Sistematis pada masing-masing saham sebelum adanya pembentukan portofolio lebih besar dibandingkan dengan setelah terjadi pembentukan
portofolio. Nilai Risiko Tidak Sistematis setelah terjadinya portofolio menunjukkan nilai mendekati angka nol bahkan hampir nol. Jika
diterapkan sistem dibelakang koma 2-4 angka maka semua Risiko Tidak Sistematis akan menunjukkan angka nol. Dengan demikian, investasi
dengan membentuk portofolio merupakan pilihan yang baik untuk investor.
3. Pengaruh Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis terhadap
Expected Return Portofolio Optimal Indeks Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Expected Return Portofolio Optimal Indeks Saham LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2015. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya nilai koefisien regresi variabel Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis
menunjukkan angka yang positif masing-masing sebesar 1,722 dan 97,137 yang berarti bahwa setiap kenaikan Risiko Sistematis sebesar 1 satuan
maka Expected Return Portofolio Optimal akan naik sebesar 1,722 dengan asumsi Risiko Tidak Sistematis
tetap dan setiap kenaikan Risiko Tidak Sistematis sebesar 1 satuan maka Expected Return Portofolio Optimal
akan meningkat sebesar 97,137 dengan asumsi Risiko Sistematis tetap.
Nilai sig t sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas yang telah
ditentukan yaitu 0,05 atau 0,000 0,05 sehingga menunjukkan pengaruh Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis signifikan terhadap
Expected Return Portofolio Optimal. Untuk nilai koefisien determinasi
Adjusted r
2
diperoleh hasil sebesar 0,645 atau 64,5, yang artinya Expected Return
Portofolio Optimal dipengaruhi oleh variabel Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis sebesar 64,5, sedangkan sisanya
28,5 diperngaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai F
hitung
sebesar 51,791lebih besar dibandingkan F
tabel
yang sebesar 3,159 atau dengan kata lain 51,791 3,159. Hal ini berarti bahwa hipotesis
ketiga yang menyatakan terdapat pengaruh positif Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis terhadap Expected Return Portofolio Optimal
Indeks Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015 didukung. Dengan demikian, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
perubahan nilai Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis secara bersamaan akan berdampak signifikan terhadap Expected Return
Portofolio Optimal. Baik kenaikan maupun penurunan Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis akan berdampak pula pada kenaikan maupun
penurunan Expected Return Portofolio Optimal. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Yuslia Rimadiani 2013 yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis pada sektor pertanian, infrastruktur, dan pertambangan secara
simultan memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap return saham. Selain itu, sesuai dengan penelitian Niken Wahyu dan Aminul Fajri 2014
bahwa Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis berpengaruh terhadap Expected Return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kesesuaian dengan teori Markowitz dalam Zalmi Zubir 2013 yang mengatakan bahwa
return dan risiko berjalan searah jadi semakin besar return yang
diharapkan maka semakin besar pula risiko yang harus diambil begitu pula sebaliknya. Untuk itu, Risiko sangat berkaitan erat dengan return. Analisis
awal sebelum investasi sangat penting agar dapat memilih investasi yang sesuai dan tepat. Pemilihan portofolio untuk meminimalisasi risiko juga
harus dipertimbangkan agar mendapatkan return yang optimal. Ketika menghitung Expected Return Portofolio Optimal tentu faktor yang tidak
boleh ketinggalan adalah Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis atau apabila dijumlahkan menjadi Risiko Portofolio. Oleh karena itu
secara bersama-sama Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis akan berpengaruh terhadap Expected Return Portofolio Optimal.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa adanya pembentukan portofolio akan menurunkan risiko. Hal ini dibuktikan dengan nilai beta
dan varians sebagai pengukur Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis sebelum terjadinya portofolio lebih besar dibandingkan setelah
terjadinya pembentukan portofolio saham. Selain itu, expected return portofolio yang didukung juga lebih maksimal. Dengan demikian,
investasi dengan pembentukan portofolio saham merupakan pilihan yang baik bagi para investor.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mememiliki beberapa keterbatasan yang dapat menimbulkan bisa, antara lain sebagai berikut:
1. Peneliti hanya menggunakan sampel yang berasal dari perusahaan yang termasuk dalam Indeks Saham LQ-45 periode 2012-2015. Oleh
karena itu, perbedaan sektor dan periode penelitian akan mengakibatkan perbedaan hasil perhitungan return dan risiko baik
untuk saham individual maupun portofolio. 2. Peneliti hanya meniliti dari faktor risiko saja, sehingga untuk faktor
yang lain yang mempengaruhi Expected Return Portofolio Optimal tidak diteliti.