18 c. Sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan
dimodifikasi dengan budaya internasional d. Hanya dibuka untuk menyediakan makan siang dan atau makan
malam e. Menu ala carte dipresentasikan kepada pelanggan
f. Biasanya menghadirkan musikhiburan khas negara asal g. Harga makanan relatif tinggi di banding informal restaurant dan lebih
rendah dibanding formal restaurant h. Jumlah tenaga service sedang, dengan standar kebutuhan 1
pramusaji untuk melayani 8 -12 pelanggan Dapat dilihat dari uraian ciri-ciri restoran diatas maka dapat
disimpulkan bahwa karakteristik specialities restaurant antara lain berkaitan dengan karakteristik produk, karakteristik pelayanan, karakteristik restoran
itu sendiri, dan karakteristik lainnya seperti kesesuaian harga dengan kualitas.
3. Karakteristik Restoran
Specialities restaurant restoran yang mengusung kekhasan tertentu, maka karakteristik restoran merupakan hal yang paling diutamakan guna
menunjang “kekhasan”. Banyak restoran menyajikan makanan khas yang otentik, atmosfir restoran yang otentik dan pelayanan yang otentik pula.
Berikut beberapa karakteristik restoran khas Kraton Yogyakarta sebagai specialities restaurant :
19 a. Karakteristik makanan
Sebagai produk yang diatawarkan oleh restoran, makanan memegang peran sebagai poros pelayanan restoran. Kualitas
makanan umumnya diterima sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dan perilaku pasca pembelian
Yinghua Liu dan SooCheung Jang 2009:340. Sebagai contoh, Dube, dkk. 1994:39-47, mengukur pentingnya 7 atribut restoran
dalam perilaku pembelian yang berulang pada restoran dengan penataan berkelas dan menemukan bahwa kualitas makanan jauh
lebih penting dibanding atribut yang lain dalam pelayanan kepada pelanggan restoran. Banu Kutler Demirgunes dan Belent Ozsacmaci
2017 juga mengungkap bahwa mayoritas konsumen lebih memilih kualitas makanan menjadi prioritas utamanya saat akan memilih
tempat makan dan akan melakukan upaya khusus agar mendapatkan makanan terbaik.
Joanne M. Sulek dan Rhonda L. Hensley 2004:235-247 meneliti tentang pentingnya makanan, penataan fisik dan pelayanan
dalam restoran dengan pelayanan penuh dan menemukan bahwa kualitas
makanan merupakan
faktor paling
penting yang
mempengaruhi kepuasan dan satu-satunya faktor guna memprediksi perilaku konsumen. Namkung dan SooCheong Jang 2007:387
–410 mengevaluasi hubungan antara atribut individu yang berkaitan
dengan kualitas makanan seperti presentasi makanan, variasi menu, pilihan makanan sehat, cita rasa, kesegaran makanan dan
20 temperatur makanan terhadap kepuasan pelanggan dan perilaku
konsumen. Penelitian
tersebut mengindikasikan
bahwa presentasi
makanan, cita rasa dan temperatur makanan sangat signifikan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Selain 6 atribut individu lainnya,
keamanan makanan juga menjadi hal penting dalam mengevaluasi kualitas makanan. Walaupun keamanan makanan tidak selalu jelas,
namun pelanggan lebih berfokus pada makanan yang belum matang, makanan dengan rasa hambar atau adanya benda asing di dalam
makanan mereka Joanne M. Sulek dan Rhonda L. Hensley, 2004:245. Meskipun demikian, keamanan makanan yang disajikan
merupakan standar paling rendah dan paling dasar saat menguji kualitas makanan.
Menurut Fitria Apriliani dan Karto Adiwijaya 2013 dalam penelitiannya menemukan bahwa atribut makanan yang ditanyakan
kepada responden dianggap menjadi hal terpenting saat mereka makan di restoran etnis, khususnya terkait dengan cita rasa
makanan. Menurut Stephanie Q. Liu dan Anna Mattila 2015 dalam penelitiannya menemukan bahwa konsumen akan kecewa apabila
restoran etnis tidak menyediakan menu makanan etnis. Makanan menjadi salah satu unsur kebudayaan yang dapat
menjadi daya tarik sebuah destinasi wisata. Kota Yogyakarta memiliki kekhasan makanan tradisionalnya dan kelestarian tersebut masih
terjaga hingga saat ini, bahkan dapat dimanfaatkan sebagai produk atraksi kebudayaan yang ditawarkan kepada wisatawan. Makanan