang 36,36. Sementara pada kelompok kontrol laki-laki sebanyak
7 orang 63,63 dan perempuan sebanyak 4 orang 36,36. Jenis kelamin bukanlah salah satu pertimbangan yang mempengaruhi aspek penilaian dalam
penelitian serta tidak memiliki keterkaitan dengan perkembangan prehension. Sisi lesi juga menunjukkan pada kelompok perlakuan sebanyak 7 orang 63.6 sisi
kanan, dan kiri sebanyak 4 orang 36,4. Kelompok kontrol sebanyak sebanyak 6 orang 54,5 sisi kanan, 5 orang 45,5 sisi kiri. Sisi lesi belum menunjukkan
secara jelas terhadap perkembangan pasien stroke.
6.2 Aplikasi Pendekatan Metode
Bobath
Meningkatkan Kemampuan Berdiri Statis pada Pasien Stroke.
Pada nilai rata-rata keseimbangan berdiri statis sebelum intervensi memiliki mean 6,77 dengan SD 2,098 sedangkan nilai rata-rata keseimbangan
berdiri statis sesudah intervensi memiliki mean 10,04 dengan nilai SD 1,646. Menurut hasil statistik, secara umum didapatkan hasil yang signifikan untuk
peningkatan keseimbangan posisi berdiri statis oleh intervensi latihan dengan pendekatan metode Bobath.
146
Hasil pengujian dengan menggunakan uji beda dua rata-rata yaitu
paired sample t-test
didapatkan nilai p=0,000 p0,05 yang berarti ada perbedaan yang bermakna rata-rata nilai kemampuan berdiri statis sebelum dan sesudah intervensi
berupa aplikasi pendekatan metode
Bobath
. Hal ini menunjukan bahwa intervensi pada kelompok perlakuan memberikan peningkatan yang bermakna terhadap
kemampuan berdiri statis pada pasien stroke. Hal ini di sebabkan karena pada beberapa hari pasca stroke, neuron yang
kerusakannya tidak permanen perlahan-lahan mulai menjalankan fungsinya kembali karena adanya peningkatan suplai darah dan pemulihan system
metabolisme sehingga penyerapan cairan di otak mulai terjadi.
Neuroplasticity
mulai terjadi, karena
neuroplasticity
merupakan proses pengambil alihan fungsi neuron yang kerusakannya telah permanen. Oleh sebab itu, pemulihan terbaik
dilakukan pada periode awal pasca stroke. Pada perkembangan ilmu dan teknologi, konsep pendekatan metode bobath
juga mengalami perkembangan dimana penggunakan pendekatan
problem solving
dengan cara pemeriksaan dan tindakan secara individual yang diarahkan pada tonus, gerak dan fungsi akibat lesi pada system saraf pusat. Adapun tujuan dari
intervensi dengan pendekatan metode bobath adalah optimalisasi fungsi dengan peningkatan kontrol postural dan gerakkan selektif melalui fasilitasi. Dalam
pencapaian tujuan tersebut dalam metode bobath akan dilakukan dengan diantaranya : melakukan identifikasi pada area-area spesifik otot-otot antigravitasi
yang mengalami
penurunan tonus,
meningkatkan kemampuan
input
147
propioceptive, melakukan identifikasi tentang gangguan fungsi setiap individu dan mampu melakukan aktivitas fungsi yang efesien ”normal”, fasilitasi
specific motor activity,
minimalisasi gerakan kompensasi sebagai reeaksi dari gangguan gerak dan mengidentifikasi kapan dan bagaimana gerakan menjadi lebih efektif.
Pada prinsipnya bentuk latihan dengan pendekatan bobath bersifat individual, tergantung problem yang di temukan pada pemeriksaan. Langkah awal dalam
terapi latihan dengan pendekatan bobath yaitu dengan aktifasi otot-otot internal trunk otot abdominal, otot para spinal,otot pelvic floor. Otot-otot tersebut
merupakan otot yang memberikan stabilitas yang utama pada postur. Dengan stabilitas postur yang adekuat, maka fungsi mobilitas dari ekstremitas menjadi
lebih mudah. Secara langsung, motor unit yang berperan meningkat seiring dengan motor
learning. Setelah itu peningkatan signifikan dari frekuensi motor unit karena latihan yang terus-menerus menyebabkan terbentuknya gerakan yang semakin
cepat dan lancar, oleh karena adanya proses reorganisasi dan adaptasi maka peningkatan fungsi-fungsi sensorik dan motorik akan mempengaruhi komponen-
komponen yang berperan dalam fungsi prehension, seperti meningkatnya koordinasi gerakan dan meningkatnya kekuatan otot. Pada otot juga terdapat
reseptor yaitu
muscle spindle
dan organ tendo Golgi. Muscle spindle mempunyai peranan dalam pengaturan motorik yaitu dalam mendeteksi terhadap perubahan
panjang serabut otot dan kecepatan perubahan panjang otot, sedangkan organ tendo Golgi dalam mendeteksi ketegangan yang bekerja pada tendo otot selama
148
kontraksi otot atau peregangan otot. Kedua reseptor tersebut akan mengirimkan informasi ke dalam medulla spinalis dan juga serebelum sehingga membantu
system saraf untuk melakukan fungsi dalam mengatur kontraksi otot Guyton, 1991.
Langhammer dan Stanghelle 2010 melakukan penelitian dengan judul “
Can physiotherapy after stroke based on the Bobath concept result in improved quality of movement compared to the motor relearning programme
”. Penelitian yang dilakukan di Oslo university College didapatkan hasil penelitian bahwa
kedua metode yaitu Bobath dan MRP memiliki efek yang signifikan pada semua bagian dari kualitas gerak pasien stroke.
6.3 Aplikasi Metode Konvensional Meningkatkan Kemampuan Berdiri Statis Pada Pasien Stroke.