Reliabilitas Instrumen Manfaat Penelitian

commit to user dalam Tujuan Instruksional Khusus TIK Suharsimi Arikunto, 1988: 64. Selain itu dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi poin beserial yang berkaitan dengan korelasi butir setiap skor butir dengan skor keseluruhan. Kreteria penentuan valid tidaknya didasarkan pada nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r tabel. Apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka butir soal dinyatakan valid, dan apabila nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka butir soal dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipakai sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan hasil yang dapat dipercaya, apabila alat ukur itu bila diteskan berkali-kali menghasilkan nilai yang sama. Definisi reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto 1983: 173 adalah alat ukur sering diartikan sebagai keajegan alat ukur tersebut menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda jika dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Menurut Sanapiah Faisal 2001: 169 menjelaskan reliabilitas pengukuran berhubungan dengan daya konstan alat pengukur di dalam melahirkan ukuran- ukuran yang sebenarnya dari apa yang diukur. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha-Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen. Rumus Alpha-Cronbach sebagai berikut : 2 2 2 1 i i i N X X S N N - = - å å Kreteria reliabilitas : commit to user a. Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataan maka beberapa kali diambil akan tetap sama. b. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keandalan. c. Reliabilitas artinya dapat dipercaya. Untuk pengujian reliabilitas butir dilakukan dengan alat bantu komputer melalui program SPSS. Tabel 2. Kriteria reliabilitas No Besar nilai r Interpretasi 1 0,800-1,000 Tinggi 2 0,600-0,800 Cukup 3 0,400-0,600 Agak rendah 4 0,200-0,400 Rendah 5 0,000-0,200 Sangat rendah Sumber: Sudjana, Tarsito. 2000. F. Analisis Data Dalam Analisis data prestasi belajar yang peneliti gunakan kali ini tidak menggunakan uji statistik tetapi menggunakan analisis diskriptif: 1. Minat belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Geografi dapat dianalisis secara kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan commit to user gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran, pandangan atau sikap siswa, aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, minat belajar, rasa senang terhadap mata pelajaran dan sejenisnya, Kreteria kualifikasi minat belajar siswa menurut Riduwan 2002: 13-15 dengan lima kategori yaitu: sangat lemah, lemah, cukup, kuat, sangat kuat, seperti tabel berikut. Tabel 3. Kriteria Kualifikasi Minat Belajar Siswa No Kriteria Interpretasi Skor Kriteria Minat Belajar 1 0 - 20 Sangat lemah 2 21 - 40 Lemah 3 41 - 60 Cukup 4 61 - 80 Kuat 5 81 - 100 Sangat kuat Sumber: Ridwan, 2002. 2. Prestasi belajar dianalisis dengan analisis diskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan hasil nilai siswa yang didapat dari kondisi awal dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus satu kemudian hasil belajar yang diperoleh pada siklus satu dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh pada siklus dua serta hasil belajar dari kondisi awal dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh dari siklus dua. Hasil dari kualifikasi data setiap siklus diperbandingkan untuk diketahui dan commit to user diperoleh peningkatan minat belajar siswa dan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS Geografi. G. Indikator Kerja Indikator kerja dapat dikatakan berhasil jika memenuhi batas Kreteria Ketuntasan Minimal KKM yang telah ditentukan yaitu siswa mengalami ketuntasan belajar. Belajar siswa dikatakan tuntas berdasarkan kurikulum KTSP yaitu lebih dari 70 untuk individu dan lebih dari 85 untuk klasikal. Dengan kata lain, belajar dapat dikatakan tuntas jika seorang siswa secara klasikal 85 dari jumlah siswa di kelas yang bersangkutan mendapat nilai lebih dari 7,0. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai kurang dari 7,0 secara individu siswa yang bersangkutan tidak tuntas. Secara lebih rinci adalah sebagai berikut:

1. Minat belajar siswa

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii-H

0 16 239

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Di SMP Negeri 142 Jakarta.

0 4 239

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALIREJO

0 5 53

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP MINAT, MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS GEOGRAFI KELAS VII SMP N 7 METRO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

32 124 71

PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 CEPER DITINJAU DARI Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ceper Ditinjau Dari Minat Belajar Dan Fasilitas Belajar Tahun Ajaran 2012/20

0 2 17

PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 CEPER DITINJAU DARI Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ceper Ditinjau Dari Minat Belajar Dan Fasilitas Belajar Tahun Ajaran 2012/201

0 3 12

Penggunaan model pembelajaran quantum untuk meningkatkan minat dan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran.

0 0 196

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 1 PIYUNGAN.

0 9 118

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN FILM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SMP NEGERI 1 MAYUNGAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - UNWIDHA Repository

0 0 25