commit to user
50
C. Pembahasan
Pada penelitian tindakan kelas hasil penelitian yang diperoleh dari kerja sama antara peneliti dan guru kolaborasi. Berdasarkan hasil refleksi tiap putaran
ternyata dapat memberikan motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan pengajarannya dengan lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran
sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran SAVI.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dapat dilihat pada lampiran halaman, proses kegiatan belajar mengajar sebelum menggunakan model SAVI
pada dasarnya guru telah menggunakan metode dua arah yaitu terdapat interaksi antara guru dan siswa tetapi karena siswa beranggapan bahwa statika itu sulit
berdampak kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran statika, selain itu guru juga belum menerapkan diskusi secara aktif, setelah adanya penerapan model
pembelajaran SAVI dalam kegiatan pembelajaran statika minat siswa terhadap pelajaran statika dapat terlihat, dengan diadakannya diskusi kelompok antar siswa
dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap akifitas siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dapat dilihat pada lampiran
halaman, sebagian dari siswa beranggapan bahwa pelajaran statika memang sulit sehingga memunculkan kurang aktifnya siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar setelah menggunakan model pembelajaran SAVI mereka lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dapat terlihat pada selama proses kegiatan belajar
mengajar dengan diskusi kelompok tiap-tiap siswa berusaha untuk bertanya pada guru ataupun pada teman-temanya mengenai hal yang belum mereka pahami.
Hasil refleksi tiap putaran ternyata dapat memberikan motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan pengajarannya dengan lebih banyak melibatkan siswa
dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran SAVI.
Hasil belajar siswa dikatakan tuntas jika mencapai tolak ukur keberhasilan untuk aspek kognitif 80 dengan nilai standar kelulusan 75. Berdasarkan tabel 9
dan gambar 4 pada penilaian aspek kognitif diperoleh nilai tes rata-rata sebelum tindakan adalah 58 dengan ketuntasan belajar klasikal 33,33 . Pada siklus I,
commit to user
51
hasil belajar kognitif meningkat menjadi 79,33 dengan ketuntasan belajar klasikal 73,33 . Pada siklus II, hasil belajar kognitif juga mengalami peningkatan rata-
rata nilai menjadi 80,33 dengan ketuntasan belajar klasikal 90 . Pada siklus II, 90 siswa mendapat nilai tes minimal 75 sehingga secara klasikal hasil belajar
kognitif telah tuntas. Peningkatan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa penguasaan dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi statika semakin
meningkat. Peningkatan nilai tes rata-rata maupun ketuntasan belajar klasikal pada
aspek kognitif, terjadi karena dalam pembelajaran berdasarkan masalah, potensi siswa lebih diberdayakan dengan dihadapkan pada permasalahan yang
mengakibatkan rasa ingin tahu, menyelidiki masalah dan menemukan jawabannya melalui kerjasama serta mengkomunikasikan hasil karyanya kepada orang lain.
Siswa tidak lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru atau yang terdapat dalam buku teks saja. Ini sesuai dengan
pendapat Meier 2002:91 “Pembelajaran dengan pendekatan SAVI adalah pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan
penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran”. Siklus I terjadi peningkatan nilai tes rata-rata dan ketuntasan belajar
klasikal, hasil belajar kognitif siswa belum tuntas berdasarkan indikator keberhasilan. Kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I, dikarenakan
beberapa kendala, antara lain siswa kurang membaca dan kurang memahami materi karena jarang belajar, kebanyakan siswa belajar apabila menghadapi
ulangan. Sebagian siswa jarang melakukan latihan soal, walaupun banyak soal yang tersedia dapat digunakan untuk latihan memecahkan masalah dan cenderung
mengandalkan teman dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Materi titik berat memerlukan berpikir analisis yang baik terutama dalam pembacaan ukuran
gambar dan penerapan rumus,sehingga beberapa siswa mengalami kesulitan karena tidak terbiasa dan kurang persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran.
Tolak ukur keberhasilan untuk aspek SAVI dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa 80 secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas.
Berdasarkan pada gambar 5, pada sikuls I penilaian afektif diperoleh ketuntasan
commit to user
52
belajar klasikal 73,75 . Pada siklus II, hasil belajar afektif mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal menjadi 83,47 ,sehingga secara klasikal
hasil belajar afektif siklus I belum mencapai tolak ukur keberhasilan yang ditentukan sedangkan untuk siklus II sudah tuntas berdasarkan tolak ukur
keberhasilan keberhasilan karena tolak ukur keberhasilan siswa sekurang- kurangnya 80 .
Hasil belajar SAVI secara klasikal telah tuntas, namun berdasarkan pengamatan selama pembelajaran masih terlihat kekurangan, yaitu keterlibatan
dan partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi belum optimal, terlihat hanya beberapa anak yang aktif,sebagian ada yang duduk diam atau mondar-mandir
melihat pekerjaan kelompok lain. Masih banyak siswa yang malu atau takut untuk bertanya,menjawab dan mengemukakan pendapat.
Peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal aspek afektif terjadi karena dalam pembelajaran masalah yang disajikan atau muncul berasal
dari peristiwa kehidupan sehari-hari siswa sehingga memberikan kesempatan kepada siswa terlibat aktif untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini sesuai
dengan pendapat Piaget dan Vygotsky dalam Ibrahim dkk 2000:14 yang menegaskan bahwa perkembangan intelektual siswa terjadi pada saat siswa
berusaha menyelesaikan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman baru yang ditemuinya. Siswa mempunyai rasa ingin tahu dan secara terus menerus berusaha
memahami dunia sekitarnya. Tolak ukur keberhasilan untuk aspek psikomotorik dapat dilihat dari hasil
yang dicapai siswa 80 secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas. Berdasarkan pada gambar 6, pada siklus I penilaian psikomotorik diperoleh
ketuntasan belajar klasikal 77,08. Pada siklus II, hasil belajar afektif mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal menjadi 83.34,sehingga secara klasikal
hasil belajar afektif siklus I dan siklus II sudah tuntas berdasarkan tolak ukur keberhasilan keberhasilan karena tolak ukur keberhasilan siswa sekurang-
kurangnya 80 . Pada siklus I dan II, hasil belajar pasikomotorik mengalami peningkatan
ketuntasan belajar klasikalnya. Peningkatan hasil belajar psikomotorik
commit to user
53
dikarenakan beberapa hal yaitu selama pembelajaran berlangsung siswa lebih serius dan aktif, misalnya siswa telah mempersiapkan alat-alat yang digunkan
untuk mengikuti pelajaran statika,melakukan perhitungan dengan teliti dan membandingkan hasil perhitungan dengan perhitungan teman. Melalui
pengalaman tersebut siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Selama pembelajaran berlangsung, penyelidikan autentik sebagai usaha
memecahkan suatu masalah merupakan sarana melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yang memiliki dampak positif untuk meningkatkan
hasil belajar. Guru membimbing siswa dalam proses penyelidikan untuk menemukan solusi atau jawaban dari permasalahan yang dirumuskan. Solusi dari
masalah tersebut dikemukakan dan didiskusikan yang pada akhirnya diperoleh pengalaman. Pengetahuan baru yang diperoleh berupa konsep yang jelas dan
benar tentang suatu materi yang dibimbing oleh guru.
commit to user
54
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran SAVI Somatis Auditori Visual Inteliktual pada mata pelajaran
statika pokok bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 20092010 dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Penerapan model pembelajaran SAVI Somatis Auditori Visual Inteliktual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika pokok
bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 20092010.
2. Penerapan model pembelajaran SAVI Somatis Auditori Visual Inteliktual
dapat mengetahui efektifitas siswa pada mata pelajaran statika pokok bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan
SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 20092010.
B. Saran
Setelah melihat hasil penelitian,pembahasan dan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan adalah :
1. SAVI Somatis Auditori Visual Inteliktual dapat dijadikan sebagai
alternatif pembelajaran bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Pengajaran dengan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun,
dalam penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan titik berat garis dan bidang datar. Sehingga peneliti menganggap perlu dilakukan
pengembangan pelaksanaan pengajaran dengan model SAVI untuk pokok bahasan yang lain.
3. Agar penguasaan keterampilan proses dapat seimbang antar siklus,
sebaiknya diberikan tindakan yang berbeda sesuai dengan tingkat