60 Kedua jurnal tersebut mengangkat masalah yang sama, yaitu pola asuh
orang tua dan kedisiplinan. Penelitian pertama merujuk pada pengaruh, sedangkan penelitian kedua mengarah kepada hubungan. Hasil penelitian pertama sesuai
dengan hasil analisis penulis, yaitu menunjukkan pola asuh orang tua berpengaruh terhadap kedisiplinan belajar siswa. Penelitian kedua mendapatkan hasil bahwa
pola asuh orang tua tidak mempunyai hubungan dengan kedisiplinan siswa. Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan tempat penelitian antara Pulau Jawa dan
Pulau Sumatera. Hasil penelitian di suatu tempat tidak dapat digeneralisasikan pada tempat lain. Perbedaan juga disebabkan karena perbedaan tingkatan sekolah
antara SD dan SMP.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak keterbatasan dalam penelitian ini yaitu.
1. Hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan untuk siswa sekolah lain. 2. Sulit untuk memastikan kejujuran siswa dalam mengisi instrumen skala.
3. Tidak adanya poin pada instrumen yang digugurkan dalam pengujian konsistensi internal, serta expert judgement hanya dilakukan kepada satu dosen
ahli. Saifuddin Azwar 2012: 42 menjelaskan bahwa validasi yang bersifat judgemental dan berdasarkan analisis rasional masing-masing ahli tidak dapat
diharapkan untuk sama sependapat mengenai suatu aitem berfungsi valid dalam tes yang bersangkutan, namun sejauh mana kesepakatan penilaian dari
para ahli dapat diestimasi secara empiris. Hal ini menunjukkan bahwa expert judgement membutuhkan lebih dari satu ahli.
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 31 siswa cenderung mengalami pola asuh authoritarian dengan rata-rata skor kedisiplinan belajar sebesar 55,87.
Sebanyak 142 siswa mengalami pola asuh authoritative dengan rata-rata skor kedisiplinan belajar sebesar 62,44. Sejumlah 11 siswa cenderung mengalami pola
asuh permissive dengan rata-rata skor kedisiplinan belajar sebesar 58,73. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kedisiplinan belajar siswa yang
mengalami kecenderungan pola asuh authoritarian, authoritative, dan permissive. Rerata nilai kedisiplinan belajar tertinggi diperoleh siswa yang mengalami
kecenderungan pola asuh authoritative. Urutan kedua rerata nilai kedisiplinan belajar dimiliki siswa yang mengalami kecenderungan pola asuh permissive.
Rerata nilai kedisiplinan belajar siswa terendah diperoleh siswa yang mengalami kecenderungan pola asuh authoritarian. Hal tersebut membuktikan bahwa tingkat
kedisiplinan belajar siswa yang mengalami kecenderungan pola asuh authoritative lebih tinggi daripada siswa yang mengalami kecenderungan pola asuh
authoritarian dan permissive.. Output SPSS untuk analysis of varians menunjukkan nilai F hitung sebesar
15,820 dan signifikan pada 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kedisiplinan belajar antara pola asuh orang tua yang terdiri dari pola
asuh authoritarian, authoritative, dan permissive. Perbedaan kedisiplinan belajar berdasarkan kecenderungan pengasuhan yang dialami oleh siswa membuktikan