komponen-komponen tersebut berupa komponen minor tetapi sangat bermanfaat dalam metabolisme tubuh manusia Seto,S.2001.
Minyak sawit yang berkualitas baik sangat menunjang perdagangan sehingga berpengaruh pada perdagangan ekspor. Oleh karena itu, Karoten adalah
salah satu faktor penentu minyak sawit, maka dalam hal ini penulis tertarik untuk
memilih judul “Penentuan kadar beta karoten pada crude palm oil CPO yang berasal dari lokasi yang berbeda secara spektrofotometri ”.
1.2 Permasalahan
a. Apakah kadar karoten dalam Crude Palm Oil CPO yang dihasilkan telah
sesuai dengan standar mutu. b.
Apa yang menyebabkan kadar karoten dalam Crude Palm Oil CPO tidak sesuai dengan standar mutu.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan untuk karya ilmiah ini adalah sebagai berikut: a.
Untuk mengetahui kadar karoten dalam Crude Palm Oil CPO. b.
Untuk mengetahui apakah kadar karoten telah sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
1.4 Manfaat Penulisan
a. Untuk memberikan informasi kepada konsumen kandungan yang terbesar
dari karoten yaitu beta karoten. Beta-karoten adalah provitamin A yang sangat berpengaruh terhadap gizi dan bidang kesehatan lainnya sehingga
produk Crude Palm Oil dapat digunakan oleh konsumen. b.
Untuk memberikan informasi kepada konsumen manfaat dari beta-karoten.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit telah menjadi tanaman komersial karena produktivitas minyaknya yang sangat tinggi dibanding tanaman penghasil minyak
lainnya. Produktivitas ini terutama tergantung pada faktor genetis bahan tanaman atau kecambah atau bibit, lingkungan tumbuhan kesesuaian lahan terkait iklim
dan kesuburan lahan, perlakuan kultur teknis atau budidaya saat tanaman belum menghasilkan maupun ketika sudah menghasilkan, serta kualitas sumber daya
manusia Hartanto. H. 2001. Kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan,
lalu dibudidayakan. Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Tanaman ini mememerlukan kondisi kondisi lingkungan yang baik agar mampu tumbuh dan
berproduksi secara optimal. Keadaan iklim dan tanah merupakan faktor utama bagi pertumbuhan kelapa sawit, di samping faktor-faktor lainnya seperti sifat
genetika, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis 15
o
LU 15
o
LS. Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan
kelembaban 80-90 persen. Sedangkan intensitas penyinaran matahari yang cocok untuk penanaman kelapa sawit adalah sekitar 5-7 jam per hari. Sedangkan
kelembaban optimum yang ideal adalah sekitar 80-90 persen.Hartanto.H,2011
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan minyak sawit telah dimulai sejak abad XV dan pemasarannya ke Eropa baru dimulai kira-kira tahun 1800. Minyak sawit yang dimanfaatkan
berasal dari daging buah mesocarp dan inti sawit kernel endosperm. Dewasa ini komoditas sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat menjanjikan.
Pada masa depan, minyak sawit diyakini tidak hanya mampu menghasilkan berbagai hasil industri hilir yang dibutuhkan manusia seperti minyak, mentega,
sabun, kosmetika, dan lain-lain, tetapi juga dapat menjadi substitusi bahan bakar minyak yang saat ini sebagian besar dipenuhi dengan minyak bumi.Setyamidjaja.
D, 2006
2.2 Varietas Kelapa Sawit