Manfaat Beta karoten Proses Pemisahan Beta Karoten dari Minyak Sawit

Dari fungsinya karotenoid dapat dibagi atas 2 golongan yaitu yang bersifat nutrisi aktif, seperti beta karoten, dan non nutrisi aktif seperti fucoxanthin. Berdasarkan unsur penyusunnya, karotenoid terdiri dari 2 golongan, yaitu karoten dan xantofil.Karoten terdiri atas unsur C dan H,terdiri dari alfa, beta, dan gamma karoten. Karotenoid yang dikenal sebagai sumber vitamin A adalah beta karoten, alfa karoten, dan gamma karoten Seto, S. 2001. Adapun sifat sifat karoten tersebut adalah : a. Mudah dioksidasi b. Dapat mengabsorbsi cahaya c. Tidak larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol d. Larut dalam minyak, kloroform, petroleum, benzen dan eter e. Sensitif terhadap oksidasi dan cahaya

2.5.1 Manfaat Beta karoten

Beta karoten sebagai salah satu zat gizi mikro di dalam minyak sawit mempunyai beberapa aktivitas biologis yang bermanfaat bagi tubuh, antara lain untuk menanggulangi kebutaan karena xeroftalmia, mencegah timbulnya penyakit kanker, mencegah proses penuaan dini, meningkatkan imunisasi tubuh dan mengurangi terjadinya penyakit degeneratif. Selain itu ada korelasi negatif antara konsumsi karoten dengan gejala penyakit kanker paru-paru. Beta karoten juga berperan aktif sebagai pemusnahan radikal bebas. Seto, S. 2001 Beta karoten menyerap sinar pada daerah ultra-violet sampai violet, tetapi lebih kuat pada daerah tampak antara 400 dan 500 nm dengan puncak 470 nm. Winarno, 1997 Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Proses Pemisahan Beta Karoten dari Minyak Sawit

Dalam proses pembuatan minyak, biasanya beta karoten dibuang. Namun, sekarang telah berhasil ditemukan metode baru proses pengolahan sehingga beta karoten terpisah dari minyak sawit. Dalam proses pengolahan tersebut, minyak sawit yang mengandung karoten antara 600-1.000 ppm dipisahkan menjadi fase padat stearin dan fase cair olein pada proses fraksinasi. Untuk mempermudah pemisahan kedua bentuk minyak sawit tersebut, dilakukan proses degumming yaitu pengeluaran gum dari minyak. Selanjutnya minyak didinginkan pada suhu 18-20 o c sehingga asam lemak jenuh mengkristal. Akibatnya, karoten tidak dapat larut di dalamnya dan akhirnya asam lemak tidak jenuh olein meningkat, kandungan karotennya menjadi sekitar 80. Proses pemisahan tersebut dilanjutkan dengan kristalisasi kedua pada suhu 8 o C selama enam jam. Dari proses ini akan menghasilkan fase cair sekitar 50 dan terjadi pemekatan karoten menjadi 1.000 ppm. Tahap berikutnya adalah pemisahan karoten dari minyak dengan pemucatan dan ekstraksi karoten dari bahan pemucat. Pemucatan dalam metode lama dilakukan pada suhu 90 o C dengan konsentrasi bahan pemucat 2-2,5 bahan pemucat yang biasanya dipakai adalah karbon aktif atau tanah liat. Penggunaan metode ini mengakibatkan kerusakan karoten. Dengan metode yang telah diperbaharui, pemucatan dilakukan pada suhu 50 o C selama satu jam, konsentrasi bahan pemucat yang digunakan sebesar 10 . Selanjutnya dilakukan penyaringan. Perubahan metode ini menyebabkan karoten tidak rusak dan minyak sawit tetap diperoleh Tim Penulis, 2000. Universitas Sumatera Utara

2.5.3 Vitamin A