14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Keseimbangan balance
Terminologi “balance” dan “equilibrium” sering digunakan secara arti yang sama. Balance dapat dimasukkan sebagai proses dimana “body’s equilibrium”
dikontrol untuk tujuan tertentu Kreighbaum Barthels, 1985. Balance didifinisikan sebagai kemampuan untuk mengontrol tubuh dan “center of gravity”
secara relative pada “based of support” yang digambarkan sebagai “family adjustment” yang diperlukan agar dapat menjaga postur dan gerakan. “Family
adjustment” ini mempunyai 3 tujuan yaitu : untuk mensupport kepala dan tubuh untuk melawan gravitasi dan tenaga kekuatan dari luar, untuk menjaga “center of
the body massa”CBM pusat massa tubuh sesuai dengan aligment dan balance diatas “base of support”, dan untuk menstabilkan bagian tubuh dimana anggota
tubuh yang lain bergerakberpindah Ghez, 1991.Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di
berbagai posisi. Beberapa pengertian tentang keseimbangan : Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu
terutama ketika saat posisi tegak. Pengertian keseimbangan menurut O’Sullivan. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi
15
kesetimbangan maupun dalam keadan static atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal. Pengertian keseimbangan menurut Ann Thonson
Keseimbangan juga bisa diartikan kemampuan relatife untuk mengontrol pusat massa tubuh center of mass atau pusat gravitasi center of gravity terhadap
bidang tumpu base of support. Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan didukung oleh sistem muskuloskeletal dan bidang
tumpu. Kemampuaan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efesien.
Keseimbangan terdiri atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis adalah kemampuan tubuh untuk
mejaga kesetimbangan pada posisi tetap. Keseimbangan dinamis adalah kemampuan
untuk mempertahankan
kesetimbangan ketika
bergerak. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi atau interaksi
sisem sensorik vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor dan musculoskeletal otot, sendi, dan jaringan lunak lain yang dimodifikasi atau
diatur dalam otak control motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal.
Dipengaruhi juga oleh factor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.
16
a. Fisiologi keseimbangan
Keseimbangan merupakan komponen dasar aktivitas yang ditentukan oleh tonus postual mobility, stability.Keseimbangan timbul dari interaksi yang
kompleks dari “sensory dan musculoskeletal system” yang terintegrasi dan dimodifikasi di CNS central nerves system atau system saraf pusat direspon
untuk merubah kondisi lingkungan baik internal maupun eksternal. Sistem sensori utama terkait dengan keseimbangan meliputi sistem visual, vestibular
dan proprioseptif Suhartono, 2005. Gangguan visual salah satunya adalah atropi dan hialinisasi pada muskulus siliaris yang dapat meningkatkan
amplitudo akomodasi. Hal ini dapat meningkatkan ambang batas visual sehingga dapat mematahkan impuls afferen yang kemudian dapat menurunkan
visual, dan pada akhirnya akan mempengaruhi keseimbangan. Selain itu juga terjadi perubahan lapang pandang, penurunan tajam penglihatan, sensitivitas
penglihatan kontras akibat berkurangnya persepsi kontur dan jarak. Reseptor visual ini memberikan informasi tentang orientasi mata dan posisi tubuh atau
kepala terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya. Gangguan keseimbangan akan tampak lebih jelas lagi jika impuls afferen untuk visual ditiadakan,
misalnya pada saat mata tertutup, maka kelihatan ayuanan tubuh sway menjadi berlebihan Suhartono,2005. Gangguan fungsi vestibular, faktor
predisposisi dari munculnya gangguan fungsi vestibular meliputi infeksi pendengaran, bedah telinga ear surgery, aminoglyosides, quinidine, dan
furosemid Hazzard, 1994. Pada sistem vestibular terjadi degenerasi sel-sel
17
rambut dalam macula sebesar 40 dan sel syaraf. Organ vestibular memberikan informasi ke CNS tentang posisi dan gerakan kepala serta
pandangan mata melalui reseptor makula dan krista ampularis yang terdapat di telinga dalam Suhartono, 2005. Gangguan proprioseptif, susunan
proprioseptif ini memberikan informasi ke CNS tentang posisi tubuh terhadap kondisi di sekitarnya eksternal dan posisi antara segmen badan badan itu
sendiri internal melalui reseptor-reseptor yang ada dalam sendi, tendon, otot, ligamentum dan kulit seluruh tubuh terutama yang ada pada kolumna
vertebralis dan tungkai. Informasi itu dapat berupa tekanan, posisi sendi, tegangan, panjang, dan kontraksi otot Suhartono, 2005. Hal ini dapat
meningkatkan ambang batas rangsang muscle spindle, sehingga dapat mematahkan umpan balik afferen dan secara berurutan dapat mengubah
kewaspadaan tentang posisi tubuh keadaan ini dapat menimbulkan gangguan keseimbangan Suhartono, 2005. CNS dibutuhkan dalam memelihara respon
postural. Central Nerves System CNS melalui jaras-jarasnya menerima informasi sensoris perifer dari sistem visual, vestibular, dan proprioseptif di
gyrus post central lobus parietal kontralateral. Selanjutnya infomasi ini diproses dan diintegrasikan pada semua tingkat sistem syaraf. Akhirnya dalam
waktu latensi ± 150 mdet akan terbentuk suatu respon postural yang benar secara otomatis dan akan diekspresikan secara mekanis melalui efektor dalam
suatu rangkaian pola gerakan tertentu. Tetapi pada aktivitas dengan pola baru yang belum pernah disimpan dalam otak, maka reaksi keseimbangan tubuh
18
perlu dipelajari dan dilatih sampai reaksi tersebut dapat dilakukan dengan tanpa perlu berfikir lagi. Proses kontrol postural pada CNS dimulai dari:
Persepsi sensoris ? Perencanaan motorik ? Pelaksanaan motorik ke perifer Suhartono, 2005. Sistem efector merupakan system musculoskeletal yang
mana tugas utama dari sistem efektor adalah mempertahankan pusat gravitasi tubuh Center Of Gravitation COG. Dimana tugasnya meliputi duduk,
berdiri, atau berjalan. Dalam posisi berdiri respon motor effector mempertahankan atau menyokong sikap dan keseimbangan, yang disebut
muscle synergies Guccione,2000. Gerakan dilakukan oleh suatu kelompok sendi dan otot dari kedua sisi tubuh, maka komponen efektor yang normal
harus ada supaya dapat melakukan gerakan keseimbangan postural yang normal. Komponen efektor yang dibutuhkan adalah LGS Lingkup Gerak
Sendi, kekuatan dan ketahanan endurance dari kelompok otot kaki, pergelangan kaki, lutut, pinggul, punggung, leher, dan mata. Gangguan pada
komponen efektor akan mempengaruhi kemampuan dalam mengontrol postur sehingga akan terjadi gangguan keseimbangan postural Suhartono, 2005.
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kesetabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan
dan regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah untuk menyanggah tubuh
melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian
19
tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak. Fisiologi terbentuknya keseimbangan postural, berawal dari adanya input atau stimulus atau informasi baik dari luar
eksteroseptif adau pun informasi dari dalam propioseptif yang di terima oleh reseptor yaitu system sensorik yang meliputi visual, vestibular dan
propioseptif. Kemudian stimulus masuk ke medulla spinalis melalui serabut aferen ke bagian posterior horn cell PHC, selanjutnya stimulus akan
diteruskan ke thalamus melalui traktus asenden traktus yang mengantarkan informasi aferen dalam hal ini traktus yang berkaitan atau yang berfungsi
sebagai pengantar informasi aferen yang terkait dengan keseimbangan postural yaitu Kolumna dorsalis, berfungsi dalam membawa sensasi raba,
proprioseptif, dan berperan dalam diskriminasi lokasi dan Traktus spinoserebellaris ventralis berperan dalam menentukan posisi dan
perpindahan, traktus spinoserebellaris dorsalis berperan dalam menentukan posisi dan perpindahan. Ketika informasi sampai di thalamus maka thalamus
akan menolah atau mengintegrasikan informasi tersebut untuk memberikan perintah atau memberikan respon terhadap informasi yang di terima ke efektor
melalui traktus desenden yang mana traktus desenden yang berhubungan dengan keseimbangan postural yaitu Traktus kortikospinalis yang merupakan
lintasan yang berkaitan dengan gerakan-gerakan terlatih, berbatas jelas, volunter, terutama pada bagian distal anggota gerak dan Traktus
vestibulospinalis, akan mempermudah otot-otot ekstensor, menghambat aktivitas otot-otot fleksor, dan berkaitan dengan aktivitas postural yang
20
berhubungan dengan keseimbangan. Kemudian respon diteruskan ke bagian medulla spinalis anterior yaitu di anterior horn cell AHC, lalu ke serabut
eferen dan kemudian ke efektor terbentuk keseimbangan postural. Kualitas keseimbangan tergantung pada integritas susunan saraf pusat dan susunan
saraf tepi serta musculoskeletal. Pada darasnya keseimbangan adalah mempertahankan pusat gravitasi di bidang tumpu. Pergeseran pusat gravitasi
dapat disebabkan oleh tubuh sendiri dan karena faktor eksternal. b.
Keseimbangan pada posisi berdiri statik Eksistensi aktivitas postural yang mendahului gerakan dikembangkan oleh
Balenkii dengan Coleganya 1967 yang mendemonstrasikan bahwa subjek diminta untuk mengangkat satu lengan secepat mungkin dan dilihat dengan
menggunakan EMG pada otot tertentu deltoid anterior dan gerakan lengan disiapkan oleh aktivitas otot biceps femoris dari sisi ipsilateral kaki dan otot-
otot collateral sacrolumbal. Meskipun kita jarang berdiri tegak dengan kondisi betul-betul diam, ketika melakun gerakan tubuh yang kecil maka adaptasi
“based of support” akan timbul untuk memperbaiki balance yang disebut “sway”. Dengan kata lain walaupun kita berdiri diam dan kemudian
melakukan gerakan kecil maka akan timbul proses yang aktif dari otot yang merubah aktivitasnya.
Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa tubuh
center of body massa
dalam keadaan stabil
21
dengan batas bidang tumpu tidak berubah kecuali membentuk batas bidang tumpu lain. Selain itu masukan
input
visual berfungsi sebagai kontrol keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan.
Masukan
input
dari kulit di telapak kaki juga merupakan hal yang penting untuk mengatur keseimbangan saat berdiri. Postur adalah posisi atau sikap
tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak postur yang memungkinkan tubuh
dalam posisi yang nyaman selama mungkin. Pada saat berdiri tegak, hanya terdapat gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang biasa disebut dengan
ayunan tubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan menghitung gerakan yang menekan di bawah telapak kaki, yang disebut pusat
tekanan
center of pressure
. Jumlah ayunan tubuh ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh factor posisi kaki dan lebar dari bidang tumpu. Posisi tubuh
ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan kaki selebar sendi pinggul, lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan.
c. Komponen pengontrol keseimbangan
1 Sistem informasi sensori
Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris. a. Visual
Visual memegang peranan penting dalam system sensoris. “Visual system” juga dikategorikan sebagai bagian propriosepsi sebab
22
sitem visual juga menyediakan informasi tentang orientasi dan gerakan tubuh
Cratty Martin 1996 menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan
membantu agar
tetap focus
pada titik
utama untuk
mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak static atau dinamik.
Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan
tempat kita berada, penglihatan memegang peranan penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan
tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasdal dari obyek sesuai dengan jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi tehadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas
sehingga memberikan
kerja otot
yang sinergis
untuk mempertahankan keseimbangan tubuh. Pada dasarnya informasi
visual meliputi acuity membedakan bentuk , contrast sensitivity membedakan pola dan bayangan, peripheral vision melihat
samping, dan depth perception membedakan jarak. b. Sistem vestibular
Merupakan informasi gerak dan posisi kepala ke susunan saraf pusat yang menyangkut respon sikap, memelihara keputusan
23
tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang sebenarnya. Komponen vestibular adalah system sensoris yang berfungsi dalam
keseimbangan, control kepala dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga, yang meliputi kanalis
semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor tersebut disebut dengan system labyrinthine. Sistim labyrinthine mendeteksi
perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui reflex vestibule-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama
ketika melihat obyek yang bergerak. Pesan diteruskan melalui saraf kranialis VIII ke nucleus vestibular yang berlokasi di batang
otak. Ada beberapa stimulus tidak menuju nucleus vestibular tetapi ke serebelum, formation retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan input dari reseptor labyrinth, reticular informasi, dan serebelum. Keluaran autput
dari nucleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medulla sepinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot
– otot proximal, kumparan otot
–otot punggung otot-otot postural. Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu
mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot- otot postural.
24
c. Somatosensoris Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proproseptif serta
persepsi-kognitif. Propriosepsi terdiri dari otot, sendi dan reseptor cutaneous yang menyediakan informasi-informasi dari alat tubuh
seperti kekuatan otot, posisi di ”space” dan informasi dari lingkungan, seperti kondisi permukaan lantai. Propriosepsi
menyediakan informasi gerakan dari tubuh yang berhubungan dengan “based support” dan gerakan orientasi gerakan segmental
yang berhubungan antar segmen. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medulla spinalis. Sebagian besar
masukan input proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemnikus medialis dan
thalamus. Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam
dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligament. Impuls dari alat indra
ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain, serta otot diproses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
2 Respon otot-otot postural yang sinergis
Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jara dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan
25
keseimbangan dan control postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstermitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat
berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tbuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan
dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan
aligment tubuh. Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat antara kecepatan dan kekuatan suatu otot terhadap otot yang lainnya
dalam melakukan fungsi gerak tertetu, 3
Kekuatan otot Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas.
Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik. Kekuatan otot dapat digambarkan
sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal maupun beban internal. Kekuaan otot sangat berhubungan dengan system
neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan system saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Shingga makin banyak
serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan oleh otot. Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus
adekuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot berhubungan langsung dengan kemampuan otot
26
untuk melawan gaya gravitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.
4 Adaptive system
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik ketika terjadi prubahan tempat sesuai dengan
karakteristik lingkungan. 5
Lingkup gerak sendi ROM Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan
gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.
d. Faktor
– faktor yang mempengaruhi keseimbangan Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh
diantaranya : 1.
Center of gravity
pusat gravitasi Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi
terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara
merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah
atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketiak berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra
27
sacrum ke dua. Derajat stabilisasi tubuh dipengaruhi oleh empat factor yaitu : ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu,
ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu, dan berat badan.
2.
Line of gravity
garis gravitasi Garis gravitasi merupakan garis inajiner yang berada vertical melalui
pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat
stabilisasi tubuh. 3.
Base of support
bidang tumpu Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan
permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilisasi yang baik terbentuk
dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Begitu juga semakin dekat bidang tumpu dengan pusat
gravitasi, maka stabitas tubuh makin tinggi. 4.
Graund reaction force
GRF Selain faktor yang telah disebutkan diatas, faktor yang lain yang
mempengaruhi keseimbangan yaitu
Graund reaction force
GRF. GRF adalah suatu kekuatan reaksi dari bidang tumpu lantai atau
28
tanah yang sama besarnya dan berlawanan arah dengan kekuatan tekanan tubuh pada permukaan tumpuan melalui kaki.
“The ground reaction force is equal in magnitude and opposite in
direction to the force that the body exerts on the supporting surface
through the foot”
Gambar 2.1 ground reaction force GRF
“The ground reaction force is not the only force acting on joints during gait. The weight and inertia of a moving segment has
an effect on the segments distal and proximal to it. Moving the upper leg influences movement in the lower leg. These joint
reaction forces can be important. However, joint reaction forces are relatively small in the lower extremity, at least during stance
phase. Therefore, clinicians can use the GRFVs position by itself
29
to understand the forces that human muscles must control during gaits stance phase”.
GRF Bukanlah satu-satunya kekuatan pada aksi persendian selama berjalan. beban dan inersia dari suatu perpindahan segmen
mempunyai satu efek terhadap segmen distal serta proximal . Menggerakan kaki bagian atas mempengaruhi pergerakan kaki bagian
bawah. Kekuatan reaksi sendi mungkin penting. Bagaimanapun, kekuatan reaksi sendi pada ekstrimitas bawah relatif kecil , sedikitnya
selama stance phase. Oleh karena itu, clinicians bisa menggunakan GRF dengan sendirinya untuk memahami kekuatan dimana otot
manusia harus mengendalikan selama tahap stance phase.
2.2. Stroke