Penggunaan model pembelajaran quantum untuk meningkatkan minat dan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran.

(1)

ABSTRAK

Penggunaan Model Pembelajaran Quantum untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Kanisius Pugeran

Euphemia Tia Christy Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan upaya peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 melalui penerapan model pembelajaran quantum, 2) Mendeskripsikan peningkatan minat belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 melalui penggunaan model pembelajaran quantum, 3) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 melalui penggunaan model pembelajaran quantum.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran yang berjumlah 29 siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan tes tertulis. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Upaya peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: menumbuhkan, mengalami, menamai, mendemonstrasikan, mengulangi dan merayakan, 2) Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan minat belajar IPS siswa, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kenaikan persentase rata-rata jumlah siswa yang berminat dari kondisi awal (pra siklus) sebesar 53% meningkat menjadi 66% pada siklus I dan menjadi 79% pada siklus II, 3) Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kenaikan persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM dari kondisi awal (pra siklus) sebesar 28% (8 dari 29 siswa) meningkat menjadi 65% (19 dari 29 siswa) pada siklus I dan menjadi 100% pada siklus II, dan kenaikan rata-rata hasil belajar dari kondisi awal (pra siklus) sebesar 63 meningkat menjadi 74 pada siklus I dan 78 pada siklus II


(2)

ABSTRACT

Use of Quantum Learning Model for Improving Interest and Learning Outcomes Subject of Learning Social Sciences (IPS) in fourth grade Kanisius

Pugeran Elementary School. Euphemia Tia Christy Sanata Dharma University

2015

This study aims to: 1) describe improvement effort of interest and learning outcomes subject of learning social sciences in fourth grade Kanisius Pugeran elementary school semester academic year 2013/2014 through implementation of quantum learning model, 2) describe the interest’s enhancement in social studies for fourth grade students of Kanisius Pugeran elementary school semester academic year 2013/2014 through implementation of quantum learning model, 3) describe the learning outcomes’s enhancement in social studies for fourth grade students of Kanisius Pugeran elementary school semester academic year 2013/2014 through implementation of quantum learning model.

This type of research is a classroom action research (PTK). Subjects were fourth grade students of Kanisius Pugeran elementary school amounting to 29 students. The study was conducted in two cycles. Each cycles consists of planning, implementation, observation and reflection. Data was collected with observation, interview and written tests. Data were analyzed by descriptive quantitative method.

The results showed that: 1) The improvement effort of interest and learning outcomes subject of learning social sciences in fourth grade Kanisius Pugeran elementary school semester academic year 2013/2014 can do by this steps: enroll, experience, learn and label, demonstrate, review and celebration, 2) the implementation of quantum learning model can increase the interest of students, it is shown by an increase from initial conditions at 53%, the percentage of student interest has gone up to 66% after first cycle, and rises again to 79% after second cycle. 3) the implementation of quantum learning model can increase the learning outcomes of students, it is shown by increase percentage of students that reached KKM from initial conditions at 28% has gone up to 65% and rises again to 100% after second cycle, the average students learning outcomes from 63 in initial conditions also increased to 74 in the first cycle, and 78 in second cycle. Keywords: interest, learning outcomes, quantum learning model


(3)

Penggunaan Model Pembelajaran Quantum untuk Meningkatkan

Minat dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD

Kanisius Pugeran

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Euphemia Tia Christy NIM: 101134176

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

Penggunaan Model Pembelajaran Quantum untuk Meningkatkan

Minat dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD

Kanisius Pugeran

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Euphemia Tia Christy NIM: 101134176

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO

Segala sesuatu mungkin bagi orang yang percaya

"If you can dream about it, if you can visualize it, there will be a way to

make it”.

(AgnezMo)

“Just because you don’t see hope, doesn’t mean it’s not there”.

(Nick Vujicic)

“You can come out bitter or you can come out better. Don’t just go

through it, grow

through it. There is purpose in your pain”.


(8)

v

Persembahan

Dengan tulus skripsi ini saya persembahkan kepada:

Ayah dan ibuku yang telah membuatku hadir di dunia ini dan

membuatku belajar banyak hal

Adikku yang selalu mendukung dan memberikan semangat padaku

Bude Darti dan seluruh keluargaku yang mendukung dan selau

memberikan bantuan baik moril maupun materiil

Teman-temanku yang selalu ada untukku


(9)

(10)

(11)

viii

ABSTRAK

Penggunaan Model Pembelajaran Quantum untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Kanisius Pugeran

Euphemia Tia Christy Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan upaya peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 melalui penerapan model pembelajaran quantum, 2) Mendeskripsikan peningkatan minat belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 melalui penggunaan model pembelajaran quantum, 3) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 melalui penggunaan model pembelajaran quantum.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran yang berjumlah 29 siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan tes tertulis. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Upaya peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: menumbuhkan, mengalami, menamai, mendemonstrasikan, mengulangi dan merayakan, 2) Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan minat belajar IPS siswa, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kenaikan persentase rata-rata jumlah siswa yang berminat dari kondisi awal (pra siklus) sebesar 53% meningkat menjadi 66% pada siklus I dan menjadi 79% pada siklus II, 3) Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kenaikan persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM dari kondisi awal (pra siklus) sebesar 28% (8 dari 29 siswa) meningkat menjadi 65% (19 dari 29 siswa) pada siklus I dan menjadi 100% pada siklus II, dan kenaikan rata-rata hasil belajar dari kondisi awal (pra siklus) sebesar 63 meningkat menjadi 74 pada siklus I dan 78 pada siklus II


(12)

ix

ABSTRACT

Use of Quantum Learning Model for Improving Interest and Learning Outcomes Subject of Learning Social Sciences (IPS) in fourth grade Kanisius

Pugeran Elementary School. Euphemia Tia Christy Sanata Dharma University

2015

This study aims to: 1) describe improvement effort of interest and learning outcomes subject of learning social sciences in fourth grade Kanisius Pugeran elementary school semester academic year 2013/2014 through implementation of quantum learning model, 2) describe the interest’s enhancement in social studies for fourth grade students of Kanisius Pugeran elementary school semester academic year 2013/2014 through implementation of quantum learning model, 3) describe the learning outcomes’s enhancement in social studies for fourth grade students of Kanisius Pugeran elementary school semester academic year 2013/2014 through implementation of quantum learning model.

This type of research is a classroom action research (PTK). Subjects were fourth grade students of Kanisius Pugeran elementary school amounting to 29 students. The study was conducted in two cycles. Each cycles consists of planning, implementation, observation and reflection. Data was collected with observation, interview and written tests. Data were analyzed by descriptive quantitative method.

The results showed that: 1) The improvement effort of interest and learning outcomes subject of learning social sciences in fourth grade Kanisius Pugeran elementary school semester academic year 2013/2014 can do by this steps: enroll, experience, learn and label, demonstrate, review and celebration, 2) the implementation of quantum learning model can increase the interest of students, it is shown by an increase from initial conditions at 53%, the percentage of student interest has gone up to 66% after first cycle, and rises again to 79% after second cycle. 3) the implementation of quantum learning model can increase the learning outcomes of students, it is shown by increase percentage of students that reached KKM from initial conditions at 28% has gone up to 65% and rises again to 100% after second cycle, the average students learning outcomes from 63 in initial conditions also increased to 74 in the first cycle, and 78 in second cycle. Keywords: interest, learning outcomes, quantum learning model


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD KANISIUS PUGERAN”.

Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dalam bentuk apapun, kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ.,SS.,BST.,M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YB. Adimassana, M.A. selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan dukungan dan bimbingan dalam penulisan skripsi.

4. Theresia Yunia, S.Pd., M.Hum., yang telah memberikan masukan, kritik, waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dalam penyelesaian skripsi. 5. Theresia Mardinah, S.Si., selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Pugeran yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta.

6. Florianus Wisnu, S.Pd., selaku guru IPS kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta yang telah memberikan waktu, bantuan dan masukan dalam pelaksanaan penelitian.

7. Siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta yang telah menjadi subyek dalam penelitian ini.

8. Bapak, ibu, adikku Agatha Falika yang telah memberikan dukungan, semangat dan doa selama penulisan skripsi.


(14)

xi

9. Bude Darti, Om Bas dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10.Josaphat Joko Prananta Aji yang memberikan waktu dan dukungan selama penulisan skripsi.

11.Teman-teman penulis, Deny, Edi, Adek, Andre, Dimas, Vita, Putri, Teti dan semua teman kelas C angkatan 2010 yang telah memberikan semangat dalam penulisan skripsi.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.


(15)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 9

1. Minat Belajar ... 9

a. Pengertian Minat ... 9


(16)

xiii

Halaman

c. Indikator Minat Belajar ... 11

d. Metode Pengukuran Minat ... 12

2. Hasil Belajar ... 14

a. Pengertian Hasil Belajar ... 14

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 15

3. Pembelajaran Quantum ... 18

a. Sejarah Pembelajaran Quantum ... 18

b. Asas Utama Pengajaran Quantum ... 20

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Quantum ... 20

d. Kerangka Rancangan Pembelajaran Quantum ... 22

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 25

C. Kerangka Berpikir ... 29

D. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

B. Setting Penelitian ... 34

1. Subjek Penelitian ... 34

2. Waktu Penelitian ... 34

3. Objek Penelitian ... 34

4. Tempat Penelitian ... 34

C. Persiapan ... 34

D. Rencana Setiap Siklus ... 35

1. Rencana Tindakan Siklus I ... 35

2. Rencana Tindakan Siklus II ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

1. Data Minat ... 42

2. Data Hasil Belajar ... 43

F. Instrumen Penelitian ... 43

1. Instrumen untuk Mengukur Minat ... 43


(17)

xiv

Halaman

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 51

1. Validitas ... 51

2. Reliabilitas ... 55

H. Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 62

1. Deskripsi Penelitian ... 62

2. Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 74

3. Hasil Akhir Nilai Siswa ... 81

B. Pembahasan ... 83

1. Pembelajaran Siklus I ... 83

2. Pembelajaran Siklus II ... 90

3. Perbandingan Minat, Hasil Belajar dan Nilai Rata-rata Kelas ... 95

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 97

B. Keterbatasan Penelitian ... 98

C. Saran-saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Minat Siswa ... 44

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I sebelum validasi ... 45

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II sebelum validasi ... 46

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 47

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 48

Tabel 3.6 Pedoman Skoring Soal ... 49

Tabel 3.7 Rubrik Penilaian Afektif ... 49

Tabel 3.8 Rubrik Penilaian Psikomotorik ... 50

Tabel 3.9 Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran ... 54

Tabel 3.10 Nomor Soal yang Valid ... 55

Tabel 3.11 Koefisien Reliabilitas ... 56

Tabel 3.12 Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... 56

Tabel 3.13 Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ... 57

Tabel 3.14 Kriteria Keberhasilan ... 58

Tabel 4.1 Validasi Perangkat Pembelajaran ... 63

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Minat Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 74

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Minat Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 75

Tabel 4.4 Persentase Rata-rata Minat Siswa Siklus I ... 76

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Minat Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 77

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Minat Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 78

Tabel 4.7 Persentase Rata-rata Minat Siswa Siklus I ... 80

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 81

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 82


(19)

xvi

Tabel 4.11 Hasil Evaluasi Siklus II ... 93 Tabel 4.12 Hasil Perbandingan Ketuntasan Pembelajaran IPS ... 95


(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Minat Siswa Siklus I ... 77 Gambar 4.2 Grafik Rata-rata Minat Siswa Siklus II ... 80 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Persentase Minat dan Ketuntasan

Hasil Belajar pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 95 Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas pada Pra


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 102

Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan 1 ... 105

Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan 2 ... 110

Lampiran 2 RPP Siklus II Pertemuan 1 ... 115

Lampiran 2 RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 120

Lampiran 3 LKS Siklus I ... 125

Lampiran 3 LKS Siklus II ... 127

Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi... 131

Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi ... 134

Lampiran 5 Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ... 137

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Soal Ujicoba Evaluasi Siklus I ... 139

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Soal Ujicoba Evaluasi Siklus II ... 142

Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus I ... 145

Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus II ... 147

Lampiran 8 Data Kondisi Awal Minat Siswa ... 149

Lampiran 9 Hasil Pengamatan Minat Siswa Siklus I ... 151

Lampiran 9 Hasil Pengamatan Minat Siswa Siklus II ... 153

Lampiran 10 Rubrik Penilaian Kognitif Siklus I ... 155

Lampiran 10 Rubrik Penilaian Kognitif Siklus II ... 156

Lampiran 11 Rubrik Penilaian Afektif Siklus I ... 157

Lampiran 11 Rubrik Penilaian Afektif Siklus II ... 158

Lampiran 12 Rubrik Penilaian Psikomotorik Siklus II ... 159

Lampiran 12 Rubrik Penilaian Psikomotorik Siklus II ... 160

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 161

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 162

Lampiran 14 Hasil Pekerjaan Siswa ... 163

Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian dari Kampus ... 171

Lampiran 16 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 172


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aristoteles (dalam Ahmadi, 2003) mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Setiap manusia memiliki bakat atau insting sosial yang mendorong manusia untuk berhubungan satu sama lain. Hal ini memiliki arti bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dan akan selalu berinteraksi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Lingkungan yang dimaksud tentu bukanlah sekedar lingkungan fisik saja, melainkan juga lingkungan non fisik seperti kehidupan bermasyarakatnya. Hal tersebut akan berlangsung semenjak manusia lahir hingga seumur hidupnya.

Meskipun manusia telah memiliki insting sosial dalam dirinya, manusia tetap harus memiliki sesuatu yang mampu memberikan pengarahan dalam bersosialisasi. Ilmu sosial memegang peranan dalam hal ini. Gross (dalam Hidayati, 2004:5) mengemukakan bahwa ilmu sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat. Ilmu sosial tersebut harus mulai diajarkan pada anak sejak dini. Oleh karena itu di sekolah-sekolah dasar di Indonesia diadakan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial atau biasa disebut IPS. Sanusi (dalam Hidayati, 2004:5) memberikan batasan bahwa ilmu sosial terdiri dari disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang akan dipelajari semakin lanjut pada tingkat yang lebih tinggi. Sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, ekonomi,


(23)

hukum dan politik merupakan beberapa contoh cabang disiplin ilmu pengetahuan sosial. Pada tingkat sekolah dasar, beberapa cabang ilmu seperti ekonomi, sejarah, geografi dan sosiologi tersebut terintegrasi menjadi satu di dalam mata pelajaran IPS. Cabang disiplin ilmu yang lain akan dipelajari pada tingkat yang lebih tinggi dan dalam bagian tersendiri. Mata pelajaran IPS di sekolah dasar tersebut bertujuan untuk memberikan bekal bagi kehidupan sosial anak. Ruang lingkup yang dipelajari dalam mata pelajaran IPS di sekolah dasar adalah manusia sebagai anggota masyarakat dan juga lingkungan sekitar. Oleh karena itu, berbagai peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat dapat dijadikan sumber belajar IPS.

Mata pelajaran IPS seharusnya akan mudah dipelajari siswa karena materinya terdapat di lingkungan sekitar dan dalam kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya, mata pelajaran IPS menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang mudah dipahami oleh siswa. Berdasarkan wawancara non formal yang dilakukan oleh peneliti kepada beberapa orang siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta diketahui bahwa para siswa tersebut merasa kesulitan karena kebanyakan materi IPS yang diajarkan berupa hapalan sehingga beberapa siswa tidak menyukai mata pelajaran tersebut. Hal ini tampaknya berimbas pada minat siswa sehingga minat siswa pada mata pelajaran IPS menjadi menurun akibat pola pikir siswa yang terlebih dahulu menganggap bahwa mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang sulit.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas IV SD Kanisius Pugeran pada tanggal 15 Januari 2014 juga mengindikasikan bahwa


(24)

mata pelajaran IPS memang merupakan mata pelajaran yang cukup sulit bagi banyak siswa. Hal tersebut terlihat dari perolehan nilai ulangan IPS siswa di mana dari 29 orang siswa hanya terdapat 8 (27,58%) orang siswa yang memenuhi KKM dengan rata-rata sebesar 63. Dari nilai KKM sebesar 70 untuk mata pelajaran IPS, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa tersebut masih berada agak jauh di bawah KKM yang ditetapkan.

Hasil pengamatan kegiatan pembelajaran IPS pada tanggal 17 Januari 2014 menunjukkan bahwa guru masih menyampaikan mata pelajaran dengan cara tradisional. Guru belum membuat suatu kegiatan yang meminta siswanya untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran tersebut guru menjelaskan materi dengan berdiri di depan kelas. Guru terlihat menguasai materi dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat dari tidak adanya buku catatan yang digunakan guru saat memberikan materi. Guru sudah mulai menghubungkan materi yang diajarkan dengan contoh yang ada di sekitar kelas. Akan tetapi kegiatan yang dilakukan berupa tanya jawab sehingga hanya beberapa siswa saja yang benar-benar antusias dan terlibat dalam menjawab pertanyaan dari guru. Kebanyakan siswa hanya diam dan menanggapi ketika ditunjuk oleh guru.

Pengamatan kedua yang dilakukan pada tanggal 24 Januari 2014 memperlihatkan bahwa siswa kurang berminat pada pembelajaran IPS. Hal ini tampak dari sikap siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Hal tersebut dapat terlihat dari beberapa indikator minat yang telah peneliti susun


(25)

belum tercapai secara maksimal. Indikator yang telah disusun oleh peneliti tersebut meliputi perasaan senang, pemusatan perhatian, partisipasi siswa dan inisiatif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pengamatan tersebut menunjukkan bahwa siswa yang menunjukkan perasaan senang selama kegiatan pembelajaran hanya sekitar 57,75%, pemusatan perhatian siswa selama kegiatan pembelajaran sebesar 51%, partisipasi siswa sebesar 56,03% dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran sebesar 45,68%.

Meskipun demikian, pada kegiatan pengamatan yang kedua tersebut guru mulai memberikan suatu kegiatan yang membuat siswa terlibat aktif yaitu dengan memberikan tugas secara kelompok untuk mencari informasi tentang suatu hal. Setiap kelompok mendapat topik yang berbeda. Setelah setiap kelompok mendapat informasi tentang topik tersebut maka kelompok bertugas untuk menyampaikan hasil yang mereka dapat di depan kelas. Hal tersebut cukup membangkitkan antusiasme dan minat beberapa siswa. Akan tetapi hal tersebut masih kurang terlihat maksimal karena beberapa siswa masih terlihat kurang begitu bersemangat dan hanya sekedar menaati perintah dari guru.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tersebut, peneliti mengasumsikan bahwa minat siswa menjadi faktor yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan minat siswa tersebut. Salah satu langkah yang dapat diambil oleh guru yaitu dengan melakukan pembelajaran inovatif. Salah satu


(26)

model pembelajaran inovatif yang dapat dilakukan adalah dengan pembelajaran quantum.

Pembelajaran quantum merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu memberikan rasa nyaman bagi siswa dalam belajar. Pembelajaran quantum menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar dan neurolinguistik (NLP) yang mampu membuat kegiatan pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan. NLP memperlihatkan adanya hubungan antara proses neurologi (neuro), bahasa (linguistic) dan pola perilaku yang dipelajari melalui pengalaman (programming) yang dapat diubah untuk mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan.

Pembelajaran quantum dapat diibaratkan sebagai suatu orkestra yang memperhatikan keharmonisan atas segala aspek seperti suasana, lingkungan belajar dan rancangan pembelajaran yang memberikan pengaruh pada kegiatan belajar. Segala sesuatu yang ada di dalam kelas diatur sedemikian rupa sehingga setiap hal mampu memberikan makna bagi siswa. Hal-hal tersebut akan mampu membantu penyerapan materi siswa dalam belajar (De Porter, 2010).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana upaya peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 melalui penerapan model pembelajaran quantum?


(27)

2. Apakah penggunaan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014?

3. Apakah penggunaan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada peningkatan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran quantum pada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II pada KD 2.1 Mengenal Aktivitas Ekonomi yang Berkaitan dengan Sumber Daya Alam dan Potensi Lain di Daerahnya.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan upaya peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 melalui penerapan model pembelajaran quantum.

2. Mendeskripsikan peningkatan minat belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 melalui penggunaan model pembelajaran quantum.


(28)

3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 melalui penggunaan model pembelajaran quantum.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi mengenai penerapan model pembelajaran quantum dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian bagi guru dalam menyampaikan materi ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan model pembelajaran quantum.

3. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS, serta menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan model pembelajaran quantum dalam


(29)

materi “Kegiatan Ekonomidan Sumber Daya” bagi siswa kelas IV sekolah dasar.

F. Definisi Operasional

Berikut adalah beberapa istilah yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini.

1. Minat belajar adalah suatu ketertarikan yang mampu mengarahkan individu pada suatu tindakan tertentu yang memiliki indikator pemusatan perhatian, inisiatif, rasa senang dan partisipasi serta dapat diukur dengan metode observasi, wawancara, angket, dan inventori.

2. Hasil belajar adalah sebuah perubahan yang dialami oleh seseorang setelah belajar yang berupa pengetahuan, keterampilan maupun tingkah laku yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi jasmaniah, psikologis dan juga kelelahan serta faktor eksternal yang meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.

3. Pembelajaran quantum adalah salah satu model pembelajaran yang berisi kiat, petunjuk atau strategi yang mampu membuat pembelajaran menjadi menyenangkan lewat pemanfaatan unsur-unsur belajar yang efektif yang ada di dalam kelas dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: menumbuhkan, mengalami, menamai, mendemonstrasikan, mengulangi dan merayakan.

4. Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu untuk memperoleh suatu hasil.


(30)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Minat Belajar

a. Pengertian Minat

Hilgard (dalam Slameto, 2010:57) mengemukakan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan secara tetap. Minat juga mampu menjadi dorongan bagi seseorang untuk melakukan suatu tindakan (Hurlock, 2008:2). Minat juga dapat diartikan sebagai perasaan senang atau tidak senang seseorang dalam melakukan suatu tindakan atau menghadapi suatu obyek (Surya, 2003:67) maupun keinginan seseorang yang mengarahkan untuk melakukan suatu tindakan tertentu (Sanjaya, 2008:71)

Dari beberapa pengertian minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu ketertarikan yang mampu mengarahkan individu pada suatu tindakan tertentu. Seseorang yang memiliki minat berarti ia memiliki ketertarikan terhadap sesuatu. Dalam suatu kegiatan pembelajaran, minat memegang pengaruh yang cukup penting. Idealnya, ketika siswa menaruh minat pada kegiatan pembelajaran maka kecenderungan siswa untuk memperhatikan kegiatan pembelajaran juga menjadi lebih besar.


(31)

b. Pengertian Belajar

Menurut Kingskey (dalam Djamarah, 2011:13), belajar adalah suatu proses pengubahan atau pembentukan tingkah laku melalui praktek atau latihan. Slameto (dalam Djamarah, 2011:13) juga merumuskan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu tersebut dalam interaksinya dengan lingkungan. Singkatnya, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku atau kebiasaan sebagai akibat dari interaksinya dengan lingkungan.

Lebih lanjut, (Djamarah, 2011:15-16) menjelaskan bahwa belajar memiliki ciri-ciri seperti perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan fungsional, bersifat positif dan aktif, bukan bersifat sementara, bertujuan dan terarah, dan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Dari keseluruhan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan yang dilakukan secara sadar dan memberi perubahan yang menetap.

Dari pengertian minat dan belajar tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu kecenderungan individu untuk tetap memperhatikan proses yang dijalaninya untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Suatu proses dalam belajar memerlukan waktu yang tidak sebentar sehingga terkadang muncul kebosanan dalam belajar. Oleh karena itu dibutuhkan suatu faktor pendorong dalam belajar agar individu tersebut mampu untuk


(32)

tetap belajar secara konstan. Minat mampu menjadi salah satu faktor pendorong dalam belajar tersebut yang dapat ditumbuhkan lewat berbagai cara di antaranya dengan menggunakan model belajar yang menyenangkan.

c. Indikator Minat Belajar

Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan saja, tetapi juga diimplementasikan melalui partisipasi seorang individu dalam suatu kegiatan (Djamarah, 2011:166). Minat merupakan sesuatu yang dapat diamati dengan menerapkan beberapa indikator yang menunjukkan adanya minat dalam suatu kegiatan. Beberapa indikator minat berdasarkan definisi oleh para ahli dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Indikator Minat Memperhatikan

secara tetap Hilgard (dalam Slameto, 2010:

57)

Dorongan dalam melakukan

tindakan (Hurlock,

2008:2)

Perasaan senang

(Surya, 2003:67)

Melakukan tindakan

(Sanjaya, 2008:71)

Indikator Minat 1. Pemusatan perhatian 2. Inisiatif

3. Rasa senang 4. Partisipasi


(33)

Bagan di atas menunjukkan bahwa indikator dari minat adalah perhatian, inisiatif, rasa senang dan partisipasi. Setiap indikator memiliki deskriptor yang dapat langsung diamati di dalam kelas. Deskriptor dari masing-masing indikator dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Deskriptor pemusatan perhatian di antaranya adalah: tidak melakukan hal lain, tidak mengganggu teman lain, menyimak penjelasan dari guru, tanggap saat diberi pertanyaan oleh guru 2) Deskriptor inisiatif di antaranya adalah: bertanya bila belum

mengerti, mencari jawaban saat guru bertanya, mencatat poin-poin penting, mencari sumber lain yang relevan

3) Deskriptor rasa senang di antaranya adalah: tidak mengeluh saat diberi tugas, senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, duduk dengan tenang

4) Deskriptor partisipasi di antaranya adalah: mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas yang diberikan guru, memberikan tanggapan saat diberi pertanyaan oleh guru

d. Metode Pengukuran Minat

Menurut Nurkancana dan Sumartana (dalam Darmawan, 2007), ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk


(34)

mengadakan pengukuran minat. Metode pengukuran minat tersebut terdiri dari observasi, wawancara, angket, dan inventori. Penjelasan dari masing-masing metode dapat dijabarkan sebagai berikut.

1) Observasi

Observasi adalah suatu metode pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung di lapangan. Dalam metode observasi, peneliti memiliki satu keuntungan karena dapat mengamati individu dalam kondisi yang wajar dan tidak dibuat-buat. Observasi tersebut dapat dilakukan dalam setiap situasi dan pencatatan hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung. Akan tetapi metode ini memiliki kelemahan yaitu hasil observasi seringkali bergantung pada subyektivitas peneliti. 2) Wawancara

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data melalui komunikasi langsung dengan seorang informan. Pelaksanaan wawancara lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal. Hal tersebut bertujuan agar percakapan dapat berlangsung lebih bebas dan terbuka dan hasil yang didapatkan lebih obyektif.

3) Angket

Angket adalah suatu metode pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada responden. Metode angket memiliki kelebihan dalam penggunaan waktu


(35)

karena dapat diujikan kepada banyak orang dalam waktu bersamaan. Isi pertanyaan dalam angket tidak jauh berbeda dengan pertanyaan dengan wawancara hanya saja lebih terperinci dan disajikan dalam bentuk poin-poin atau jawaban singkat yang dapat dipilih dengan mudah oleh responden.

4) Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran sejenis kuesioner. Dalam inventori, responden memberi jawaban dengan memberi tanda cek, lingkaran atau tanda yang lain yang berupa jawaban-jawaban singkat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu ketertarikan yang mampu mengarahkan individu pada suatu tindakan tertentu yang memiliki indikator pemusatan perhatian, inisiatif, rasa senang dan partisipasi serta dapat diukur dengan metode observasi, wawancara, angket, dan inventori.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah menerima pengalaman belajar (Mushlich, 2011:38). Hamalik (2006:30) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dialami oleh seseorang


(36)

setelah melakukan proses belajar. Sebagai contoh, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Lebih lanjut, Sudjana (2002:5) juga mengungkapkan bahwa hasil belajar pada hakikatnya merupakan sebuah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sebuah perubahan yang dialami oleh seseorang setelah belajar yang berupa pengetahuan, keterampilan maupun tingkah laku. Hasil belajar tersebut mampu menjadi suatu indikator tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010), terdapat berbagai jenis faktor yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang dijelaskan sebagai berikut.

1) Faktor internal

Faktor internal yang mempengaruhi belajar ini terbagi lagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, psikologis dan juga kelelahan. Faktor jasmaniah lebih mengutamakan pada fisik yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis lebih mengutamakan pada bagian internal manusia yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan


(37)

kesiapan. Selain kedua hal tersebut, ada kalanya manusia mengalami kelelahan atau kejenuhan dalam belajar. Hal tersebut termasuk dalam faktor internal yang mempengaruhi belajar. Faktor kelelahan dapat dibagi menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar juga dapat terbagi menjadi tiga yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. a) Sebagian besar waktu anak dihabiskan di rumah dan bersama

keluarganya. Oleh karena itu keluarga menjadi salah satu faktor eksternal yang mampu mempengaruhi belajar. Faktor eksternal yang ada di dalam keluarga di antaranya adalah: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dorongan orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b) Sebagian besar pendidikan didapatkan anak selama berada di sekolah. Keadaan yang ada di sekolah juga memberikan pengaruh dan menjadi faktor eksternal anak dalam kegiatan belajar. Faktor eksternal yang ada di sekolah di antaranya adalah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.


(38)

c) Anak tidak dapat lepas dari kehidupan bermasyarakat. Masyarakat dan lingkungan tempat anak tinggal juga turut menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi dalam belajar. Faktor eksternal yang ada di masyarakat di antaranya adalah: kegiatan siswa, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Selain dua faktor di atas, Sudjana (2002:39) menjelaskan bahwa ada dua faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa meliputi kemampuan, motivasi, minat, sikap, ketekunan, faktor sosial ekonomi, dan juga faktor fisik dan psikis. Kualitas pengajaran menjadi faktor dari luar diri siswa yang mampu mempengaruhi hasil belajar. Kualitas pengajaran tersebut dapat terbagi menjadi tiga elemen yaitu kompetensi guru, karakteristik kelas dan juga karakteristik sekolah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sebuah perubahan yang dialami oleh seseorang setelah belajar yang berupa pengetahuan, keterampilan maupun tingkah laku yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi jasmaniah, psikologis dan juga kelelahan serta faktor eksternal yang meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.


(39)

3. Pembelajaran Quantum

a. Sejarah Pembelajaran Quantum

Pembelajaran quantum berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov yang melakukan eksperimen dengan hal yang disebut “suggestology” atau “suggestopedia” (De Porter, 2010:14) yang berpusat pada “kekuatan sugesti” yang sangat penting dalam belajar (Dryden, 2004:315). Suggestology mengandung prinsip bahwa sugesti mampu mempengaruhi situasi belajar serta memberikan pengaruh pada hasil pembelajaran baik positif maupun negatif. Lozanov (dalam De Porter, 2010:14) menemukan bahwa belajar akan menjadi lebih efektif saat berada pada kondisi antara sadar dan tidak sadar. Hal tersebut yang kemudian dikembangkan oleh De Porter dalam suatu kegiatan yang bernama supercamp.

Supercamp merupakan sebuah program pelatihan dan pengembangan intensif yang diadakan selama sepuluh hari bagi kaum muda (Dryden, 2004:425). Penumbuhan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan kemampuan berkomunikasi dikombinasikan menjadi satu dalam suatu lingkungan yang menyenangkan merupakan inti kegiatan dari program ini. Secara terprogram dan terencana De Porter mengujicobakan gagasan-gagasan pembelajaran quantum dalam kegiatan supercamp tersebut hingga tercipta suatu model pembelajaran quantum.


(40)

Pembelajaran quantum dapat dibagi menjadi dua yaitu pembelajaran quantum dan pengajaran quantum. Pengajaran quantum dapat diartikan sebagai interaksi yang merubah energi menjadi cahaya (De Porter 2010:34). Seluruh interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar diubah menjadi unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan belajar. Pengubahan unsur-unsur tersebut bertujuan untuk memberikan sugesti positif bagi siswa dalam belajar. Unsur-unsur belajar tersebut dapat meliputi penggunaan musik, penataan ruang kelas, penggunaan poster dan juga pemberian sugesti positif pada siswa. Berbeda dengan pengajaran quantum, pembelajaran quantum merupakan kiat, petunjuk dan strategi yang membuat belajar menjadi suatu proses yang menyenangkan (De Porter, 2010). Pembelajaran quantum memberikan kesempatan untuk menemukan cara belajar yang cepat dan efektif (Nggremanto, 2005:24). Pembelajar diajak untuk mengenali gaya belajar, gaya berpikir, dan juga situasi dirinya sendiri terlebih dahulu.

Pada intinya, pembelajaran quantum mengajak siswa untuk mengenal dirinya sendiri yang berperan sebagai faktor internal dalam belajar. Lain halnya dengan pengajaran quantum yang mengajarkan guru untuk mengorkestrakan kelas yang menjadi faktor eksternal bagi siswa dalam belajar. Meskipun terlihat cukup berbeda, antara pengajaran quantum dan pembelajaran quantum saling mempengaruhi


(41)

dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kedua hal tersebut terpadu menjadi satu dalam sebuah pembelajaran quantum.

b. Asas Utama Pengajaran Quantum

Pengajaran quantum memiliki suatu konsep yang menjadi pegangan bagi pembelajaran quantum. Asas pengajaran quantum tersebut yaitu “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka” (De Porter 2010:34). Maksud dari asas tersebut yaitu guru harus mampu memasuki dunia anak tersebut sebagai langkah awal sebelum mengajar. Dalam kegiatan pembelajaran, guru memiliki tugas untuk mampu membawakan pengetahuan dalam dunia kini bagi dunia anak. Pengetahuan yang diberikan tersebut seringkali berupa suatu konsep abstrak bagi anak. Oleh karena itu guru harus mampu membawa dunia tersebut ke dalam dunia anak. Interaksi antara guru dengan murid menjadi kunci dalam asas ini.

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Quantum

Menurut De Porter (2010), pembelajaran quantum juga memiliki lima prinsip. Kelima prinsip tersebut adalah:

1) Segalanya berbicara

Walberg dan Greenberg (dalam de Porter, 2010:54) menyatakan bahwa belajar akademis dapat dipengaruhi oleh


(42)

lingkungan sosial atau suasana kelas sebagai penentu psikologis yang utama. Dalam pembelajaran quantum, setiap hal yang ada di kelas mampu mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Hal-hal tersebut bukan hanya menyoroti sikap guru dalam menyampaikan kegiatan pembelajaran namun juga segala hal yang ada di dalam ruang kelas.

2) Segalanya bertujuan

Segala perancangan pembelajaran yang dilakukan oleh guru diharapkan selalu memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. Hal tersebut bertujuan agar pengubahan segala unsur belajar yang ada memiliki tujuan yang pasti sehingga lebih terfokus dan mampu membantu pemahaman siswa.

3) Pengalaman sebelum pemberian nama

Menurut Jean Piaget (dalam Suparno, 2003), tahap pemikiran anak usia sekolah dasar masih masuk pada tahap operasional konkret. Hal tersebut dapat diartikan bahwa anak usia SD belum begitu mampu untuk menerima konsep pemikiran yang abstrak. Pengalaman nyata yang dimiliki anak sebelumnya tentang materi tersebut mampu membantu pemahaman siswa akan konsep pembelajaran tersebut. Oleh kerena itu guru diharapkan mampu mengaitkan antara materi yang akan dipelajari anak dengan konsep yang sering mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari.


(43)

4) Akui setiap usaha

Setiap orang senang diakui. Pengakuan mampu membuat seseorang merasa bangga, percaya diri dan juga bahagia. Pengakuan tersebut mampu memberikan dampak positif bagi kegiatan pembelajaran. Sikap tidak takut gagal dan tidak mudah menyerah dapat dipupuk lewat pengakuan itu. Hal tersebut merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran (De Porter, 2010:61)

5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Perayaan mampu menjadi salah satu motivasi bagi anak dalam belajar. Perayaan tersebut mampu menjadi suatu penghargaaan bagi setiap pencapaian siswa. Hal tersebut diharapkan mampu mendorong siswa untuk berusaha mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Oleh karena itu guru diharapkan mampu untuk memberikan penghargaan bagi siswa maskipun hanya dalam bentuk yang sederhana seperti tepuk tangan.

d. Kerangka Rancangan Pembelajaran Quantum

De Porter (2010:39) menjabarkan kerangka rancangan pembelajaran menjadi enam fase berupa enroll, experience, learn and label, demonstrate, review dan celebrate. Keenam fase tersebut kemudian diadaptasi dalam bahasa Indonesia dan biasa disingkat menjadi TANDUR. Penjabaran dari keenam fase tersebut adalah:


(44)

1) Tumbuhkan

Pada fase ini guru menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu siswa dengan memberitahukan manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan pembelajaran tersebut. Guru dituntut untuk dapat mengundang dan memikat siswa untuk mencurahkan segenap perhatiannya tanpa ada rasa keterpaksaan. Keberhasilan dari fase ini dapat memberikan pengaruh yang cukup besar bagi fase-fase selanjutnya.

2) Alami

Pengalaman mampu menciptakan ikatan emosional yang membuat pembelajaran lebih berarti. Menurut Goleman (dalam De Porter, 2010:53) tanpa keterlibatan emosi, pelajaran akan sulit untuk melekat di dalam ingatan. Pada fase ini sebisa mungkin guru memberikan pengalaman belajar langsung kepada siswa. Pemberian pengalaman ini akan mempermudah siswa dalam menyerap suatu materi dan mengingatnya di kemudian hari.

3) Namai

Fase ini merupakan waktu bagi guru untuk mengajarkan konsep, kata kunci, rumus dan strategi berdasarkan pengalaman belajar yang telah diberikan oleh guru pada fase sebelumnya. Pemberian informasi akan menjadi lebih berarti setelah siswa benar-benar mendapatkan pengalaman yang nyata.


(45)

4) Demonstrasikan

Fase ini memberikan kesempatan pada siswa untuk menunjukkan pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Guru dapat memberi kesempatan pada siswa untuk mempraktekkan apa yang telah mereka dapatkan dengan bahasa dan cara mereka sendiri. Dengan mempraktekkan, siswa akan benar-benar mengaitkan antara pengalaman dan nama. Semakin banyak kesempatan yang guru berikan untuk mempraktekkannya, maka siswa akan semakin memahaminya.

5) Ulangi

Pada fase ini guru melakukan pengulangan secara umum tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hal tersebut membantu siswa untuk kembali mengingat apa yang telah mereka dapatkan selama pembelajaran yang telah berlangsung.

6) Rayakan

Perayaan mampu menjadi apresiasi bagi seluruh usaha, ketekunan dan kesuksesan siswa selama kegiatan pembelajaran. Dalam perayaan ini, siswa akan merasa diakui dan dihargai atas hasil kerjanya. Pujian, tepuk tangan atau bernyanyi bersama merupakan contoh-contoh yang dapat digunakan untuk merayakan keberhasilan pembelajaran tersebut.


(46)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran quantum merupakan salah satu model pembelajaran yang berisi kiat, petunjuk atau strategi yang mampu membuat pembelajaran menjadi menyenangkan lewat pemanfaatan unsur-unsur belajar yang efektif yang ada di dalam kelas dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: menumbuhkan, mengalami, menamai, mendemonstrasikan, mengulangi dan merayakan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Trimo (2008) melakukan penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing”. Metode pada penelitian ini merupakan kolaborasi antara metode quantum teaching dengan snowball throwing. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Anjasmoro Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 37. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan observasi sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa pada siklus I sebesar 68,11, siklus II sebesar 75,95 dan siklus III sebesar 88,79. Pencapaian ketuntasan individu juga meningkat yaitu 54% pada sikus I, 64% pada siklus II dan 89% pada siklus III. Berdasarkan hasil penelitian tersebut


(47)

dapat terlihat bahwa metode quantum teaching dan snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Anjasmoro Semarang.

Penelitian kedua adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Purwadi (2012) dengan judul “Penerapan Model Quantum Learning dalam Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika”. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Purwosuman 1 Sragen dengan subyek sebanyak 34 orang siswa kelas VI. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Alat analisis data yang digunakan dengan analisis per siklus dengan indikator kinerja 65% dari aktivitas dan hasil belajar tiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa dalam tiga siklus penelitian yang dilakukan. Minat siswa yang sebelumnya hanya sebesar 2,94% meningkat menjadi 11,76% pada siklus I, 14,71% pada siklus II dan 23,53% pada siklus III. Prestasi belajar juga menunjukkan peningkatan dari 41,2% sebelum siklus menjadi 67,66% pada siklus I, 85,29% pada siklus II dan 94,12% pada siklus III. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa model quantum learning mampu meningkatkan minat dan juga prestasi belajar matematika siswa kelas VI SDN Purwosuman 1 Sragen.

Sari (2012) turut melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA melalui model Quantum Learning dengan Media Realita Siswa Kelas V SDN Sumber Pinang 01 Pakusari Jember Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dengan


(48)

subyek sebanyak 24 orang siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah observasi, wawancara, angket/kuesioner, dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pada minat dan hasil belajar siswa. Minat belajar siswa yang tadinya hanya sebesar 60,5% pada siklus I meningkat menjadi 85,5% dan 93,8% pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 73,4 dengan persentase ketuntasan sebesar 75% kembali meningkat pada siklus II menjadi 80,54 dengan persentase ketuntasan sebesar 87,5%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa quantum learning mampu meningkatkan minat dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Sumber Pinang 01 Pakusari Jember.

Pada tahun 2012, Davis juga melakukan penelitian dengan judul “The Effect of Quantum Learning on Standarized Test Scores Versus Schools that Do Not Use Quantum Learning”. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji komparatif non parametris chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tes yang dicapai oleh sekolah yang menggunakan metode quantum learning lebih tinggi daripada sekolah yang tidak menggunakan quantum learning.

Penelitian tentang penggunaan pembelajaran quantum untuk meningkatkan hasil belajar telah dilakukan oleh Trimo (2008) dan Davis (2012). Sedangkan penelitian tentang penggunaan quantum learning untuk meningkatkan minat dan hasil belajar dilakukan oleh Purwadi (2012) dan Sari


(49)

(2012). Contoh penelitian yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran quantum mampu memberikan pengaruh pada minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Minat siswa tersebut akan berimbas pada hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan adanya peningkatan pada hasil belajar siswa dalam penelitian-penelitian terdahulu yang peneliti uraikan di atas. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang ingin peneliti lakukan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar dengan model pembelajaran quantum.

Berdasarkan masalah yang dijumpai dalam pembelajaran IPS dan melihat penelitian yang relevan, peneliti berupaya untuk menggunakan model pembelajaran quantum untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran. Literature map penelitian yang relevan dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Penerapan Model Quantum

Learning dalam Upaya

Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika

Purwadi (2012)

Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching

dan Snowball Throwing Trimo

(2008)

Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA melalui model Quantum Learning dengan Media Realita

Sari (2012)

The Effect of Quantum Learning on Standarized Test Scores Versus Schools that Do

Not Use Quantum Learning

Davis (2012)


(50)

Gambar 2.2 Literature Map Penelitian-penelitian Relevan

Berdasarkan literature map di atas dapat terlihat bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki persamaan dalam penggunaan model pembelajaran quantum untuk meningkatkan minat dan hasil belajar dalam berbagai mata pelajaran. Penelitian-penelitian tersebut memperlihatkan bahwa penggunaan model pembelajaran quantum dalam kegiatan pembelajaran mampu meningkatkan minat maupun hasil belajar. Penelitian ini juga bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian yang menjelaskan bahwa pembelajaran quantum mampu meningkatkan minat dan hasil belajar. Oleh karena itu diharapkan penelitian ini juga turut mampu meningkatkan minat dan hasil belajar bagi siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran.

C. Kerangka Berpikir

Materi pembelajaran IPS yang dipandang abstrak bagi kebanyakan siswa SD Kanisius Pugeran diduga mengakibatkan rendahnya minat dan hasil belajar siswa. Rendahnya minat siswa dapat ditandai dengan kurangnya

Penggunaan Model Pembelajaran Quantum untuk Meningkatkan Minat dan Hasil

Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Kanisius


(51)

partisipasi, perhatian, perasaan senang dan inisiatif siswa. Hal tersebut mengakibatkan materi tidak dapat diterima secara maksimal oleh para siswa. Kurangnya pemahaman akan materi tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Pembelajaran quantum merupakan suatu metode yang memperhatikan segala aspek dalam kegiatan pembelajaran. Segala hal yang ada di dalam kelas diatur sedemikian rupa sehingga mampu memberikan sugesti positif bagi para siswa. Sugesti positif tersebut dapat diberikan lewat penataan ruang, suasana maupun kegiatan pembelajaran yang diberikan. Pembelajaran quantum juga menekankan adanya pengalaman sebelum pemberian nama sehingga materi akan menjadi lebih konkret bagi siswa. Hal tersebut diharapkan mampu membantu dan mempengaruhi penyerapan materi siswa. Dari beberapa hal tersebut, pembelajaran quantum diharapkan mampu menjadi salah satu pembelajaran yang menyenangkan dan mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka, penelitian terdahulu, dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Upaya peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD

Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: menumbuhkan, mengalami, menamai, mendemonstrasikan, mengulangi dan merayakan.


(52)

2. Penggunaan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran IPS dalam materi “Kegiatan Ekonomi dan Sumber Daya di Yogyakarta”.

3. Penggunaan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester II tahun ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran IPS dalam materi “Kegiatan Ekonomi dan Sumber Daya di Yogyakarta”.


(53)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang ditujukan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran. Elliot (dalam Arifin 2011:96) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu kajian tentang situasi sosial yang bertujuan untuk memperbaiki mutu situasi yang ada di dalamnya dengan melakukan suatu tindakan tertentu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian menurut Kemmis dan Taggart. Siklus penelitian menurut Kemmis dan Taggart dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Kusuma & Dwitagama, 2010)

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi Siklus II

Pelaksanaan


(54)

Model penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada dasarnya terdiri dari perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat yang tersusun dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus (Kusuma & Dwitagama, 2010).

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 macam komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun segala rencana tindakan yang meliputi tempat penelitian, subjek penelitian dan segala perangkat yang meliputi objek penelitian.

Pada tahap pelaksanaan, peneliti menerapkan segala rancangan yang telah disusun sebelumnya. Tahap pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pengamatan tersebut dapat dilakukan sendiri oleh peneliti ataupun pengamat yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Pada tahap ini biasanya disediakan suatu lembar yang khusus dirancang untuk mempermudah jalannya pengamatan. Pada tahap refleksi peneliti mengkaji proses pelaksanaan dari awal hingga akhir. Hasil dari refleksi menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk melaksanakan tindakan selanjutnya. Tindakan tersebut dapat berupa melanjutkan penelitian pada siklus selanjutnya ataupun menghentikan penelitiannya pada siklus tersebut.


(55)

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 29 siswa dengan rincian 12 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2014.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan minat dan hasil belajar mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran quantum pada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran.

4. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Pugeran yang berlokasi di Jl Suryodiningratan 71, Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta.

C. Persiapan

Penelitian ini dimulai dengan menentukan sekolah yang akan digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan SD Kanisius Pugeran yang beralamat di Jl Suryodiningratan 71, Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta sebagai tempat penelitian.


(56)

Setelah peneliti menentukan tempat penelitian, kemudian peneliti meminta izin dari kepala sekolah SD Kanisius Pugeran untuk menggunakan sekolahnya sebagai tempat penelitian. Setelah mendapat izin penelitian, peneliti mulai mengumpulkan data dengan cara observasi, dokumentasi dan juga wawancara untuk mencari informasi gambaran kondisi siswa. Hasil observasi, dokumentasi dan wawancara tersebut menjadi dasar peneliti dalam merumuskan masalah, menyusun hipotesis dan menyusun rencana penelitian dalam penelitian setiap siklus.

D. Rencana Setiap Siklus

Penelitian ini direncanakan dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus tersebut akan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan membutuhkan waktu 2 jam pelajaran (2x35). Siklus pertama menggunakan model pembelajaran quantum dengan metode bermain peran untuk mengenal sumber daya alam yang ada di Indonesia. Siklus kedua menggunakan bantuan artikel-artikel sumber daya di Yogyakarta. Dalam setiap siklus dilakukan pengamatan untuk melihat minat belajar siswa dan tes tertulis untuk melihat hasil belajar siswa. Rencana tindakan yang telah dirancang dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Rencana Tindakan Siklus 1 a. Perencanaan

Dalam tahap ini, peneliti menyiapkan segala perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan


(57)

Pembelajaran (RPP), materi ajar, media, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal evaluasi. Peneliti juga mempersiapkan instrument penilaian yang berupa lembar penilaian afektif dan juga lembar penilaian psikomotorik. Tindakan yang dilakukan pada siklus ini adalah penggunaan model pembelajaran quantum dengan metode bermain peran untuk mempelajari materi sumber daya alam di Indonesia.

b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan 1

a) Guru mengajukan pertanyaan tentang kegiatan ekonomi yang sering siswa lakukan di kantin sekolah.

b) Guru menyampaikan tujuan dari kegiatan pembelajaran hari ini.

c) Guru memberitahukan pentingnya kegiatan ekonomi lewat contoh-contoh kegiatan sehari-hari di lingkungan sekitar.

d) Siswa dibagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama dibagi lagi menjadi 5 kelompok kecil untuk bertugas memainkan peran pada pos-pos yang telah ditentukan. Kelompok kedua bertugas melakukan pengamatan pada tiap pos dan mengisi lembar kerja siswa. Setelah 10 menit, kelompok pertama bertukar


(58)

tempat dengan kelompok kedua. Setelah selesai, semua siswa kembali ke dalam kelas.

e) Guru memberikan pengertian dan memberikan nama pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan di luar kelas.

f) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa dan memberi kesempatan pada siswa untuk menceritakan kegiatan yang telah dilakukan di luar kelas.

g) Guru mengulangi penjelasan yang telah disampaikan. h) Guru dan siswa bersama-sama bernyanyi “kalau kau suka

hati” untuk merayakan pembelajaran hari ini. 2) Pertemuan 2

a) Guru mengingatkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.

b) Guru menyampaikan tujuan dari kegiatan pembelajaran hari ini.

c) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok berdasarkan barisan tempat duduk.

d) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa dengan cara menunjukkan gambar sumber daya. Kelompok yang mengetahui jawabannya dapat mengacungkan jari. Apabila jawaban kelompok tersebut salah maka pertanyaan akan dilemparkan pada kelompok lain.


(59)

Kelompok yang paling banyak menjawab adalah pemenangnya.

e) Guru dan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

f) Guru memberikan soal evaluasi siklus I. c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan mulai dari awal hingga akhir kegiatan penelitian untuk melihat perkembangan atau perubahan sebagai pengaruh pemberian treatment. Peneliti membuat catatan-catatan kecil dan juga mengisi lembar observasi minat kegiatan pembelajaran guna melihat proses dan perkembangan penelitian. Pada tahap ini peneliti juga mengisi lembar penilaian afektif dan juga psikomotorik yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dalam observasi ini peneliti dibantu oleh rekan peneliti.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti kembali mengkaji proses pelaksanaan penelitian dari awal hingga akhir guna melihat pengaruh pemberian treatment. Peneliti akan mengolah data-data yang telah didapatkan selama pelaksanaan siklus I tersebut. Hasil kajian tersebut akan digunakan peneliti sebagai dasar pertimbangan peneliti untuk melaksanakan siklus penelitian yang ke II atau menghentikannya pada siklus I.


(60)

2. Rencana Tindakan Siklus II a. Perencanaan

Dalam tahap ini, peneliti menyiapkan segala perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar, media, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal evaluasi. Peneliti juga mempersiapkan instrument penilaian yang berupa lembar penilaian afektif dan juga lembar penilaian psikomotorik. Pada siklus II ini peneliti memberikan kegiatan pembelajaran lewat tugas kelompok untuk mengidentifikasi sumber daya alam yang ada di Yogyakarta berdasarkan artikel-artikel yang diletakkan dalam pos-pos.

b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan 1

a) Guru memberikan cerita tentang wilayah Kasongan yang menjadi tempat kerajinan gerabah.

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

c) Guru memberitahukan pentingnya kegiatan ekonomi lewat contoh-contoh kegiatan sehari-hari di lingkungan sekitar.

d) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

e) Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok. Setiap kelompok bertugas untuk mengerjakan LKS


(61)

dengan membaca setiap artikel yang ada pada tiap pos. Setelah selesai siswa kembali ke dalam kelas.

f) Guru memberikan pengertian dan memberi nama pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan di luar kelas.

g) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa dan memberi kesempatan pada siswa untuk menceritakan kegiatan yang telah dilakukan di luar kelas.

h) Guru mengulang penjelasan yang telah disampaikan. i) Guru dan siswa bersama-sama melakukan tepuk tangan

untuk merayakan keberhasilan kegiatan pembelajaran hari ini.

2) Pertemuan 2

a) Guru melakukan tanya jawab terkait kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.

b) Guru menyampaikan tujuan dari kegiatan pembelajaran hari ini.

c) Guru mengajukan pertanyaan tentang sumber daya hutan dan sumber daya mineral. Siswa mengidentifikasi perbedaan tersebut dengan menuliskannnya pada papan tulis.

d) Guru mengaitkan hasil identifikasi siswa dengan pengertian sumber daya biotik dan abiotik.


(62)

e) Guru meminta siswa mengelompokkan sumber daya yang telah diketahui dalam tabel yang disediakan di depan kelas.

f) Guru dan siswa membahas hasil pekerjaan siswa bersama-sama dan menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

g) Guru membagikan soal evaluasi siklus II. c. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam observasi ini peneliti dibantu oleh rekan peneliti untuk mengisi lembar pengamatan yang telah peneliti susun. Lembar pengamatan tersebut meliputi lembar observasi minat, lembar penilaian afektif dan juga psikomotorik. d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti kembali mengkaji proses pelaksanaan penelitian dari awal hingga akhir guna melihat pengaruh pemberian treatment dan juga mengolah data-data yang telah didapatkan selama pelaksanaan siklus II tersebut guna melihat keberhasilan siklus.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(63)

1. Data Minat

Data mengenai minat siswa diperoleh melalui dua cara yaitu wawancara dan observasi. Teknik wawancara digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi tentang kondisi awal siswa sebelum melakukan penelitian. Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD Kanisius Pugeran dan kepada 3 orang siswa kelas IV. Wawancara yang dilakukan kepada guru bersifat terstruktur. Pertanyaan yang diajukan berkisar pada minat dan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS, metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan juga hambatan-hambatan yang dijumpai dalam kegiatan pembelajaran IPS. Wawancara yang dilakukan kepada siswa bersifat tidak terstruktur. Hal tersebut peneliti lakukan agar siswa merasa santai dan tidak takut dalam menjawab. Pertanyaan yang diajukan berkisar pada minat siswa dalam pembelajaran IPS, hambatan yang ditemukan saat belajar IPS dan juga cara guru dalam mengajar.

Teknik lain yang digunakan yaitu observasi. Teknik observasi digunakan oleh peneliti untuk melihat kenyataan pembelajaran IPS di kelas. Dalam kegiatan observasi ini peneliti melakukan penilaian terhadap minat siswa dengan mengisi lembar observasi minat siswa yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Dalam melakukan observasi, peneliti dibantu oleh rekan peneliti untuk turut serta mengisi lembar observasi minat.


(64)

2. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa selama penelitian dilakukan dengan teknik dokumentasi, tes dan non tes. Teknik dokumentasi digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi tentang hasil belajar siswa sebelum penelitian dilakukan. Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti adalah dokumentasi nilai siswa pada tahun ajaran 2013/2014. Pengumpulan data melalui tes diperoleh dari hasil lembar kerja siswa dan juga soal evaluasi. Lembar kerja siswa diberikan pada pertemuan pertama dalam setiap siklus. Lembar kerja tersebut berupa tabel pengamatan yang diisi siswa secara individu maupun kelompok pada tahap alami dalam pembelajaran quantum. Soal evaluasi yang berupa soal pilihan ganda diberikan pada akhir setiap siklus.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen untuk Mengukur Minat

Metode yang digunakan untuk mengukur minat pada penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan atau observasi. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi minat. Lembar observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk mengukur hasil observasi atau melihat ketercapaian indikator belajar yang diinginkan di dalam kelas. Penggunaan observasi memiliki pengaruh dalam subjektifitas peneliti yang akan turut mempengaruhi hasil penilaian. Meskipun demikian, hal tersebut tetap peneliti lakukan karena


(65)

terbatasnya waktu yang ada sehingga tidak dimungkinkan untuk menggunakan kuesioner dalam mengukur minat.

Dalam penelitian ini, peneliti menyusun lembar observasi berdasarkan indikator minat yang telah dibuat sebelumnya. Kisi-kisi lembar observasi minat dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Minat Siswa No Indikator Deskriptor Tampak/

Tidak

Skor 1 Perasaan

senang dalam mengikuti pembelajaran

Tidak mengeluh saat diberi tugas

Senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

Antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

Duduk dengan tenang

2 Pemusatan perhatian dalam kegiatan

pembelajaran

Tidak melakukan hal lain

Tidak mengganggu teman lain

Menyimak

penjelasan dari guru Siap saat diberi pertanyaan oleh guru 3 Partisipasi

siswa dalam kegiatan pembelajaran Mengemukakan pendapat Menjawab pertanyaan

Mengerjakan tugas yang diberikan guru Membantu teman yang mengalami kesulitan


(66)

dalam kegiatan pembelajaran

mengerti

Mencari jawaban saat guru bertanya Mencatat poin-poin penting

Mencari sumber lain yang relevan

Pengisian lembar observasi minat dilakukan dengan cara memberikan tanda (√) pada indikator yang terlihat dan tanda (-) pada indikator yang tidak terlihat.

2. Instrumen Hasil Belajar 1. Tes Tertulis

Tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes obyektif. Margono (2007:170) menyebutkan bahwa tes obyektif adalah suatu bentuk tes yang menyediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih. Peneliti menggunakan tes objektif untuk mengukur hasil belajar siswa dalam penelitian ini. Soal yang telah dibuat diujikan terlebih dahulu kepada siswa kelas IV SD yang setara sebelum penelitian dilakukan guna melihat validitas soal. Kisi-kisi soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/semester : IV/2

Standar kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Kompetensi Dasar

Materi Pokok


(67)

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan

potensi lain di daerahnya Kegiatan ekonomi dan macam-macam sumber daya

1. Siswa mampu menyebutkan pengertian kegiatan ekonomi

2,9

2. Siswa mampu menjelaskan 3 macam kegiatan ekonomi

6,7,8,10,13,15, 16,18

3. Siswa mampu menyebutkan contoh kegiatan ekonomi

1,3,4,14,17,19

4. Siswa mampu menjelaskan sumber daya

11,12,22

5. Siswa mampu mengidentifikas i sumber daya di Indonesia

5,20,21,23,24,25

Jumlah 25 soal

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/semester : IV/2

Standar kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Indikator No soal

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya

Sumber daya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta

1. Siswa mampu menyebutkan kegiatan ekonomi yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta

8,11,15,16, 24

2. Siswa mampu mengidentifikasi sumber daya yang ada di Daerah Istimewa

Yogyakarta

1,3,4,7,9,13, 18,23

3. Siswa mampu mengidentifikasi

2,10,14,19, 21,22,25


(68)

kegiatan ekonomi berdasarkan sumber daya 4. Siswa mampu

menjelaskan sumber daya biotik dan abiotik

6,20

5. Siswa mampu menjelaskan contoh sumber daya biotik dan abiotik

5,12,17

Jumlah 25 soal

Keseluruhan soal tersebut diujikan ke sekolah setara untuk mengetahui validitas soal. Soal yang diujikan dalam penelitian hanyalah soal-soal yang valid. Berdasarkan soal-soal yang valid tersebut diperoleh kisi-kisi baru sebagai berikut.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/semester : IV/2

Standar kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Indikator No soal sebelum validasi No soal setelah validasi 2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya Kegiatan ekonomi dan macam-macam sumber daya

1. Siswa mampu menyebutkan pengertian kegiatan ekonomi

2,9 1,4

2. Siswa mampu menjelaskan 3 macam

kegiatan ekonomi

8,10 5,13


(69)

menyebutkan contoh kegiatan ekonomi

19

4. Siswa mampu menjelaskan sumber daya

11,22 6,10

5. Siswa mampu mengidentifik asi sumber

daya di

Indonesia

5,20,23, 24,25

3,8,9,11, 15

Jumlah 15 soal 15 soal

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/semester : IV/2

Standar kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Indikator No soal sebelum validasi No soal setelah validasi 2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya

Sumber daya yang ada di Daerah Istime wa Yogya karta

1. Siswa mampu menyebutkan kegiatan ekonomi yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta

8,15,16 3,7,11

2. Siswa mampu mengidentifik asi sumber daya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta

1,4,13 1,8,10

3. Siswa mampu mengidentifik asi kegiatan ekonomi berdasarkan sumber daya 10,19,22, 25 2,4,9,13

4. Siswa mampu menjelaskan


(70)

sumber daya biotik dan abiotik 5. Siswa mampu

menjelaskan contoh sumber daya biotik dan abiotik

5,12,17 6,12,14

Jumlah 14 soal 14 soal

Tabel 3.6 Pedoman Skoring Soal

Jenis Soal Skor Maksimal Total Skor

Soal ujicoba evaluasi siklus I 1 25

Soal ujicoba evaluasi siklus II 1 25

Soal evaluasi siklus I 1 15

Soal evaluasi siklus I 1 14

Kriteria Penskoran: Skor Benar = 1 Skor Salah = 0

2. Observasi

Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan rubrik penilaian afektif dan juga rubrik penilaian psikomotorik yang diisi dengan metode observasi. Rubrik ini diisi oleh peneliti pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti menggunakan rubrik afektif untuk menilai aspek afektif siswa. Penilaian afektif tersebut dilakukan pada saat siswa sedang berada di dalam kelompok. Rubrik penilaian afektif dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Rubrik Penilaian Afektif

No Indikator Skor 1 Skor 2 Skor 3


(71)

No Indikator Skor 1 Skor 2 Skor 3 Jawab menggunakan

media yang disediakan tanpa melihat petunjuk yang diberikan

menggunakan media yang disediakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan namun kurang serius

menggunakan media yang disediakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan sebaik-baiknya 2 Partisipasi Siswa kurang

mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir

Siswa mengikuti kegiatan

pembelajaran dari awal hingga akhir namun kurang bersungguh-sungguh Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir dengan

bersungguh-sungguh 3 Inisiatif Siswa menjawab

pertanyaan setelah ditunjuk oleh guru berulang kali

Siswa menjawab pertanyaan setelah ditunjuk oleh guru satu kali

Siswa

mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan tanpa ditunjuk oleh guru

Peneliti juga menggunakan rubrik untuk menilai aspek psikomotorik siswa. Penilaian psikomotor tersebut dilakukan ketika siswa melakukan kegiatan yang telah disiapkan peneliti pada tahap alami dalam pembelajaran quantum. Dalam rubrik penilaian ini terdapat 2 indikator yaitu ketepatan penggunaan media dan demonstrasi. Rubrik penilaian psikomotor dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Rubrik Penilaian Psikomotorik

No Indikator Skor 1 Skor 2 Skor 3

1 Ketepatan penggunaan media

Siswa

bermain-main dengan media

Siswa mengikuti instruksi yang

Siswa

menggunakan media dengan


(1)

169 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

171 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

173

Foto-foto Kegiatan


(6)

Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Note Taking Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri Tambakb

0 2 13

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI NO.040474 TIGASERANGKAI.

0 1 2

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangbangun Tahun 2011/

0 3 13

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Jetis Bantul tahun pelajaran 2014/2015.

0 0 283

Penggunaan model pembelajaran kooperatif metode Team Assisted Individualization untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD.

0 2 231

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD KANISIUS PUGERAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

2 14 183

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI SINDUADI 1 KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN.

0 1 192

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS

0 0 18

Penggunaan media pembelajaran monopoli untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Kanisius Klepu - USD Repository

0 0 300

Penggunaan media pembelajaran kartu domino untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Kanisius Klepu - USD Repository

0 1 265