e. Lingkungan SosialBudaya
Lingkungan ini menunjukkan keadaan suatu kelompok masyarakat mengenai aturan kehidupan, norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat, pandangan masyarakat dan lain sebagainya yang merumuskan hubungan antar sesama dengan masyarakat lainnya serta lingkungan
sekitarnya. Lubis, 2004
2.2.4. Rencana Strategi Perusahaan
Lingkungan pemasaran suatu perusahaan terdiri dari para pelaku dan kekuatan- kekuatan yang berasal dari luar fungsi manajemen pemasaran perusahaan yang
mempengaruhi kemampuan rnanajemen pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang sukses dengan para pelanggan
sasarannya Lubis, 2004. Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu, unit bisnis
diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran perusahaan terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari
perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dalam kondisi persaingan Lubis, 2004.
2.2.5. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang
memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan Ancaman
Universitas Sumatera Utara
Threats . Proses pengembilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis strategic planner harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam kondisi yang ada saat ini Rangkuti, 2009.
Proses penyusunan rencana strategis melalui tiga tahap yaitu:
1. Tahap pengumpulan data,
2. Tahap analisis, dan
3. Tahap pengambilan keputusan.
Tahap pengumpulan data ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga suatu kegiatan pengklasifikasian dan praanalisis.
Data dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal yang diperoleh dari dalam dan luar perusahaan, model yang dapat digunakan dalam tahap ini
yaitu: a.
Matriks faktor strategi eksternal, b.
Matriks faktor strategi internal, dan c.
Matriks posisi. Sebelum melakukan analisis, maka diperlukan tahap pengumpulan data yang
terdiri atas tiga model yaitu: a.
Matriks Faktor Strategi Internal Sebelum membuat Matriks faktor strategi internal, kita perlu mengetahui terlebih
dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel IFAS. 1.
Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan.
Universitas Sumatera Utara
2. Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya
pengaruh yang ada pada faktor strategi internal, mulai dari nilai 4 sangat baik, nilai 3 baik, nilai 2 cukup baik dan nilai 1 tidak baik terhadap
kekuatan dan nilai “rating” terhadap kelemahan bernilai negatifnya. 3.
Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 100 pada kolom bobot kolom 3. Bobot ditentukan secara subyektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. 4.
Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk memperoleh skoring dalam kolom 4.
5. Jumlahkan skoring pada kolom 4, untuk memperoleh total skor pembobotan
bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya.
Hasil identifikasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Faktor Strategi Internal
IFAS untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor kekuatan dan kelemahan.
b. Matriks Faktor Strategi Eksternal
Sebelum membuat Matriks faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel EFAS.
1. Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor eksternalnya peluang dan ancaman.
2. Beri rating dalam masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya
pengaruh yang ada pada faktor strategi eksternal, mulai dari nilai 4 sangat
Universitas Sumatera Utara
baik, nilai 3 baik, nilai 2 cukup baik dan nilai 1 tidak baik terhadap peluang dan nilai “rating” terhadap ancaman bernilai negatif.
3. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 100 pada kolom bobot kolom
3. Bobot ditentukan secara subyektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.
4. Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk memperoleh
skoring dalam kolom 4. 5.
Jumlahkan skoring pada kolom 4, untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya. Hasil identifkasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan,
pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Faktor Strategi eksternal EFAS untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor
peluang dan ancaman. c.
Matriks Posisi Hasil analisis pada tabel Matriks faktor strategi internal dan faktor strategi
eksternal dipetakan pada Matriks posisi dengan cara sebagai berikut: a.
Sumbu horizontal x menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal y menunjukkan peluang dan ancaman.
b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut:
1. Jika peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y0 dan sebaliknya
kalau ancaman lebih besar daripada peluang maka nilainya y0.
Universitas Sumatera Utara
2. Jika kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x0 dan sebaliknya
kalau kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilainya x0.
Gambar 2.4. Matriks Posisi SWOT Kuadran I
a. Merupakan posisi yang menguntungkan.
b. Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat
memanfaatkan peluang secara maksimal. c.
Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Kuadran II a.
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya.
b. Perusahaan-perusahaan dalam posisi seperti ini menggunakan kekuatannya
untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.
BERBAGAI
PELUANG
BERBAGAI ANCAMAN KEKUATAN
INTERNAL KELEMAHAN
INTERNAL Mendukung Strategi
defensif Mendukung Strategi
diversifikasi Mendukung Strategi
agresif Mendukung Strategi turn-
around
Kuadran I
Kuadran II Kuadran IV
Kuadran III
Universitas Sumatera Utara
c. Dilakukan dengan penggunaan diversifikasi produk atau pasar.
Kuadran III Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumber dayanya lemah, karena itu
dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti inilah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.
Kuadran IV a.
Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan. b.
Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumberdaya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.
c. Strategi yang diambil adalah penciutan dan likuidasi.
Rangkuti, 2009. Matriks SWOT dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis
yaitu: 1.
Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
Universitas Sumatera Utara
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Matriks analisis SWOT dapat dilihat pada tabel Matriks di bawah ini.
IFAS STRENGTHS S
WEAKNESSES W EFAS
Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal
Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal
OPPORTUNITIES O STRATEGI SO
STRATEGI WO
Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang
TREATHS T STRATEGI ST
STRATEGI WT
Tentukan 5-10 faktor ancaman internal
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
Rangkuti, 2009.
2.3 Kerangka Pemikiran