Roman Sebagai Karya Sastra

Force agissante tersebut terdiri dari : a. Le destinateur merupakan seseorang atau sesuatu yang menjadi sumber ide dan berfungsi sebagai pembawa ide cerita. b. Le destinaire merupakan seseorang atau sesuatu yang menerima objek hasil tindakan dari sujet. c. Le sujet merupakan seseorang yang mengincar atau menginginkan objet. d. L’objet merupakan sesuatu, barang ataupun seseorang yang diinginkan atau dicari oleh sujet. e. L’adjuvant merupakan pembantu subjet untuk mendapatkan objet. f. L’opposant merupakan seseorang atau sesuatu yang menghalangi sujet untuk mendapatkan objet. Pemahaman terhadap alur cerita dapat dilakukan dengan menentukan sekuen-sekuen atau satuan cerita. Schmit dan Viala 1982: 63 mengemukakan bahwa un e séquence est, d’une façon générale, un segment de texte qui forme un tout cohérent autour d’un même centre d’intérêt. Une séquence narrative correspond à une série de faits représentant une étape dans l’évolution de l’action yang berarti sekuen secara umum merupakan bagian dari teks yang membentuk satu kesatuan pada suatu cerita. Sekuen terdiri dari urutan peristiwa- peristiwa yang menunjukkan bagian dari pengembangan cerita. Pengertian sekuen juga dijelaskan dalam Barthes 1981 : 19, yaitu : une séquence est une suite logique de noyaux, unis entre eux par une relation de solidarité : la séquence s’ouvre lorsque l’un de ses termes n’a point d’antécédent solidaire et elle se ferme lorsqu’un autre de ses termes n’a plus de conséquent yang berarti sekuen adalah sebuah urutan logis dari inti cerita, menyatu berdasarkan hubungan yang saling terkait antara unsur-unsur pembangunnya. Sekuen terbuka ketika salah satu dari unsur-unsurnya tidak memiliki keterkaitan dengan unsur-unsur sebelumnya, dan tertutup apabila sebuah unsur yang lain tidak memilii konsekuensi atau akibat dengan cerita. Sekuen memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Schmit dan Viala 1982: 27 menjelaskan kriteria-kriteria sekuen sebagai berikut: Pour délimiter ces séquences complexes, on tient compte des critères suivantes : a. elles doivent correspondre à une même concentration de l’intérêt ou focalisation ; soit qu’on y observe une seul et même objet un même fait, un même personnage, un même idée, un même champ de réflexion ; b. elles doivent former un tout cohérent dans le temps ou dans l’espace : se situer en un même lieu ou un même moment, ou rassembler plusieurs lieux et moments en une seule phase : une période de la vie d’une personne, une série d’exemples et de preuves à l’appui d’une même idée, etc. Untuk membahas kompleksitas sebuah sekuen, diperlukan kriteria-kriteria sebagai berikut: a. sekuen harus memiliki suatu titik perhatian atau fokalisasi yang dapat dilihat dari suatu objek yang sama yang memiliki kesamaan peristiwa, tokoh yang sama, gagasan yang sama, atau pemikiran yang sama; b. sekuen harus membentuk suatu koherensi, baik dalam dimensi waktu ataupun tempatnya: yang terjadi dari tempat yang sama atau pada waktu yang bersamaan, atau dalam beberapa tempat dan waktu yang sama dalam suatu fase: suatu massa dalam kehidupan seseorang, urutan peristiwa dan bukti-bukti yang mendukung suatu ide atau gagasan, dan lain-lain.