Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mewujudkan masyarakat cerdas harus dilakukan secara berkesinambungan , karena tidak semua masyarakat Indonesia mau dan mampu menyerap seluruh bidang pendidikan dengan mudah. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukn pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah- sekolah. Mengacu dari pendapat tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu upaya guru adalah menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran. Jenis pendidikan kejuruan di Indonesia adalah Sekolah Menengah Kejuruan SMK.SMK merupakan wahana pendidikan di Indonesia yang yang mencetak lulusan tenaga siap pakai serta memiliki keahlian dan keterampilan sesuai kebutuhan dunia kerja.Sekolah Menengah Kejuruan SMK menyiapkan siswanya menjadi tenaga kerja yang memiliki pengetahuan knowledge, keterampilan skill, dan sikap attitude. Sebagai landasannya adalah peraturan pemerintah nomor 291990 : tentang pendidikan kejuruan yang menyatakan bahwa, “Tujuan pendidikan kejuruan mengutamakan penyiapan siswa memasuki commit to user 2 lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.”. Dengan adanya hal tersebut maka diharuskan suatu SMK yang mempunyai jurusan tentang konstruksi bangunan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman bidang konstruksi bangunan gedung. Berdasarkan pengamatan awal di SMK Negeri 5 Surakarta dikelas X Teknik Gambar Bangunan dengan jumlah siswa 30 anak yang terdiri dari 28 anak laki-laki dan 2 anak perempuan, dalam mata diklat statika cenderung guru yang aktif dan siswa pasif. Mata diklat Perhitungan Statika Bangunan atau Statika merupakan salah satu pelajaran produktif kelas X Teknik Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta. Tujuan utama mempelajari Statika adalah untuk mempelajari kekuatan-kekuatan dan stabilitas dari konstruksi bangunan dan bagian-bagian bangunan. Batas nilai tuntas dalam setiap mata diklat produktif adalah 75. Dalam ujian statika, siswa yang tuntas mengerjakan ujian atau yang mendapatkan nilai lebih dari 75 hanya ada sekitar 4-5 orang anak, dan yang lain harus mengikuti ujian revisi untuk memperbaiki nilai tersebut. Guru selalu berusaha meningkatkan motivasi siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran supaya hasil setiap ujian siswa akan mendapatkan nilai baik dan hasilnya akan selalu meningkat. Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran statika sulit, rumit, banyak rumus, serta penerapan dan manfaatnya sangat sedikit dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Statika. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar statika siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti guru sebagai pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan. Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat menghambat kemampuan berpikir siswa dan keterampilan pemecahan masalah sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam pengajaran statika diharapkan siswa benar-benar aktif sehingga akan berdampak pemahaman siswa commit to user 3 tentang apa yang dipelajari akan bertahan lama. Dalam hal ini hendaknya seorang guru dapat membantu siswanya dalam membangun keterkaitan antara pengetahuan dengan pengalaman lain guna memecahkan permasalahan pembelajaran. Pengembangan pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang memberikan iklim kondusif dalam pengembangan daya nalar dan kreatifitas siswa. Dalam proses pembelajaran sering kali dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya pada guru meskipun sebenarnya belum mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Strategi yang sering digunakan oleh guru untuk mengaktifkan siswa adalah melibatkan siswa dalam diskusi dengan seluruh siswa. Tetapi strategi ini tidak terlalu efektif walaupun guru sudah mendorong siswa untuk berpartisipasi. Namun, kegiatan kelompok tersebut cenderung hanya menyelesaikan tugas. Siswa yang berkemampuan rendah kurang berperan dalam mengerjakan tugas. Sedangkan pada pembelajaran kooperatif tujuan kelompok tidak hanya menyelesaikan tugas yang diberikan, tetapi juga memastikan bahwa setiap kelompok menguasai tugas yang diterimanya. Gambaran permasalahan-permasalahan di atas perlu diperbaiki guna meningkatkan motivasi, perhatian, pemahaman dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru mampu menawarkan metode dalam mengajar yang lebih efektif yang dapat membangkitkan perhatian siswa sehingga siswa menjadi aktif dan termotivasi untuk belajar, serta harus diimbangi dengan kemampuan guru dalam menguasai metode tersebut. Ada satu pendekatan pembelajaran yang bisa dijadikan acuan guru dalam menumbuh kembangkan kreativitas siswa. Pendekatan pembelajaran tersebut adalah pendekatan SAVI Somatis, Audiotori, Visual, Intelektual.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 3 SEMARANG

3 22 163

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS XI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 MEDAN.

0 4 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 KISARAN.

0 2 28

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 MEDAN.

0 4 32

PENERAPAN PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 STABAT.

0 3 30

PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AUTOCAD SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 STABAT.

1 2 32

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK TEORI KESETIMBANGAN PADA MATA PELAJARAN STATIKA DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA.

0 1 15

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 PAJANGAN.

0 3 1

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN PADA SISWA KELAS X TGB A SMK NEGERI 3 PALU TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Kaban | Kreatif 6101 20255 1 PB

0 0 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHAN BANGUNAN KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 20162017

0 0 19