Penggunaan Antibiotik Responden HASIL DAN PEMBAHASAN

dengan cepat 37, tetapi cukup banyak responden percaya antibiotik mencegah penyakit menjadi lebih burukparah 74. Bukti tersebut menunjukkan bahwa kesalahpahaman seperti mengenai efek terapi antibiotik memang ada di kalangan masyarakat umum, informasi yang tidak konsisten ada dalam pengetahuan masyarakat tentang efek terapi antibiotik sehingga menimbulkan berbagai asumsi baru Widayati, 2012.

4.4 Penggunaan Antibiotik Responden

Untuk pengujian penggunaan dibuat beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk melihat apakah penggunaan antibiotik pada responden selama ini sudah tepat secara indikasi maupun penggunaannya. Berikut gambaran distribusi pengetahuan responden pada Tabel 4.6 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Distribusi jawaban responden tentang penggunaan Antibiotik No Variabel Jumlah N=100 Persentase 1. Apakah anda pernah menggunakan antibiotik a. Ya 100 100 2. Alasan anda mengambilmeminum antibiotik a. Flu b. sakit kepala c. demam d. sakit tenggorokan e. sakit kepala f. penyakit lain 29 7 10 19 15 20 29 7 10 19 15 20 3. Bagaimana anda memperoleh antibiotik tersebut a. sisa antibiotik b. diberi oleh orang lain c. membeli langsung d. dokterpuskesmasRS 13 9 51 27 13 9 51 27 4. tempat memperoleh antibiotik a. apotek b. warung c. toko obat d. dokterpuskesmasRS e. Lainnya 62 5 7 22 4 62 5 7 22 4 5 Memperoleh informasi aturan minum a. Ya b. Tidak 60 40 32 68 6 Apakah antibiotik tersebut diminum sampai habis a. Ya b. Tidak 53 47 68 32 7 Jenis antibiotik yang di gunakan a. amoksisilin b. penisilin c. kloramfenikol d. kotrimoksazol e. lainnya 54 6 3 10 27 54 6 3 10 27 Berdasarkan hasil penilaian kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini, jenis penyakit yang diobati oleh responden dengan antibiotik yang terbanyak menjawab flu, diikuti oleh penyakit lain, sakit tenggorokan, demam dan sakit kepala. Antibiotik yang digunakan responden lebih banyak dibeli secara langsung di apotek dikarenakan menurut responden sudah tau antibiotik yang digunakan, ingin menghemat biaya konsultasi dokter sehingga tidak memiliki Universitas Sumatera Utara resep dokterdan dikarenakan apotek adalah tempat yang banyak menjual obat- obatan untuk segala jenis penyakit, obat-obat yang dijual diapotek lebih dapat dipercaya mutu dan keaslianya, sehingga apotik lebih dipilih sebagai tempat pembelian obat. Untukpemberian informasi saat pembelian antibiotik, baik dalam pelayanan resep maupun pelayanan swamedikasi persentase terbanyak responden menjawab mendapat informasi penggunaan antibiotik pada saat pembelian, tetapi beberapa responden menjawab tidak mendapatkaninformasi saat pembelian, menurut responden petugas kesehatan hanya memberi obat yang diminta responden tanpa diberi informasi. pemberian informasi obat sangat penting terutama untuk obat dengan golongan keras seperti antibiotik untuk memastikan pasien menggunakan obat dengan benar sehingga tujuan pengobatan dapat tercapai. Untuk penggunaan antibiotik, persentase responden menjawab menghabiskan obat yang digunakan tetapi masih cukup banyak responden yang menjawab tidak menghabiskan antibiotiknya dikarenakan merasa sudah cukup sehat.Untuk jenis antibiotik yang gunakan, mayoritas responden menjawab menggunakan amoksisilin, diikuti dengan antibiotik lainnya, kotrimoksazol, penisilin, dan yang terakhir kloramfenikol. Masalah ketidaktepatan dalam penggunaan antibiotik akan mengakibatkan terjadinya resistensi bakteri. ketersediaan antibiotik untuk pengobatan sendiri dapat meningkat mencakup penggunaan oral maupun topikal. Pemakaian antibiotik yang tidak perlu dapat mengakibatkan masyarakat menggunakan obat dengan indikasi yang tidak jelas, sehingga dapat memberikan kontribusi perkembangan resisten antimikroba.Penyalahgunaan antibiotik termasuk, Universitas Sumatera Utara kegagalan dalam terapi, over dosis atau penggunaan kembali antibiotik yang tersisa, dapat berpotensi membuat lingkungan sekitar menjadi resisten dengan antibiotik tersebut Granadoz et al, 2009.Seperti halnya penggunaan antibiotik pada flu, dimana flu merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang bersifat self limiting disease yang artinya dapat sembuh dengan sendirinya karena adanya sistem imunitas tubuh.Sehingga penggunaan antibiotik sebenarnya tidak perlu diberikan apabila tidak disertai radang maupun demam yang mengindikasikan adanya infeksi penyerta oleh bakteri.tingkat kesadaran responden rendah mengenai antibiotik, oleh karena itu apoteker berperan memberikan edukasi dan konseling tentang pengendalian resisten antibiotik kepada tenaga kesehatan, konsumen, maupun keluarga konsumen. Edukasi dan konseling bisa dilakukan di apotek pada saat konsumen membeli antibiotik.Setelah di berikan konseling dilakukan evaluasi pengetahuan pasien untuk memastikan pasien memahami informasi yang telah diberikan Fernandez, 2013.

4.5 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan