16
c. Pengolahan data Pengolahan data memuat tentang pengumpulan data, diagram data, dan
rerata.
6. Ruang Lingkup Materi Matematika Kelas V Sekolah Dasar
Berdasarkan KTSP tahun 2007 yang dirancang oleh Depdiknas, materi Matematika yang diajarkan di kelas V pada semester I meliputi
operasi hitung bilangan bulat, KPK dan FPB, akar dan perpangkatan, pengukuran, jarak dan kecepatan, dan geometri. Sedangkan materi
Matematika yang diajarkan pada semester II meliputi operasi hitung bilangan pecahan
7. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, hasil belajar siswa
tergantung pada faktor-faktor tersebut. Windarno Surachmad 1979: 29 menyampaikan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
adalah: a. Faktor Internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa,
yang meliputi : faktor jasmani misalnya kesehatan, struktur tubuh dan faktor rohani misalnya motivasi, pengetahuan
awal, disiplin dan rasa ingin tahu
b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa misalnya tembat belajar, sarana belajar dan lingkungan sekitar
siswa
17
c. Faktor kegiatan pembelajaran, misalnya metode pembelajaran,
pendekatan pembelajaran, sistem penilaian B.
Tinjauan Tentang Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik 1.
Landasan Filosofi Pendidikan Matematika Realistik
Realistic Mathematic Education
RME atau pedidikan matematika realistik
merupakan teori
pembelajaran matematika
yang dikembangkan di Belanda. Teori ini berangkat dari pendapat
Freudenthal bahwa matematika merupakan aktivitas insani dan harus dikaitkan dengan realitas. Pembelajaran matematika tidak dapat
dipisahkan dari sifat matematika seseorang dalam memecahkan masalah, mencari masalah, dan mengorganisasi atau matematisasi
materi pelajaran Gravemeijer dalam Sutarto Hadi, 2003:1, dalam Supinah dan Agus D.W, 2009:76.Freudenthal berpendapat bahwa
siswa tidak dapat dipandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi. Pendidikan matematika harus diarahkan pada penggunaan
berbagai situasi dan kesempatan yang memungkinkan siswa menemukan kembali
reinvention
matematika berdasarkan usaha
mereka sendiri.
Dalam RME, dunia nyata digunakan sebagai titik awal untuk pengembangan ide dan konsep matematika. Menurut Blum dan Niss
Sutarto Hadi, 2005:19, dalam Supinah dan Agus D.W, 2009:76, dunia nyata adalah segala sesuatu di luar matematika, seperti mata pelajaran lain
selain matematika, atau kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar kita.
18
Sementara itu, De Lange Sutarto Hadi, 2005:19, dalam Supinah dan Agus D.W, 2009:76 mendefinisikan dunia nyata sebagai dunia nyata yang
konkret, yang disampaikan kepada siswa melalui aplikasi matematika. Sedangkan Treffers Sutarto Hadi, 2005:20, dalam Supinah dan Agus
D.W, 2009:76 membedakan dua macam matematisasi, yaitu vertikal dan horizontal. Digambarkan oleh Gravemeijer 1994 sebagai proses
penemuan kembali
reinvention process
, seperti
ditunjukkan gambarskema di bawah dalam Supinah dan Agus D.W, 2009:76.
Gambar 1 Matematisasi Horizontal dan Vertikal Gravemeijer, 1994:93
Dalam matematisasi horizontal, siswa mulai dari soal-soal kontekstual, mencoba menguraikan dengan bahasa dan simbol yang dibuat
sendiri, kemudian menyelesaikan persoalan tersebut. Dalam proses ini, setiap orang dapat menggunakan cara mereka sendiri yang mungkin
berbeda dengan orang lain. Dalam matematisasi vertikal, kita juga mulai dari soal-soal kontekstual, tetapi dalam jangka panjang kita dapat
Sistem Matematika Formal Bahasa
Matematik a
Algoritma
Diuraikan
Diselesaikan Soal-soal kontekstual
19
menyusun prosedur tertentu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal sejenis secara langsung tanpa bantuan konteks.
2. Pengertian Pendidikan Matematika Realistik