3. Koefisien Determinasi Uji R
2
Koefisien Determinasi Uji R
2
digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi. Pada model regresi
dapat diketahui besarnya nilai koefisien determinasi yang dihasilkan yaitu sebesar 0,066 Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 6,6 Dividend Payout
dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu profitabilitas, Sales Growth, Market-to-Book Ratio, Firm Size, dan Agency Cost. Sedangkan
sisanya sebesar 93,4 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
E. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Dari hasil pengujian dengan uji F dapat disimpulkan bahwa model regresi yang diajukan dalam penelitian ini layak digunakan untuk melihat
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Sig Prob = 0,030
F= 2,593 R
2
= 0,108 Adj R
2
= 0,066 Y= 6,323 + 2,370
1
b - 0,510
2
b - 6,539
3
b + 2,015
4
b + 0,618b
5
t = 0,469 + 2,297 - 0,906 - 2,578 + 2,162 + 0,753
Dari persamaan model regresi diatas, pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:
1. Pengaruh Return On Asset ROA terhadap Dividend Payout Ratio Nilai koefisien regresi Return On Asset ROA diperoleh sebesar
2,370 hal ini berarti apabila Return On Asset ROA naik positif sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel lain nilainya tetap, maka akan diikuti
kenaikan dividend payout ratio sebesar 2,370 satuan. Nilai signifikansi Return On Asset ROA yaitu sebesar 0,024 lebih kecil dari taraf
signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Asset ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dividend
payout ratio. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Al- Malkawi 2008, Ooi 2001, Sari 2008
yang menyatakan bahwa variable ROA mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio.
Semakin tinggi tingkat profitabilitas yang diperoleh perusahaan, semakin besar dividen yang dibayarkan.
Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi
pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen Sartono, 2001:122.
2. Pengaruh Sales Growth SG terhadap Dividend Payout Ratio Nilai signifikansi Sales Growth SG yaitu sebesar 0,367 lebih
besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Sales Growth SG secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ooi 2001 yang menyatakan bahwa variable Sales Growth
mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. 3. Pengaruh Market-to-Book Ratio MBR terhadap Dividend Payout Ratio
Nilai koefisien regresi Market-to-Book Ratio MBR diperoleh sebesar -6,539 hal ini berarti apabila Market-to-Book Ratio MBR naik
positif sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel lain nilainya tetap, maka akan diikuti penurunan Dividend Payout Ratio sebesar -6,539 satuan.
Nilai signifikansi Market-to-Book Ratio MBR yaitu sebesar 0,011 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Market-to-Book Ratio MBR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ooi 2001
dan Mahasti 2009 yang menyatakan bahwa variable Market-to-Book Ratio mempunyai pengaruh negatif yang signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio. 4.
Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio Nilai koefisien regresi Firm Size diperoleh sebesar 2,015 hal ini
berarti apabila Firm Size naik positif sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel lain nilainya tetap, maka akan diikuti kenaikan Dividend Payout
Ratio sebesar 2,015 satuan. Nilai signifikansi Firm Size yaitu sebesar