Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

121

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Apabila responden dalam penelitian ini di kategorikan berdasarkan pendidikan, maka akan terlihat ada empat interval usia bagaimana pada tabel berikut: Tabel 3.4 Pendidikan Terakhir Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SD 21 8.4 8.4 8.4 SMP 38 15.1 15.1 23.5 SMA 126 50.2 50.2 73.7 Sarjana 66 26.3 26.3 100.0 Total 251 100.0 100.0 Sumber : Penelitian Tahun 2016 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden berdasarkan pendidikan terakhir yakni SD sebanyak 21 orang 8.4, SMP sebanyak 38 orang 15.1, SMA sebanyak 126 orang 50.2 dan sarjana sebanyak 66 orang 26.3. B.2.2. Perempuan Minangkabau Bundo Kanduang dan Pembuatan Kebijakan Peraturan Nagari Untuk melihat kuatnya pengaruh perempuan minangkabau bundo kanduang yang ada di Nagari Pauah, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan mengenai perempuan minangkabau bundo kanduang.Untuk melihat Perempuan Minangkabau Bundo Kanduang. Universitas Sumatera Utara 122 B.2.2.1 Perempuan Minangkabau Bundo Kanduang Tabel 3.5 Distribusi Jawaban Responden Didalam Budaya Minangkabau Sistem kekerabatan yang di anut adalah sistem matrilineal Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ya 184 73.3 73.3 73.3 Tidak 67 26.7 26.7 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.5.menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Ya bahwa didalam budaya minangkabau sistem kekerabatan yang dianut adalah sistem matrilineal, yakni sebanyak 184 orang menjawab Ya 73.3, dan sebanyak 67 orang menjawab tidak 26.7. Alasan sebagian masyarakat perempuan Nagari Pauah yang menjawab tidak 26.7 masyarakat yang tidak mengerti adat minangkabau atau masyarakat yang melakukan perkawinan dengan suku di luar minangkabau. Selanjutnya untuk melihat perempuan minangkabaubundo kanduang yakni yang mengemukakan di dalam keluarga seorang anak perempuan adalah penerus keturunan ibusuku ibu peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 3.6 Distribusi Jawaban Responden Didalam keluarga seorang anak perempuan adalah penerus keturunan ibusuku ibu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ya 192 76.5 76.5 76.5 Tidak 59 23.5 23.5 100.0 Total 251 100.0 100.0 Universitas Sumatera Utara 123 Tabel 3.6.menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Ya bahwa didalam keluarga seorang anak perempuan adalah penerus keturunan ibusuku ibu, yakni sebanyak 192 orang menjawab Ya 76.5, dan sebanyak 59 orang menjawab tidak 23.5. Alasan masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak 23.5 masyarakat yang melakukan perkawinan dengan suku di luar minangkabau. Selanjutnya untuk melihat perempuan minangkabaubundo kanduang yakni yang mengemukakan Dalam pembagian warisan, yang memperoleh warisan adalah perempuan peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 3.7 Distribusi Jawaban Responden Dalam pembagian warisan, yang memperoleh warisan adalah perempuan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ya 194 77.3 77.3 77.3 Tidak 57 22.7 22.7 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.7.menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Ya bahwa dalam pembagian warisan, yang memperoleh warisan adalah perempuan, yakni sebanyak 194 orang menjawab Ya 77.3, dan sebanyak 57 orang menjawab tidak 22.7. Alasan masyarakat perempuan nagari pauah yang mengatakan tidak 22.7 masyarakat yang tidak paham dengan adat Universitas Sumatera Utara 124 minangkabau dan warisan tidak selamanya jatuh kepada pihak perempuan saja sebaliknya laki-laki. Selanjutnya untuk melihat perempuan minangkabaubundo kanduang yakni yang mengemukakan didalam budaya adat minangkabau posisi perempuan lebih utama dari pada posisi laki-laki peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 3.8 Distribusi Jawaban Responden Didalam budaya adat minangkabau posisi perempuan lebih utama dari pada posisi laki-laki Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ya 198 78.9 78.9 78.9 Tidak 53 21.1 21.1 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.8.menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Ya bahwa dalam adat minangkabau posisi perempuan lebih utama dari pada posisi laki-laki, yakni sebanyak 198 orang menjawab Ya 78.9, dan sebanyak 53 orang menjawab tidak 21.1. Alasan masyarakat perempuan nagari pauah mengatakan tidak 21.1 masyarakat yang tidak mengerti dengan adat minangkabau dan tidak tahu bagaimana kedudukannya di adat tersebut. Selanjutnya untuk melihat perempuan minangkabaubundo kanduang yakni yang mengemukakan Anda mengetahui tentang bundo kanduang peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 125 Tabel 3.9 Distribusi Jawaban Responden Anda mengetahui tentang bundo kanduang Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ya 181 72.1 72.1 72.1 Tidak 70 27.9 27.9 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.9.menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Ya Anda mengetahui tentang bundo kanduang yakni sebanyak 181 orang menjawab Ya 72.1, dan sebanyak 70 orang menjawab tidak 27.9. Alasan masyarakat perempuan nagari pauah yang mengatakan tidak 27.9 masyarakat yang tidak mengetahui bahwasanya panggilan untuk perempuan di adat minangkabau adalah bundo kanduang. Tabel 3.10 Distribusi Jawaban Responden Ketika mendengar kata minangkabau adalah budaya minang yang sangat menghormati kaum perempuan. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 9 3.6 3.6 3.6 TS 2 .8 .8 4.4 S 17 6.8 6.8 11.2 SS 223 88.8 88.8 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.10. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, ketika mendengar kata minangkabau adalah budaya minang yang sangat menghormati kaum perempuan, yaitu sebanyak 223 orang menjawab Sangat Setuju 88.8, sebanyak 17 orang menjawab Setuju 6.8, 2 orang Universitas Sumatera Utara 126 Tidak Setuju 8, serta sebanyak 9 orang menjawab sangat tidak setuju 3.6. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 3.6 karena menurut mereka, masyarakat perempuan yang sama sekali tidak mengerti akan nilai-nilai yang terkandung di adat minangkabau. Selanjutnya untuk mengetahui Perempuan MinangkabauBundo Kanduang maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 3.11 Distribusi Jawaban Responden Perempuan dalam budaya matrilineal adalah sebagai penerus keturunan sukumarga Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 15 6.0 6.0 6.0 TS 6 2.4 2.4 8.4 S 19 7.6 7.6 15.9 SS 211 84.1 84.1 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.11. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, Perempuan dalam budaya matrilineal adalah sebagai penerus keturunan sukumarga, yaitu sebanyak 211 orang menjawab Sangat Setuju 84.1, sebanyak 19 orang menjawab Setuju 7.6, 6 orang Tidak Setuju 2.4, serta sebanyak 15 orang menjawab sangat tidak setuju 6 Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 6.4 karena menurut mereka, tidak semua masyarakat di nagari pauah yang menikah dengan suku yang ada di minangkabau melainkan suku di luar minangkabau. Universitas Sumatera Utara 127 Selanjutnya untuk mengetahui Perempuan MinangkabauBundo Kanduang maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 3.12 Distribusi Jawaban Responden Kelahiran anak perempuan sangat penting bagi keluarga Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 11 4.4 4.4 4.4 TS 1 .4 .4 4.8 S 29 11.6 11.6 16.3 SS 210 83.7 83.7 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.12. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, kelahiran anak perempuan sangat penting bagi keluarga, yaitu sebanyak 210 orang menjawab Sangat Setuju 83.7, sebanyak 29 orang menjawab setuju 11.6, 1 orang Tidak Setuju 4, serta sebanyak 11 orang menjawab sangat tidak setuju 4.4. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 4.4 karena menurut mereka, karena tidak semua masyarakat di nagari pauah yang menikah dengan sesama suku minangkabau, melainkan di luar suku minangkabau. Selanjutnya untuk mengetahui Perempuan MinangkabauBundo Kanduang maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 128 Tabel 3.13 Distribusi Jawaban Responden Budaya minangkabau lebih menonjolkan perempuan dari pada laki- laki Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 8 3.2 3.2 3.2 TS 3 1.2 1.2 4.4 S 17 6.8 6.8 11.2 SS 223 88.8 88.8 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.13. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, budaya minangkabau lebih menonjolkan perempuan dari pada laki- laki, yaitu sebanyak 223 orang menjawab Sangat Setuju 88.8, sebanyak 17 orang menjawab Setuju 6.8, 3 orang Tidak Setuju 1.2, serta sebanyak 8 orang menjawab sangat tidak setuju 3.2. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 3.2 karena menurut mereka, tidak semua masyarakat di nagari pauah paham dengan nilai nilai budaya matrilineal di adat minangkabau. Selanjutnya untuk mengetahui Perempuan MinangkabauBundo Kanduang maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 129 Tabel 3.14 Distribusi Jawaban Responden Perempuan Minangkabau memiliki tempat dan hak suara di dalam kaum Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 9 3.6 3.6 3.6 S 25 10.0 10.0 13.5 SS 217 86.5 86.5 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.14. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, perempuan minangkabau memiliki tempat dan hak suara di dalam kaum, yaitu sebanyak 217 orang menjawab Sangat Setuju 86.5, sebanyak 25 orang menjawab Setuju 10, dan sebanyak 9 orang menjawab sangat tidak setuju 3.6. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 3.6 karena menurut mereka, tidak semua masyarakat perempuam nagari pauh mau terlibat dalam mengambil suara di dalam kaumnya. Selanjutnya untuk mengetahui Perempuan MinangkabauBundo Kanduang maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 130 Tabel 3.15 Distribusi Jawaban Responden Perempuan minangkabau harus menjauhi sifat-sifat sumbang buruk dalam adat minangkabau. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 10 4.0 4.0 4.0 TS 7 2.8 2.8 6.8 S 32 12.7 12.7 19.5 SS 202 80.5 80.5 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.15. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, perempuan minangkabau harus menjauhi sifat-sifat sumbang burukdalam adat minangkabau, yaitu sebanyak 202 orang menjawab Sangat Setuju 80.5, sebanyak 32 orang menjawab Setuju 12.7, 7 orang Tidak Setuju 2.8, serta sebanyak 10 orang menjawab sangat tidak setuju 4. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 4 karena menurut mereka, masih banyak kaum perempuan minangkabau mengindahkan sifat-sifat sumbang buruk pada ririnya. Selanjutnya untuk mengetahui Perempuan MinangkabauBundo Kanduang maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 131 Tabel 3.16 Distribusi Jawaban Responden Bundo Kanduang sebagai umbun puruak pegangan kunci menunjukan makna yang arif, bijaksana, hormat, khidmat, capek kaki ringan tangan tidak pemalas, memiliki sifat mulia dan menjauhi larangan. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 8 3.2 3.2 3.2 TS 3 1.2 1.2 4.4 S 20 8.0 8.0 12.4 SS 220 87.6 87.6 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.16. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, Bundo Kanduang sebagai umbun puruak pegangan kunci menunjukan makna yang arif, bijaksana, hormat, khidmat, capek kaki ringan tangan tidak pemalas, memiliki sifat mulia dan menjauhi larangan yaitu sebanyak 220 orang menjawab Sangat Setuju 84.1, sebanyak 20 orang menjawab Setuju 8, 3 orang Tidak Setuju 1.2, serta sebanyak 8 orang menjawab sangat tidak setuju 3.2. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 3.2 karena menurut mereka, tidak semua Bundo Kanduang menunjukan sifat yang arif, bijaksana, hormat, khidmat, capek kaki ringan tangan Selanjutnya untuk mengetahui Perempuan MinangkabauBundo Kanduang maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 3.17 Distribusi Jawaban Responden Universitas Sumatera Utara 132 Bundo Kanduang sebagai pusek jalo kumpulan tali memiliki makna sosok ibu yang memiliki posisi sentral menentukan keberhasilan anak dimasa depan. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 10 4.0 4.0 4.0 TS 4 1.6 1.6 5.6 S 23 9.2 9.2 14.7 SS 214 85.3 85.3 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.17.menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, Bundo Kanduang sebagai pusek jalo kumpulan tali memiliki makna sosok ibu yang memiliki posisi sentral menentukan keberhasilan anak dimasa depan, yaitu sebanyak 214 orang menjawab Sangat Setuju 85.3, sebanyak 23 orang menjawab Setuju 9.2, 4 orang Tidak Setuju 1.6, serta sebanyak 10 orang menjawab sangat tidak setuju 4. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 4, karena menurut mereka, tidak semua Bundo Kanduang sebagai pusek jalo kumpulan tali memiliki makna sosok ibu yang memiliki posisi sentral menentukan keberhasilan anak dimasa depan Selanjutnya untuk mengetahui Perempuan MinangkabauBundo Kanduang maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 3.18 Distribusi Jawaban Responden Bundo Kanduang sebagai sumarak dalam nagari, hiasan dalam kampung, mempunyai makna kehadiran wanita sebagai simbol keindahan Universitas Sumatera Utara 133 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 9 3.6 3.6 3.6 TS 7 2.8 2.8 6.4 S 27 10.8 10.8 17.1 SS 208 82.9 82.9 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.18. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, Bundo Kanduang sebagai sumarak dalam nagari, hiasan dalam kampung, mempunyai makna kehadiran wanita sebagai simbol keindahan, yaitu sebanyak 208 orang menjawab Sangat Setuju 82.9, sebanyak 27 orang menjawab Setuju 10.8, 7 orang Tidak Setuju 2.8, serta sebanyak 9 orang menjawab sangat tidak setuju 3.6 Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 2.8, karena menurut mereka, tidak semua Bundo Kanduang sebagai sumarak dalam nagari, hiasan dalam kampung, mempunyai makna kehadiran wanita sebagai simbol keindahan. Selanjutnya untuk mengetahui Perempuan MinangkabauBundo Kanduang maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 3.19 Distribusi Jawaban Responden Bundo Kanduang sebagai nan gadang basa batuah memiliki makna bahwa sebagai lambang kebanggaan dan kemuliaan suatu kaum. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 9 3.6 3.6 3.6 TS 8 3.2 3.2 6.8 S 29 11.6 11.6 18.3 SS 205 81.7 81.7 100.0 Total 251 100.0 100.0 Universitas Sumatera Utara 134 Tabel 3.19. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, Ketika mendengar kata minangkabau adalah budaya minang yang sangat menghormati kaum perempuan, yaitu sebanyak 205 orang menjawab Sangat Setuju 81.7, sebanyak 29 orang menjawab Setuju 11.6, 8 orang Tidak Setuju 3.2, serta sebanyak 9 orang menjawab sangat tidak setuju 3.6 Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 3.6 karena menurut mereka, tidak semua perempuan nagari pauah yang bisa dijadikan lambang kebanggaan atau kemulian suatu kaum. Selanjutnya untuk mengetahui Perempuan MinangkabauBundo Kanduang maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: B.2.2.2 Pembuatan Kebijakan Peraturan Nagari Tabel 3.20 Distribusi Jawaban Responden Terlibat dalam pembuatan kebijakanperaturan nagari di nagari pauah Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ya 132 52.6 52.6 52.6 Tidak 119 47.4 47.4 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.20.menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Ya bahwa Terlibat dalam pembuatan kebijakanperaturan nagari di nagari pauah, yakni sebanyak 132 orang menjawab Ya 52.6, dan sebanyak 119 orang menjawab tidak 47.4. Adapun alasan masyarakat perempuan nagari pauah Universitas Sumatera Utara 135 yang mengatakan tidak 47.4, tidak semua perempuan di nagari pauah dapat atau mau terlibat dalam pembuatan kebijakan di nagarinya. Tabel 3.21 Distribusi Jawaban Responden Pernah memberikan suara dalam pembuatan kebijakan di nagari pauah Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ya 156 62.2 62.2 62.2 Tidak 95 37.8 37.8 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.21.menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Ya bahwa Pernah memberikan suara dalam pembuatan kebijakan di nagari pauah, yakni sebanyak 156 orang menjawab Ya 62.2, dan sebanyak 95 orang menjawab tidak 37.8. Adapun alasan masyarakat perempuan nagari pauah yang mengatakan tidak 37.8, karena tidak semua masyarakat perempuan di nagari pauah terlibat dalam memberikan suara dalam pembuatan kebijakan di nagari pauah. Universitas Sumatera Utara 136 Tabel 3.22 Distribusi Jawaban Responden Proses pembuatan kebijakan sesuai dengan adat minangkabau Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ya 134 53.4 53.4 53.4 Tidak 117 46.6 46.6 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.22.menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Ya bahwa proses pembuatan kebijakan sesuai dengan adat minangkabau, yakni sebanyak 134 orang menjawab Ya 53.4, dan sebanyak 117 orang menjawab tidak 46.6. Adapun alasan masyarakat perempuan nagari pauah yang mengatakan tidak 46.6, karena nilai-nilai adat minangkabau yang menjunjung azas musyawarah tidak dihiraukan lagi demi kepentingan. Tabel 3.23 Distribusi Jawaban Responden Hasil kebijakan di nagari sudah mewakili kepentingan perempuan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ya 126 50.2 50.2 50.2 Tidak 125 49.8 49.8 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.23.menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Ya bahwa hasil kebijakan di nagari sudah mewakili kepentingan perempuan, yakni sebanyak 126 orang menjawab Ya 50.2, dan sebanyak 125 orang menjawab tidak 49.8. Adapun alasan masyarakat perempuan nagari pauah yang Universitas Sumatera Utara 137 mengatakan tidak 49.8, karena sangat sedikit perempuan yang mau terlibat dalam pembuatan kebijakan, sehingga kebijakan yang dihasilkan tidak berkenaan dengan perempuan itu sendiri. Tabel 3.24 Distribusi Jawaban Responden Saudara lebih senang yang membuat kebijakan di nagari perempuan atau laki-laki Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid LK 169 67.3 67.3 67.3 PR 82 32.7 32.7 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.24. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab bahwa lebih senang yang membuat kebijakan di nagari perempuan atau laki-laki, yakni sebanyak 169 orang menjawab Laki-Laki 67.3, dan sebanyak 82 orang menjawab perempuan 32.7. Adapun alasan masyarakat perempuan nagari pauah yang mengatakan laki-laki 67.3, karena perempuan nagari pauah dalam adat minangkabau banyak terlibat di lingkungan rumah gadang, sehingga samgat sedikit perempuan yang terlibat di dalam pemerintahan nagari Selanjutnya untuk mengetahui Pembuatan Kebijakan di Nagari maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 138 Tabel 3.25 Distribusi Jawaban Responden Budaya minangkabau membuat wanita tidak ikut campur dalam kehidupan politik Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 4 1.6 1.6 1.6 TS 11 4.4 4.4 6.0 S 32 12.7 12.7 18.7 SS 204 81.3 81.3 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.25. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, budaya minangkabau membuat wanita tidak ikut campur dalam kehidupan politik, yaitu sebanyak 204 orang menjawab Sangat Setuju 81.3, sebanyak 32 orang menjawab Setuju 12.7, 11 orang Tidak Setuju 4.4, serta sebanyak 4 orang menjawab sangat tidak setuju 1.6 Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 1.6, karena menurut mereka, budaya minangkabau membuat wanita tidak ikut campur dalam kehidupan politik, karena urusan keluar lebih banyak diserahkan ke laki-laki, perempuan cukup mengurusi rumah gadang atau lingkungan keluarga. Selanjutnya untuk mengetahui pembuatan kebijakan di nagari maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 139 Tabel 3.26 Distribusi Jawaban Responden Perempuan harus ikut terlibat dalam pembuatan kebijakan di nagari Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 4 1.6 1.6 1.6 TS 14 5.6 5.6 7.2 S 39 15.5 15.5 22.7 SS 194 77.3 77.3 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.26. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, perempuan harus ikut terlibat dalam pembuatan kebijakan di nagari, yaitu sebanyak 194 orang menjawab Sangat Setuju 77.3, sebanyak 39 orang menjawab Setuju 15.5, 14 orang Tidak Setuju 5.6, serta sebanyak 4 orang menjawab sangat tidak setuju 1.6. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 5.6 karena menurut mereka, perempuan lebih disibukan dalam urusan mengurusi keluarga., sehingga kurannya keterlibatan perempuan dalam pembuatan kebijakan. Selanjutnya untuk mengetahui pembuatan kebijakan di nagari maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 3.27 Distribusi Jawaban Responden Anggota BAMUS legislatif nagari harus lebih mayoritas perempuan. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 4 1.6 1.6 1.6 TS 11 4.4 4.4 6.0 S 40 15.9 15.9 21.9 SS 196 78.1 78.1 100.0 Total 251 100.0 100.0 Universitas Sumatera Utara 140 Tabel 3.27. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, anggota BAMUS legislatif nagari harus lebih mayoritas perempuan., yaitu sebanyak 196 orang menjawab Sangat Setuju 78.1, sebanyak 40 orang menjawab Setuju 15.9, 11 orang Tidak Setuju 4.4, serta sebanyak 4 orang menjawab sangat tidak setuju 1.6. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 1.6 karena menurut mereka, semakin banyak perempuan yang terlibat di dunia luar akan mengurangi tanggungjawab sebagai perempuan dalam mengurusi rumah gadang. Selanjutnya untuk mengetahui pembuatan kebijakan di nagari maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 3.28 Distribusi Jawaban Responden Perempuan mempunyai kemampuan memimpin yang sama dengan laki-laki Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 10 4.0 4.0 4.0 TS 18 7.2 7.2 11.2 S 44 17.5 17.5 28.7 SS 179 71.3 71.3 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.28. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, Perempuan mempunyai kemampuan memimpin yang sama dengan laki-laki, yaitu sebanyak 179 orang menjawab Sangat Setuju 71.3, sebanyak Universitas Sumatera Utara 141 44 orang menjawab Setuju 17.5, 18 orang Tidak Setuju 7.2, serta sebanyak 10 orang menjawab sangat tidak setuju 4. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 4, karena menurut mereka, perempuan minangkabau mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Selanjutnya untuk mengetahui pembuatan kebijakan di nagari maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 3.29 Distribusi Jawaban Responden Perempuan harus bersaing dengan laki-laki untuk menjadi pemimpin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 20 8.0 8.0 8.0 TS 17 6.8 6.8 14.7 S 54 21.5 21.5 36.3 SS 160 63.7 63.7 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.29. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, perempuan harus bersaing dengan laki-laki untuk menjadi pemimpin, yaitu sebanyak 160 orang menjawab Sangat Setuju 63.7, sebanyak 54 orang menjawab Setuju 21.5, 17 orang Tidak Setuju 6.8, serta sebanyak 20 orang menjawab sangat tidak setuju 8. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju karena menurut mereka, perempuan memiliki keterbatasan dalam hal bersaing, tidak sama dengan laki-laki. Universitas Sumatera Utara 142 Selanjutnya untuk mengetahui pembuatan kebijakan di nagari maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Tabel 3.30 Distribusi Jawaban Responden Jika perempuan masuk kedalam politik maka dapat memperjuangkan hak-hak perempuan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 9 3.6 3.6 3.6 TS 27 10.8 10.8 14.3 S 65 25.9 25.9 40.2 SS 150 59.8 59.8 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.30. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, jika perempuan masuk kedalam politik maka dapat memperjuangkan hak-hak perempuan, yaitu sebanyak 150 orang menjawab Sangat Setuju 59.8, sebanyak 65 orang menjawab Setuju 25.9, 27 orang Tidak Setuju 10.8, serta sebanyak 9 orang menjawab sangat tidak setuju 3.6. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari yang menjawab tidak setuju 3.6, karena menurut mereka, jika perempuan masuk kedalam politik, siapa lagi yang akan bertanggung jawab dalam memelihara dan merawat keturunan, harta pusaka dan urusan di dalam rumah gadang. Selanjutnya untuk mengetahui pembuatan kebijakan di nagari maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 143 Tabel 3.31 Distribusi Jawaban Responden Perempuan minangkabau hanya sebagai pengontrol dalam pemerintahan nagari Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 6 2.4 2.4 2.4 TS 43 17.1 17.1 19.5 S 64 25.5 25.5 45.0 SS 138 55.0 55.0 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.31. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, perempuan minangkabau hanya sebagai pengontrol dalam pemerintahan nagari, yaitu sebanyak 138 orang menjawab Sangat Setuju 55, sebanyak 64 orang menjawab Setuju 25.5, 43 orang Tidak Setuju 17.1, serta sebanyak 6 orang menjawab sangat tidak setuju 2.4. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju 17.15, karena menurut mereka, budaya minangkabau membuat wanita tidak ikut campur dalam kehidupan politik. Selanjutnya untuk mengetahui pembuatan kebijakan di nagari maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 144 Tabel 3.32 Distribusi Jawaban Responden Sistem matrilineal telah menempatkan perempuan pada posisi yang mengharuskannya berpikir luas, bijaksana, dan tegas terhadap putusan yang akan diambil. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 7 2.8 2.8 2.8 TS 38 15.1 15.1 17.9 S 62 24.7 24.7 42.6 SS 144 57.4 57.4 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.32. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, sistem matrilineal telah menempatkan perempuan pada posisi yang mengharuskannya berpikir luas, bijaksana, dan tegas terhadap putusan yang akan diambil, yaitu sebanyak 144 orang menjawab Sangat Setuju 57.4, sebanyak 62 orang menjawab Setuju 24.7, 38 orang Tidak Setuju 15.1, serta sebanyak 7 orang menjawab sangat tidak setuju 2.8. Adapun alasan Responden yang masyarakat perempuan nagari pauah menjawab tidak setuju 2.8, karena menurut mereka, tidak semua perempuan di nagari pauah bisa menempatkan dirinya atau posisi yang mengharuskannya berpikir luas, bijaksana, dan tegas dalam mengambil keputusan. Selanjutnya untuk mengetahui pembuatan kebijakan di nagari maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 145 Tabel 3.33 Distribusi Jawaban Responden Keputusan politik apapun yang diambil di Nagari harus menunggu persetujuan perempuan yang bergelar Bundo Kandung. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 11 4.4 4.4 4.4 TS 30 12.0 12.0 16.3 S 82 32.7 32.7 49.0 SS 128 51.0 51.0 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.33. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, keputusan politik apapun yang diambil di Nagari harus menunggu persetujuan perempuan yang bergelar Bundo Kandung, yaitu sebanyak 128 orang menjawab Sangat Setuju 51.0, sebanyak 82 orang menjawab Setuju 32.7, 30 orang Tidak Setuju 12, serta sebanyak 11 orang menjawab sangat tidak setuju 4.4. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju karena menurut mereka, walaupun menunggu persetujuan dari bundo kanduang, katerlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dalam kebijakan masih kurang. Selanjutnya untuk mengetahui pembuatan kebijakan di nagari maka peneliti mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 146 Tabel 3.34 Distribusi Jawaban Responden Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 Pasal 70 menjamin keterlibatan bundo kanduang terlibat aktif dalam pembuatan kebijakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid STS 10 4.0 4.0 4.0 TS 23 9.2 9.2 13.1 S 68 27.1 27.1 40.2 SS 150 59.8 59.8 100.0 Total 251 100.0 100.0 Tabel 3.34. menggambarkan bahwa mayoritas responden menjawab Sangat Setuju, Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 Pasal 70 menjamin keterlibatan bundo kanduang terlibat aktif dalam pembuatan kebijakan, yaitu sebanyak 150 orang menjawab Sangat Setuju 59.8, sebanyak 68 orang menjawab Setuju 27.1, 23 orang Tidak Setuju 9.2, serta sebanyak 10 orang menjawab sangat tidak setuju 4. Adapun alasan Responden masyarakat perempuan nagari pauah yang menjawab tidak setuju karena menurut mereka, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 Pasal 70 tidak menjamin keterlibatan bundo kanduang terlibat aktif dalam pembuatan kebijakan sehingga kaum perempuan kurang dapat memberikan keputusan dalam pembuatan kebijakan di nagari. Universitas Sumatera Utara 147 C. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas C.1. Uji Validitas