Kepala Sekolah Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB II

11 BAB II LANDASAN TEORITIS

2.1 Kepala Sekolah

Kepala Sekolah adalah pemimpin bagi guru dan peserta didiknya. Pola kepemimpinan sangat berpe- ngaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemaju- an lembaga atau organisasi termasuk lembaga pen- didikan. Kepemimpinan dalam pendidikan adalah cara atau usaha pemimpin untuk menggerakkan dengan mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan mendorong guru, staf, peserta didik, dan pihak lain yang terkait untuk bekerja atau berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Wahjo Sumijo 2003:83 kepala sekolah adalah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah, tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran. Kepala sekolah merupakan kedudukan resmi suatu pemimpin, maka perlu disadari bahwa setiap kata yang terucap dan setiap langkah yang dibuat, akan menimbulkan suatu pengaruh bagi orang lain yang berada di sekitarnya, yaitu guru dan peserta didik. 12 Seorang pemimpin bagaimana pun tipikal dan gaya memimpinnya, semua sangat tergantung dengan prinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala sekolah menjadi pemimpin sejati, yang diharapkan mampu menggerakkan atau memo- tivasi guru sehingga memiliki kinerja yang baik. Dalam pelaksanaannya keberhasilan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh: a Kepribadian yang kuat; b penge- tahuan yang luas; c keterampilan yang profesional terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah, antara lain: memiliki keterampilan teknis, memiliki keterampilan kemanusiaan, dan memiliki keteram- pilan konseptual. Kepala sekolah Taman Kanak-Kanak atau pe- mimpin harus mempunyai kepimpinan. Kepemim- pinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau perspektif ahlipeneliti. Misalnya dari perspektif individual dan fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Berikut ini beberapa definisi kepemimpinan dari beberapa ahli. Sergiovani 1992 mendefinisikan kepemimpinan sebagai sebuah sikap yang menggambarkan perilaku, bukan sejumlah keahlian dan sikap yang merupakan bawaan sejak lahir maupun diperoleh kemudian. Baginya, yang lebih penting dalam kepemimpinan di sekolah adalah adanya hubungan antara anak-anak dan orang dewasa belajar dan tetap belajar, serta membangun komunitas belajar, 13 Handoko 1995, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugas- nya. Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut. Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain, bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin membantu menentukan kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawah- anguru, semua fasilitas kepemimpinan seorang kepala sekolah Taman Kanak-Kanak menjadi tidak relevan. Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin secara langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara tidak langsung. Ketiga, pemim- pin dapat menggunakan pengaruh, artinya pemimpin dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan dan juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Menurut Purwanto 2003: 26 yang menyarikan pendapat dari Atmosudirjo mengartikan kepemimpin- an adalah suatu seni art, kesanggupan ability atau teknik technique untuk membuat sekelompok orang bawahan dalam organisasi formal atau para pengi- 14 kutsimpatisan dalam organisasi informal mengikuti atau menaati segala apa yang dikehendakinya, mem- buat mereka begitu antusias atau bersemangat untuk mengikuti atau bahkan mungkin berkorban untuknya. Menurut Purwanto 2003: 26 kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan kelompok secara sukarela. Kartono 2001:49 juga berpendapat sama bahwa pada kepe- mimpinan terhadap unsure-unsur, kemampuan mem- pengaruhi orang lain, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk men- capai tujuan organisasi atau kelompok. Dari berbagai definisi yang ada, maka dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah: 1 seni untuk menciptakan kesesuaian paham, 2 bentuk persuasi dan inspirasi, 3 kepribadian yang mempu- nyai pengaruh, 4 tindakan dan perilaku, 5 titik sentral kegiatan kelompok, 6 hubungan kekuatan kekuasaan, 7 saran pencapaian tujuan, 8 hasil dari interaksi, 9 peranan yang dipolakan, 10 inisiasi struktur. Semua orang adalah pemimpin. Guru adalah pemimpin bagi peserta didiknya, Kepala sekolah adalah pemimpin bagi guru dan peserta didiknya, ibu pun pemimpin bagi anak-anaknya. Hampir setiap orang adalah pemimpin di lingkungannya masing- masing. Manusia adalah khalifah di muka bumi. 15 Agustian 2005:96 menyatakn bahwa selama ini banyak kekeliruan pemahaman tentang arti kepemim- pinan. Pada umumnya orang melihat pemimpin adalah sebuah kedudukan atau sebuah posisi semata, sehingga berbagai cara dilakukan untuk menjadi seorang pemimpin. Mulai dari membeli kedudukan dengan uang, menjilat atasan, menyikut pesaing atau teman, atau cara-cara lain demi mengejar posisi pemimpin. Akibatnya melahirkan pemimpin yang tidak dicintai, tidak disegani, tidak ditaati, dan bahkan dibenci. Pola kepemimpinan akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan lem- baga atau organisasi termasuk lembaga pendidikan. Kepemimpinan dalam pendidikan adalah cara atau usaha pemimpin untuk menggerakkan dengan mem- pengaruhi, membimbing, mengarahkan dan mendo- rong guru, staf, peserta didik, dan pihak lain yang terkait untuk bekerja atau berperanserta guna men- capai tujuan yang telah ditetapkan. Makna kepala sekolah menurut Wahjosumidjo 2003:83 adalah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah, tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran. 16 Kepala sekolah merupakan kedudukan resmi sebagai pemimpin, maka perlu disadari bahwa setiap kata yang terucap dan setiap langkah yang dibuat, akan menimbulkan suatu pengaruh kepada orang lain yang berada di sekitarnya, yaitu guru dan peserta didik. Seorang pemimpin, bagaimana pun tipikal dan gaya memimpinnya, semua sangat tergantung dengan prinsip yang dianut. Namun prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala sekolah menjadi pemimpin sejati, yang diharapkan mampu menggerakkan atau memotivasi guru sehingga memiliki kinerja yang baik. Ditambahkan bahwa kata “memimpin” dalam praktik organisasi mengandung konotasi menggerak- kan, mengarahkan, membimbing, melindungi, mem- bina, memberikan teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan, dan sebagainya. Dalam pelaksanaanya, keberhasilan kepemim- pinan seorang pemimpin dalam pendidikan sangat dipengaruhi oleh: a kepribadian yang kuat, b ber- pengetahuan yang luas, c ketrampilan profesional yang terkait dengan tugasnya sebagai pemimpin, antara lain: memiliki keterampilan teknis, memiliki keterampilan hubungan kemanusiaan, dan memiliki keterampilan konseptual. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah kemam- puan dan seni kepala sekolah dalam menggerakkan, mengarahkan, mempengaruhi, membimbing, mem- 17 bina, dan mendorong orang lain guru, karyawan, peserta didik, orang tua peserta didik, dan warga sekolah lainnya agar mau dan mampu bekerja atau berperan serta dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekolah. Definisi di atas hampir sama dengan definisi kepemimpinan kepala sekolah dalam buku Panduan Manajemen Sekolah. Dijelaskan dalam buku tersebut bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam menggerakkan, membim- bing, mempengaruhi, mendorong, dan mengarahkan orang lain guru, staf TU, peserta didik, orang tua peserta didik dan stakeholders lainnya untuk bekerja dan berperan serta guna mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah. Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah kemam- puan dan seni kepala sekolah sebagai tokoh kunci dalam mempengaruhi, mengarahkan, dan menggerak- kan semua SDM sekolah terutama guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai tokoh kunci, kepala sekolah merupakan pemimpin tertinggi di sekolah dan pemegang tanggung jawab tunggal atas semua kegiatan sekolah. Untuk itu agar berhasil dalam kepemimpinnya, kepala sekolah sebagai pemimpin harus menjiwai dan senantiasa menerapkan konsep filosofis kepemimpinan pendi- dikan Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung 18 tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani Kartono 2001:285 Di samping itu dalam paradigma baru pende- katan MBS, kepala sekolah sebagai pemimpin harus kreatif. Artinya kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki banyak gagasan dan inisiatif serta mampu berpikir kreatif untuk mencari berbagai ke- mungkinan pemecahan masalah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus berani melakukan pembaharuan di sekolah dan membang- kitkan semangat kerja guru dan stafnya. Ia juga harus bersifat terbuka dan memberi dorongan serta kesem- patan seluas-luasnya kepada seluruh warga sekolah agar mau mengajukan gagasan-gagasannya dan ber- patisipasi aktif dalam memajukan sekolah sehingga setiap guru dan staf dapat terampil dan menunjukkan potensi yang dimilikinya. Pada umumnya pemimpin yang menerapkan filosofi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara memilki sifat dan kepribadian yang teguh, bertanggung jawab, selalu menjadi perintis atau pemrakarsa, membang- kitkan semangat kerja, memiliki semangat juang dan etos kerja yang tinggi, mampu berpikir serta bertindak cepat dan tepat, dan memberi dorongan dan kebe- basan yang luas kepada bawahannya. Sifat dan kepribadian pemimpin yang menerap- kan filosofi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara ter- 19 nyata sesuai dengan ciri-ciri manajer atau pemimpin kreatif yang dikemukakan Timpe 1999: 219. Disebut- kan bahwa pada umumnya manajer, atau pemimpin kreatif adalah orang yang penuh gairah, memancarkan antusiasme yang menular ing ngarso sung tulodho, memberi semangat kepada orang-orang yang dipimpin- nya serta memberi hidup kepada lingkungannya ing madya mangun karso, dan memiliki kepribadian dan emosi yang baik, memberi kebebasan luas, memberi kepercayaan penuh kepada orang-orangnya tut wuri handayani, dan mau menanggung resiko jika terjadi kesalahan dan kegagalan dari bawahan melaksanakan tugasnya, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah yang berhasil adalah kepala sekolah yang dapat menempatkan posisi dirinya sebagai pemimpin kreatif, yaitu seorang pemimpin yang mem- punyai sifat dan kepribadian yang kuat dan tangguh, bertanggung jawab, mampu menjadi perintis atau pemrakarsa pembaharuan di sekolah, membangkitkan semangat kerja, memiliki semangat juang dan etos kerja yang tinggi. Ia juga mampu berpikir dan bertin- dak cepat serta memberikan dorongan dan kebebasan luas kepada guru dan stafnya untuk mengembangkan gagasan dan potensinya. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan dan seni kepala sekolah dalam menggerakkan, mengarahkan, mempengaruhi, 20 membimbing, membina dan mendorong orang lain. Agar mau dan mampu bekerja atau berperan serta dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2 Pengertian Kewirausahaan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Usia Dini Studi Pada Taman Kanak-kanak Bethany School Salatiga T2 942011016 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB IV

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB V

0 0 4