Lekok 2006
Yang Mempengaruhi Tingkat Kelengkapan
Pengungkapan Informasi Laporan
Keuangan b. Solvabilitas
c.Ukuran Perusahaan
d.Proporsi Saham Publik
e.Umur Perusahaan
f.Profitabilitas g.Status
Perusahaan h. Jenis KAP
i.Struktur Modal
pengungkapan wajib dipengaruhi
oleh likuiditas, ukuran perusahaan,
dan jenis kantor akuntan publik.
Sedangkan kelengkapan
pengungkapan sukarela hanya
dipengaruhi oleh solvabilitas dan
status perusahaan.
5. Rahmawati, Mutmainah,
dan Haryanto
2007
Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Likuiditas, Leverage, Dan Profitabilitas
Terhadap Pengungkapan Wajib
a.Ukuran Perusahaan
b. Likuditas c. Leverage
d. Profitabilitas Luas
pengungkapan wajib dipengaruhi
oleh variabel ukuran perusahaan
dan likuiditas.
6. Prawinandi, W., D.
Suhardjanto dan H.
Triatmoko. 2012
Peran Struktur Corporate
Governance Dalam
Tingkat KepatuhanMandatory
Disclosure Konvergensi IFRS
Indonesia.
struktur tata kelola
perusahaan , konvergensi
Keuangan Internasional
Standar Pelaporan ,
tingkat kepatuhan
pengungkapan wajib
konvergensi IFRS dan
layanan perusahaan .
Hasil penelitan Menunjukkan
bahwa struktur tata kelola perusahaan
Mempengaruhi tingkat kepatuhan
wajib konvergensi
pengungkapan atau IFRS .
7. Barkhah, Dickey
Syaiful 2013
Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Likuiditas, dan Leverage
terhadap Mandatory
Disclosure pada
Perusahaan a.Ukuran
Perusahaan b.Likuiditas
c. Leverage Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara
parsial ukuran perusahaan,
likuiditas,
dan leverage
tidak
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Olahan Penelti, 2016
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia berpengaruh
terhadap tingkat pengungkapan
wajib mandatory disclosure
laporan keuangan dalam
tingkat yang signifikan.
Sedangkan secara simultan ukuran
perusahaan, likuiditas, dan
leverage
juga tidak berpengaruh
terhadap tingkat pengungkapan
wajib mandatory disclosure
laporan keuangan dalam
tingkat yang signifikan.
Universitas Sumatera Utara
H1
H2
H3
H4
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka , dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada
gambar 2.1.
H5
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016
Profitability menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan, sehingga mempengaruhi tingkat pengungkapan. Ditinjau dari signaling theory, profitabilitas yang tinggi merupakan sinyal untuk
meyakinkan investor tentang kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bagi Profitability
Leverage
Ukuran Perusahaan
Proporsi Dewan Komisaris
Independen
Mandatory Disclousure
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Profitabilitas yang tinggi memicu pihak manajemen untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas karena manajer perusahaan yang
profitabilitasnya tinggi akan merasa bangga dengan pencapaiannya dan cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi kepada publik untuk memberi
kesan positif pada kinerjanya. Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan, maka akan semakin luas pula tingkat pengungkapan yang dilakukan. Hal ini
didukung oleh temuan penelitian Simanjuntak dan Widiastuti 2004 yang menyatakan bahwa variabel profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif
terhadap luas pengungkapan. Rasio leverage menggambarkan sampai sejauh mana aktiva suatu
perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio leverage yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan banyak dibiayai oleh investor atau kreditur luar. Artinya, semakin
tinggi rasio leverage berarti semakin besar pula proporsi pendanaan perusahaan yang dibiayai dari hutang. Dalam penelitian Fitriani 2001 dan Rahmawati et al.
2007 tidak ditemukan adanya pengaruh signifikan antara rasio leverage suatu perusahaan dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan, namun dalam
penelitian Agus Sumarnadi Nugroho 2011 ditemukan adanya pengaruh siginifikan rasio leverage suatu perusahaan dengan tingkat pengungkapan laporan
keuangan. Fitriani 2001, Johan dan Lekok 2006, dan Sihite 2010 menemukan
bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap luas pengungkapan. Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin
tinggi tingkat pengungkapan. Berdasarkan teori agensi agency theory,
Universitas Sumatera Utara
perusahaan besar memiliki biaya agensi agency cost yang lebih besar daripada perusahaan kecil, dikarenakan bahwa perusahaan besar memiliki rantai komando
yang lebih tinggi atau lebih luas daripada perusahaan kecil sehingga biaya pengawasan yang timbul juga akan semakin besar. Untuk mengurangi biaya
agensi agency cost tersebut, perusahaan akan melakukan pengungkapan yang lebih luas.
Menurut Pedoman Good Corporate Governance Indonesia 2006, komisaris independen harus dapat menjamin agar mekanisme pengawasan
berjalan secara efektif dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Butir 1-a dari Peraturan Pencatatan Efek No 1-A PT Bursa Efek Indonesia mengenai
Ketentuan Umum Pencatatan Efek yang Bersifat Ekuitas di Bursa menyatakan bahwa jumlah komisaris independen harus proporsional sebanding dengan jumlah
saham yang dimiliki oleh pihak yang bukan merupakan pemegang saham pengendali, dengan ketentuan bahwa jumlah komisaris independen
sekurangkurangnya 30 tiga puluh persen dari seluruh jumlah anggota komisaris. Semakin besar proporsi komisaris independen dalam suatu perusahaan,
maka pengawasan yang dilakukan terhadap manajemen dapat berjalan efektif sehingga laporan keuangan yang dihasilkan menjadi semakin berkualitas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Prawinandi, Suhardjanto, Triatmoko 2012 didapatkan hasil bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh
signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib konvergensi IFRS.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis Penelitian