3. Periode pengamatan yang hanya tiga tahun 2013-2015 menyebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas.
5.3 Saran
1. Hendaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI
memberikan keterangan yang selengkap-lengkapnya terutama pada hal pengungkapan wajib mandatory disclousure yang sebenarnaya dalam
hal ini telah diatur oleh BAPEPAM melalui Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-134BL2006 yang ditetapkan tanggal 7
Desember 2006 agar investor bisa mengetahui dengan lengkap tentang perusahaan dan tertarik untuk berinvestasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian
sejenis, dapat menambahkan variabel bebas independen yang lain seperti Net Profit Margin, Return On Equity,Net Interest Margin,
Likuiditas, porsi saham publik, dan lain-lain yang dapat dipakai untuk memprediksi tingkat pengungkapan wajib mandatory disclosure dan
memperbanyak periode yang digunakan dalam penelitiannya agar penelitian dapat lebih digeneralisasi dan memberikan kesimpulan yang
lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB I I TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1
Agency Theory
Teori keagenan menggambarkan suatu hubungan antara pemegang saham principals
dan manajemen agent. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang
saham. Pihak manejemen yang dipilih harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham.
Jensen dan Meckling 1976 menjelaskan hubungan keagenan sebagai “agency relationship as a contract under which one or more person the
principals engage another person the agent to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the
agent” . Ketika pemilik manajer mendelegasikan otoritas pangambilan
keputusan pada pihak lain, terdapat hubungan keagenan antara kedua belah pihak. Hubungan keagenan, seperti hubungan antara pemegang saham dengan
manajer, akan efektif selama manajer mengambil keputusan investasi yang konsisten dengan kepentingan pemegang saham. Namun, ketika kepentingan
manajer berbeda maka keputusan yang diambil oleh manajer kemungkinan besar akan mencerminkan preferensi manajer dibanding dengan pemilik
Pearce dan Robinson, 2008:47. Masalah keagenan potensial terjadi apabila bagian kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari seratus persen
Universitas Sumatera Utara
Masdupi, 2005. Proporsi kepemilikan yang hanya sebagian dari perusahaan membuat manajer cenderung bertindak untuk kepentingan pribadi dan bukan
untuk memaksimumkanperusahaan. Inilah yang nantinya akan menyebabkan biaya keagenan agency cost. Jensen dan Meckling 1976 mendefinisikan
agency cost sebagai jumlah dari biaya yang dikeluarkan prinsipal untuk
melakukan pengawasan terhadap agen. Hampir mustahil bagi perusahaan untuk memiliki zero agency cost dalam rangka menjamin manajer akan mengambil
keputusan yang optimal dari pandangan shareholders karena adanya perbedaan kepentingan yang besar diantara mereka.
2.1.2 Signalling Theory
Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar dengan demikian pasar diharapkan
dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk Hartono, 2005. Signalling theory menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya
dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memberi sinyal baik positif maupun negatif kepada para penggunanya.
Signalling theory juga dapat membantu mengurangi asimetri informasi
antar perusahaan agent, pemilik principal, dan pihak luar perusahaan melalui laporan keuangan yang berkualitas. Untuk memastikan pihak-pihak
berkepentingan tentang keandalan suatu laporan keuangan, dibutuhkan pihak independen yang dapat memberikan opini atas kualitas laporan keuangan yang
disajikan manajemen. Menurut Scott 2009, pengambilan keputusan investasi
Universitas Sumatera Utara
oleh investor dilakukan secara rasional dalam rangka memaksimalkan utilitasnya karena rata-rata para investor memanfaatkan informasi akuntansi
keuangan sebagai pertimabangan keputusan investasinya sehingga diharapkan akuntan bisa menyediakan informasi akuntansi yang lengkap, akurat dan tepat
waktu sehingga memberikan peluang bagi investor untuk mengambil
keputusan secara rasional sehingga mencapai hasil sesuai yang diharapkan. 2.1.3 Pengungkapan Laporan Keuangan
Pengungkapan secara sederhana dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi the release of information. Apabila dikaitkan dengan laporan
keuangan, pengungkapan disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai
hasil aktivitas suatu unit usaha Chariri dan Ghozali, 2003:235. Laporan keuangan dibuat berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum generally accepted accounting principlesGAAP, yang merupakan aturan dan panduan akuntansi keuangan Wild et al., 2005 dan
tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan ini berada di tangan manajemen.
2.1.4 Level Pengungkapan
Menurut Hendriksen 2004:432 secara umum pengungkapan informasi keuangan mendasarkan pada tiga level antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Adequate disclosure
pengungkapan yang memadai yaitu pengungkapan harus memadai, agar pemakai laporan keuangan tidak salah menafsirkan
atas informasi yang disampaikan. Semua perusahaan publik diwajibkan untuk memenuhi pengungkapan mininum, tetapi secara substansial dalam
hal jumlah tambahan informasi yang diungkapkan ke pasar modal pasti akan berbeda.
2. Fair disclosure
pengungkapan yang wajar yaitu pengungkapan secara wajar menunjukan tujuan etis agar dapat memberikan perlakuan yang
sama dan bersifat umum bagi semua pemakai laporan keuangan. 3.
Full disclosure pengungkapan yang penuh yaitu penyajian semua
informasi yang relevan. Penyajian informasi yang mendetail akan menyembunyikan informasi yang penting sehingga membuat laporan
keuangan menjadi sulit diinterpretasikan.
2.1.5 Jenis-jenis Pengungkapan
Pengungkapan yang sesuai dengan yang ada dibagi atas dua jenis yaitu pengungkapan wajib mandatory disclosure dan pengungkapan
sukarela atau yang disebut voluntary disclosure. Pengungkapan wajib mandatory disclosure
adalah pengungkapan minimum yang dilakukan oleh perusahaan di dalam laporan tahunan perusahaan sesuai dengan
peraturan yang dikeluarkan oleh pihaklembaga yang terkait BAPEPAM ,SAK, Menteri Keuangan, Pajak, dan lain-lain, sedangkan pengungkapan
sukarela voluntary disclosure adalah pengungkapan yang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
perusahaan diluar dari peraturan yang ditetapkan oleh pihaklembaga yang
terkait BAPEPAM , SAK , Menteri Keuangan, Pajak, dan lain-lain. 2.1.6 Pengungkapan Wajib Mandatory Disclosure
Pengungkapan wajib mandatory disclosure merupakan
pengungkapan minimum mengenai informasi yang harus diungkapkan oleh perusahaan. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi
secara sukarela, maka pengungkapan wajib mandatory disclosure akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya.Di Indonesia, kewajiban
pengungkapan informasi bagi perusahaan yang go public diatur oleh pemerintah atau badan pembuat standar Ikatan Akuntan IndonesiaIAI dan
Badan Pengawas Pasar ModalBapepam. Peraturan mengenai pengungkapan informasi yang diwajibkan ini
pertama kali diatur dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep- 17PM1995. Kemudian peraturan ini mengalami beberapa perubahan
sehingga peraturan terbaru yang berlaku adalah Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-40BL2007 yang ditetapkan tanggal 30 Maret 2007.
2.1.7 Peraturan BAPEPAM
Sesuai dengan lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep- 134BL2006 tanggal 7 desember 2006, laporan tahunan wajib dikeluarkan
begi emiten atau perusahaan publik. Dalam peraturan ini, laporan tahunan perusahaan-perusahaan tersebut diwajibkan memuat 93 item
pengungkapan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.8 Profitability
Profitability adalah salah satu dari rasio keuangan yang digunakan
sebagai salah satu indikator dalam mengukur baik atau buruknya kinerja suatu perusahaan.
Rasio profitability digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba profitabilitas pada tingkat
penjualan, aset maupun modal perusahaan Fitriana,2014. Menurut Van Horne dan Machowicz dalam Chairani 2015
menyatakan bahwa terdapat dua jenis rasio profitabilitas yaitu profitabiltas yang terkait dengan penjualan dan profitabilitas yang terkait dengan
investasi. 1.
Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan Pada rasio jenis ini yang perlu dicermati adalah margin laba kotor:
Penjualan Penjualan – harga pokok penjualan
Pada jenis rasio ini dijelaskan bahwa laba perusahaan di dapat dari penjualan perusahaan setelah dikurangi biaya untuk memproduksi barang.
Rasio ini juga digunakan untuk mengukur efisiensi operasi perusahaan. Untuk mengukur profitabilitas dengan melihat penjualan bisa juga
memakai margin laba bersih yaitu:
Penjualan Bersih Laba bersih setelah pajak
Universitas Sumatera Utara
2. Profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi
Rasio jenis ini menghubungkan antara profitabilitas dengan investasi perusahaan. Ada beberapa jenis cara pengukuran yaitu tingkat
pengembalian atas investasi Return on Invesment – ROI , tingkat pengembalian atas aktiva Return on Asset – ROA , dan tingkat
pengembalian atas modal sendiri Return on Equity – ROE. a Return on Investment ROI Menurut Munawir 2004 dalam Chairani
2015, dinyatakan bahwa Return on Invesment adalah kemampuan perusahaan dengan seluruh dana yang ditanamkan dalam menghasilkan
laba. Cara mengukurnya adalah dengan membagi antara laba bersih setelah pajak dengan kekayaan perusahaan
b Return on Asset ROA adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba terhadap total aset perusahaan setelah
dikurangi beban bunga dan pajak. Semakin tinggi tingkat ROA maka kinerja perusahaan semakin baik karena tingkat pengembalian investasi
yang semakin besar c Return on Equity ROE adalah rasio yang menunjukkan ukuran
profitabilitas diliat dari sudut pandang pemegang saham. ROE adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri yang
dipergunakan untuk mengukur laba yang tersedia bagi pemegang saham Pada penelitian ini akan digunakan rasio dengan menggunakan
Return on Asset ROA seperti penelitian sebelumnya oleh Fitriana, 2014.
Universitas Sumatera Utara
Return on Asset mendeskripsikan besarnya hasil yang diperoleh
perusahaan atas semua aktiva yang ditanamkan di perusahaan. Jika nilai dari ROA bernilai positif maka total aset yang dimiliki untuk menjalankan
operasional perusahaan bisa memberikan laba bagi perusahaan. Perusahaan juga dianggap mengelola aset serta hutang yang dimiliki
perusahaan dan juga aktivitas dari perusahaan secara baik. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka perusahaan biasanya melakukan pengungkapan
secara luas untuk menarik perhatian dari pihak eksternal untuk menanamkan modal karena dianggap memiliki kinerja yang baik dan
dapat menghasilkan laba. Return on Asset juga banyak digunakan karena rumus yang digunakan lebih mudah dimengerti, lebih luas digunakan serta
alat ukur prestasi manajemen yang sensitif terhadap setiap kondisi keuangan perusahaan .
2.1.9 Leverage
Leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan aset
asset dan sumber dana sources of funds oleh perusahaan dimana dalam
penggunaan aset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap. Penggunaan aset aktiva atau dana tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham Martono dan Harjito, 2005.
Rasio leverage menggambarkan sampai sejauh mana aktiva suatu perusahaan dibiayai oleh hutang. Suatu perusahaan dengan rasio leverage
Universitas Sumatera Utara
yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan banyak dibiayai oleh investor atau kreditur luar. Semakin tinggi rasio leverage berarti semakin besar
pula proporsi pendanaan perusahaan yang dibiayai dari hutang. Berdasarkan teori agensi agency theory yang diungkapkan oleh Jensen
dan Meckling 1976, perusahaan dengan proporsi hutang yang lebih banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya pengawasan
monitoring cost yang lebih besar. Oleh karena itu, perusahaan yang
mempunyai leverage yang tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi yang memadai bagi investor atau kreditur.
Dua indikator pengukuran variabel leverage yang sering digunakan adalah debt to total asset ratio dan debt to equity ratio. Rasio hutang
terhadap total aktiva debt to total asset ratio diukur dengan membagi antara total hutang dengan total aset, sedangkan rasio hutang terhadap
ekuitas debt to equity ratio diukur dengan cara membagi total hutang perusahaan dengan ekuitas.
2.1.10 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah salah satu variabel yang paling sering digunakan dalam beberapa literatur untuk menjelaskan luas tingkat
pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam penelitian
Fitriani 2001 terdapat tiga alternatif yang digunakan untuk menghitung ukuran perusahaan, yaitu total aset, penjualan bersih dan kapitalisasi pasar.
Fitriani 2001 menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan mempunyai positif terhadap kelengkapan pengungkapan. Jadi semakin
Universitas Sumatera Utara
besar ukuran perusahaan maka akan semakin tinggi pengungkapannya. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan didasarkan pada total aktiva,
karena berdasarkan penelitian Fitriani 2001 total aktiva lebih menunjukkan ukuran perusahaan dibandingkan kapitalisasi pasar Market
Capitalization .
Ukuran perusahaan juga bisa diliat dari segi operasional perusahaan dan juga luas jangkauan produk usaha yang dimiliki. Perusahaan besar
biasanya memiliki tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang memadai bahkan tak jarang perusahaan besar merekrut tenaga ahli untuk suatu
bidang tertentu. Perusahaan besar cenderung menjadi sorotan publik. Untuk itu perusahaan akan melakukan pengungkapan secara luas untuk
mengurangi pandangan negatif atas perusahaan dan juga untuk mengurangi risiko yang mungkin timbul atas perusahaan dan juga
merupakan bagian dari akuntabilitas publik. Perusahaan besar juga pada umumnya memiliki sumber daya yang besar pula. Dengan sumber daya
yang besar tersebut maka perusahaan perlu menyediakan informasi bagi pihak internal dan perusahaan dan juga informasi tersebut bisa menjadi
bahan untuk melakukan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya
tambahan untuk melakukan pengungkapan secara lengkap Sudarmadji dan Sularto, 2007:3. Ada beberapa cara untuk mengetahui ukuran
perusahaan:
Universitas Sumatera Utara
1. Ukuran total aset dalam suatu perusahaan terbagi atas dua jenis yaitu
aset tetap dan aset lancar. Jika suatu perusahaan memiliki aset tetap yang besar maka operasional perusahaan dapat berjalan dengan dengan
baik karena didukung dengan aset yang besar dan juga jumlah revenue yang besar pula.
2. Hasil penjualan bersih Analisa dalam sebuah penjualan biasanya dilihat
dalam hal pertumbuhan penjualan perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan bukan hanya jumlah unit
produk yang terjual saja yang ingin dicapai perusahaan. 3.
Kapitalisasi pasar Semakin tinggi penjualan yang dicapai suatu perusahaan maka perputaran uang perusahaan semakin besar dan nilai
kapitalisasi pasar semakin besar serta perusahaan semakin dikenal oleh publik.
2.1.11 Proporsi Dewan Komisaris Independen
Komisaris independen adalah adalah bagian dari dewan komisaris perusahaan yang bertanggungjawab dalam mempekerjakan, melakukan
evaluasi dan melakukan pemecatan untuk para manajer puncak KNKG, 2006. Secara lebih luas tugas komisaris independen adalah mengawasi
dewan direksi perusahaan dalam mencapai kinerja dalam business plan dan memberikan nasihat kepada direksi mengenai penyimpangan
pengelolaan usaha yang tidak sesuai dengan arah yang ingin dituju oleh perusahaan Alijoyo dkk, 2004. Manajemen laba pada perusahaan terjadi
karena adanya conflict of interest yang dimiliki antara agen dan principal.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini komisaris independen dapat meminimalisir conflict of interest
karena akan bersikap objektif dalam pengambilan keputusan, dimana komisaris independen akan memberi masukan jika terjadi
penyimpangan pengelolaan usaha sehingga adverse selection dan moral hazard
dapat dihindari. Dengan semakin baiknya dan banyaknya jumlah dewan komisaris
independen, maka pengawasan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan lebih baik, objektif dan ketat. Laporan keuangan yang
disajikan akan lebih bisa diminimalisir dari potensi kecurangan oleh manajer.
2.2 Penelitian Terdahulu