Latar Sosial Analisis Struktural

dalam kehidupan nyata ataupun khayalan kemudian melukiskannya menjadi seorang tokoh dalam cerita. Proses ini terjadi dan berlangsung secara tidak sadar. Psikoanalisis adalah salah satu bidang kajian psikologi sastra yang ditemukan oleh seorang tokoh bernama Sigmund Freud. Pada tahun 1895 Freud mulai mengemukakan teori Psikoanalisisnya. Dia mengumpulkan bahan berdasarkan pengobatannya terhadap pasien-pasiennya maupun berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap dirinya sendiri. Freud menguasai berbagai bahasa diantaranya bahasa Jerman, Yunani, Latin, Prancis, Inggris, Ibrani, Italia dan Spanyol. Pada tahun 1930 Freud mendapatkan hadiah Goethe dalam bidang sastra. Unsur – unsur psikoanalisis yang dikemukakan Freud adalah sebagai berikut.

1. Alam Bawah Sadar

Freud menyatakan bahwa pikiran manusia lebih dipengaruhi oleh alam bawah sadar unconscious mind ketimbang alam sadar conscious mind. Menurut Freud, pikiran manusia dapat digambarkan seperti gunung es yang sebagian besarnya berada di dalam. Bagian kesadaran bagaikan permukaan gunung es yang nampak, merupakan bagian kecil dari kepribadian, sedangkan bagian ketidaksadaran yang berada di bawah permukaan air mengandung insting-insting yang mendorong perilaku manusia. Defnisi tersebut menggambarkan bahwa alam bawah sadar memiliki andil yang besar dalam perilaku manusia. Freud mengemukakan bahwa kehidupan seorang manusia dipengaruhi berbagai tekanan dan konflik sehingga untuk meredakan konflik tersebut manusia menyimpannya di alam bawah sadar. Alam bawah sadar adalah apa yang tak terjangkau oleh alam sadar. Alam bawah sadar merupakan alam yang menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan, maupun insting yang tidak disadari ternyata mendorong perkataan, perasaan, dan tindakan kita. Menurut Freud, hasrat tak sadar selalu aktif, dan selalu siap muncul. Hasrat yang timbul dari alam bawah sadar yang direpresi selalu aktif dan tidak pernah mati. Hasrat ini sangat kuat dan berasal dari masa kecil kita. Karya sastra adalah hasil dari situasi kejiwaan dan pemikiran yang berada di alam setengah sadar, setelah mendapat bentuk yang jelas kemudian dituangkan dalam bentuk tertentu melalui suatu proses kesadaran, sehingga proses penciptaan karya sastra terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama adalah mengkonstruksi gagasan dalam situasi imajinatif dan abstrak dalam alam stengah sadar, kemudian tahap yang kedua adalah penciptaan karya sastra dalam bentuk nyata secara sadar. Jadi, alam tak sadar selalu memiliki kaitan dengan penciptaan karya sastra. Hasrat tak sadar selalu aktif dan mencoba memunculkan diri dan tak pernah padam. Karya- karya inilah yang dijadikan sarana perwujudan keingnan yang secara sadar tak dapat diwujudkan, Minderop 2010: 15.