Laba Bersih Dividen Landasan Teori .1 Teori Miller Modigliani

5. Mengukur dan mengevaluasi kinerja. Tahap ini adalah menjadi tahap reevaluasi bagi perusahaan untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan selama ini dan apakah tindakan yang telah dilakukan selama ini telah benar-benar maksimal atau belum. Jika belum, maka sebaiknya segera melakukan perbaikan agar kerugian tidak akan terjadi ke depan nantinya. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan kelima tahap- tahap yang ada dalam proses keputusan investasi. Keputusan alokasi aset Batasan Jumlah dana, pajak,dan laporan Strategi Portofolio aktif Strategi portofolio pasif Becnhmarking terhadap indeks portofolio pasar Sumber : Tandelilin 2001:10 Gambar 2.1 Proses Keputusan Investasi

2.1.3 Laba Bersih

Menurut Niswonger, dkk 2000:27 laba bersih adalah kelebihan pendapatan atas beban yang dikeluarkan dalam proses menghasilkan pendapatan. Laba bersih setelah pajak adalah laba bersih yang diperoleh Penentuan tujuan investasi Pemilihan strategi portofolio Penentuan kebijakan investasi Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio Pemilihan aset Universitas Sumatera Utara dalam satu periode dikurangi pajak. Menurut PSAK Nomor 1, informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya IAI 2007. Menurut Soemarso 2004, laba bersih merupakan angka terakhir dalam laporan laba rugi. Jumlah ini menunjukkan kenaikan bersih terhadap modal. Namun apabila perusahaan ,menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih net loss. Sedangkan menurut Chairi dan Ghozali 2001, mengungkapkan laba bersih adalah laba akuntansi merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa laba bersih net income adalah nominal terakhir dalam laporan laba rugi atas kenaikan bersih terhadap modal.

2.1.4 Dividen

Kebijakan dividen memiliki pengaruh kepada rasio profitabilitas karena perolehan dari profitabilitas akan selaras pada pembagian dividen yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut Weston dan Copeland 1992, kebijakan dividen akan menentukan penempatan dari perolehan laba perusahaan, yaitu antara membayar kepada pemegang saham atau menginvestasikan kembali kepada perusahaan. Sedangkan menurut Harmono 2009, dividen adalah persentase laba yang Universitas Sumatera Utara dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai, penjagaan stabilitas dividen dari waktu ke waktu, pembagian dividen saham, dan pembelian kembali saham. Maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen adalah pembagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham atau reinvestasi ke dalam perusahaan. Laba yang diinvestasikan kedalam perusahaan atau dianggap tidak dibagikan kepada pemegang saham dianggap sebagai laba ditahan. Menurut weston dan Copeland 1992, bahwa laba ditahan retained earnings merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham. Menurut harmono 2009, apabila perusahaan memilih membagi laba sebagai dividen, tentunya akan mengurangi laba yang akan ditahan. Dampaknya adalah adanya pengurangan sumber dana internal perusahaan. Namun jika perusahaaan meemilih menahan laba, dimana dividen tidak dibagikan kepada pemegang saham, maka akan memperkuat atau memperbesar dana internal perusahaan. Rasio pembayaran dividen dividend payout ratio ikut menentukan besarnya jumlah laba perusahaan yang dievaluasi untuk pemaksimalan kekayaan para pemegang saham. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk melihat pengaruh kebijakan dividen terhadap keputusan investasi seperti yang dilakukan Hidayat 2010, bahwa perusahaan NFC yang memperoleh Universitas Sumatera Utara dividen yang tinggi lebih mampu memiliki kesempatan investasi dibandingkan perusahaan FC yang memperoleh dividen rendah tidak mampu membagi dividen. Menurut Erkanigrum 2009, dividend payout ratio DPR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan menurut Subchan 2011, bahwa adanya pengaruh negatif antara kebijakan dividen dan set kesempatan investasi karena apabila perusahaan akan melakukan kebijakan ekspansif dalam melaksanakan investasi maka perusahaan cenderung tidak akan membagikan dividen. Untuk pengukuran terhadap variabel dividen, sama seperti yang dilakukan subchan 2011. Perusahaan yang membagikan dividen akan bernilai satu 1, sedangkan perusahaan yang tidak membagikan dividen akan bernilai nol 0.

2.1.5 Arus Kas Bebas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 92

Analisis Hubungan Antara Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

5 53 80

Pengaruh Laba Bersih Dan Dividen Kas Terhadap Harga Saham (Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

11 53 187

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

0 2 1

Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Bebas Terhadap Dividen Kas (studi Kasus pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013)

1 11 68

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 6 29

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA).

0 9 24

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 23

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS PENDANAAN DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 4 12