Ruang Lingkup dan Bidang Usaha Daerah Pemasaran Standard Mutu Produk

B. Misi 1. Memberikan nilai tambah dan margin bagi Stake Holder. 2. Mengembangkan Industri Hilir Karet berbasis Teknologi dan berorientasi pasar secara berkesinambungan. 3. Menjadikan perusahaan terpilih yang menarik bagi mitra bisnis dan investor. 4. Mengembangkan inovasi untuk meraih pasar pelanggan. 5. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan. 4.3. Lokasi Perusahaan Lokasi perusahaan PT.Industri Karet Nusantara PT. IKN yaitu Jalan Medan- Tanjung Morawa Km. 9,5 Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, dengan perincian luas lahan perusahaan yaitu: Luas total lahan : 54.400 m 2 Luas lokasi pabrik : 15.750 m 2 Luas instalasi pengolahan air limbah IPAL : 21.700 m 2

4.4. Ruang Lingkup dan Bidang Usaha

Ruang lingkup perusahaan ini adalah memproduksi benang karet yang bermutu tinggi dan mampu bersaing di pasar ekspor maupun impor. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan benang karet yang bahan dasarnya berasal dari karet alam. Produk yang dihasilkan Rubber Thread Factory RTF berupa benang karet rubber thread sebagai produk jadi. Universitas Sumatera Utara

4.5. Daerah Pemasaran

Produk yang dihasilkan PT. Industri Karet Nusantara dipasarkan ke beberapa daerah mulai dari pasar lokal hingga ke pasar internasional. Produk benang karet telah diekspor ke berbagai negara, diantaranya sebagian negara Eropa, Malaysia, Singapura dan ke beberapa negara lainnya di dunia. Pasar lokal dari perusahaan ini adalah berbagai daerah di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan ada beberapa daerah lain di Indonesia. Kebanyakan konsumen benang karet merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil seperti penghasil pakaian olahraga, pakaian dalam, dan pakaian lainnya yang mengandung bahan benang karet.

4.6. Standard Mutu Produk

Produk yang dihasilkan dari pengolahan karet alam yang dilakukan memiliki standar mutu produk berdasarkan ISO 9002 untuk kegiatan manufaktur dan ISO 14000 untuk kebijakan pemakaian sumber daya alam dan penanganan terhadap lingkungan. Sasaran mutu produksinya adalah sebagai berikut: 1. A-grade, yaitu mutu produksi yang bernilai tinggi. Spesifikasi mutu produksi ini adalah 92.50-100 produk dalam keadaan baik, yaitu masuk dalam kelayakan sifat fisika, satu palet maksimum dua sambungan, count dan lebar pita sesuai, dan benang tidak kotor bendol dan warna bercampur. 2. B-grade, yaitu mutu produksi yang tidak baik, namun pelanggan tetap menerima produk tersebut. Produk tersebut memiliki nilai spesifikasi mutu minimal 3-10 dalam keadaan baik, yaitu tidak memenuhi semua sifat fisika, maksimum lima sambungan benang besar kecil, pita bengkok, benang pipihbengkok dan count serta warna harus sesuai. Universitas Sumatera Utara 3. Wastage, yaitu mutu produksi yang tidak baik dan tidak diterima oleh pelanggan. Spesifikasi wastage yaitu tidak memenuhi sifat fisika, benang kusut dan lengket, benang tidak berbentuk pita, di luar spesifikasi A dan B grad e. Dalam hal ini wastage ini dapat dijual pada perusahaan lokal dalam bentuk lembaran maupun dalam goni. 4.7. Bahan yang Digunakan Adapun bahan yang digunakan dalam proses pengolahan benang karet ini dibagi dalam tiga jenis yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan. 1. Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan persentasenya terbesar dibandingkan dengan bahan- bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan adalah karet alam, yaitu centrifuged lateks, dengan kadar DRC Dry Rubber Content 60. Bahan baku lateks yang diperoleh berasal dari kebun PTPN III Rambutan, Tebing Tinggi. 2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah: a. Karton, kemasan yang digunakan ada dua jenis yaitu kotak yang berukuran kecil inner box dan kotak yang berukuran besar, digunakan untuk pengepakan benang karet. b. Pewarna, yaitu mikrossol blak 2B, mikrossol BN, violet mikrossol B, red colour pigment . Universitas Sumatera Utara c. Talcum, berfungsi sebagai anti perekat pada benang karet adalah magnesium. 3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang digunakan adalah : a. Larutan CH 3 COOH ±30, larutan ini berfungsi membekukan membentuk lateks menjadi benang karet rubber thread pada acid bath. b. Demin Water, merupakan bahan penolong paling utama dalam pembuatan compound benang karet. Misalnya untuk membersihkan former sebagai pendingin, dan juga campuran bahan kimia, tetapi air tidak ikut dalam produk benang karet tersebut. c. Diathermic oil, merupakan fluida cair yang dipanaskan dengan menggunakan thermopack . Diathermic oil berfungsi untuk membantu proses pembuatan benang karet, dimana panas yang dihasilkan oleh thermopack digunakan pada water bath , drying oven, dan curing. d. Stabilisator, berfungsi untuk menstabilkan lateks. Zat kimia yang digunakan sebagai stabilisator adalah KOH 30 dan Potasium Oleat. e. Vulkanisir, berfungsi untuk mengikat ion-ion benang karet, sehingga zat-zat yang ada menyatu. Sulfur 60 berfungsi mengikat ion-ion pada benang karet mengeraskan benang karet. f. Filler, berfungsi sebagai bahan pengisi dan menambah berat produk. Zat kimia yang digunakan sebagai filler adalah TiO 2 70 dan Kaolin 50. g. Activator, berfungsi untuk mengaktifkan lateks. Zat activator yang digunakan adalah ZnO 60. Universitas Sumatera Utara h. Antioksidan, berfungsi untuk membunuh kuman-kuman agar lateks tidak cepat mengalami pembusukan atau cepat rusak. Zat kimia yang digunakan adalah wingstay-1 dan Sunproof 50. i. Accelerator, berfungsi untuk mempersingkat waktu vulkanisasi. Zat kimia yang digunakan adalah ZnMBT 50, ZDBC 50. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN